Diskriminasi dan ketidak adilan terhadap 
opsi “NUKLIR”, yang hanya di dasarkan atas alasan-alasan yang tidak 
rasional, nalar dan cendrung emosional, politis dan tidak nasionalis.  
             Indonesia masih belum mengoperasikan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga 
Nuklir) karena berbagai pertimbangan politik. Namun itu bukan berarti 
kalau Indonesia tidak mampu membuat sebuah PLTN. BATAN sudah lama 
didirikan, kurang lebih sejak tahun 1960, dan sampai sekarang Indonesia 
sudah mempunyai teknologi untuk membangun sebuah PLTN. Tentu kita semua 
berharap sumber energi yang luar biasa ini akan segera hadir di 
Indonesia bukan?
Melalui UU No 10/1997, PP No 5 tahun 2006, Undang-undang No 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 Bab IV.2.3. (2015-2019), Inpres No. 1 Tahun 2010, PeraturanPresiden No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014,  yang
 menjadi dasar hukum bagi bangsa ini  untuk segera memanfaatkan teknologi 
nuklir di berbagai bidang tidak terkecuali sebagai sumber energy. 
Namun 
pada kenyataan nya nuklir tidaklah mudah di terima di Negara ini. Bangsa
 ini sudah terlanjur asyik dengan batu bara dan migas yang entah di 
sadari atau tidak, cadangan untuk SDA tersebut semakin berkurang, 
 sebagai catatan  untuk minyak cadangan sekitar 23 tahun lagi dan untuk gas sekitar 60 tahun lagi( sumber :  http://www.migas.esdm.go.id/#)
 itu pun dengan prediksi konsumsi energy untuk saat ini. Logika 
sederhana dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk dapat di pastikan 
nilai konsumsi akan meningkat  tajam. Di sisi lain eksplorasi terhadap 
cadangan baru masih di kuasai asing yang di dominasi Amerika , Eropa dan
 China. Biaya ekplorasi yang mahal dan berteknologi tinggi terutama di 
wilayah laut dalam membuat bangsa ini tidak berdaya untuk berbuat 
sesuatu. Bagi hasil adalah jalan keluar yang di ambil , itupun 
bergantung ke pada biaya  yang di keluarkan investor. Intinya Negara ini
 tidak bisa berharap banyak dengan system tersebut sebab apabila biaya 
investor tinggi secara otomatis bagi hasil yang di terima pemerintah 
akan turun/rendah. Yang di takutkan di kemudian hari adalah bangsa ini 
hanya bisa bangga dengan data cadangan migas yang dimilikinya ,  tapi 
tidak bisa merasakan manfaat dari  data cadangan tersebut. Seperti 
halnya migas , batubara bernasib sama dengan cadangan terbukti sekitar 
5,5 miliar ton dengan produksi saat ini dengan asumsi konsumsi saat ini 
adalah 229,2 juta ton.
Difersifikasi energy adalah kata kunci dalam 
mengatasi krisis energy yang akan bangsa ini hadapai, singkat kata 
sesegera mungkin menghilangkan ke bergantungan dengan satu sumber energy
 khususnya migas dan batu bara(coal), masih banyak alternative sumber 
energy lain seperti  PLTAir, BioGas, PLTAngin, PLTS, Geothermal dan 
lain-lain . kabar baiknya sumber-sumber alternative tersebut saat ini 
sudah berjalan walaupun baru memberikan kontribusi yang kecil,  tercatat
 dalam kebijakan Mix Energi dengan komposisi batubara 32,7 %, Gas bumi 30.6%, minyak bumi 26.2%, PLTA 2.4%, panas bumi 3.8% dan lainnya 4.4%(ESDM 2009). Terlihat kebergantungan Indonesia terhadap coal dan migas masih tinggi di tengah keadaan yang telah ditulis di atasdan sebagai bagian dari upaya pemanfaatan  tenaga nuklir di Indonesia 
secara aman, Pemerintah mengeluarkan  ketentuan tentang keselamatan dan 
keamanan instalasi nuklir, yang di  dalamnya terdapat peluang bagi 
perusahaan swasta, Badan Usaha Milik  Negara (BUMN), dan perusahaan 
patungan swasta dan BUMN membangun reaktor  atau instalasi nuklir
Ketentuan dan peluang tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 yang telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 April lalu..dalam PP berisi 99 pasal itu disebutkan, bahwa untuk menjamin keselamatan dan keamanan instalasi nuklir, setiap badan hukum yang akan melaksanakan pembangunan, pengoperasian, dan dekomisioning (penghentian operasi instalasi nuklir secara tetap) wajib memperoleh izin dari Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Pemegang izin wajib melakukan pemantauan tapak (lokasi di daratan) instalasi nuklir pada tahap konstruksi, komisioning (pengujian struktur, sistem dan komponen instalasi nuklir denhan bahan nuklir), operasi, dan dekomisioning.. “Nuklir”
Ketentuan dan peluang tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 yang telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 April lalu..dalam PP berisi 99 pasal itu disebutkan, bahwa untuk menjamin keselamatan dan keamanan instalasi nuklir, setiap badan hukum yang akan melaksanakan pembangunan, pengoperasian, dan dekomisioning (penghentian operasi instalasi nuklir secara tetap) wajib memperoleh izin dari Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Pemegang izin wajib melakukan pemantauan tapak (lokasi di daratan) instalasi nuklir pada tahap konstruksi, komisioning (pengujian struktur, sistem dan komponen instalasi nuklir denhan bahan nuklir), operasi, dan dekomisioning.. “Nuklir”
 Pemerintah  telah Buka Peluang Swasta Dan BUMN Bangun Instalasi Nuklir opsi ini 
seakan hilang atau di anak tirikan bahkan oleh ibu kandungnya 
sendiri(beberapa orang di batan). Sungguh keadaan yang cukup 
menghawatirkan. Indonesia di usianya yang genap 19 tahun yang masih 
sangat belia telah berhasil mengendalikan situasi kritis dari reactor 
TRIGA bandung di mana pada situasi kritislah sebuah reactor nuklir bisa 
berjalan. Jadi nuklir bukanlah barang baru di negri ini. Daya energi yang dihasilkan Oleh reaktor  nuklir PLTN menyumbangkan sekitar 6% dari seluruh kebutuhan energi dunia, dan 13-14% kebutuhan listrik di dunia
Di asia 
tenggara ,Indonesia telah mendapat pengakuan dari dunia internasional 
(IAEA) dalam teknologi Nuklirnya. Hal itu bukan omong kosong belaka, ada
 beberapa criteria yang harus di penuhi. Indonesia yang sudah cukup lama
 bergelut di dunia nuklir telah memiliki tiga reactor nuklir skala riset
 di Jogyakarta, Bandung dan Serpong Tanggrang, Indonesia sudah memiliki 
dasar hukum dan perundang-undangan di bidang nuklir, riset secara 
berkala, regenerasi SDM merupakan beberapa criteria yang harus di 
miliki. Untuk PLTN sendiri telah banyak peneliti yg melakukan penelitin 
yang berfokus di pemanfaatan nuklir untuk daya/energy. Tercatat 
publikasi ilmiah mulai dari disain  reactor, studi kelayakan, effisiensi
 dan BBN, serta telah ratusan anak negri ini menimba ilmu dan langsung  
melakukan kerja praktek lapangan di beberapa PLTN di luar negri.
Reaktor Nuklir Kartini adalah sebuah reaktor nuklir kecil berkapasitas 100 kW yang berlokasi di Depok, Sleman, Yogyakarta. Reaktor ini adalah reaktor nuklir kedua milik indonesia setelah reaktor dibandung. Reaktor jenis Triga Mark II ini diresmikan pada tahun 1979 dan sampai saat ini masih berstatus operasi. Reaktor ini hasil rancangan anak bangsa loh. Reaktor hasil kerjasama dengan rusia ini terhenti pembangunannya karena masalah politik, kemudian semua perlengkapan di angkut dan di bangun menjadi reaktor di jogja oleh para ilmuan dan peneliti bangsa.
![]()  | 
Lokasi: Bandung, Jawa Barat. Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN)
Bandung 
 | 
   Reaktor  Triga Mark II atau Triga 2000 - berkapasitas 250 kW diresmikan 1965 , kemudian ditingkatkan
kapasitasnya menjadi 2 MW pada tahun 2000 ). Triga Mark II ada dua buah di
indonesia. Reaktor pertama dipasang di Yogyakarta pada 1979, reaktor di
Yogyakarta ini berkapasitas 250 kW (dinamakan Reaktor Kartini). Reaktor Triga mark II yang kedua
terletak di Bandung, berkapasitas 2 MW dan beroperasi mulai tahun 1997. Kedua
reaktor ini masih beroperasi hingga saat ini
   TRIGA adalah sebuah reaktor nuklir kelas
kecil yang didesain dan dibuat oleh General
Atomics dari Amerika Serikat. Nama TRIGA sendiri adalah kependekan dari "Training,
Research, Isotopes, General Atomics". Tim desain untuk TRIGA dipimpin oleh
ahli fisika Freeman
Dyson. Reaktor jenis
ini sangat populer dan di Asia reaktor ini dimiliki oleh Indonesia , Thailand , Vietnam , Malaysia
, Philipina , Korea , Jepang , Taiwan , Bangladesh dan Iran.
Reaktor Nuklir Kartini adalah sebuah reaktor nuklir kecil berkapasitas 100 kW yang berlokasi di Depok, Sleman, Yogyakarta. Reaktor ini adalah reaktor nuklir kedua milik indonesia setelah reaktor dibandung. Reaktor jenis Triga Mark II ini diresmikan pada tahun 1979 dan sampai saat ini masih berstatus operasi. Reaktor ini hasil rancangan anak bangsa loh. Reaktor hasil kerjasama dengan rusia ini terhenti pembangunannya karena masalah politik, kemudian semua perlengkapan di angkut dan di bangun menjadi reaktor di jogja oleh para ilmuan dan peneliti bangsa.
   Reaktor
Serba Guna - G.A. Siwabessy, disingkat RSG-GAS, atau Multipurpose Reactor—G.A.
Siwabessy, adalah sebuah reaktor nuklir serbaguna berkapasitas 30 MWth
milik Indonesia. Reaktor nuklir ini dibuat oleh Interatom Internationale anak
perusahaan dari perusahaan pembuat besi baja asal Jerman Barat Kraftwerke
Union, dengan berbiaya USD 50 juta , ini terletak di Serpong, Propinsi Banten. Reaktor yang diresmikan tahun 1987 ini dioperasikan oleh
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Reaktor ini merupakan reaktor
nuklir terbesar dan terbaru milik Indonesia (mengecualikan program modernisasi
yang dilakukan terhadap Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN)
Bandung pada
tahun 2000).
Lokasi: Serpong (Banten). (reaktor penelitian nuklir MPR RSG-GA Siwabessy - kapasitas 30 MW diresmikan tahun
1987).
   Gimana?
Keren kan? Indonesia memang sudah lama memiliki Reaktor Nuklir, namun hanya digunakan
untuk penelitian, bukan sebagai pembangkit listrik. Jika dilihat, biaya
reaktor lebih murah dari Pembangkit Listrik deangan bahan bakar Fosil. Reaktor Nuklir
Indonesia diakui keamanannya oleh negara negara di Asia dan Australia loh. Pengalaman saya ketika berkunjung ke Reaktor
Kartini, pengamanannya sangat ketat. Ketika mau masuk diperiksa oleh petugas
keamanan, dan sebelum masuk ke reaktor kita diberi baju celana dan sepatu agar radiasi
tidak “menempel ke baju kita”, setelah keluar kita juga di check tingkat
radiasi (hasilnya 0). Jadi tunggu apa lagi, Indonesia sudah siap untuk PLTN.
Ditanya kesiapan ahli nuklir di Indonesia dan dampak dari reaktor nuklir
 yang bocor, ia mengatakan, para ahli Indonesia sudah sangat siap dan 
bahkan mereka sudah melakukan beberapa kali riset dengan aman.
"Teknik nuklir di Indonesia memang masih sebatas riset, tapi riset para ahli yang kita miliki di Serpong, Batan Bandung, dan Batan Yogyakarta sendiri aman-aman saja," katanya.
Mengenai bahaya radiasi dari dampak kebocoran reaktor nuklir itu, ia mengatakan, bahaya itu ada dimana saja dan bukan hanya nuklir, bahkan pengamanan teknologi nuklir itu memiliki empat lapis."Kita hanya riset terus sejak tahun 1970-an, padahal Vietnam sudah punya dan bahkan Malaysia dan Filipina akan segera membangun PLTN, lalu apa yang kita tunggu," katanya.
Ahli fisika lulusan Teknik Fisika (S2) UGM Yogyakarta itu mengatakan masalah mendasar di Indonesia adalah protes dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
"Protes itu sebenarnya tidak didasarkan data yang akurat, melainkan didorong persaingan antarnegara, karena ada negara-negara tertentu yang tidak menghendaki negara lain menguasai teknologi nuklir, lalu mereka memanfaatkan para pegiat/aktivis LSM," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sekarang tinggal bergantung kepada keputusan pemerintah, karena bila lokasi PLTN di Jawa diprotes terus, maka lokasi di luar Jawa dapat menjadi alternatif.
"Saya dengar, masyarakat Riau berminat untuk ditempati lokasi PLTN, kemudian di Kalimantan juga begitu, tapi saya tidak ingat daerahnya. Saya kira luar Jawa lebih membutuhkan listrik," katanya.
Untuk dana, katanya, hal itu juga bukan persoalan mendasar, karena Indonesia sudah lama mendapat tawaran dari Kanada dan Prancis. "Investasi awal memang mahal, tapi kita bisa bekerja sama dengan Kanada dan Prancis, lalu bila sudah operasional akan murah," katanya.
"Teknik nuklir di Indonesia memang masih sebatas riset, tapi riset para ahli yang kita miliki di Serpong, Batan Bandung, dan Batan Yogyakarta sendiri aman-aman saja," katanya.
Mengenai bahaya radiasi dari dampak kebocoran reaktor nuklir itu, ia mengatakan, bahaya itu ada dimana saja dan bukan hanya nuklir, bahkan pengamanan teknologi nuklir itu memiliki empat lapis."Kita hanya riset terus sejak tahun 1970-an, padahal Vietnam sudah punya dan bahkan Malaysia dan Filipina akan segera membangun PLTN, lalu apa yang kita tunggu," katanya.
Ahli fisika lulusan Teknik Fisika (S2) UGM Yogyakarta itu mengatakan masalah mendasar di Indonesia adalah protes dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
"Protes itu sebenarnya tidak didasarkan data yang akurat, melainkan didorong persaingan antarnegara, karena ada negara-negara tertentu yang tidak menghendaki negara lain menguasai teknologi nuklir, lalu mereka memanfaatkan para pegiat/aktivis LSM," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sekarang tinggal bergantung kepada keputusan pemerintah, karena bila lokasi PLTN di Jawa diprotes terus, maka lokasi di luar Jawa dapat menjadi alternatif.
"Saya dengar, masyarakat Riau berminat untuk ditempati lokasi PLTN, kemudian di Kalimantan juga begitu, tapi saya tidak ingat daerahnya. Saya kira luar Jawa lebih membutuhkan listrik," katanya.
Untuk dana, katanya, hal itu juga bukan persoalan mendasar, karena Indonesia sudah lama mendapat tawaran dari Kanada dan Prancis. "Investasi awal memang mahal, tapi kita bisa bekerja sama dengan Kanada dan Prancis, lalu bila sudah operasional akan murah," katanya.
