Superjet 100 menjadi pesawat penumpang pertama sejak keruntuhan Uni 
Soviet, dan juga merupakan pesawat sipil pertama buatan Sukhoi yang 
terkenal dengan jet tempurnya. Biro  rancang pesawat itu bermitra dengan 
berbagai pihak asing dalam pengembangan Superjet 100, termasuk Boeing, 
di mana sejumlah ahlinya turut serta dalam merancang pesawat tersebut.Mesin ganda Superjet 100, yang bisa memuat 100 penumpang, memiliki 
kecepatan jelajah 828 kilometer per jam dengan jarak jelajah maksimum 
antara 3.000 hingga 4.500 kilometer dengan muatan   penuh, tergantung 
kapasitas tempat duduk Sebelum kecelakaan Gunung Salak Bogor terjadi,  Perusahaan Sukhoi mendapat pesanan Superjet 100 sebanyak 100 unit termasuk dari maskapai Rusia Transaero.menurut kabar, tidak ada satu pun maskapai yang menghentikan 
pengoperasian Sukhoi Superjet 100 pascakecelakaan pesawat sejenis di 
Indonesia pada Rabu (9/5)
.
.
Sejumlah pihak asing yang juga mengerjakan Superjet 100 di antaranya 
adalah perusahaan asal Italia, Finnmeccanica, yang menjadi investor 
terbesar, perusahaan asal Prancis Snecma untuk mesin dan perusahaan 
Thales untuk perangkat avionik. Selain itu, firma asal Jerman Liebherr 
juga turut dalam pengerjaan sistem pengendalian dan sistem penunjang 
kehidupan pesawat Superjet 100.Program pesawat ini sempat tertunda pengembangan mesin serta sertifikasi.Superjet 100 melakukan terbang perdananya pada 2008 dan mendapat 
sertifikasi untuk beroperasi di Rusia pada 2011, dan di Uni Eropa pada 
Februari 2012.Pesawat tersebut dibuat dengan tujuan untuk menggantikan pesawat Tupolev
 Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 dan bersaing dengan pesawat penumpang dari 
perusahaan asal Brazil, Embraer E-Jets dan perusahaan asal Kanada, 
Bombardier CRJ dengan menawarkan alternatif yang lebih murah dari 
keduanya sebanyak 35 juta dolar AS per unit.Pesawat tersebut terjual secara lambat namun berkesinambungan di pasar 
yang amat berkompetisi, di mana Maskapai Aeroflot asal Rusia 
mengoperasikan sebanyak tujuh unit dan maskapai asal Armenia, Armavia 
sebanyak satu unit.
Amerika Serikat melakukan operasi sabotase The GRU intelijen militer Rusia , sudah lama melacak aktivitas pesawat Amerika Serikat di bandara Jakarta.GRU menuduh Amerika Serikat menyabotase pesawat Sukhoi yang tengah melakukan uji coba terbang di Indonesia, dan jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.Seperti dilansir dari ZeeNews, Jumat (25/5), Intelijen militer Rusia mengatakan, AS melakukan operasi penyamaran yang menyebabkan rusaknya pesawat, sehingga jatuh dan menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawatnya, dua minggu lalu.Sumber intelijen militer Rusia Glavnoye Razvedyvatelnoye Upravleniye (GRU), menyatakan, "Kami sedang menyelidiki teori bahwa itu adalah sabotase AS."Ia menambahkan, "kemungkinan mereka memiliki teknologi khusus untuk membuat sinyal tidak bisa diterima dari daratan. Alat milik AS itu diduga menyebabkan kerusakan pada parameter."
Pihak Indonesia sendiri masih melakukan penyelidikan atas kecelakaan ini.
Ketua Tim Penyidik KNKT, Mardjono Siswosuwarno, mengaku bahwa pihaknya telah
membaca isi pembicaraan pilot setelah meneliti Cockpit Voice Recorder (CVR),
sebelum pesawat Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di lereng Gunung
Salak, data dari Cockpit Voice Recorder (CVR) menunjukkan, bahwa sampai saat 
pesawat menabrak gunung, tidak ada masalah apa pun, tidak ada masalah 
teknis dalam pesawat ini," pada Rabu (9/5). 
Pada salah satu artikelnya, Tabloid Rusia Komsomolskaya Pravda menulis
judul 'Amerika yang Akibatkan Kecelakaan Sukhoi 100  ?'. Tabloid itu menyebutkan juga beberapa petugas
yang tidak disebutkan namanya mengatakan Pesaing Industri penerbangan Rusia itu ingin
melihat Joy flight Sukhoi- Superjet 100 tersebut gagal, mungkin karena Sukhoi berhasil  mendapatkan pesanan Superjet 100 sebanyak 100 unit apabila berhasil masuk ke pasar Asia akan menjadi competitor yang berat di Asia .   Seorang agen intelijen tentara ini mengatakan kepada Komsomolskaya Pravda ,data dari Cockpit Voice Recorder (CVR) menunjukkan, bahwa sampai saat 
pesawat menabrak gunung, tidak ada masalah apa pun, tidak ada masalah 
teknis dalam pesawat ini,namun kantor mereka, The GRU sudah lama melacak aktivitas pesawat Amerika
Serikat di bandara Jakarta."Kita
 tahu bahwa mereka (Amerika) memiliki banyak teknologi khusus yang
juga kita miliki yang bisa mengganggu sinyal dari darat atau menyebabkan
pembacaan parameter tidak bias berfungsi,dengan benar ” ujar pejabat 
itu.»Mungkin ini adalah salah satu alasan jatuhnya pesawat," kata 
pejabat
itu. Penyelidik Indonesia sampai saat ini masih menyelidiki mencari 
penyebab
jatuhnya pesawat itu.
Sebelumnya, Rusia juga sempat
menuduh AS Penyebab kegagalan peluncuran satelit Rusia di luar angkasa  Salahsatu ilmuwan Luar Angkasa Rusia Yury Kotev mengatakan satelit Rusia Mars yang
tersangkut di orbit Bumi pada November lalu gagal karena aktivitas radar
Amerika Serikat di daerah itu.a.Seorang petinggi angkatan laut Rusia pernah menyalahkan Angkatan Laut
Amerika Serikat atas tragedi Agustus 2000 kala kapal selam nuklir Kursk
tenggelam dan menewaskan 118 pelaut. Hal itu karena ada beberapa kapal Amerika
Serikat yang sedang berlatih di daerah Laut Barents.  
Setiap pesawat Superjet 100 didukung oleh mesin SaM146 turbofan baru 
yang dikembangkan  oleh PowerJet.  Kecepatan maksimal pesawat yang 
diproduksi perdana pada 2007 itu adalah 0,81 mach (992,29 kilometer per 
jam) dengan ketinggian terbang maksimum 12,5 kilometer  bisa memuat 100 penumpang, dan  mendapat 
sertifikasi untuk beroperasi di Rusia pada 2011, dan  
sertifikasi untuk beroperasi  di Uni Eropa pada 
Februari 2012. Menawarkan keunggulan fitur fitur Teknologi dan alternatif harga yang lebih murah dari harga pesawat sejenis yang diproduksi Para pesaingnya didunia  Adakah Ini Sabotage by ,..............?



