Dengan Sumer Daya Miberal yang beragam Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. “Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. jelang 8 tahun Tsunami Aceh yelah terbongkar bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya
Pembuktian Tsunami Di Aceh 26 Desember 2004, bahwa bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah Uji Coba senjata gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut Secara teoritis, W-53 hulu-ledak termonuklir , adalah senjata berkekuatan 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir bisa dengan mudah dikemas dalam sebuah tempat kecil ‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan ?
Tidak perlu dikatakan lagi ternyata Australia adalah termasuk kelompok awal yang mempersiapkan diri, yang segera bergabung dengan anehnya karena sudah mempersiapkan diri dengan baik dan diperlengkapi dengan peralatan Militer Amerika Serikat, meskipun diragukan bahwa setiap perwira dan personelnya yang terlibat benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi. Hanya sedikit dari mereka yang berpikir untuk mempertanyakan mengapa mereka melakukan latihan selama setahun penuh hanya untuk sebuahtugas “Misi Kemanusiaan”, ketika semua menunjuk kepada Angkatan Laut Amerika Serikat dan Korps Marinir ada apakah ?
Berarti Bencana Uji coba Senjata elektromagnetik terbukti bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi. Tentu saja kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir karena uji coba Bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut. yang menimbulkan Gempa dan Tsunami Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya.Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang dahsyat yang diledakan didasar laut untuk dampak elektromagnetik
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. 
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
 gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, 
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
“Melalui pendapat dan analisa yang 
dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya 
sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu
 di antaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,”
 katanya.| Foto Satelit pada detik-detik terjadinya gelombang Tsunami di 
Aceh… Satelit yang ada di atas Aceh pada saat itu adalah suatu 
kebetulan? | 
Disinggung rencana besar apa di balik itu,
Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box”
 bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang 
diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik 
Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini,
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, 
beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta 
kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan 
India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut 
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh .
2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit 
berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah 
warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya 
mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima 
dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan
 di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun 
juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia
 yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Penjelasan
Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead 
Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah 
ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam 
dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini 
sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi 
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang 
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai 
anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut 
SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi 
kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali 
dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana 
gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. 
Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang 
mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan 
gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu 
mengalahkan kekuatan Nuklir.
Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai 
elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang 
tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program 
HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan
 Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun 
lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke 
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit 
negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang 
berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh 
Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan 
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan 
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di 
luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
 terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita 
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan 
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan 
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti 
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada 
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi 
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project)
 adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti 
gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan 
sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project 
teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) 
untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan 
lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa 
spt di Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.
Simbol triple-six 666, One-Eye & Laut Terbelah ada di Museum Tsunami Aceh.
*Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, …
*Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, …
Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah 
laporannya tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk 
Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini 
yang berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis 
mereka antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan
 sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal 
melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard. 
Salinan agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di 
Sabang adalah sebagai berikut:“…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina 
menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin 
meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia,
 pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa
 negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di 
Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang 
sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego 
Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, 
karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital 
pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”.
Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa 
pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh 
resiko. “CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang 
titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan 
kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi 
alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya 
membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin 
milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk 
Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera 
Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa.
 Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai 
jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini 
menyudahi penelusurannya.
Mungkin ini berita lama tapi saya tertarik untuk mengulasnya lagi 
mengingat banyaknya kerusuhan yang melanda negera2 islam di dunia. 
Misteri rahasia tsunami di Aceh.
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog 
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di 
Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir 
independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi 
kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS 
Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah 
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke 
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang 
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
 Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.
“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa 
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi 
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala 
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan 
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di 
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata 
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS 
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. 
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya 
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara 
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. 
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah 
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat 
halus namun mematikan.
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. 
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
 gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, 
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang 
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara 
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
 yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak 
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga 
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS 
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan 
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di 
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. 
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,” 
jelasnya
Flashback : Konspirasi Jahat Dalang Tsunami Aceh 2004
Afghanistan dan Iraq sudah binasa, para bankir Wall Street semuanya putus asa mencari-cari cara untuk mengendalikan dunia kita ini, secara tiba-tiba dengan mudahnya Parit Sumatra meledak. Trick or Treat? “Bahkan yang lainnya terlibat menyerang dalam bentuk eco-type of terrorism, mereka dapat merubah iklim, membuat gempa bumi atau meledakkan gunung berapi dari jarak jauh, dengan menggunakan senjata gelombang elektomagnetik” Menteri Pertahanan Amerika, William S. Cohen, April 1997 Big surprise! Kemungkinan Cohen sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa sebuah senjata nuklir dapat mendorong terjadinya apa yang dia sebutnya sebagai “gelombang elektromagnetik”.
| Real Blast Epicenter in Sumatran Trench | 
| Walaupun kecenderungan alami manusia dikejutkan kedalam kesunyian karena banyaknya orang yang mati dan luka-luka di Asia pada tanggal 26 Desember 2004, meskipun juga sedikit merasa takut karena kehilangan kepercayaan pribadi karena besarnya tingkat kejahatan yang baru saja terjadi, terdapat banyak bukti-bukti kejanggalan yang dapat dibuktikan mengenai ceritera resmi Tsunami yang dibuat Amerika, sekarang harus dicatat walaupun secara sederhana, atau untuk selamanya akan hilang ditelan waktu, | ||
Adalah tidak diragukan lagi bahwa sebuah gelombang raksasa (Tsunami)
 telah menerjang sepanjang Asia Selatan dan Asia Tenggara serta 
kekuatannya masih cukup untuk meneruskan bergerak ke sepanjang Lautan 
India ke Afrika, membunuh dan melukai ratusan orang lainnya lagi. Jadi 
hanya sebuah pertanyaan yang harus kita ajukan,”apakah Tsunami ini 
terjadi secara alami atau bencana yang dibuat manusia?”. Sebuah kejadian
 alam yang cukup mengerikan, akan tetapi jika Tsunami merupakan 
perbuatan tangan-tangan jahil manusia, maka kita tidak perlu bertanya 
lagi hanya menunjuk kepada satu-satunya penjahat perang terbesar dalam 
sejarah dunia.![]()  | 
||
Untuk membuat semua ketidak beresan menjadi masuk akal, kita harus 
memulainya dari permulaan sekali, dan kemudian mengikuti arah 
kejadian-kejadiannya sebagaimana yang mereka ungkapkan, terutama sekali 
kejadian-kejadian disekitar daerah sekeliling pusat gempa bumi Tsunami 
yang sebenarnya, karena episenter yang disampaikan dengan tanpa belas 
kasihan oleh the New York Times dan CNN, sangat berbeda dari lokasi 
sebenarnya.Pada tengah hari waktu Asutralia Saya mencatat dengan sebenarnya 
yang terjadi mengenai magnitude dan posisi yang dicatat oleh Kantor 
Pencatatan Gempa Jakarta, Indonesia. Sebuah gempa bumi berukuran 6.4 
skala Richter telah menghantam wilayah utara Indonesia, yaitu Pulau 
Sumatera. Kantor Pencatatan Gempa Jakarta dengan teliti mencatat pusat 
gempa bumi yang terjadi pada waktu itu yang lokasinya pada 155 mil di 
selatan barat daya Provinsi Aceh.
  | ||
| Pemerintah India mengetahui sepenuhnya dengan baik bahwa itu bukan 
sebuah gempa bumi “normal”. Pada tanggal 27 Desember, India menolak 
untuk bergabung dengan rencana eksklusif ‘club of four’ George Bush, 
yang akan secara efektif menarik kekuatan nuklir Asia ini keluar dari 
koalisi barunya dengan Russia, China dan Brazil. Pada tanggal 28 
Desember Pemerintah India dengan sopannya memperingatkan militer Amerika
 untuk tetap tidak memasuki wilayah kedaulatannya, dan pada tanggal 29 
Desember 2004 Editorial India Daily secara umum mempertanyakan sifat dasar 
kejadian tersebut : “Apakah ini sebuah pameran kekuatan oleh sebuah negara untuk memperlihatkan malapetaka apa yang biasa diciptakan di wilayah ini? “Dengan tingkat kerusakan yang ada dan sebagai fakta bahwa India merupakan kekuatan regional di Asia Tenggara, Angkatan Laut India bertanggungjawab untuk melakukan penyelidikan dan memberitahukan hasilnya ke seluruh dunia, apa yang telah mereka temukan .”  | 
| Pada pagi hari tanggal 27 Desember, media Australia (yang dimiliki New York) memberitakan dengan sangatjelas bahwa negara yang paling buruk terkena Tsunami adalah Sri Lanka, sebuah negara pulau di ujung selatanIndia, seperti Australia, Sri Lanka juga negara anggota Persemakmuran Inggris. Karena itu, Tim Costello,kepala salah satu lembaga derma paling besar di Australia, segera membuat rencana untuk terbang ke wilayah yangterkena musibah dan mengkaji mengenai bantuan apa yang dibutuhkan. Tetapi pada pagi yang sama, Little Johnnymenari mengikuti irama musik yang berbeda, yang berdasarkan kepada kepatuhannya, harus mengurangi sambungantelepon yang aman dari Wall Street. | 
| Dengan cara yang benar-benar tertutup, Little Johnny dengan diam-diam memberangkatkan dua buah RAAFHercules pesawat pengangkut lengkap dengan suplainya ke Malaysia on “Stand By”, dan memerintahkan duabuah pesawat lainnya diterbangkan ke Darwin di utara Australia. Tolong dicatat jika Little Johnny mempunyaiperhatian terhadap kemanusiaan, keempat pesawat Hercules bisa saja diterbangkan secara langsung ke mitranyasesama anggota Commonwealth, Sri Lanka, dimana setiap orang Australia telah didiberitahu oleh media bahwabantuan diperlukan. Tetapi tidak ada, tidak diperuntukkan untuk itu, dan Little Johnny menunggu dengan sabarnyaperintah dari New York. | 
| Masa tunggu yang singkat, dan setelah sebuah jet pengintai terbang tinggi menetapkan bahwa landasan terbangbersih di Medan di Sumatra bagian timur, keempat Hercules Australia lengkap dengan pasukan, senjata dan lainnya,menyerbu Sumatra tepat di selatan provinsi Aceh yang hancur. Pada gilirannya, dengan 90% penduduknya terbunuholeh Tsunami, Aceh barangkali suatu hari segera menjadi Guantanamo Bay Indonesia, dipenuhi oleh ratusan orangAustralia dan Amerika yang diperlengkapi dengan senjata berat. Ingat secara hati-hati, meskipun pada waktu itu ke-empat Hercules ini mendarat di Medan, publik Australia biasa masih tidak mempunyai ide dimana Sumatra yangdiserang Tsunami dengan sangat buruk itu. Hanya Little Johnny mengetahui, dan tentu kepada kepercayaannyacrystal ball di New York. | 
| To hell with Sri Lanka,boss menginginkan sebuah dasar yang utama untuk kontrak rekonstruksi yang sangat besar diAsia, yang dirancang untuk menggantikan pencurian minyak dan rekonstruksi yang gagal di Irak, dan tetap membuatmiskin Zion tua yang berjalan terhuyung-huyung di atas kaki New York untuk beberapa minggu atau bulan lagi. | 
| Pada akhirnya, apakah gerangan itu, berarti berapa banyak Muslim yang harus meninggal? Dan dalam daftar merekatelah membunuh lebih dari 100,000 orang-orang Muslim di Sumatra dengan sebuah gelombang pasang surut, yangmerupakan sebagian pembayaran atas kekalahan mereka di Afghanistan dan Irak. | 
![]()  | 
| Meskipun terdapat sejumlah besar korban Tsunami di negara bagian Tamil Nadu, India merubah secara keseluruhan kapal penelitian INS Nirupak menjadi sebuah rumah sakit terapung berkapasitas 50-tempat tidur kurang dari 72 jam, kemudian mengirimkan kapal tak bersenjata itu untuk membantu orang Aceh di Indonesia yang putus asa. Dengan membandingan secara langsung, dimana Amerika mengirimkan kapal perang serta Marinir bersenjata. Padahal Angkatan laut Amerika Serikat mempunyai dua buah kapal rumah sakit berkapasitas 1000 tempat tidur, yaitu the ‘Comfort’ dan the ‘Mercy’, namun tidak satu pun dikirim untuk membantu korban di Aceh. Tapi pada kejadian September 2001 USNS Comfort dikirim ke New York untuk menolong 3,000 orang Amerika yang meninggal,kurangnya tindakan Amerika terhadap kejadian Tsunami di Aceh ini memberikan sinyal yang kuat bahwa tidakadanya perhatian apapun dari power brokers di New York, walaupun 150,000 orang meninggal (sebagian besar Muslim) di Kawasan Asia Tenggara dan setengah juta orang lainnya luka-luka. | 
| Secara teoritis, W-53 hulu-ledak termonuklir , adalah senjata berkekuatan 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir bisa dengan mudah dikemas dalam sebuah tempat kecil ‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan? | 
Nuklir Tsunami, Senjata Konspirasi Pemusnah Massal
Nuklir Tsunami, Akhirnya Terungkap, Sebagai Senjata Pemusnah Massal
Sebelum ditemukannya senjata nuklir, Tsunami terakhir terjadi pada tahun
 1883. Tsunami yang terjadi disebabkan oleh sebuah LETUSAN VULKANIS di 
pulau KRAKATAU, Indonesia!!
Bisa saja KEBETULAN tetapi tsunami berikutnya terjadi di lepas pantai Alaska pada tahun 1946.
Pentagon memiliki lebih dari 10,000 buah Nuklir yang mematikan di 
dalam gudang persenjataannya Pentagon memiliki lebih dari 10,000 buah 
Nuklir di dalam gudang persenjataannya yang mematikan. Setiap bom 
hydrogen
adalah 50 kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di 
Hiroshima, Jepamg pada tahun 1945. Sebuah bom hidrogen bila ditempatkan 
secara strategis dapat menghancurkan sebuah negara sebesar Inggris. 
Hitler memiliki
Bom-H pada tahun dan Pentagon membawa bom=-H Hitler ke Amerika Serikat dan diuji coba di Alaska pada bulan April 1946.
| Secara teoritis, Pentagon 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir (kiri atas), bisa dengan mudah dikemas dalam sebuah tempat kecil ‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan? | 
| Bom hidrogen yang mematikan adalah nuklir di dalam nuklir.! | 
| Hidrogen atau bom thermonuklir adalah nuklir di dalam nuklir. Dengan kata lain, ia menggunakan fisi (pembelahan sel) dan milyaran derajat dalam sebuah bom atom konvensional (primary) untuk memicu sebuah reaksi berantai (fusion) dalam bom lain (secondary) dalam rangka menciptakan ledakan nuklir. Tahap ketiga atau tertiary dapat ditambahkan hingga hasilnya mencapai 20 juta ton TNT!! | 
| Dr. Edward Teller mengatakan bahwa limit monster ini adalah 100 juta ton TNT!! | 
| Bom-H pertama diproduksi oleh Nazi Jerman dengan bentuk yang sangat besar dan memerlukan pendingin khusus (cryogenics) untuk menjaga agar cairan deuterium tetap berada di bawah 400 derajat Fahrenheit | 
| Pada waktu itu kapal selam merupakan cara yang ideal untuk mengantarkannya, namun akan meletus juga sewaktu terjadi ledakan. | 
| Uji coba Bom Atom pertama bertempat di Port Chicagopada tanggal 17 Juli 1944!! | 
| Ledakan atom pertama di dunia terjadi di Port Chicago di sebelah utara San Francisco pada tanggal 17 Juli, 1944. Ledakan atom ini merupakan uji coba senjata yang dirakit dengan bom uranium yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tanggal 6 Juli, 1945. | 
| Uji coba atom dilakukan dengan pura-pura menggunakan bahan peledak konvensional. Ratusan pelaut memuat perlengkapan senjata ke atas kapal di pelabuhan untuk persiapan Perang Pasifik. Ledakan terjadi dan menghancurkan segalanya dalam jarak 1/2 mil dan menyebabkan gelombang air laut besar. Pentagon mengatakan bahwa perlengkapan senjata di atas kapal terbakar api yang menyebabkan ledakan. Ini merupakan kebohongan murni karena tidak ada api sebelum terjadinya ledakan. | 
| Prinsip-prinsip bom Hidrogen sudah diketahui pada tahun 1944!! | 
| Prinsip-prinsip bom hidrogen sudah diketahui sejak tahun 1944 …. Kekuatan penghancur sebuah bom hidrogen dibandingkan dengan sebuah bom atom biasa adalah seperti sebuah MAINAN …. Hitler tidak main-main dan para ilmuwannya memfokuskan dalam membuat dan mengirim Bom-H. | 
| Menurut Dr. James B. Conant, Presiden Universitas Harvard dan penasehat ilmiah untuk Jenderal Groves, Super Bom Amerika Serikat dengan seksama dikembangan pada tahun 1944. | 
| Dr. James B. Conant (1893-1978). President of Harvard University and scientific adviser to General Groves. | 
| “Dengan menggunakan berbagai macam metoda, nampak sangat mungkin untuk mengembangkannya dalam jangka waktu enam bulan setelah bom pertama disempurnakan, dan harus memungkinkan untuk dapat ditingkatkan efisiensinya … dalam kasus ini sejumlah materi yang sama akan menghasilkan sama dengan kira-kira 24,000 ton TNT. Pengembangan lebih lanjut sepanjang alur kebijakan ini memungkinan untuk diproduksinya sebuah bom tunggal dengan jumlah materi dan efisiensinya untuk mengejar jumlah yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT, atau bahkan sebanding dengan satu juta ton TNT… Semua kemungkinan-kemungkinan ini hanya terdapat dalam menyempurnakan efisiensi penggunaan unsur-unsur “25″[U235] dan “49″[Pu239]. Dengan demikian Anda akan melihat bahwa sebuah bom “super” yang patut dipertimbangkan adalah dalam penggunaannya di tengah-tengah laut tidak lagi terlepas dari reaksi nuklir lain.”( Bush-Conant Letter on the Super Bomb, National Archives).Surat ini ditulis oleh Dr. Conant kepada Vannevar Bush pada tanggal 20 Oktober 1944!! | 
| “Gempa bumi” pertama dan Tsunami dalam abad ke-20 terjadi di Alaska pada tanggal 1 April 1946!! | 
| Pada tanggal 1 April 1946, sebuah “gempa bumi” yang sangat besar dan Tsunami menerjang kepulauan Aleutian tepi pantai Alaska: | 
| “Salah satu Tsunami luas yang paling desktruktif di Pasifik adalah yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 7.8 di dekat kepulauan Unimak di Alaska, di rangkaian kepulauan Aleutian. Sebuah gelombang sangat besar 35 meter menghancurkan seluruh bangunan mercusuar U.S. Coast Guard’s Scotch Cap di Unimak dan membunuh semua orang petugasnya yang berjumlah lima orang. Bahan struktur mercusuar terbuat dari baja-yang diperkuat beton, berdiri tegak sekitar 30 meter di atas permukaan laut. Tanpa peringatan, gelombang Tsunami yang menghancurkan mencapai kepulauan Hawai , lima jam kemudian, menyebabkan kerusakan parah dan merengut nyawa manusia. Gelombang Tsunami menghancurkan pelabuhan Hilo di pulau Hawaii, membunuh 159 orang. Jumlah korban semuanya 165 orang, termasuk anak-anak yang sedang belajar di sekolah Hawaii Laupahoehoe Point, dimana gelombang laut mencapai 8 m, juga menghancurkan sebuah rumah sakit. Kerusakan diperkirakan sebesar US $26 juta (nilai dolar tahun 1946). Pada tahun 1948, dan sebagai akibat Tsunami ini, kemudian Amerika Serikat mendirikan sebuah “Pacific Tsunami Warning Center di Hawaii.”( Intl. Tsunami Info. Center) . | 
| Uji Coba Pertama bom hidrogen bertempat di Alaska pada tanggal 1 April 1946!! | 
| Setelah Perang Dunia II, Alaska dipilih sebagai sebuah tempat favorit oleh Pentagon untuk melakukan uji coba senjata-senjata nuklir. Wilayah tersebut berdekatan dengan wilayah Rusia, dengan demikian jatuhan radio aktif akan mengkontaminasi Siberia dan cukup jauh dari wilayah daratan Amerika Serikat untuk menyembunyikan efek dari “tembakan” atau uji-coba. Koordinator uji-coba nuklir di Alaska adalah Dr. Edward Teller—disebut juga “bapak dari Bom-H:” | 
| Dr. Edward Teller, tengah (1908-2003), dijuluki sebagai “bapak bom-H” sering melakukan kunjungan ke Alaska . Dengan kedok penggunaan nuklir untuk tujuan damai ia melakukan uji-coba beberapa bom-H di Alaska dengan nama sandi Project Chariot . | 
| Teller melakukan uji-coba sebuah bom hidrogen di Alaska pada tanggal 1 April 1946. Media massa dunia yang dikendalikan Pentagon melaporkan kejadian tersebut sebagai sebuah kejadian “gempa bumi” dan Tsunami. | 
| Ledakan bom hidrogen ini dipicu oleh sebuah alat berupa senjata rakitan mirip dengan yang digunakan pada “Little Boy”— bom Hiroshima. | 
| Hitler telah menyempurnakan pembuatan bom-H yang akan digunakan untuk melawan Inggris atau menghancurkan pelabuhan – pelabuhan Amerika Serikat. | 
| Peralatannnya apakah merupakan tiruan dari bom Jerman atau penemuan Teller di Los Alamos.? | 
| Kekuatan penghancur bom-H tidak dapat dibayangkan sebagaimanan diperlihatkan oleh akibat-akibat dari “gempa bumi” dan Tsunami. | 
| Bom hidrogen juga disebut SUPER. Di bawah ini sebuah kutipan pejabat berwenang dari the U.S. Nuclear Weapons: The Secret History, sbb: | 
| “Sebuah pertemuan awal penting setelah masa berakhirnya perang mengulas status bom-H Super telah diadakan di Los Alamos dari tanggal 17 April s/d 23 April 1946. Mengkaji ulang hasil pekerjaan yang telah dicapai sampai saat ini dalam memproses thermonuklir, juga dipresentasikan sebuah model yang khas dari sebuah bom thermonuklir. Konferensi memusatkan perhatian terhadap kelayakan model, yang telah dipilih untuk amenability dalam kaitan teoritis ketimbang praktek-praktek rekayasa maupun efisiensi dengan digunakannya bahan fissile dan tritium. Tujuan daripada konferensi adalah untuk mempelajari kelayakan bom thermonuklir dalam prinsip, namun tidak bermaksud untuk mengusulkan rancangan senjata yang sebenarnya. Serangkaian perhitungan yang ekstensif ENIAC mengenai salah satu pembakaran tritium dan deuterium telah selesai. Tujuan tambahan dari pertemuan adalah untuk membicarakan hasil-hasil perhitungan dan untuk memberikan penilaian ke depan dalam merealisasikannya secara pisik dari sebuah peralatan thermonuklir. Meskipun disederhanakan namun sebenarnya relatif ambisius dalam model, kesepakatan umum dicapai bahwa hasil-hasil awal untuk di dorong (disampaikan apa yang telah diketahui pada waktu itu mengenai faktor-faktor yang menyangkut radiasi pendingin serta dispersi bahan bakar) Beberapa dokumen komprehensif dibuatkan konsepnya sebagai tahapan awal dari pengembangan program thermonuklir yang akan berakhir. (Hansen, U.S. Nuclear Weapons: The Secret History , p. 45). ..”( Intl. Tsunami Info. Center) | 
| Ledakan Kedua Bom Hidrogen Bertempat di Lepas Pantai Rusia pada tahun 1952 | 
| Menurut “para ahli” Rusia tidak meledakkan bom hidrogen sampai dengan tahun 1955. Oleh karena itu, “gempa bumi” dan Tsunami mestinya merupakan kerja Pentagon. Pada waktu itu, situasi Perang Korea sedang memburuk untuk Jenderal McArthur. Di bawah ini kutipan lain dari the International Tsunami Info Center: | 
| “Pada tanggal 4 Nopember 1952, sebuah gempa kuat (berkekuatan 8.2) di lepas pantai Semenanjung Kamchatka mendorong terjadinya kerusakan Tsunami Pasifik yang luas. Gelombang Tsunami menerjang Semenanjung Kamchatka, Kepulauan Kuril dan wilayah Timur Jauh Rusia lainnya, menyebabkan kerusakan yang parah dan kematian. Tsunami secara luas diobservasu dan dicatat di Jepang, tetapi tidak terjadi kerusakan maupun kematian. Terdapat kerusakan yang cukup berarti di Kepulauan Hawai dan beberapa kerusakan di Peru dan Chili. Tsunami juga dicatat atau diobservasi di seluruh kepulauan Pasifik. Di Selandia Baru gelombang laut naik setinggi 1 meter. Di Alaska, di Kepulauan Aleutian dan di California gelombang air laut mencapai 1,4 meter yang juga di catat atau diobservasi. Sejauh ini, gelombang air laut terbesar diluar daerah asal Tsunami diobservasi di Kepulauan Hawaii. Beruntung tidak ada manusia yang menjadi korban di Hawai dari terjangan Tsunami, namun kerusakannya parah, diperkirakan kerugian materi berkisar antara US$ 800.000 – US$ 1.000.000 (nilai dolar tahun 1952). Tsunami juga menyebabkan kerusakan di Pulau Midway. Dibeberapa tempat di rangkaian kepulauan Hawai, gelombang pasang air laut merusakkan perahu dan dermaga, memutuskan hubungan telepon, dan menyebabkan erosi pantai yang parah. Di beberapa lokasi, gelombang Tsunami merusak di beberapa lokasi tertentu namun hampir tidak ada catatan. Di pantai sebelah utara Oahu gelombang pasang yang tergadi mencapai ketinggian sampai dengan 4.5 meter. Di pantai sebelah selatan di pulau tersebut, Tsunami cukup kuat menghanyutkan kapal barang bermuatan semen di Pelabuhan Honolulu..”(Intl. Tsunami Info. Center) | 
| Ledakan Ketiga Bom Hidrogen Terjadi di Alaska pada tanggal 9 Maret 1957. | 
| Pentagon telah  meledakkan sebuah thermonuklir a BIG ONE pada tanggal 9 
Maret 1957 di Alaska. Mungkin peledakkan ini berkaitan dengan Operation 
Dropshot—rencana invasi ke Rusia yang ditetapkan tahun 1958: | 
| “Pada tanggal 9 Maret 1957, sebuah gempa berkekuatan 8.3 di selatan Kepulauan Andreanof, di Kepulauan Aleutean, Alaska – di wilayah yang umumnya sama dengan yang terjadi pada tanggal 1 April 1946 – mendorong sebuah Tsunami Pasifik yang luas. Meskipun tidak ada manusia yang menjadi korban, Tsunami menghancurkan harta benda di Kepulauan Hawaii yang kerusakannya ditaksir berjumlah kira-kira US$ 5 Juta (nilai dolar tahun 1957). Gelombang air laut terutama tinggi di pantai sebelah utara di pulau Kauai yang mencapai ketinggian 16 meter, membanjiri jalan raya dan menghancurkan rumah-rumah dan menghanyutkan jembatan. Tsunami ini merupakan dua kali lipat daripada Tsunami yang terjadi pada tahun 1946. Di Hilo, Hawaii, Tsunami menerjang dengan ketinggian 3.9 meter dan merusakkan beberapa bangunan di sepanjang pantai. Di dalam Teluk Hilo, Pulau Coconut tertutup air setebal 1 meter termasuk jembatan yang menghubungkan ke pantai, sebagaimana pada tahun 1952, saat ini pun hancur lagi. (Intl. Tsunami Info. Center) . | 
| Ledakan Keempat Bom Hidrogen Terjadi di Pantai Chili Tahun 1960. | 
| Pada tanggal 22 Mei 1960, sebuah “gempa bumi” yang besar dan Tsunami terjadi di pesisir Chili. Pada waktu itu Pentagon tidak sedang resmi berperang dengan Chili, namun pemerintah Chili mungkin mengancam akan mengusir orangnya Rockefeller yang mengontrol perusahaan-perusahaan minyak. Di bawah ini kutipan dari the International Tsunami Info. Center: | 
| “Gempa bumi terbesar” (berkekuatan 9.5) abad ke-20 terjadi pada tanggal 22 Mei 1960 di pantai Chili dan di sepanjang Laut Pasifik. Tsunami diperkirakan membunuh 2.300 orang di Chili. Terjadi kematian yang luar biasa dan kehilangan harta benda di Kepulauan Hawaii, di Jepang dan disekitar wilayah Pasifik. Gelombang menghancurkan Hilo, Hawaii, menghancurkan pantai dan membunuh 61 orang. Kerugian diakibatkan kerusakan diperkirakan seluruhnya berjumlah lebih dari US$ 500 juta (nilai dolar tahun 1960).” Intl. Tsunami Info. Center) | 
  | 
|
| Norsk Hydro di Norwegia menyuplai Nazi Jerman dengan air berat untuk bom Hidrogen sampai di bom Inggris tahun 1943. | 
| Air Berat Tidak Diperlukan Untuk Membuat Bom Atom … Tetapi Benar-benar Penting Untuk Membuat Bom Hidrogen. | 
| Beberapa reaktor dewasa ini menggunakan air berat sebagai moderator untuk melambatkan reaksi berantai, tetapi di Amerika Serikat, Enrico Fermi menggunakan graphite pile – baterai grafit … bukan air berat … untuk memperlambat reaksi. | 
| Reaktor nuklir ini secara umum dikenal sebagai reaktor graphite pile -baterai grafit. Selama penelitian Fermi membombardir nukles atom dengan netron. Selama masa bombardir ini, nukles atom terbelah dan terjadi reaksi fisi nuklir. Fermi menggunakan grafit dalam reaktor untuk memperlambat netron cukup untuk bereaksi dengan reaksi nukles. Di bawah ini sebuah kutipan dari Critical Assembly: | 
| “Teller menunjukkan bahwa deuterium akan jauh lebih murah dibanding dengan U-235 atau Pu-239 dan daya ledaknya dapat dibuat besar dengan meningkatkan jumlah deutrium yang ditempatkan di dekat fisi bom. Dari maksud tersebut, meskipun Oppenheimer mencoba untuk membawa kembali diskusi kepada fisi bom, Bethe dan yang lainnya banyak menghabiskan waktunya dalam pertemuan berargumentasi dengan Teller mengenai ide SUPER. Bethe menyebut Teller terlalu asyik dengan SUPER dalam satu titik, dalam sebuah diskusi mengenai Jerman yang menghendaki air berat (sebagai seorang moderator dalam reaktor nuklir), Teller seperti biasanya melompat jauh 30 tahun ke masa depan dengan mengatakan, ‘Tentu saja mereka menginginkan air berat untuk membuat SUPER..” (Hoddeson , Critical Assembly , p. 45). | 
  | 
|||
  | 
|||
  | 
|||
![]()  | 
TSUNAMI, BENCANA ATAU REKAYASA  ??????
Tragedi tsunami telah 8 tahun berlalu, bencana alam terbesar ini 
telah menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi
 Aceh seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang 
berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana. 
Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.
Sebagian besar orang menganggap musibah ini adalah bencana alam. 
Sebabnya adalah lempeng bumi di belahan Sumatra mengalami pergeseran dan
 menimbulkan patahan sehingga terjadilah gelombang tsunami yang diawali 
dengan gempa bumi yang berkekuatan 6,87 skala richter menurut catatan 
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Berbeda dengan catatan yang 
diberikan oleh NOAA Amerika yang mencatat bahwa kekuatan gempa mula-mula
 sebesar 8.0 SR kemudian dirubah menjadi 8.5 SR lalu 8.9 SR sampai 
akhirnya NOAA menetapkan bahwa kekuatan gempa yang menimpa Aceh saat 
terjadinya tsunami adalah sebesar 9.0 SR.
Perbedaan mengenai kekuatan gempa ini bagi sebagian kecil orang 
menjadi sebuah kecurigaan. Mereka menganggap ada skenario dibalik 
tsunami yang melanda Serambi Mekah tersebut. Seorang dosen Fakultas 
Tekhnik Unisba, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang 
yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu adalah 
skenario dari negara adidaya, Amerika Serikat.
Selain itu Indonesia dan India juga merasakan keanehan akan tidak 
adanya gempa ‘peringatan’ pada seismograf mereka. Hal ini berarti bahwa 
gelombang kejut normal yang selalu mendahului gempa tidak ada. NOAA 
menyatakan menerima ‘peringatan’ mengenai adanya gempa susulan, tetapi 
sama sekali tidak terjadi. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh 
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan 
proses yang terjadi mendadak.
Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa 
akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada 
semua seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika 
gelombang yang diterima oleh seismograf adalah gelombang P, maka yang 
dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut. 
Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India. 
Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang 
dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar di bawah 
tanah di Nevada.
Menyadari keanehan yang terjadi, pada tanggal 27 Desember India 
menolak untuk bergabung dalam rencana ekslusif Bush yang akan menarik 
semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru dengan Rusia, Cina, dan 
Brazil.
Selain itu juga keanehan yang dapat kita saksikan secara langsung 
dengan mata kepala adalah mayat-mayat korban tsunami tersebut mati 
dengan keadaan yang gosong. Mungkinkah gelombang air laut dapat membuat 
tubuh manusia menjadi gosong, rasanya sungguh tak masuk akal.
Satu hal yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa sesungguhnya 
gelombang tsunami hanya merupakan gelombang pelabuhan sesuai dengan 
namanya yang berasal dari Jepang yaitu Tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang
 berarti gelombang. Jadi sedahsyat-dahsyatnya gelombang tsunami hanya 
akan melanda daerah sekitar pelabuhan. Tidak mungkin gelombang tersebut 
sampai masuk ke daerah perkotaan seperti yang terjadi di Aceh.
Tentunya kita bertanya dengan alat secanggih apa yang bisa membuat 
bencana sedahsyat tsunami yang melanda Serambi Mekah kita tersebut. 
Hanya ada satu jawaban yang mungkin, yaitu dengan menggunakan bom 
nuklir. Bom yang pernah meluluhlantakkan Hirosima dan Nagasaki. 
Termonuklir itu tak lain adalah nuklir yang dapat mengakibatkan ledakan 
dan menimbulkan gelombang yang maha dahsyat di Aceh. Dapat dipastikan 
bahwa dalang dari semua ini adalah negara adidaya, Amerika Serikat.
3 bulan pasca tsunami Aceh dikepung oleh kapal induk milik Amerika 
dengan tujuan agar para peneliti tidak mendekati Aceh dan mereka bisa 
membersihkan puing-puing sisa bom nuklir tersebut. Akan tetapi 2 bulan 
pasca tsunami yang melanda Aceh ditemukan sampah nukir berserakan di 
Somalia, seperti yang diungkapkan oleh UNEP.
Tapi VOA Amerika mengklaim bahwa itu adalah sampah nuklir dari 
Eropa. Padahal pada tahun 1972 PBB telah mengeluarkan peraturan untuk 
tidak membuang sampah nuklir ke laut.
Dzikron mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya tsunami buatan 
ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang menjadi faktor utamanya 
adalah berkaitan dengan motif ekonomi. Aceh merupakan daerah yang 
menyimpan kandungan gas yang sangat banyak. Terbukti setelah tsunami 
perusahaan gas yang terdapat di Aceh dikuasai oleh Amerika. Selain kaya 
akan kandungan gas, Aceh juga menyimpan cadangan emas. Kawasan ini 
memang terkenal sangat kaya dengan sumber kekayaan alam. AS, melalui 
ExxonMobil, tentunya ingin mempertahankan dan memperluas 
kekuasaannya.Salah satu jalan yang ditempuh dengan melenyapkan warga 
Aceh, yang selama ini dianggap mengancam keberadaan perusahaan minyak 
itu. Aceh terus mengajukan tuntutan agar diberi hak yang lebih besar 
terkait kekayaan alamnya.Tujuan lainnya, AS ingin mendapatkan ladang 
minyak baru dengan memunculkan “gempa buatan”.
Demikian kompleksnya tanda-tanda yang muncul sehingga kita sulit 
untuk membedakan tsunami yang terjadi di Aceh adalah tsunami yang 
disebabkan oleha alam ataukah sebuah bencana yan memang diciptakan oleh 
tangan-tangan yang mempunyai kepentingan khusus. Tapi mari kita sejenak 
mengingat janji Allah dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa Allah 
telah berfirman “telah tampak kerusakan di darat dan di laut
 disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar 
mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka 
kembali (ke jalan yang benar)”. Sudah sangat jelas bahwa 
semua kerusakan yang terjadi di alam ini adalah ulah-ulah tangan manusia
 yang tidak mensyukuri rahmat Sang Pencipta. Allah telah mengatur 
sedemikian rupa perputaran bumi dan segala apa yang yang ada di 
dalamnya. Tak ada satu orang pun yang bisa mengubah kehendak Sang 
Penguasa. Dari mulai angin yang bergerak menuju langit yang kemudian 
menjadi awan dan awan berubah menjadi hujan, sungguh semua telah diatur 
dalam Alquran. Allah tidak akan mengingkari janjinya. Dengan begitu 
jelas semua kerusakan alam ini karena manusia sendiri dan kemungkinan 
besar bencana tsunami juga adalah rekayasa tangan manusia.
Banyak orang tak percaya Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan 
Sumatra Utara itu akibat rekayasa negara adidaya. Mereka tidak percaya 
Amerika Serikat mampu merekayasa bencana alam sedahsyat itu. Ada juga 
yang skeptis penggunaan energi nuklir pasti menimbulkan efek lain, yaitu
 radiasi yang membawa banyak efek negatif bagi lingkungan maupun manusia
 di lokasi bencana. Siapa yang kenal nuklir dan efeknya sebelum 
hiroshima dan nagasaki? Maka teori Tsunami akibat nuklir pun dapat 
disikapi secara sama. Secara teoritis, Warhead Thermonuklir W-53 Amerika
 dengan kekuatan 9 megaton (hiroshima & nagasaki 1000 ton) dapat 
dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat 
selam dalam) yang biasa yang digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah 
ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000pon per inchi 
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total berikut wadahnya kurang 
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai 
anjungan pengeborang minyak lepas pantai  Di Asia terdapat lebih dari 300 anjungan. Siapa yang tahu jika 
salah satu dari anjungan itu dipilih menjadi tempat titik episentrum 
gempa? Kedua, yang lebih masuk akal, senjata yang digunakan bukan nuklir
 melinkan senjata SCALAR. Teknologi senjata baru ini memang berpotensi 
memanipulasi fenomena alam untuk menghancurkan musuh. Dari gempa bumi 
hingga angin topan dapat ditimbulkan dengan tembakan gelombang 
elektromagnetik berkekuatan sangat tinggi. Lebih logis jika senjata 
SCALAR yang digunakan untuk menimbulkan gempa besar yang memicu Tsunami 
Asia. Orang yang mencermati rentetan bencana alam di Asia dan Indonesia 
akan menjumpai pola yang unik. Mengapa gempa yang menjadi lokasi gempa 
beberapa daerah yang secara sosial politik bergejolak? Perlu diingat, 
didaerah tersebut pasti ada perusahaan besar milik Amerika Serikat yang 
mengeksploitasi kekayaan alam. Nabire terletak di papua, daerah yang 
menjadi basis gerakan separatis OPM sekaligus daerah operasi Freeport. 
Aceh jelas basis gerakan separatis GAM dan daerah operasi Mobil Oil dan 
Caltex.
Menggunakan operasi pisau analisis teori konspirasi, tidak ada 
peristiwa yang terjadi kebetulan.  Mengapa “kebetulan” kapal induk USS 
Abraham Lincoln berada di perairan Hongkong dan segera saja menuju Aceh?
 Mengapa “kebetulan” pula pelabuhan milik Mobil Oil di Arun bisa 
dilabuhi kapal induk?
Terlampau banyak ”kebetulan” yang muncul dalam rangkaian bencana alam di Indonesia.
Terlampau banyak ”kebetulan” yang muncul dalam rangkaian bencana alam di Indonesia.
Tapi yang jelas,skenario menggunakan senjata yang mampu melakukan 
modifikasi lingkungan dan manipulasi fenomena alam, memang sangat 
canggih. Dengan menggunakan SCALAR, taktik “lempar batu sembunyi tangan”
 dapat diubah lebih efektif menjadi “lempar batu, datang dan jadi tuan”.Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali 
dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla (bagi yang pernah maen game 
C&C Red Alert 2 pasti tidak asing dengan nama “Tesla”). Saintis ini 
menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel 
penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan 
alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu 
badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat 
itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah 
massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.
Dalam bukunya “The Latest Weapon of War” (2000), Dr Rosalie 
Bertell, menyatakan bumi bisa digunakan sebagai alat baru untuk 
memenangkan “peperangan”. Bumi bisa digoncangkan dengan alat 
berteknologi tinggi. Secara tegas Bertell berkata, dalam persenjataan 
tentara AS senjata terkininya adalah bumi dan cuaca. “keduanya akan 
menjadi senjata pemusnah terburuk menjelang 2025” katanya. Senjata 
elektromagnetik bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi.
 Tentu saja kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir yang 
dikenal sebagai 
Cara kerja HAARP secara umum adalah 
memancarkan frekuensi sangat rendah / very low frekuensi (VLF) berdaya 
tinggi (jutaan watt) ke atmosfir. Namun lama-kelamaan ilmu dibidang 
frekuensi mulai dicoba untuk frekuensi-frekuensi lainnya, 
termasukfrekuensi tinggi atau High Frequency (HF).
Perlu diingat bahwa frekuensi tinggi 
(keatas) sangatlah lebar, masih banyak frekuensi-frekuensi selanjutnya. 
Setelah dicoba, maka hasilnya mencengangkan dan sangat menakutkan!
Semenjak penemuan frekuensi rendah dan 
kemudian digunakan juga untuk frekuensi tinggi dengan “menembak” 
atmosfir, maka HAARP otomatis dapat juga untuk kepentingan lainnya.
Dengan teknologi mutakhir sebagai senjata masa depan, HAARP dapat pula digunakan sebagai:
- Mengubah keadaan atmosfir, membuat efek iklim dan cuaca suatu wilayah menjadi : kekekeringan, hujan, banjir, bersalju, angin kencang, tornado bahkan badai dan topan.
 - Pembuat Gempa Bumi juga membuat Tsunami, membuat efek suatu wilayah menjadi diguncang gempa bumi. Dan efek gempa bisa .
 

Salah seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam 
proyek HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah 
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan 
perangkat-perangkat pemicu bencana alam.  Untuk mendukung kemampuan 
SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat
 rendah (Extremely Low Frequency atau ELF ) yang mampu menembus lapisan 
tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui 
modifikasi khusus, Gelombang itu mampu menggerakan lempeng tektonik 
bumi. Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non 
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan 
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak 
heran jika gempa bumi Tang Shan di China pada 28 Juli 1976, terjadi 
setelah muncul kilatan cahaya di langit China. Fenomena itu muncul 
akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan Amerika Serikat, telah 
memanaskan ionosfir.
Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, Nias, Jogja,
 dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
 gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California 
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Times pada Maret 1992 
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh 
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa 
negara antara tahun 1986-1989. Gempa-gempa itu terjadi di California, 
Amerika, dan Jepang.Gempa bumi yang menggoyang Los Angeles pada 17 
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan 
hipersonik.
Menyikapi fenomena kilatan cahaya yang selalu mendahului terjadinya
 gempa, pada tahun 1997 Pentagon mengeluarkan sinyalemen, telah terjadi 
ancaman bagi keamanan dunia menggunakan senjata pemanipulasi cuaca, 
pencetus gempa bumi dan peletusan gunung api dari jarak jauh dengan 
menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelumnya, pada pertengahan Juli
 1996, sejumlah negara diguncang gempa. Yakni wilayah pegunungan Alpens 
Prancis, Austria, selatan Italia, timur laut India, Jepang, Indonesia, 
semenanjung Kamchatka dan selatan Mexico. Bahkan di New Zealand sebuah 
gunung berapi meletus.
Menurut sebuah sumber, AS pernah menghantam Korea Utara dan Kuba 
dengan senjata pengacau cuaca. Tujuannya, kemusnahan ekonomi, ekosistem 
serta pertanian. Upaya ini berhasil. Korea Utara dan Kuba pernah 
mengalami krisis akibat kacaunya cuaca.

Bagaimana yang terjadi terhadap Indonesia? Situs Conspiracy News, menurunkan satu liris yang mengejutkan terkait bencana Aceh.Di situs itu disebutkan, bencana Aceh terjadi setelah sembilan hari George Bush mengeluarkan instruksi AS harus menguasai seluruh lautan dunia, untuk tujuan keselamatan dan pembangunan Aceh. Sebuah fakta disodorkan. Sebelum gempa menggoyang Aceh, Australia dan pangkalan AS di Diego Garcia sudah mendapat informasi soal akan terjadinya gempa dan tsunami. walhasil, ketika tsunami menyapu, pangkalan militer tempat bersandarnya super tanker KC-135 itu sama sekali tidak terusik. Padahal jelas-jelas pangkalan yang dihuni dua ribu lebih personil militer itu berada di Samudera Hindia. Diego Garcia (pulau yang disewa AS dari pemerintah Inggris) yang jaraknya tidak jauh dari pusat gempa bumi dilaporkan hanya mengalami gelombang ombak setinggi 6 kaki.
Berkaitan dengan perbuatan Amerika tersebut Allah juga telah berkata dalam Alquran bahwa “Dan
 apabila dikatakan kepada mereka,”janganlah berbuat kerusakan di bumi!” 
mereka menjawab, “sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan 
perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, 
tetapi mereka tidak menyadari”. (QS Al-Baqarah 11-12).Bila kita melihat lebih jauh bahwa daerah yang menjadi sasaran 
tsunami 26 Desember lalu, adalah daerah yang mayoritas muslim. Memang 
telah tertulis di dalam Alquran bahwa Islam adalah musuh terbesar kaum 
Yahudi, ini juga tertuang dalam QS Al-Baqarah: 217, “mereka 
bertanya kepadamu (Muhammad)tentang berperang pada bulan haram. 
Katakanlah, “berperang dalam bulan haram itu adalah (dosa) besar. Tetapi
 menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi 
orang masuk) masjidil haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, 
lebih besar dosanya dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam 
daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai 
kamu murtad (keluar) dari agamamu,jika mereka sanggup. Barang siapa 
murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka 
mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah 
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam 
murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami 
adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. 
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa 
kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta 
kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan 
India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut 
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan 
sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.2. 
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna 
hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit 
sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga
 nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan
 di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun 
juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke 
sana.4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia
 yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera 
Hindia.PenjelasanJenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut
 Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat 
dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat 
selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini
 sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi 
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang 
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai 
anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut 
SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi 
kekuatan alam.Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik 
pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini 
menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel 
penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan 
alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu 
badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat 
itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah 
massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan 
Tesla ini kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul 
kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan 
kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun 
lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke 
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit 
negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang 
berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh 
Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan 
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan 
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di 
luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
 terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita 
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan 
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan 
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti 
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada 
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi 
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research 
Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam 
seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk 
dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti 
dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low 
Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian 
menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh 
dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta 
menciptakan ‘hurricane‘.
Namun dalam Hadits nabi menjelaskan bahwa Menjelang 
kiamat, bahkan batu dan pohon akan membongkar borok-borok dan keberadaan
 Yahudi sehingga mereka dapat dihancurkan oleh umat Islam.
Sekarang bisa disimpulkan sendiri apakah bencana tsunami yang 
terjadi di Aceh adalah sebuah bencana alam murni ataukah rekayasa 
belaka???
Gempa Haiti dan Tsunami Aceh Bencana Buatan?
Tim penyelamat mencari korban runtuhan bangunan usai gempa di Haiti
Saat ini di sejumlah mailing list beredar informasi dugaan bahwa 
gempa dahsyat yang mengguncang Haiti bahkan tsunami Aceh 2004 bukan 
murni bencana alam. Benarkah?
23 Januari 2010, informasi dari pangkalan Angkatan Laut Rusia 
mengatakan gempa Haiti tidak murni bencana alam, melainkan hasil dari 
uji coba senjata ‘pemicu gempa’ yang disiapkan Amerika untuk Iran.Tujuannya, diduga untuk menggulingkan pemerintahan di negara Islam tersebut.Armada Rusia mengklaim mengetahui hal itu, berdasarkan pantauan 
terhadap gerakan marinir Amerika Serikat di Karibia sejak 2008, ketika 
AS mengumumkan ingin membangun kembali armada keempatnya.Reaksi militer AS yang cepat datang ke Haiti juga dijadikan penguat tudingan Rusia.“AS sedang menguji salah satu senjata pemicu gempa yang akan 
digunakan untuk menghajar Iran, justru berakibat fatal dan mengakibatkan
 bencana dahsyat di Karibia,” seperti dimuat laman ViVe TV Venezuela, mengutip laporan Rusia.senjata pemusnahan massal. Menurut Bertell, As sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun 
lalu. Negeri Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan 
bahan kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara
 asia. Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke 
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika 
antara periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika utara sering muncul 
cahaya berpendar.Uji coba itu menyebabkan gangguan luar biasa pada cuaca di seluruh 
dunia. “antara 1960-an hingga 1990-an, kadar bencana alam yang besar 
meningkat 10 kali lipat,” Kata Bertell. Fenomena El Nino antara 1997 
hingga 1998 yang disebut-sebut banyak ahli sebagai penyebab kekacauan 
cuaca diseluruh dunia, sejatinya, didahului gangguan besar dan 
ketidakstabilan iklim di satu tahun sebelumnya. Pada 1996, terjadi 
banjir besar di Asia Selatan, Nepal, India dan Bangladesh. Demikian juga
 di Cina. Bencana terbesar terjadi di Kanada. Negara itu dihajar badai 
Tornado dan banjir.Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai 
analis persenjataan global. Bahkan secara terang-terangan Chossudovsky 
menuduh Pentagon sudah lama berkecimpung dalam memanipulasi cuaca. April
 1997, menurut Menhan William Cohen, As terpaksa menghadapi serangan 
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan 
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa. “ Washington kini 
menerapkan orde baru persenjataanya yang mempunyai kemampuan untuk 
merubah cuaca.” Kata Chossudovsky.
Bahkan, juga diberitakan awal Januari, uji coba yang sama 
mengakibatkan gempa sebesar 6,5 skala Richter di area dekat kota Eureka,
 Kalifornia. Tak ada yang tewas, namun sejumlah bangunan dilaporkan 
rusak.Setelah berita itu dirilis, Presiden Venezuela, yang juga di 
barisan penentang AS, Hugo Chavez buru-buru berkomentar. Dia mengklaim 
hal yang sama, bahwa AS bertanggungjawab atas bencana gempa yang 
mengguncang Karibia.Chavez menuding AS menggunakan gempa Haiti sebagai dalih untuk 
menduduki negara itu. Caranya, dengan mengirimkan tentara dengan dalih 
membantu korban gempa.Beberapa sumber juga berspekulasi gempa 7,8 SR yang mengguncang 
Provinsi Sichuan, China pada 12 Mei 2008 juga diakibatkan hal yang sama.Teori konspirasi yang beredar mengatakan gempa-gempa tersebut 
adalah bagian dari uji coba  HAARP (High Frequency Active Auroral 
Reasearch Program).Selain dituding bisa menyebabkan gempa, HAARP juga 
dihubung-hubungkan dengan anomali cuaca yang dapat mengakibatkan banjir,
 kekeringan, dan badai.
Apa sebenarnya HAARP itu?
Seperti dimuat laman haarp.alaska.edu, HAARP adalah usaha ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer (lapisan teratas atmosfer).
Terutama, untuk meningkatkan sistem komunikasi dan sistem pengawasan, baik untuk kepentingan sipil maupun pertahanan.
Sebaliknya, ilmuwan, Rosalie Bertell, dalam laman Baltimore Chronicle,
 mengatakan HAARP seperti “raksasa pemanas’ yang dapat menyebabkan 
gangguan besar dalam ionosfer, menciptakan tidak hanya lubang, tapi 
sayatan panjang di lapisan pelindung yang mencegah radiasi mematikan.
Masih dari teori konspirasi yang beredar, tak hanya AS, Rusia dan 
juga Uni Eropa juga punya proyek serupa, yang punya kemampuan sama, bisa
 mengakibatkan efek merusak.
Bagaimana dengan tsunami 2004?
Diduga tsunami berkekuatan  23.000 bom atom itu sengaja diciptakan 
AS. Para penganut teori konspirasi mengatakan AS melakukan itu untuk 
mengalihkan perhatian orang dari topik Perang Irak.Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog 
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di 
Solo, beberapa waktu silam.mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD (Nagroe 
Aceh Darussalam) dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami 
yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang 
sengaja diledakkan di bawah laut. “Melalui pendapat dan analisa yang 
dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya 
sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu
 di antaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,”
 katanya.Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah 
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke 
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang 
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
 Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa 
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi 
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala 
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan 
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di 
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata 
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya.
Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS 
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. 
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya 
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara 
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. 
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah 
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat 
halus namun mematikan.
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. 
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
 gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, 
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang 
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara 
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
 yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak 
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga 
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS 
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan 
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di 
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. 
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,” 
jelasnya.
Biadab, Kedok Amerika Dibalik Tragedi Tsunami Aceh Terbongkar
Mungkin ini berita lama tapi saya tertarik untuk mengulasnya lagi 
mengingat banyaknya kerusuhan yang melanda negera2 islam di dunia. 
Misteri rahasia tsunami di Aceh.
Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi
 Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan 
sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan 
tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog 
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di 
Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir 
independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi 
kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS 
Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah 
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke 
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang 
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
 Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.
“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa 
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi 
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala 
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan 
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di 
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata 
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS 
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. 
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya 
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara 
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. 
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah 
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat 
halus namun mematikan.“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. 
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
 gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, 
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang 
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara 
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
 yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak 
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga 
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”Disinggung rencana besar apa di balik itu, AS 
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan 
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di 
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. 
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,” 
jelasnya.Nah gimana menurut teman2 apa tsunami aceh itu mutlak bencana alam atau memang ada Negara adikuasa yang merancang semuannya.Seperti keadaan sekarang, beberapa negara Islam di timur tengah 
bisa mendadak kacau secara bersamaan. apakah mungkin rakyat ingin 
demokrasi ataukah ada Negara adi kuasa yang mengatur semuanya.
merupakan informasi biasa meski belum 
terbiasa melihatnya. Anggap saja informsi berikut hanyalah bulan 
saja,…tetapi patut kita renungkan kemungkinan lain yang dapat terjadi.Selama ini ada anggapan kuat bahwa bencana gempa, tsunami merupakan
 sebab alami seperti tumbukan lempeng, dan  induksi. Anggapan mainstream
 selama ini disebabkan besarnya/dahsyatnya akibat yang ditimbulkan. 
Padahal jika terjadi perang nuklir…..kerusakan yang ditimbulkan jauh 
lebih dahsyat, tetuama jika seluruh arsenal nuklir dilepaskan.  Oleh 
karena itu adanya selentingan informasi tentang teknologi gempa yang 
dapat direkayasa, mestinya 
Gempa bumi 7.3 skala richter di Haiti disebut-sebut tidak alami dan
 merupakan bagian dari ujicoba senjata ekologi Amerika Serikat dari program penelitian HAARP (High Frequency Active Auroral Reasearch Program).HAARP mengembangkan senjata ekologi yang digunakan dengan cara 
mengirimkan energi luar biasa ke lapisan ionospher, memancing reaksi 
energi yang sangat dari seluruh molekul lapisan bagian lapisan atmospher
 tersebut. Fenomena ini akan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan 
cuaca seperti kekeringan, hujan salju, hujan lebat, cuaca dingin, 
tsunami, badai, gempa, dan lain-lain.Menurut sumber-sumber Rusia, sejak akhir tahun 1970 Amerika Serikat
 menggapai kemajuan pesat di bidang penelitian senjata ekologi khususnya
 gempa. Saat ini Amerika Serikat tengah mengembangkan penelitian soal 
cara kerja mesin-mesin pulse, plasma, elektromagnetik, teknologi sonic 
yang digabung dengan bom gelombang kejutan.
Masih dari sumber tersebut, terdapat bukti-bukti bahwa gempa yang 
terjadi di Sichuan, Cina pada tahun 2008 dengan kekuatan 7.8 skala 
richter diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik yang dikirim dari 
HAARP. Pasca gempa Haiti, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat 
(Pentagon) menyatakan telah mengirimkan rumah sakit kapal USNS Comfort 
yang berlabuh di Baltimore ke lokasi gempa. Padahal, USNS Comfort ini 
baru beberapa hari dipulangkan dari perairan Karibia.
Lantas apakah benar manusia dapat mengontrol cuaca atau menciptakan
 bencana buatan seperti gempa, topan, kekeringan, dan lain-lain? Berikut ini adalah kutipan analisa yang ditulis oleh M.Dzikron A.M, dosen Fakultas Teknik Unisba Bandung.
Pernahkan Anda mendengar teknologi SCALAR? Teknologi ini mampu 
memanipulasi cuaca dan fenomena alam. Teknologi berbasis gelombang 
elektromagnetik ini dikenalkan untuk pertama kali oleh ilmuwan Rusia 
Nikola Tesla. Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara 
pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan 
penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang 
frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah 
melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan 
Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai 
elektromangnetik SCALAR.
Dr Rosalie Bertell, dalam bukunya berjudul The Latest Weapon of 
War” (2000) menyatakan bahwa bumi dapat dijadikan sebagai senjata ampuh 
untuk memusnahkan musuh. Bertell menegaskan bahwa dalam kamus senjata 
militer AS, senjata paling kuat adalah senjata ekologi.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun 
lalu. Negeri Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan 
bahan kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara
 asia. Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke 
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika 
antara periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika Utara sering muncul 
cahaya berpendar.
seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam proyek 
HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah 
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan 
perangkat-perangkat pemicu bencana alam. Untuk mendukung kemampuan 
SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat
 rendah (Extremely Low Frequency atau ELF ) yang mampu menembus lapisan 
tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui 
modifikasi khusus, Gelombang itu mampu menggerakan lempeng tektonik 
bumi.
Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non 
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan 
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak 
heran jika gempa bumi Tang Shan di China pada 28 Juli 1976, terjadi 
setelah muncul kilatan cahaya di langit China. Fenomena itu muncul 
akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan Amerika Serikat, setelah 
memanaskan ionosfir.
Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, Nias, Jogja,
 dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
 gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California 
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Post pada Maret 1992 
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh 
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa 
negara antara tahun 1986-1989. Gempa-gempa itu terjadi di California, 
Amerika, dan Jepang. Gempa bumi yang menggoyang Los Angeles pada 17 
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan 
hipersonik.
Apakah Anda mempercayai analisa ini?
Tsunami Aceh: Thermonuklir atau Bencana Alam ?
Tragedi tsunami di Aceh telah 9 tahun berlalu, bencana alam terbesar ini telah
menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi Aceh seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana. Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.
menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi Aceh seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana. Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.
Sebagian besar orang menganggap musibah ini adalah bencana alam. Sebabnya
adalah lempeng bumi di belahan Sumatera yang mengala mi pergeseran dan
menimbulkan patahan sehingga terjadilah gelombang tsunami yang 
diawali dengan gempa bumi yang berkekuatan 6,8 skala richter menurut 
catatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Berbeda dengan catatan 
yang diberikan oleh NOAA Amerika Serikat yang mencatat bahwa kekuatan 
gempa mula- mula sebesar 8.0 SR kemudian diralat menjadi 8.5 SR lalu 
diralat lagi menjadi 8.9 SR sampai akhirnya NOAA menetapkan bahwa 
kekuatan gempa yang menimpa Aceh saat terjadinya tsunami adalah sebesar 
9.0 SR.
Perbedaan mengenai kekuatan gempa Aceh ini bagi sebagian kecil orang menjadi
sebuah kecurigaan. Mereka menganggap ada skenario dibalik tsunami 
yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam. 
Seorang dosen Fakultas Tekhnik Unisba Bandung, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu diduga adalah skenario dari negara adidaya. Selain adanya perbedaan mengenai catatan kekuatan gempa, faktor lain yang menguatkan bahwa tsunami Aceh merupakan tsunami buatan manusia adalah perbedaan mengenai letak Epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi).
Seorang dosen Fakultas Tekhnik Unisba Bandung, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu diduga adalah skenario dari negara adidaya. Selain adanya perbedaan mengenai catatan kekuatan gempa, faktor lain yang menguatkan bahwa tsunami Aceh merupakan tsunami buatan manusia adalah perbedaan mengenai letak Epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi).
Australia merekam Magnitudo dan posisi Epicentrum sesuai dengan 
yang ditentukan oleh kantor Geofisika Jakarta yaitu gempa berukuran 6,4 
pada Skala Richter menimpa utara pulau Sumatera. Titik gempa berada di 
155 mil selatan-tenggara Provinsi Aceh. Lokasi ini berbeda 250 mil dari 
posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa 
Epicentrum berada di barat daya Provinsi Aceh. Selain itu Indonesia dan India juga merasakan keanehan tentang 
tidak adanya gempa peringatan pada Seismograf mereka. Hal ini berarti 
bahwa gelombang kejut normal yang selalu mendahului sebelum gempa 
terjadi itu tidak ada. Namun NOAA menyatakan menerima peringatan 
mengenai adanya gempa susulan, tetapi sama sekali tidak terjadi. Secara 
sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi 
elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan 
sebuah 2 proses yang terjadi secara mendadak.
Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa 
akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada 
semua Seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika 
gelombang yang diterima oleh Seismograf adalah gelombang P, maka yang 
dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut. 
Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India.
Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang
 dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar di bawah
 tana h di Nevada.
Menyadari keanehan yang terjadi itu, pada tanggal 27 Desember 2004,
 India menolak untuk bergabung dalam rencana ekslusif Presiden George 
Bush yang akan menarik semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru 
dengan Rusia, C ina, dan Brazil.
Selain itu juga keanehan yang dapat kita saksikan secara langsung dengan mata
kepala adalah kondisi mayat- mayat korban tsunami Aceh tersebut mati dengan
keadaan yang hangus/hitam sejak hari pertama tsunami. Mungkinkah 
gelombang air laut dapat membuat tubuh manusia menjadi hitam dalam 
seketika, rasanya sungguh tidak masuk akal, hanya Allah maha tau segala-
 galanya.Satu hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa sesungguhnya 
gelombang tsunami hanya merupakan gelombang pelabuhan, sesuai dengan 
namanya yang berasal dari Jepang yaitu TSU yang berarti pelabuhan dan 
NAMI yang berarti
gelombang. Jadi sedahsyat-dahsyatnya gelombang tsunami mestinya hanya akan
melanda daerah sekitar pelabuhan atau pantai saja. Rasanya tidak mungkin gelombang laut tersebut sampai masuk ke daerah perkotaan seperti 
yang terjadi di kota Banda Aceh hingga radius 7-9 Km dari bibir pantai 
Ulhee Lhee sampai ke Mesjid Raya Baiturrahman yang berada di pusat kota.Tentunya kita bertanya dengan alat secanggih apa yang bisa membuat bencana
sedahsyat tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam tersebut. 
Hanya ada satu jawaban yang paling mungkin, yaitu dengan menggunakan Bom
 Nuklir. Bom yang pernah meluluhlantakkan kota Hirosima dan kota 
Nagasaki rata dengan tanah.
Bom itu diduga The rmonuklir, tak lain adalah nuklir yang dapat
mengakibatkan ledakan dan menimbulkan gelombang laut yang maha 
dahsyat tersebut. Tiga bulan pasca tsunami, Provinsi Aceh dikepung oleh 
kapal induk milik AS yang diduga me miliki tujuan agar para peneliti 
tidak mendekati perairan Aceh dan me reka bisa membersihkan puing-puing sisa bom 
nuklir tersebut. Akan tetapi 2 bulan pasca tsunami yang melanda Aceh 
ditemukan sampah nuklir berserakan di Somalia, seperti yang diungkapkan 
oleh UNEP.
3  Namun Radio Voice Of America (VO A) mengklaim bahwa sampah 
nuklir itu berasaldari Eropa. Padahal pada tahun 1972 PBB telah 
mengeluarkan peraturan yang melarang membuang sampah nuklir ke laut, 
tetapi mengapa justru ditemukan adanya sampah nuklir di perairan Somalia
 saat itu.M. Dzikron A.M mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya tsunami 
buatan ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang menjadi faktor 
utamanya diduga berkaitan dengan motif ekonomi. Seperti kita ketahui 
bahwa Provinsi Aceh merupakan daerah yang menyimpan kandungan gas alam 
yang sa ngat banyak, untuk mengelabui warga Aceh sejak dahulu para 
peng-eksplore gas selalu menyebutkan bahwa cadangan gas Aceh hanya 
tersisa sedikit.
Aceh selain kaya akan kandungan gas, juga menyimpan cadangan minyak dan emas. Kawasan ini memang terkenal sangat kaya dengan sumber kekayaan alam. 
Ada Negara- negara besar yang tentunya ingin mempertahankan dan memperluas
kekuasaannya di kawasan ini. Bisa jadi salah satu jalan yang 
ditempuh dengan melenyapkan sebahagian warga Aceh, yang selama ini 
dianggap mengancam keberadaan perusahaan minyak dan gas lantaran 
Provinsi Aceh terus mendesak tuntutannya agar diberi hak yang lebih besar terkait kekayaan alam di wilayahnya.Karena demikian kompleksnya tanda-tanda yang muncul sehingga sulit untukmembedakan tsunami yang terjadi di Aceh adalah  Tsunami yang disebabkan oleh alam ataukah sebuah bencana yang me mang diciptakan oleh tangan-tangan yang mempunyai kepentingan.Tapi mari kita sejenak mengingat janji 
Allah dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa Allah telah berfirman 
â€Å“telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena 
perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar mereka merasakan 
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan 
yang benar)
Banyak orang tak percaya Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan Nias di
Sumatera Utara itu akibat rekayasa manusia. Mereka tidak percaya 
ada Negara besar yang mampu merekayasa bencana alam sedahsyat itu. Ada 
juga yang skeptis penggunaan energi Nuklir pasti menimbulkan efek lain, 
yaitu radiasi yang membawa banyak efek negatif bagi lingkungan maupun 
manusia di lokasi bencana. Siapa yang kenal nuklir dan efeknya sebelum 
terjadi di Hiroshima dan Nagasaki? Maka teori Tsunami akibat N uklir pun
 dapat disikapi secara sama.
Secara teoritis, Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 
megaton dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving 
chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi 
minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di 
dasar palung laut dalam. Bobot total berikut wadahnya kurang dari lima 
ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan 
pengeboran minyak lepas pantai.
Di Asia terdapat lebih dari 300 anjungan. Siapa yang tahu jika salah satu dari anjungan itu dipilih menjadi tempat titik Episentrum gempa buatan 
itu? Kedua, yang lebih masuk akal, senjata yang digunakan bukan nuklir 
melainkan senjata SCALAR. Teknologi senjata baru ini memang berpotensi 
memanipulasi fenomena alam untuk menghancurkan musuh. Dari gempa bumi 
hingga angin topan dapat ditimbulkandengan tembakan gelombang elektromagnetik berkekuatan sangat 
tinggi. Lebih logis jika senjata SC ALAR ini yang mungkin digunakan 
untuk menimbulkan gempa besar yang memicu Tsunami Asia.Tapi yang jelas,skenario menggunakan senjata yang mampu melakukan 
modifikasi lingkungan dan manipulasi fenomena alam, memang sangat 
canggih. Dengan menggunakan SCALAR, taktik melempar batu sembunyi tangan
 dapat diubah lebih efektif menjadi mlempar batu, datang, kasih bantuan 
dan jadi tuan
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan
saintis Rusia Nikola Tesla. Saintis ini menjadikan bencana gempa 
di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, 
Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu 
memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa 
tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu 
mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu 
dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.
Dalam bukunya The Latest Weapon of War (2000), Dr Rosalie 
Bertell, menyatakan bumi bisa digunakan sebagai alat baru untuk 
memenangkan peperangan. Bumi bisa digoncangkan dengan alat berteknologi 
tinggi. Secara tegas Bertell berkata, dalam persenjataan tentara AS 
senjata terkininya adalah bumi dan cuaca. keduanya akan menjadi senjata 
pemusnah terburuk menjelang 2025 kata Bertell. Senjata elektromagnetik 
bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi. Tentu saja 
kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir yang dikenal 
sebagai senjata pemusnahan massal.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri
Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan bahan 
kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara asia.
 Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang dikirim ke lapisan 
ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika antara 
periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika Utara sering muncul cahaya 
berpendar
Uji coba itu menyebabkan gangguan luar biasa pada cuaca di seluruh dunia. antara
1960-an hingga 1990-an, kadar bencana alam yang besar meningkat 10 kali lipat,
Kata Bertell. Fenomena El N ino antara 1997 hingga 1998 yang disebut-sebut banyak ahli sebagai penyebab kekacauan cuaca diseluruh dunia, sejatinya, didahului gangguan besar dan ketidakstabilan iklim di satu tahun sebelumnya. Pada 1996, terjadi banjir besar di Asia Selatan, Nepal, India dan Bangladesh. Demikian juga di Cina. Bencana terbesar terjadi di Kanada. Negara itu dihajar badai Tornado dan banjir.
1960-an hingga 1990-an, kadar bencana alam yang besar meningkat 10 kali lipat,
Kata Bertell. Fenomena El N ino antara 1997 hingga 1998 yang disebut-sebut banyak ahli sebagai penyebab kekacauan cuaca diseluruh dunia, sejatinya, didahului gangguan besar dan ketidakstabilan iklim di satu tahun sebelumnya. Pada 1996, terjadi banjir besar di Asia Selatan, Nepal, India dan Bangladesh. Demikian juga di Cina. Bencana terbesar terjadi di Kanada. Negara itu dihajar badai Tornado dan banjir.
Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis
persenjataan global. Bahkan secara terang-terangan Chossudovsky menuduh
Pentagon sudah lama berkecimpung dalam memanipulasi cuaca. April 
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan 
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan 
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa. Washington kini 
menerapkan orde baru persenjataanya yang mempunyai kemampuan untuk 
merubah cuaca. Kata
Chossudovsky. Ini sekaligus menjadi jawaban mengapa presiden George
 Bush tidak mau menandatangani protokol Kyoto. Sebuah perjanjian antar 
bangsa mengenai kaidah pencegahan pemanasan global dan pemulihan alam.
Salah seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam proyek
HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan perangkat - perangkat pemicu bencana alam.Untuk mendukung kemampuan SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang
elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah (Extremely Low Frequency
 atau ELF ) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan 
kilometer di dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, Gelombang itu 
mampu menggerakan lempeng tektonik bumi.
Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non 
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan 
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak 
heran jika gempa bumi Tang Shan di China , pada 28 Juli 1976, terjadi setelah muncul kilatan cahaya di langit 
China. Fenomena itu muncul akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan 
Amerika Serikat, setelah memanaskan ionosfir. Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, N ias, Jogja, dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
 gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California 
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Post pada Maret 1992 
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh 
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa 
negara antara tahun 1986-1989. Gempa- gempa itu terjadi di California, 
Amerika, dan Jepang. Gempa bumi yang menggoya ng Los Angeles pada 17 
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan 
hipersonik. Menyikapi fenomena kilatan cahaya yang selalu mendahului terjadinya
 gempa, pada tahun 1997 Pentagon mengeluarkan sinyalemen, telah terjadi 
ancaman bagi keamanan dunia menggunakan senjata pemanipulasi cuaca, pencetus 
gempa bumi dan peletusan gunung api dari jarak jauh dengan menggunakan 
gelombang elektromagnetik. Sebelumnya, pada pertengahan Juli 1996, sejumlah negara diguncang 
gempa. Yakni wilayah pegunungan Alpens Prancis, Austria, selatan Italia,
 timur laut India, Jepang, Indonesia, semenanjung Kamchatka dan selatan 
Mexico. Bahkan di New Zealand sebuah gunung berapi meletus. Menurut 
sebuah sumber, AS pernah menghantam Korea Utara dan Kuba dengan senjata 
pengacau cuaca. Tujuannya, kemusnahan ekonomi, ekosistem serta 
pertanian. Upaya ini berhasil. Korea Utara dan K uba pernah mengalami 
krisis akibat kacaunya cuaca di negaranya.
Bagaimana yang terjadi terhadap Indonesia? Situs Conspiracy News, 
menurunkan satu liris yang mengejutkan terkait bencana di Aceh. Di situs
 itu disebutkan, setelah 97 hari bencana Aceh terjadi George Bush 
mengeluarkan instruksi AS harus menguasai seluruh lautan dunia, untuk 
tujuan keselamatan dan pembangunan Aceh.
Sebuah fakta disodorkan. Sebelum gempa menggoyang Aceh, Australia dan
tsunami. walhasil, ketika tsunami menyapu, 
pangkalan militer tempatpangkalan AS di Diego Garcia sudah mendapat informasi soal akan 
terjadinya gempa dan 
bersandarnya super tanker KC-135 itu sama sekali tidak terusik. 
Padahal jelas-jelas pangkalan yang dihuni dua ribu lebih personil 
militer itu berada di Samudera Hindia.
Diego Garcia (pulau yang disewa AS dari pemerintah Inggris) yang jaraknya tidak
jauh dari pusat gempa bumi dilaporkan hanya mengalami gelombang ombak setinggi 6 kaki saja.
jauh dari pusat gempa bumi dilaporkan hanya mengalami gelombang ombak setinggi 6 kaki saja.
Tsunami Aceh Karena Nuklir?
Dewan Pakar PPP sekaligus Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim 
Indonesia (PPMI) DR Eggi Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang 
menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang 
sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja 
diledakkan di bawah laut. Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog 
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di 
Solo, Selasa kemarin. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan 
pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa 
ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya 
bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah 
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke 
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang 
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
 Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa 
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi 
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala 
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan 
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di 
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata 
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS 
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. 
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya 
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara 
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. 
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah 
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat 
halus namun mematikan. “Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. 
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
 gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, 
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
(Dikutip dari 
 http://www.scribd.com/doc/28375756/Tsunami-Aceh-Thermonuklir-Atau-Bencana-Alam