Setelah panjang selama 10 tahun ikut dalam 
berbagai diskusi dalam seminar dan forum di dunia nyata maupun dunia 
maya , setidaknya ada beberapa isu pokok yang menyebapkan pandangan 
miring terhadap PLTN  diantaranya adalah :
 Apakah
 SDM Indonesia siap atau mampu?[ baca sejarah, bertanya dengan ahlinya, 
berpikiran terbuka jangan pesimis, dalam dunia sains dan teknologi tidak
 ada yang berdiri sendiri ada prinsip korenpondensi, transfer ilmu, 
lihat Iran sekarang semua Negara segan dengan teknologi nuklirnya, 
apakah mereka buat atau ciptakan sendiri?? Tentu tidak, ada Rusia di 
belakangnya , kerjasama yang apik antara keduanya membawa Iran jaya 
dengan nuklirnya, PLTN di Iran telah di hubungkan dengan jaringan 
nasional Negara tersebut telah mampu mengadopsi dan menjaga arus 
transfer ilmu dengan cukup baik , memang begitulah sains di tularkan, 
dan itulah gunanya kerjasama antar Negara. Selama kerjasama itu saling 
menguntungkan , mengapa tidak?? Apalagi Indonesia yang sudah mempunyai 
pondasi kuat di bidang nuklir ,tentunya akan semakin mempermudah prosess
 transfer ilmu tersebut. Ingat di dunia ini kita tidak sendiri.
Indonesia Negara Korup, apakah tidak takut nanti PLTN nya di korupsi juga? 
[tidak ada yang membantah 
Indonesia masih kental dengan korupsinya, tapi adakah yang membantah 
bahwa Indonesia sedang menuju perbaikan dalam memberantas korupsi, 
apakah koruptor yang di tangkap dan diadili berkurang? Atau malah 
bertambah? Lalu apakah PLTU ,PLTD, dan pembangkit listrik lainya boleh 
di dirikan di Negara yang katanya korup? Mengapa hanya PLTN yang selalu 
di hubungkan dengan korupsi? Apakah dampak korupsi di PLTU ,PLTD, dan 
pembangkit listrik lainya tidah berdampak buruk lebih dari PLTN?] 
pertanyaan-pertanyaan itulahlah yang menjadi jawabanya. Sudah menjadi 
aturan tak tertulis di seluruh dunia, bahwa semua operator dan 
orang-orang yang terlibat dalam oprasional PLTN akan di tempatkan dalam 
satu komplek yang berjarak beberapa meter dari reactor, selain 
mengantisipasi kesiapan, dan kesigapan operator dan efektifitas kerja, 
juga sebagai perisai psikologis bagi sikap disiplin dan tanggung jawab 
kerja yang tinggi. Di mana apa bila ketidak disiplinan yang menyebapkan 
kelalaian terjadi maka anak/istri di sebelah reactor akan jadi 
taruhanya.
 Kecelakaan Reaktor Nuklir. Chernobyl dan Fukushima .
Dua contoh 
rentetan pristiwa kecelakaan dari sebuah PLTN di atas memang cukup 
mengerikan, dan sering di jadikan alasan untuk menolak opsi PLTN,  kalau
 sebagian masyarakat di negara ini masih mengganggap dua tragedi ini  
paling mengerikan, bearti makna tragedi sebenarnya belum di pahami 
sepenuhnya, diawali pada tanggal 6 maret 2008 dunia di kejutkan oleh 
laporan ketua tim peneliti NSDIC   Ted Scambos bahwa 414 kilometer 
persegi bongkahan Es (atau setara dengan satu setengah kali kota 
Surabaya ) “Runtuh”.di Antartika, “ Ini akibat Pemanasan Global” ujar 
Ted. Hal ini mendapat perhatian khusus seluruh dunia , wajar saja karena
 di Antartika adalah tempat bersemayamnya 90% Es di dunia. Apa saja 
konsekuaensi dari pemanasan Global. Jelas contoh kejadian di atas adalah
 salah satunya, yang secara otomatis akan menyebapkan kenaikan permukaan
 air laut yang selanjutnya akan menenggelamkan pantai, pelabuhan dan 
pulau2 kecil di seluruh dunia(NASA) bisa di bayangkan kekacauan yang 
terjadi saat itu terjadi mungkin evakuasi akan 1000 kali lipat Chernobyl
 dan Fukushima, ekonomi hancur di sebapkan pelabuhan-pelabuhan dangang 
tenggelam, dampak lain adalah anomali cuaca  serta iklim dunia , 
badai/gelombang panas , tahun 2007 di St. George USA suhu mencapai rekor
 tertinggi 48 drajat celcius, Death Valley California USA sempat 
menyentuh 53 drajat celcius. Tahun 2003 tragedi di eropa selatan 
gelombang panas menghantam daerah tersebut, kebanyakan penduduk belum 
siap menghadapinya 35.000 orang tecatat meninggal dunia dan terbanyak di
 Prancis sekitar 14.802 penduduk meninggal(ustoday.com). Tapi mengapa 
berita ini kalah populer di bandingkan Chernobyl dan Fukushima? 
Tragedi 
tidak sampai di situ perubahan iklim global menyebapkan bencana , badai,
 topan, putting beliung di seluruh belahan dunia . Adakah yang 
menghitung total korbanya?di tambah lagi  gagal panen , kematian ternak 
mengancam ketersediaan pangan dan akan menuai petaka kelaparan atau 
minimal kenaikan harga bahan konsumsi. Di bidang kesehatan menipisnya 
lapisan Ozon menyebapkan radiasi sinar UV tak terbendung lagi, kanker 
dan bermacam endemik penyakit baru bermunculan , malaria yang terbukti 
meningkat 60 % akibat peningkatan suhu , merambah ke jantung dan 
paru-paru akut yang kesemuanya muncul dari tiga hal utama Perubahan 
Cuaca, Pergeseran ekosistem dan Degradasi lingkungan .
Lalu apakah itu 
Pemanasan Global( Global Warming) , Global Warming adalah kejadian di 
mana meningkatnya suhu rata-rata  di atmosfer, daratan, dan lautan di 
bumi(globalwarming.com). fenomena ini di sebapkan oleh 3 hal, yang 
pertama adalah Efek Rumah Kaca yaitu energy yang berasal dari matahari 
dalam bentuk radiasi gelombang menyentuh bumi dari cahaya menjadi panas 
yg secara alami di gunakan untuk memanas kan permukaan  bumi dan sisanya
 di pantulkan kembali ke angkasa namun dengan adanya gas rumah kaca 
seperti uap air , karbondioksida dan metana, panas yang di pantulkan ini
 terperangkap dalam atmosfer bumi, terakumulasi dan menjadi panas, hal 
ini terjadi secara terus menerus. Yang ke dua  adalah efek umpan balik, 
berlanjut dari efek rumah kaca pemanasan menyebapkan volume air yang 
menguap  ke atmosfer bertambah, di mana uap air itu sendiri adalah salah
 satu dari gas rumah kaca, hilangnya lapisan es juga menyebapkan efek 
umpan balik yaitu menurunya kemampuan Albedo(memantulkan cahaya ) oleh 
Es. Lautan juga kehilangan fungsinya dalam menyerap karbon di sebapkan 
berkurangnya organisme penting  di dalamnya. Dan yang ketiga adalah 
Variasi Matahari yaitu meningkatnya aktifitas matahari.
Tidak 
terbantahkan lagi emisi Carbondioksida menjadi “Agen Utama” penyebap 
fenomena Pemanasan Global. Tercatat di tahun terakhir terdapat “8 Miliar
 Ton CO2 di lepaskan dan masuk ke atmosfer. Di mana 40 % CO2 di hasilkan
 dari pembangkit listrik berbahan Coal(batubara) dan MIGAS, 33 % dari 
kendaraan sisanya dari industry dan lain-lain, point penting nya adalah 
98 % Karbondioksida di hasilkan dari usaha manusia untuk memenuhi 
kebutuhan energy sumber 
( Globalwarming.com).
Namun Negara China telah mengispirasi banyak ilmuan Indonesia untuk menciptakan teknologi – teknologi baru yang lebih aman dari mulai system keamanan pasif sampai system keamanan berlapis. Terbukti PLTN-PLTN modern sekarang ini relative aman dari berbagai incident. Lalu bagai mana dengan limbah radioaktif dari PLTN ? Produksi Limbah Nuklir dapat didaur ulang berkali kali oleh Ilmuan Rusia ,ilmuan Jepang , India dan China . Walaupun China telah berpengalaman menggunakan berbagai macam desain reaktor nuklir, AP1000 akan menjadi pemain utama dalam desain reaknot ini, menurut SNPTC. Empat buah reaktor yang sedang dibangun sekarang, menggunakan “self-reliance program” dari China sendiri. Hal ini berarti negara tersebut sepenuhnya mempercayakan teknologi AP1000 berdasarkan kemajuan teknologi dalam negri. Untuk lebih jauh lagi, China akan membangun reaktor AP1000 secara masal atas kuasa SNPTC. Untuk pembangunan di pulau Sanmen misalnya, SNPTC menharapkan pembangunan enam unit lagi reaktor nuklir.Penuangan semen di Sanmen untuk reaktor China generasi ketiga juga menjadi batu loncatan utama bagi Westinghouse Electric. Toshiba Corp. (dibeli oleh Westnghouse pada tahun 2006) yang menjadi suplier reaktor pressurezed water pertama di dunia pada tahun 1957 untuk plant di Shippingport. Pa., dan sekarang teknologi perusahaan ini menjadi basis hampir setengah dari jumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di dunia, termasuk penggunaan 60 persen teknologinya di U.S.
Akan tetapi Generasi baru dari reaktor tersebut tidak terlihat sesukses generasi sebelumnya. Dan AP1000 hanyalah satu-satunya desain yang disertifikasi oleh Komisi Peraturan Nuklir (NRC) U.S. Faktanya Empat buah reaktor AP1000 tahun 2007 China seharga 5,3 Milyar U.S. Dollar merupakan reaktor pertama dari Westinghouse sejak tahun 1987.Perhatian kepada desain AP1000 kini mulai meningkat. Di U.S., Westinghouse dengan AP1000nya telah menjadi teknologi pilihan dari sekitar 14 unit plant baru, termasuk enam unit yang telah ditandatangani kontraknya oleh perusahaan tersebut. Dilain pihak, UK yang persiapan plant nuklir generasi barunya menarik minat berbagai perusahaan di seluruh Eropa, kini sedang mengurus sertifikasi hanya untuk dua desain reaktor barunya. Yang pertama UK-EPR yang didesain oleh AREVA dan Electricite de France; dan desain lainnya menggunakan AP1000.
Ada fenomena lucu ketika
 orang-orang meributkan beberapa drum limbah radioaktif secara 
berlebihan yang belum tentu menimbulkan petaka (asal kan penangananya 
benar dan sesuai prosedur), di sisi lain membiarkan “8 Miliar Ton” 
limbah dari PLTU dan PLTD yang berupa emisi Karbondioksida dan tanpa 
penanganan khusus di lepas begitu saja ke udara dan telah pasti 
menimbulkan kehancuran bagi kehidupan.sekarang dan mendatang.  Sampai 
saat ini banyak di lakukan riset tentang penanganan maupun pemanfaatan 
limbah nuklir, salah satunya adalah yang di lakukan GE Hitachi dengan 
mendaur ulang limbah untuk di jadikan BBN kembali. Selain itu NASA telah
 mempublikasikan tren Kendaraan massa depan yang berbahan bakar 
nuklir(BBN) berupa Plutonium yang di persiapkan untuk misi ke Mars. 
Terdapat juga teknologi PUREX( Plutonium uranium Extraction) yang 
mengektrak kembali BBN menjadi bahan bakar Oksida  Campuran(MOX).
 Biaya
 pembangunan infrastruktur  sebuah PLTN kapasitas  2x 1.000 Megawatt 
berkisar antara 36-48 Triliun rupiah, dengan asumsi harga pembangkit 
saat ini US$2.000 – US$2.500 perkilowattelectric dan harga jual ke 
konsumen US$ 6 sen – US$ 7 sen (Rp 540- Rp630) per Kwh, belum termasuk 
biaya eksternal(dampak lingkungan/sosial dan kecelakaan(jika terjadi), 
Pengolahan limbah/daur ulang(jika mau)).. , dari uraian singkat di atas ,
 Apakah harga PLTN mahal? Jawaban nya relatif. Yang pertama jika mau 
menggantikan otak anda dengan otak “tengkulak” ya jawabanya adalah 
mahal, susah berinvestasi dengan modal begitu besar jangka waktu yang 
lama, serta resiko kegagalan yang ada, Duit untung yang kembali akan 
meragukan, walaupun kenyataan nya sampai sekarang masih banyak 
perusahaan swasta dunia yang masih enjoy dengan bisnis PLTN nya. Yang 
kedua apabila mau berfikir bijak, apalah arti triliaun rupiah di 
bandingkan dengan masa depan anak cucu, bangsa dan dunia  yang akan dan 
sedang menhadapai krisis energi saat ini,coal dan migas menipis dan 
harga semakin mahal, sementara negara harus mengeluarkan 40- 50 triliun 
Rupiah tiap tahunnya untuk mensubsidi dan setiap tahun beban ini 
bertambah, belum lagi penangan dmpak limbah emisi yang menjadi biang 
pemanasan global, penanganan musim kemarau berkepanjangan, banjir, 
penyakit yang kesemuanya timbul sebagai akibat dari fenomena Global 
Warming yang membuat dunia ini lebih cepat menghampiri kiamat. Tentu 
tidak sopan mengkalkulasi harga nyawa anak cucu dan kelangsungan 
kehidupan di dunia dengan uang.
PLTS  sampai sekarang tekhnologinya masih kalah dengan Manfaat  energi PLTN  lebih baik?
Dari
 segi oprasional dan sumber energi tidak dapat di bantah khususnya PLTS 
sangat ramah lingkungan pengoprasian gampang dan simpel. Begitu juga 
PLTAngin, yang jadi masalah adalah pertama effisiensi surya sel yang 
kecil sekitar 18 % , tentu untuk kebutuhan rumah tangga hal ini masih di
 mungkinkan, tapi untuk pemenuhan energi skala industri masih belum 
begitu memungkinkan, di sinilah masalahnya. Ingat PLTS bersumber dari 
rangkaian utama surya cell dan Surya Cell ini tidak tidak jatuh dari 
langit atau di sulap dari kantong ajaib “Doraemon”,  tercatat dalam 
memperoleh silokon dengan mereaksikan SiO2(pasir silika) + C(karbon)  
—> Si(silikon belum murni) + CO2(Agen Global Warming) di perlukan 
suhu 1900-2100 drajat Celcius atau di perlukan listrik sebesar 10-30 MW 
atau sepersepuluh kekuatan PLTU Muara Karang 300 MW (Agen Global 
Warming) kebutuhan listrik tergantung besar atau kecilnya tanur/furnace,
 untuk skala industri daya ini mutlak di perlukan . Perlu di ketahui 
bahwa proses ini baru sampai di pemisahan silikon dari pasir silika, 
masih banyak tahapan untuk sampai ke waffer sikon, tahapan selanjutnya 
adalah  refining/permurnian  proses pemisahan dari impurity dan mineral 
ikutan proses ini berlangsung pada suhu 1700 DrajatCelcius lagi-lagi 
energy yang cukup besar di perlukan dalam tahapan ini, selanjutnya 
pembentukan silikonclorida pada suhu 350 drajat celcius, selanjutnya 
proses untuk mendapatkan kadar kemurnian “Eleven_Nine” atau  
99,999999999 % kadar kemurnian untuk mendapatkan  performa terbaik dari 
sel surya. Tahapan ini di lakukan pada medium yang di sebut reactor 
Siemens pada suhu 1100 dan di lanjutkan dengan proses pembentukan wafer 
silicon dengan teknik Czochralski (Cz) pada suhu sekitar 1200 drajat celcius untuk mencapai titik lebur(http://energisurya.wordpress.com).
 Point pentingnya tidak hanya di masalah besarnya energy dan investasi 
serta teknologi yang di butuhkan, tapi effisiensi yang kecil berakibat 
teknologi ini tidak mampu memutuskan / meminimalisir rantai lingkaran 
setan emisi carbondiaoksida, di mana seperti di ketahui energy yang 
cukup besar dalam proses ini hanya bisa di penuhi oleh sebuah PLTU, jika
 opsi PLTN di hapus, artinya semakin industrialisasi silica di perbesar 
maka jumlah emissi CO2 yang di lepas semakin Besar pula, sebuah korelasi
 yang tak terbantahkan,  ingat emisi tidak hanya di hasilkan dari suplay
 energy tapi juga dari proses pemurnian itu sendiri, sehingga penulis 
menyebut fenomena ini dengan “Double Emission”. Pelepassan CO2 ini belum
 termasuk proses penambangan pasir silica dan lain-lain. Jadi apabila 
ada LSM atau organisasi lingkungan hidup yang mengkampanyekan penggunaan
 PLTS dalam kegiatanya seperti selogan “ Ayo gunakan PLTS” atau “Go 
energy Surya” berarti  saat itu pula mereka mengkampanyekan” Ayo 
ciptakan Emisi baru CO2 di bumi” atau “Go Emisi Rumah Kaca”. Sekali lagi
 semua sumber energy ada plus-minusnya tentunya semua bisa berkontribusi
 bagi kehidupan sesuai porsinya masing-masing , jangan lantas 
mendiskriminasikan salah satu sumber energy seperti PLTN, tapi 
setidaknya apabila opsi PLTN di loloskan maka nantinya di harapkan dapat
 menyuplai energy secara massif bagi industry silica dalam negri 
sehingga lingkaran setan emisi rumah kaca dapat di putus atau di 
minimalkan.
Penolakan PLTN..sedih..Celakanya PLTN lagi-lagi jadi sasaran dan penanggung dosa, dan ledakan 
tabung gas 3 kg di korelasikan dengan ledakan Reaktor Nuklir yang 
kontruksinya pun belum di bangun, sungguh Kejam.
Kancah Politik  ? PLTN di jadikan Isue dan pembodohan  merebutkan calon pemilh suara ? 
Sebagai Negara besar yang 
menganut paham demokrasi, isu politik masuk dalam ranah yang sangat 
sensitive , wajar saja apapun di negri ini sudah terpolitisasi, mulai 
dari UU sampai ke masalah nyamuk pun di politisasi. Apalagi isu PLTN 
yang akan menyedot dana yang tidak sedikit, dan mudah sekali bergesekan 
dengan berbagai kepentingan terutama politisasi ekonomi bisnis,untuk 
membiayai suatu partai agar besar tentu perlu dana yang besar,dana yang 
besar dari kader yang besar, kader yang besar dari saudagar minyak dan 
batubara yang besar, PLTN berdiri minyak dan batu bara tidak laku. 
Terlalu luas apabila di bahas lebih lanjut. Titik point ketika isu 
penolakan PLTN  di jadikan komoditi politik, memanfaatkan pengetahuan 
awam manyarakat tentang nuklir dan ketakutan akan bom nuklir akan 
berdampak ke pembodohan public. Di sini masyarakat di uji logika dan 
kecerdasan akal nya, sebagai contok yang pernah terjadi dan sedang 
terjadi, di mana seorang calon pemimpin mengkampanyekan gerakan anti 
PLTN sebagai teknik untuk mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat 
pemilih, “saya calon pemimpin daerah ini menolak keras PLTN, jangan 
jadikan daerah ini Chernobyl, demi anak cucu kita” demikian kira-kira 
inti kampanyenya. Ini sama saja menelanjangi diri sendiri, masyarakat 
harus pandai memilih antara calon pemimpin yang belum terbukti dan 
pemimpin yang telah terbukti. Harus tau criteria mutlak seorang 
pemimpin. Selain pintar, berahlak,visioner, berjiwa pemimpin 
(leadership) by doing, berpikiran maju ke depan, mempunyai kemampuan 
menegerial yang baik. 
Berikut beberapa contoh pemimpin yang terbukti dan
 di akui secara nasional maupun internasional:
a. Bill
 Gates pendiri perusahaan raksasa Microsoft,orang terkaya, ahli 
sedekah,pemimpin yang terbukti di kagumi banyak orang, pendiri yayasan 
social terbesar”Bill Gates Foundation”. Berbicara di depan ribuan 
mahasiswa di Caltek(California Institute Technology) menantang mahasiswa
 dan generasi muda di seluruh dunia untuk dapat memecahkan 
masalah-masalah yang akan terjadi di masa depan termasuk di bidang 
energy.  Gates yang jenius dan berfikir jauh kedepan melihat peluang 
energy dari nuklir yang menjanjikan dan menyatakan” I Love Nuclear” 
kecintaan atas nuklir yang ia sebut sebagai solusi energy masa depan 
yang aman, membuat nya mengambil keputusan membentuk 
TerraPower(Perusahan yang bergerak di bidang Energi Nuklir). Pernyataan 
terakhir ketika kunjungan kerjasama nuklir dengan China Gates 
menjanjikan “All these new designs are going to be incredibly safe,”. Ya
 ini yang di sebut reactor supersafe.
b. Patrick
 Moore salah satu pendiri organisasi internasional GrennPeace, di mana 
ketika orang kebanyakan masih awam tentang pentingnya lingkungan hidup, 
Patrick bersama rekan-rekanya telah bergerak dalam tujuan penyelamatan 
dunia dari polusi dan perusakan. Patrick melihat polusi yang merusak 
telah terjadi akibat usaha manusia memenuhi kebutuhan energy. Dan ia 
melihat masih ada peluang memperbaikinya dan melihat peluang itu dari 
“NUKLIR”. Namun pendapatnya ini mendapat tentangan dari rekan-rekanya di
 Greenpeace. Di Jakarta beberapa waktu lalu dia menyatakan “ Greenpeace telah melakukan kesalahan besar dengan menyamakan bom nuklir dan energi nuklir (PLTN)”
c. Dahlan
 Iskan pria kelahiran Magetan Jatim CEO  Jawa pos dan Jawa Pos Network, 
sosok pemimpin yang sederhana , cerdas, berwawasan , banyak di kagumi 
bawahanya dan rekan kerjanya, sosok yang berani terjun langsung ke 
lapangan, menerapakan secara effektif konsep LeaderShip by Doing, 
membuat perubahan dan reformasi positif di salahsatu BUMN yang terkenal 
sakit parah (PLN). Sekarang di percaya menjadi salah satu mentri di 
Negara ini. Kekagumannya terhadap nuklir energy di buat dalam catatan 
yang di publikasi dengan judul “Nuklir Tidak Habis Pikir” sosok cerdas 
ini sudah mampu melihat peluang dalam mengatasi masalah energy masa 
depan. Dalam seminar di gedung DPR-RI Dahlan Iskan mengatakan “Pembangkit
 Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mau tidak mau harus dikembangkan 
penggunaannya. Kalau ingin memiliki energi yang handal dan murah maka 
teknologi nuklir menjadi salah satu jawabannya,”
d. BJ
 Habibie di kenal dengan bapak Teknologi dan Demokrasi, pemilik banyak 
hak paten di bidang teknologi penerbangan, membawa Indonesia dalam 
masa-masa transisi yang kritis menuju perbaikan. Pernah menjadi 
presiden, mentri, pendiri habibie center dan banyak lagi 
kegiatan-kegiatan yang mempu memberikan sesuatu bagi kemajuan bangsa 
indo nesia, untuk nuklir dan PLTN beliau berkomentar “Saya
 berpendapat sudah waktunya dikeluarkan deklarasi mengenai PLTN ini. 
Saya mendukung penuh pembangunan PLTN, karena sudah tidak ada jalan 
lagi,” kata Habibie usai seminar bertajuk ‘PLTN Menjamin Ketahanan 
Penyediaan Listrik Nasional’ di hotel Grand Melia, Jakarta, Rabu 
(3/1/2010) okezone.com
e. Komaruddin Hidayat. adalah
 rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dalam bukunya “ Apa
 Kata Mereka Tentang Nuklir” membahas pentingnya pemanfaatan energy 
nuklir untuk kesejahteraan. Dalam acara bedah buku tersebut beliau 
mengatakan “Makanya saya katakan orang yang menolak 
pembangunan PLTN sama saja anti kemajuan. Bagaimana mungkin industri 
bisa berkembang tanpa dukungan energi yang cukup, 
”PP Nomor 54  Tahun 2012 ini memberikan peluang bagi pemegang izin 
instalasi nuklir  untuk melaksanakan modifikasi selama tahap komisioning
 dan operasi  instalasi nuklir sepanjang dilakukan untuk: a. 
meningkatkan keselamatan  instalasi nuklir; b. mencegah kegagalan yang 
teridentifikasi selama  komisioning dan operasi instalasi nuklir; c. 
memenuhi peraturan  perundang-undangan; d. mengurangi kesalahan; e. 
mempermudah perawatan;  dan/atau f. meningkatkan kinerja instalasi 
nuklir. Tahun 2012 dibuka  peluang bagi perusahaan swasta, Badan Usaha Milik  Negara 
(BUMN), dan perusahaan patungan swasta dan BUMN membangun reaktor  atau 
instalasi nuklir peluang tersebut tertuang  dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 yang telah ditandatangani  oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Paska pelaksanaan modifikasi instalasi nuklir, pemilik izin wajib melaksanakan uji fungsi guna memastikan struktur, sistem, dan komponen instalasi nuklir berfungsi sesuai dengan program modifikasi.
Paska pelaksanaan modifikasi instalasi nuklir, pemilik izin wajib melaksanakan uji fungsi guna memastikan struktur, sistem, dan komponen instalasi nuklir berfungsi sesuai dengan program modifikasi.
Dan banyak lagi tokoh-tokoh 
pemimpin yang memandang perlu penerapan teknologi nuklir di berbagai 
bidang tak terkecuali di bidang energy, penulis tidak mengatakan mereka 
yang di sebutkan di atas adalah pemimpin yang sempurna, tapi setidaknya 
ada nilai-nilai penting yang telah terbukti mereka berikan bagi dunia 
dan bangsa ini. Tinggal kita sebagai masyarakatlah yang harus 
pandai-pandai memilih dan menilai sosok calon pemimpin negri ini di masa
 datang, dalam sains dan teknologi di kenal istilah Kalibrasi dan 
Verifikasi , Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
 Tidak bermaksud menyamakan manusia dengan benda atau alat, tapi tidak 
kah kita bisa jadikan ini sebagai salah satu teknik dalam memilih 
pemimpin.
Sekali lagi, sudah saatnya bangsa ini 
“sadar energy”, tentunya di sadari bahwa mewujudkan sebuah sebuah sumber
 energy massif dari pemanfaatan nuklir  tidak dapat di lakukan dalam 
waktu singkat. Oleh karena itu dalam dunia PLTN ada istilah “Sekarang 
atau Tidak selamanya”. Dan penulis dari 10  tahun mengikuti diskusi 
mengenai isu ini telah memilih opsi “Sekarang”. Ya sudah saatnya bangsa 
ini untuk “Go Nuclear”.




