Dewasa ini, tidak semua intelijen sebagai mata-mata perang, tugas mereka
 pun semakin meluas. Bahkan dunia bisnis memerlukan seorang intelijen 
untuk mengembangkan usaha. Walaupun tugas dasarnya hampir sama, hanya 
caranya yang berbeda.
Ada
 ungkapan bahwa” jika ingin membuat Sup Ayam, hal pertama yang kita 
perlukan adalah Ayam”. Logika yang sama dapat juga  diterapkan  untuk 
subyek kita dengan mengatakan,”Jika ingin ikut serta dalam perdagangan 
melalui Jaringan elektronik, hal pertama yang kita perlukan adalah 
pemahaman mengenai elemen-elemennya.” Kebenaran ini berlaku dalam bidang
 Intelijen Bisnis. Dulu perusahaan-perusahaan kurang memperhatikan 
perlunya pengumpulan Informasi mengenai lingkungannya, Namun persaingan 
global yang ketat telah mengubah semuanya menjadi sangat penting arti 
sebuah informasi yang meliputi: pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran 
informasi lingkungan melalui aplikasi komputer di 
organisasi-organisasi/ perusahaan-perusahaan seluruh 
dunia.
 Intelijen mempunyai 3 (tiga) peranan, yang satu dengan yang lainnya 
tidak dapat dipisahkan yakni: pertama; peran intelijen sebagai 
pengetahuan/bahan keterangan yaitu bahan keterangan yang sudah diolah 
untuk disajikan kepada pimpinan, sehingga dapat mengambil keputusan yang
 tepat bagi organisasi/satuan. Kedua; peran Intelijen sebagai kegiatan 
yaitu segala usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan dibidang intelijen 
meliputi perencanaan, persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyelidikan, 
pengamanan dan penggalangan dalam rangka pelaksanaan fungsi intelijen. 
Ketiga; peran intelijen sebagi badan/organisasi yaitu satuan/organisasi 
intelijen yang disusun, dilengkapi dan dibekali secara khusus untuk 
pelaksanaan dan penyelenggaraan intelijen dalam rangka mendukung tujuan.Dalam era persaingan yang mengganas, banyak cara yang harus dilakukan untuk tidak hanya tetap bertahan/ survive, akan tetapi juga tumbuh dan menghasilkan profit/ keuntungan. Persaingan tidak hanya pada pemacu agar bisa memberikan layanan yang baik saja, tetapi sekarang harus dipandang sebagai persaingan hidup atau mati. Bisnis adalah perang, bukan sebuah persahabatan/ persaudaraan yang segala sesuatunya diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Semua ada harga dan perhitungan untung rugi. Dua kata yang benar-benar diperhatikan dan dipahami dengan baik yaitu untung atau rugi, dengan kata lain profesionalitas bisnis. Salah satu strategi penting dalam dunia peperangan adalah Intelijen. Kenapa dalam dunia bisnis memerlukan Intelijen......? Lima Ribu (5000) mata-mata perusahaan yang saat ini aktif terlibat dalam aktifitas intelijen dan sembilan dari sepuluh Perusahaan besar di indonesia memiliki staf-staf yang sangat berdedikasi khusus untuk mengumpulkan Intelijen Kompetitif. Ada Perusahaan negara-Negara maju yang menghabiskan 1 (satu) Juta dollar per tahun hanya untuk menelusuri pesaingnya. Manfaatnya justru meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya dan memperbaiki pengambilan keputusan.
Sebelum berbisnis Anda dapat mengamati usaha orang lain terlebih dahulu. Hal itu akan sangat membantu dalam mendirikan usaha. Bukan berarti harus menjiplak, namun Anda dapat mencontoh strategi yang sesuai dengan usaha yang dijalankan. Anda dapat menjadi seorang intelijen bagi usaha Anda. Tugas Anda adalah mendapatkan data yang diperlukan, bagaimana minat konsumen, menempatkan investasi, bagaimana menghadapi kompetitor, dan sebagainya.
                  Ada istilah Intelijen Kompetitif (Competitive Intelligence) yang 
digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengumpulkan informasi 
tentang pesaing perusahaan, ada juga intelijen bisnis (business 
intelligence) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk 
mengumpulkan informasi tentang elemen-elemen lingkungan sekitar 
perusahaan-perusahaan lain secara kompleks.
Intelijen
 Kompetitf atau persaingan intelijen pada perusahaan melibatkan 5 (lima)
 tugas dalam intelijen dasar sebagai tanggung jawab tambahan yaitu: 
Pertama; Mengumpulkan data- perusahaan-perusahaan dapat mengumpulkan 
data baik data primer maupun data sekunder. Data primer dikumpulkan oleh
 perusahaan misalnya periset pemasaran perusahaan melakukan survei 
pelanggan, data sekunder dikumpulkan oleh orang lain dan disediakan 
untuk perusahaan. Biasanya data sekunder tersedia dalam bentuk database 
komersial yang disediakan oleh jasa database dengan bayaran. Perusahaan 
dapat mengakses pusat database jasa tersebut atau memperoleh salinan 
database dalam bentu CD-ROM.Kedua; Mengevaluasi data- Semua data primer 
maupun data sekunder harus dievaluasi sebelum digunakan untuk memastikan
 akurasinya. Ketiga; Menganalisis data- Data jarang sekali mengungkapkan
 keseluruhan cerita. Dalam pemikiran lateral (Lateral Thinking)  
menjelaskan bagaimana  meneliti data dari berbagai sudut, mencari 
berbagai pola, seperti ada ungkapan kata; “ jika tidak dapat menemukan 
telapak kaki,.... carilah jejak kaki”, sehingga dalam  menganalisis data
 dapat mengubah data menjadi intelijen. Keempat; Menyimpan Intelijen- 
Bila intelijen dalam bentuk yang dapat dibaca mesin, seperti CD-ROM, 
atau tersedia secara online, pencatatan ke dalam komputer bukanlah 
masalah. Namun jika intelijen dalam bentuk tercetak, maka harus 
dimasukan melalui optical Character recognition (OCR) atau dengan 
mengetik. Setelah berada di komputer, intelijen itu harus disimpan 
sedemikian rupa sehinga memudahkan pengambilan kembali.Kelima; 
Menyebarkan Intelijen- Setelah berada dalam penyimpanan komputer, teks 
dokumen atau ringkasannya diambil kembali dengan memasukan parameter 
pencarian tertentu, seperti nama perusahaan, tanggal, nama publikasi dan
 nama pengarang.
Dengan integrasi aplikasi entERPrise membuat begitu banyak perubahan dalam organisasi, metode tradisional untuk mengukur kinerja Bisnis perlu ditambah.Organisasi
 tidak hanya harus melakukan dengan baik: mereka harus mampu 
mengidentifikasi bagaimana mereka lakukan, baik atau buruk - dan 
mengapa.  Informasi internal tidak cukup: perusahaan perlu untuk melihat
 dan menganalisis informasi dari para pelaku bisnis sepanjang rantai siklus mulai dari pasokan sampai after sales service
        
 Pendekatan yang canggih untuk penyebaran adalah dengan menyiapkan 
profil intelijen untuk tiap pemakai yang menjelaskan dalam bentuk kode 
topik-topik intelijen yang ingin dipantau pemakai. Profil ini disimpan 
dalam komputer, dan ketika datang sepotong intelijen yang cocok dengan 
profil tersebut dan intelijen itu tersedia bagi pemakai. Tehnik ini 
disebut penyebaran informasi selektif (Selective disemination of 
information-SDI). Untuk mencapai keunggulan strategis perusahaan pertama
 yang dilakukan adalah mengumpulkan intelijen bisnis sehingga dapat 
memahami peran potensial yang dimainkan tiap elemen lingkungan. Kemudian
 muncul komitmen untuk membentuk suatu sistem antar organisasi 
(Interorganized system/IOS) yakni beberapa perusahaan yang bekerja sama 
sebagai satu unit tunggal melalui pertukaran data elektronik (Electronic
 data Interchange/EDI ).mencari cara terbaik untuk memaksimalkan kinerja supply chain, jawaban 
penting mungkin terletak pada model unik yang disebut SCOR.  Dalam 
pencarian tak kenal lelah untuk terus meningkatkan pengembalian atas 
investasi dan daya saing pasar, beberapa perusahaan terbesar di dunia 
yang menerapkan model yang dikenal sebagai SCOR (Supply Chain Operation Refference) - Siemens, Hewlett Packard, Intel, BASF dan Coca-Cola semua menggunakan model SCOR karena mereka tahu hidup di 
pasar sengit saat ini menuntut pengawasan rinci dan rekayasa ulang dari 
setiap link dalam rantai pasokan - dari pemasok pemasok untuk pelanggan  pelanggan.  Menyadari kekuatan model, terintegrasi banyak perusahaan distributor
 Written by Oleh Mayor Inf.Akhmad Mathopany (Kasijianbangdik)
   
 
