Senin, Maret 30, 2009


Prabowo berkomentar :
Tiap WNI Punya Hutang Rp 20 Juta

March, 2009 by pemiluindonesia.com

Dalam Kampanye Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra) yang pertama di Kabupaten Sidoarjo menghadirkan Juru Kampanye (Jurkam) tingkat nasional, Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Soebianto di Parkir Timur Gelanggang Olahraga (GOR) Delta Sidoarjo, Selasa (17/3).
Dalam pidato politiknya di depan sekitar 4.000 ribu kader dan simpatisan Gerindra, Prabowo bicara dengan gaya khas yang meledak-ledak. Topik pembicaraannya pun dinilai hangat, sehingga sesekali hadirin rapat umum Gerindra riuh-rendah dengan tepuk tangan serta teriakan dan yel-yel hidup Gerindra.

Mulai awal hingga akhir pidato dalam kampanyenya, Prabowo lebih fokus pada kritikan konstruktif terhadap penilaian kegagalan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla (SBY-JK) dalam mensejahterakan rakyat. Tidak lupa ia mengingatkan agar semua elemen bangsa ikut dalam upaya menguatkan ekonomi rakyat.
“Pemerintah sekarang sudah bangkrut. Indikasinya, hutang pemerintah semakin naik. Hingga akhir tahun 2008 mencapai $ 1.400 miliar. Atau dianalogikan setiap Warga Negara Indonesia (WNI) mempunyai tanggungan hutang Rp 20 juta,” tegas Prabowo di hadapan kader dan simpatisannya.
Hadir dalam rapat umum Gerindra di Kota Petis itu, Zanuba Arifah Chafsoh Wachid alias Yenny Wachid. Acara itu juga dihadiri mantan anggota PDIP Permadi dan Letjen TNI Purnawirawan Suharto.
Dalam kampanye ini, tampak penyelenggara kampanye ingin mengingatkan pada massa yang hadir. Bahwa Gerindra sangat peduli dengan rakyat di pedesaan, sebagaimana keterangan dari salah seorang anggota panitia penyelenggara kampanye di Sidoarjo.
Sehingga kendaraan yang ditumpangi Prabowo dan penggede Gerindra menggunakan alat transportasi khas di pedesaaan. Yakni menggunakan pedati atau bahasa wong Sidoarjo Cikar. Maka sebelum menyampaikan orasinya, Prabowo terlebih dulu diarak massa dan simpatisannya mengelililingi stadion Sidoarjo dengan menggunakan Cikar tadi.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan, selain penumpukan hutang, saat ini sedang terjadi pengurasan kekayaan negara akibat sistem perekonomian negara yang mengarah pada kapitalisme gaya baru. Hal itu masih diperparah dengan masih menjamurnya praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang tak kunjung tertangani sampai hari ini.
Dengan keadaan itu, Prabowo menandaskan, jalan keluar negeri ini adalah kembali ke sistem ekonomi berbasis kerakyatan. Untuk Pemilu ini, Prabowo optimis partainya bisa mendapatkan perolehan kursi DPR RI sebanyak 20 persen.
Prosentase itu dengan hitungan adanya penambahan pemilih dari PKB Gus Dur, menurut Yenny Wachid, pihaknya akan menyokong suara setara dengan 50 persen dari perolehan kursi 11 persen untuk DPR RI pada pemilu 2004 lalu.
“Target minimal kami menyumbangkan suara minimal 50 persen dari perolehan 11 persen kursi PKB di DPR RI pada Pemilu lalu,” kata Yenny Wachid
Sumber : kabarpemilu

Senin, Maret 23, 2009




Posted by iman under: Militer .
OPERASI ALPHA

A4 skyhawkAwal tahun 1980an. Sebuah keramaian baru saja selesai di sebuah rumah kecil perwira di Kompleks Angkatan Udara. Penerbang itu bersama istrinya baru saja membersihkan sisa sisa makanan dan piring piring kotor. Para tamu, tetangga dan keluarga lainnya baru saja pulang setelah menghadiri acara syukuran sekaligus perpisahan karena ia akan ditugasi negara belajar ke Amerika. Sungguh gembira, karena ia menjadi salah satu dari 10 penerbang pilihan yang akan berangkat ke Arizona, Amerika untuk belajar mengawaki pesawat tempur A – 4 Skyhawk . Demikian penuturan seorang mantan penerbang yang pernah menjadi komandan pangkalan Madiun.

“ Jangan lupa kirim postcardnya Mas “ pinta istrinya di airport Halim Perdanakusumah sambil merajuk karena akan ditinggal pergi sang suami selama hampir 6 bulan.

Menjelang senja mereka mendarat di Singapura untuk diantar ke hotel paling mewah, Shangrila. Mereka – kesepuluh penerbang itu – baru menyadarai apa yang sesungguhnya akan terjadi, setelah paspor paspor mereka diambil oleh perwira dari BAIS ( Badan Intelejen Strategis ) dan diganti dengan Surat Perintah Laksana Paspor.
Suasana makan malam menjadi tegang, ketika muncul Letjen LB Moerdani yang mengatakan mereka tidak akan belajar di Amerika , tetapi di Israel.
Israel yang secara notabene adalah musuh diplomatik Indonesia.

“ Misi ini adalah misi rahasia, yang ragu ragu silahkan kembali sekarang. Kalau missi ini gagal, negara tidak akan mengakui kewarganegaraan anda. Namun tetap mengusahakan anda pulang dengan jalan lain. Misi ini dianggap berhasil jika pesawat sampai di Indonesia “
Demikian sang Jendral dengan raut dingin menutup makan malam tersebut.

Malam itu juga mereka terbang ke Franfurt, Jerman. Mulai saat itu kesepuluh penerbang tempur berpakaian sipil dan berlagak sepertri turis. Mereka juga tidak boleh bertegur sapa. Duduknya terpisah namun masih dalam batas jarak pandang.
Dalam penerbangan menuju Eropa, para pilot tempur itu menyadari bahwa berita berita di media yang mengatakan Indonesia membeli pesawat tempur dari Amerika adalah bohong. Secara diam diam dan melalui proses yang tingkat kerahasiaannya tinggi, Indonesia membeli pesawat tempur bekas milik Israel. Ini karena Israel akan mengganti pesawat A 4 Skyhwaknya dengan yang lebih modern.

Sampai di Franfurt mereka melanjutkan lagi dengan pesawat lain menuju Israel dan setibanya di Bandara Ben Gurion Tel Aviv, semuanya langsung ditangkap oleh petugas militer Israel. Mereka hanya bisa pasrah karena tak tahu scenario apa selanjutnya.

Ternyata di sebuah ruangan sudah menunggu perwira BAIS memberikan briefing singkat. Semua barang, celana dalam, pulpen yang berlabel Indonesia disita.
Esok paginya mereka naik satu mobil van berjalan menyusuri Laut Mati. Sempat menginap di sebuah kota kecil, Berseva. Setelah dua hari perjalanan mereka tiba di sebuah pangkalan tempur Israel dekat Elat.
Disana ada Mirage III, F 4 Phantom, Skyhawk dan Kfir. Di Israel, pangkalan tidak memiliki nama tetap. Hanya disebut dengan angka dan bisa berubah setiap hari. Hari ini disebut Base number 9 dan besoknya bisa berganti lagi.
Namun sesuai kesepakatan para penerbang menyebutnya Arizona, karena dalam scenario awal mereka berlatih di Amerika.

Selama 6 bulan mereka berlatih mulai dari terbang solo sampai latihan tempur. Mereka tahu bahwa ini adalah pangkalan penting milik Israel, bahkan tanpa disadari mereka berlatih bersama penerbang tempur Israel yang akan melakukan Operasi Babylon. Penyerbuan ke Reaktor Nuklir milik Irak di Osyrak.
Berkat tekunan berlatih akhirnya mereka semua lulus dan mendapat brevet penerbang tempur pesawat A – 4 Skyhawk dari Israeli Air Force. Namun brevet dan ijasah langsung dibakar didepan mata mereka oleh perwira BAIS yang menjadi perwira penghubung begitu tiba di mess.

Selesai pendidikan mereka tidak langsung pulang, namun diterbangkan ke New York. Semua harus menjalani tour selama 2 minggu di Amerika, dan dalam waktu pendek itu mereka harus menginap di 10 hotel dan kota yang berbeda.
Dari New York, Buffalo, Dallas, Colorado, Phoenix dan terakhir Arizona. Selama perjalanan itu pula mereka wajib mengirimkan post card dan foto foto yang memperkuat alibi bahwa mereka benar benar dididik di Amerika.

Di Arizona mereka mampir ke Pangkalan Udara milik Marinir Amerika Serikat. Disini mereka wajib berphoto photo di depan pesawat A 4 Skyhawk milik Amerika. Lagi lagi sebagai bukti mereka dididik di negeri itu.

tentaraPeluk cium anak istri menyambut para suami penerbang yang kembali di tanah air. Tak lupa oleh oleh pakaian, kamera, boneka, mainan yang dibeli di Amerika. Mereka telah disumpah untuk tidak membocorkan rahasia ini kepada siapapun.
Hampir bersamaan dengan tiba tibanya pesawat A 4 Skyhawk bekas Israel di pelabuhan Tanjung Priok yang dikemas dalam kargo dari Amerika.

Semua tepat pada jadwal yang ditentukan, bahwa pada tanggal 5 Oktober – perayaan HUT ABRI – penerbang tempur Angkatan Udara Republik Indonesia akan melakukan fly over diatas Presiden, undangan, ulama, Anggota DPR/MPR serta rakyat yang bergemuruh bersorak sorai.

Cerita diatas menunjukan begitu banyak rahasia yang selama ini tertutup. Mungkin masih banyak lagi yang belum terungkap. Reformasi TNI yang telah menginjak tahun ke sepuluh semestinya menjadi awal pembukaan tabir tabir itu. Semoga.

Pada awal tahun 90an…
Sebuah pesawat Boeing milik Israel , tiba tiba mendarat di Bandara Halim Perdanakusumah secara rahasia. Pesawat itu mengangkut Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Dari Halim ia bergegas ke Cendana, dan menemui Presiden Soeharto. Sebuah pembicaraan penting telah dilakukan, termasuk masalah Palestina. Sesuai pertemuan selama 2 jam, rombongan kembali ke Halim dan langsung terbang mengudara.

Rabu, Maret 18, 2009

Sejarah Pemilu Pertama Di Indonesia - 1955

Catatan Sejarah Pemilu Pertama Di Indonesia - 1955
Mari kita tengok sejenak Pemilu Indonesia I pada Tahun 1955
Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.
Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu yang pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.
Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Karena pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan Konstituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.
Periode Demokrasi Terpimpin.
Sangat disayangkan, kisah sukses Pemilu 1955 akhirnya tidak bisa dilanjutkan dan hanya menjadi catatan emas sejarah. Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan pemilu kedua lima tahun berikutnya, meskipun pada 1958 Pejabat Presiden Sukarno sudah melantik Panitia Pemilihan Indonesia II. Yang terjadi kemudian adalah berubahnya format politik dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sebuah keputusan presiden untuk membubarkan Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945 yang diperkuat angan-angan Presiden Soekarno menguburkan partai-partai. Dekrit itu kemudian mengakhiri rezim demokrasi dan mengawali otoriterianisme kekuasaan di Indonesia, yang �meminjam istilah Prof Ismail Sunny-- sebagai kekuasaan negara bukan lagi mengacu kepada democracy by law, tetapi democracy by decree.
Otoriterianisme pemerintahan Presiden Soekarno makin jelas ketika pada 4 Juni 1960 ia membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif itu menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak dengan senjata Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat presiden.
Pengangkatan keanggotaan MPR dan DPR, dalam arti tanpa pemilihan, memang tidak bertentangan dengan UUD 1945. Karena UUD 1945 tidak memuat klausul tentang tata cara memilih anggota DPR dan MPR. Tetapi, konsekuensi pengangkatan itu adalah terkooptasinya kedua lembaga itu di bawah presiden. Padahal menurut UUD 1945, MPR adalah pemegang kekuasaan tertinggi, sedangkan DPR neben atau sejajar dengan presiden.
Sampai Presiden Soekarno diberhentikan oleh MPRS melalui Sidang Istimewa bulan Maret 1967 (Ketetapan XXXIV/MPRS/ 1967) setelah meluasnya krisis politik, ekonomi dan sosial pascakudeta G 30 S/PKI yang gagal semakin luas, rezim yang kemudian dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin itu tidak pernah sekalipun menyelenggarakan pemilu.
Malah pada 1963 MPRS yang anggotanya diangkat menetapkan Soekarno, orang yang mengangkatnya, sebagai presiden seumur hidup. Ini adalah satu bentuk kekuasaan otoriter yang mengabaikan kemauan rakyat tersalurkan lewat pemilihan berkala.

Selasa, Maret 10, 2009

SAATNYA EKONOMI DUNIA RONTOK


World Bank: 2009, Ekonomi Dunia Rontok!
Senin, 9 Maret 2009 - 10:52 wib
Rani Hardjanti -


NEW YORK - Bank Dunia kembali memperingatkan bahwa ekonomi dunia akan terpuruk pada tahun ini. Kejatuhan ekonomi akan memburuk sejak Perang Dunia ke-II.

Artinya, kondisi ekonomi akan jatuh ke level terendah sejak 80 tahun silam. Hanya dalam waktu empat bulan, banyak negara dimungkinkan terkoyak. Diproyeksikan, krisis finansial global ini akan menimbulkan kerugian hingga ribuan miliar dolar dari seluruh penjuru dunia.

Seperti dikutip Associated Press (AP) Senin (9/3/2009), lembaga donor dimungkinkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dana segar negara berkembang. Padahal, World Bank telah menurunkan estimasinya.

Proyeksi ini bukanlah yang pertama. Proyeksi mengerikan ini juga pernah dilaporkan oleh International Monetary Fund (IMF) awal tahun ini.

IMF memangkas proyeksi ekonomi dunia. Walau sudah rendah namun proyeksi terus semakin melandai. Bahkan, dinyatakan akan lebih buruk sejak 1939, saat Perang Dunia ke-II berkecamuk.

"Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksikan akan jatuh hanya menjadi 0,5 persen pada tahun ini. Ini terburuk sejak Perang Dunia ke-II," sebut IMF dalam paparan tertulisnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis 29 Januari 2009. (rhs)

Minggu, Maret 01, 2009

HUTANG INDONESIA TERBARU PADA REPUBLIK RAKYAT CINA

Pemerintah "Ngutang" ke China 1,8 Miliar Yuan

Minggu, 1 Maret 2009 | 21:04 WIB

JAKARTA, MINGGU - Untuk mendanai penyelesaian pesanan 15 pesawat jenis MA 60 oleh PT Merpati Nusantara dengan produsen pesawat asal China, yaitu Xian Aircraft Industry Company Ltde, Pemerintah akan melakukan pinjaman kepada pemerintah China senilai 1,8 miliar yuan.

Perjanjian utang yang akan ditandatangani oleh Departemen Keuangan itu, akan diteruskan kepada Merpati Nusantara. Selanjutnya, Merpati yang akan melakukan pembayaran kepada pemerintah sebelum pemerintah membayarnya kepada pemerintah China.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menyatakan hal itu, saat ditanya pers, seusai mendampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla membuka Pra Forum Ekonomi Islam ke-5 di Jakarta, Minggu (1/3).

"Sebenarnya, bisa utang pemerintah dengan pemerintah. Yang tanda tangan loan itu dari pemerintah China dengan pemerintah Indonesia, namun dikaitkan dengan Merpati Nusantara. Artinya, yang bayar utang pemerintah. Tetapi, Merpati yang harus bayar ke pemerintah. Karena soft loan, maka yang teken adalah Depkeu walaupun itu utang Merpati," jelas Sofyan.

Sofyan mengatakan, utang pemerintah jika memilih dalam mata uang China, yakni yuan, maka jumlahnya mencapai 1,8 miliar yuan. "Kalau sekarang murah, karena mata uang yuan menguat sekali. Kalau menguat terhadap dollar AS, maka harga pesawat jadi lebih murah tidak sebesar 15 juta dollar AS," lanjut Sofyan.

Menurut Sofyan, dengan cara seperti itu, kasus pembelian 15 jenis pesawat untuk armada Merpati Nusantara bisa menyelesaikan semua masalah yang ada. Sofyan mengelak saat pers mengkaitkan pesanan 15 jenis pesawat Merpati Nusantara tersebut dengan terganggunya pendanaan bagi proyek listrik 10.000 Mega Watt (MW) yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Siapa yang bilang terkait itu (proyek lisrik 10.000 MW)? Pokoknya, itu harus diselesaikan supaya semua proyek itu bisa berjalan. Semakin cepat (diselesaikan), akan semakin baik," tambah Sofyan.

Dikatakan Sofyan, "Memang, ada yang Business to Business penyelesaiannya, akan tetapi ada juga yang bagaimana pemerintah harus campur tangan. Kalau bisa diselesaikan B to B, itu yang terbaik."

Sebelumnya, rapat terbatas yang dipimpin Wapres Kalla, Jumat (27/2) petang lalu, memutuskan pemerintah Indonesia berjanji akan segera menyelesaikan kasus pembelian 15 pesawat jenis MA 60 Merpati Nusantara dengan produsen pesawat asal China.
Sebab, jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan pemerintah, pendanaan dari perbankan China untuk penyelesaian pembangunan proyek listrik 10.000 MW bisa jadi terganggu

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog