Selasa, Agustus 17, 2010

BATAN sudah Mampu bangun PLTN aman Lingkungan ; Reaktor Berteknologi CANDU {Canadian Deuterium Uranium}


Selama ini,Ditengah krisis energi yang terus melanda negeri ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)berusaha menawarkan energy solutif untuk berbagai masalah saat ini, yaitu dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Bahkan, Badan Tenaga Atom Internasionalpun mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang siap membangun PLTN. pandangan masyarakat Indonesia terhadap energi nuklir dapat dikatakan buruk. Berbagai penolakan masayarakat muncul ketika ada rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Ini terjadi bukan tanpa alasan, masyarakat belum sepenuhnya paham tentang energi nuklir.

Bahkan ketika mendengar kata “nuklir”, benak sebagian masyarakat Indonesia pasti langsung tertuju pada bom dan bayangan buruk lainnya. Namun, menurut berbagai penelitian membuktikan bahwa nuklir bisa digunakan untuk kemakmuran masyarakat. Terbukti dari banyaknya negara maju dan berkembang yang mulai menjadikan nuklir sebagai sumber tenaga utama pembangkit listrik.

Dalam seminar yang bertemakan \'Menuju Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk Mempercepat Kesejahteraan Bangsa\', dibahas secara detail fakta yang menyebutkan bahwa nuklir tidak seberbahaya yang seperti di kira.

“Dalam mengembangkan energi, aspek yang harus diperhatikan adalah sosial, ekonomi dan lingkungan, tidak bisa meninggalkan salah satunya,” papar Prof Muhtasor PhD, selaku Dewan Energi Nasional. Muhtasor juga menjelaskan pemerintah sudah mencanangkan pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Nuklir (PLTN) 2015 mendatang.

Di negara-negara tetangga pun sudah menerapkan teknologi serupa. Seperti China, Korea Selatan juga India. Lagi pula, Muhtasor melanjutkan, Indonesia punya potensi besar untuk mensuplai kebutuhan nuklir Indonesia.

Senada dengan Muhtasor, Dr Taswanda Taryo MSc Eng, Deputi BATAN, mengungkapakan cadangan uranium Indonesia masih ada sampai 230 tahun mendatang. “Belum lagi recyclenya, masih punya waktu berabad-abad,” tuturnya.

Faktor yang dinilai bahaya dalam berdirinya PLTN adalah reaktornya, akan tetapi dapat diminimalisir dengan air yang menjadi pendingin dari reaksi nuklir tersebut. “Dan isu bahwa nuklir menyumbang climate change, nuklir hanya menyumbang sedikit sekali CO2,” tambah Taswanda.

Selain mendatangkan pembicara dari BATAN dan ITS, seminar nasional yang berjalan seharian itu juga mendatangkan pakar nuklir dari Kanada, Ian Love. Petinggi AECL (Atomic Energi of Canada Limited) ini membawakan materi Rencana Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terkini.

Dalam presentasi singkatnya, pria berkebangsaan Skotlandia ini memaparkan teknologi Candu Reaktor. Sistem pembangkit listrik yang menggunakan uranium dan heavy water (deuterium oksida). “Sistem ini sudah digunakan di Canada 1950, dan bisa diterapkan di Indonesia,” ungkapnya.
(fz/rik/nrf)

Soal Kerjasama Militer 2010, Sjafrie Bantah Didikte Amerika


Kementerian pertahanan membantah adanya syarat yang sifatnya mendikte dalam kerjasama militer antara Indonesia dengan Amerika Serikat. "Tidak ada syarat apapun," ujar Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Samsoeddin di Jakarta, Rabu (11/8).

Sebelumnya beredar kabar soal adanya perjanjian dibalik kerjasama militer antara Indonesia dan Amerika. Disebutkan bahwa Amerika akan memberikan bantuan kepada Indonesia di bidang militer, asalkan ada beberapa perwira yang dianggap bermasalah dikeluarkan dari kesatuan kopassus. Atau dengan kata lain Indonesia disuruh benahi urusan hukum para tentara yang terkait isu pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Terhadap kabar itu, Sjarfrie juga berani memastikan jika itu hanyalah isu belaka. "Kami tidak mau didikte Amerika," ujarnya.

Menurut Sjafrie, naskah kerjasama awal itu sebenarnya antardepartemen dari dua negara. Naskah itu kemudian diturunkan lagi hingga ke tingkat satuan militer. Termasuk diantaranya, dua pasukan elit dua negara.

Menurut Sjafrie, soal tentara dan pelanggaran Hak Asasi Manusia merupakan urusan rumah tangga masing-masing negara. Sehingga tidak bisa dicampuri. Solusinya itu adalah penyelesaian secara hukum positif di negara Indonesia. "Hal itu sudah dianggap selesai dan jelas," ujarnya.

Lalu Sjafrie menjelaskan bentuk kerjasama antara militer Amerika dan militer Indonesia. Menurutnya kerjasama itu bersifat universal, soal sharing informasi, teknis militer , taktis militer. "latihan bersama itu paling bisa dilakukan," ujarnya.

selain itu, kata Sjafrie, ada pula program pertukaran perwira, siswa. hal itu dilakukan untuk menimba ilmu kemiliteran lebih baik dari sisi kedua negara. Dia berharap program ini tideak terfokus pada pertukaran perwira senior. Namun sebaliknya, kata dia, program justru harus menyentuh perwira junior. "Mereka pemimpin masa depan," ujarnya.
Nickmatulhuda-TEMPO >

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog