Minggu, Januari 05, 2014

Apabila Tambang & Pabrik peleburan Freeport McMoRan.Inc di Papua Tidak segera di Negoisasi ulang kontrak kerja nya oleh Pemerintah Indonesia. Maka Rakyat Pulau Papua akan memisahkan diri keluar dari Negara Kepulauan Republik Indonesia dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB atas rekomendasi dan bantuan maksimal dari Inggris-Australia-Selandia Baru dan Negara-negara Melanesia. N.K.R.I. Waspadalah,......! Harusnya Freeport McMoRan sadar bahwa posisi usaha Freeport diambang kebangkrutan dan berfikir untuk segera Renegoisasi Kontrak Kerja nya di Papua


Awal Tahun 2014 , kembali ada Gerombolan Masyarakat Pribumi Paua yang sengaja menciptakan Teror di Areal Freeport . Karena mayoritas Pribumi Papua tidak setuju Eksploitasi Tanah leluhur Mereka Oleh Perusahaan Amerika Serikat / Freeport McMoRan Copper & Gold Inc , mulai dari unjuk rasa damai sampai teror tidak didengar oleh para Penguasa Pusat dan Daerah .

Mabes Polri membenarkan bahwa telah terjadi penyerangan pos Brigade Mobil (Brimob) Polri di Pos Kulirik, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada hari Sabtu (4/1). Penyerangan tersebut dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata dengan jumlah sekitar 20 orang.

Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, dalam penyerangan itu sempat terjadi perampasan senjata milik anggota Brimob. Kelompok sipil itu membawa lari delapan pucuk senjata api (senpi) laras panjang.

"Pada saat penyerangan, 8 senpi laras panjang yang terdiri dari AK 47, Mouser 1 butir, SS1 5 pack dan amunisi dibawa oleh pelaku," kata Ronny saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (4/1).

Tidak ada korban jiwa dalam serangan yang dilakukan 20 orang bersenjata ini. Saat ini, pasukan Brimob dibantu TNI dan jajaran polres setempat masih mengejar para pelaku.

Sebelumnya, kelompok sipil bersenjata (KSB) menyerang pos satuan Brimob di Kulirik, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (4/1). Selain menyerang, para pelaku dikabarkan merampas delapan pucuk senjata dari berbagai jenis.Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan bahwa saat ini jajaran kepolisian Brigade Mobil (Brimob) Papua langsung mengerahkan 1 peleton pasukan untuk mengejar kelompok sipil bersenjata (KSB). Kelompok itu telah merampas beberapa senjata api di Pos Kulirik Brimob, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

"Mereka melakukan pengejaran oleh dengan 1 peleton Brimob yang berada di kota lama mulya. Polres dan TNI juga diperbantukan dalam pengejaran kelompok bersenjata," kata Ronny saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (4/1).

Ronny menambahkan, hingga saat ini juga dilakukan pemeriksaan internal dari pihak propam terhadap dua orang anggota Brimob yang sedang berada di lokasi saat kejadian. Selain itu tim olah tempat kejadian perkara (TKP) dari Ditreskrimum Polda Papua juga akan dilibatkan untuk menyelidiki kasus ini.

Sebelumnya, telah terjadi penyerangan kelompok sipil bersenjata (KSB) di Pos Kulirik Brigade Mobil (Brimob) Polri, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada hari Sabtu (4/1) sekitar pukul 16.00 WIT. Penyerangan tersebut dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata dengan jumlah sekitar 20 orang. Minimnya anggota pada saat kejadian membuat para kelompok tersebut leluasa mencuri beberapa senjata api (senpi).

Adapun kronologis kejadian, menurut Ronny pada saat itu anggota yang berjaga di pos hanya berjumlah dua orang. Para pelaku yang datang secara tiba-tiba kemudian mendobrak pintu pos tersebut dan langsung merampas senjata-senjata milik anggota Brimob.

"Karena kalah jumlah, dua anggota menyelamatkan diri lewat pintu belakang ke sungai dan kemudian melapor ke polres," ujarnya.

Terkait kejadian tersebut, anggota Brimob yang dibantu oleh jajaran polres dan TNI kemudian melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut. "Para pelaku melarikan diri ke gunung dengan mengeluarkan tembakan beberapa kali. Dalam kejadian ini korban jiwa/luka-luka nihil," imbuh Ronny.

Jelang Akhir Tahun pada 27 Desember 2013 Sebanyak tujuh truk trailer diberondong peluru oleh kelompok bersenjata di areal Freeport, Papua. Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa.

"Betul telah terjadi peristiwa penembakan di areal Freeport pada hari Jumat tanggal 27 Desember 2013 sekitar pukul 13.30 WIT di mile 41. Korban jiwa nihil," ujar Kabid Humas Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo Hartono via pesan singkat, Jumat (27/12).
Menurut Pudjo, meski mendapat serangan tersebut, seluruh trailer tetap melanjutkan perjalanan ke mile 50.

Berikut daftar trailer yang terkena tembakan kelompok bersenjata:

1. Trailer no lambung 02 xxx, kena kaca pintu kanan.
2. Trailer 02-0868 kena kaca pintu kanan.
3. Trailer 02-0956, kena blower AC.

4. Trailer 02-1014, kena pintu kanan.
5. Trailer 02-0896, kena pintu kanan
6. Trailer 02-1097, kena kap mesin.
7. Trailer 02-0826, kena kap di atas ban depan kanan.

 Uranium , Emas dan Tembaga di Puncak Jaya Papua adalah yang Terbesar di Dunia sedang diRampok Amerika Serikat

Dampak Negatif dan Kontroversi PT. Freeport Indonesia

  • Selama penambangan sejak awal berdiri PTFI sudah banyak kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di daerah Papua. Sungai yang tercemar logam berat sampai kerusakan permanen pada hutan di sekitar pertambangan yang turut merusak kekayaan hayati di Indonesia. Dampak secara tak langsung juga merugikan masyarakat yang hidup bergantung pada sungai di Papua.
  • Sebanyak kurang lebih 300.000 Ton/Hari Limbah dihasilkan dan dibuang dari proses pertambangan oleh perusahaan Amerika tersebut ke hutan dan sungai sehingga menyebabkan matinya hewan dan tumbuhan serta meracuni penduduk yang bergantung pada lingkungan di Papua. Kerusakan lingkungan hidup tidak begitu di perhatikan oleh PTFI asal Amerika tersebut karena tidak menguntungkan pada perusahaan.
  • Masyarakat lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat oleh PTFI per tahun. Ratusan ribu ton bijih Emas, Perak, dan tembaga dihasilkan dan di bawa ke Amerika yang diambil dari Negara Indonesia tanpa ada dampak Positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada perbaikan kualitas pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan yang didapat masyarakat Papua dari keberadaan PTFI di Indonesia. Dengan hasil tambang jutaan Ton, tidak ada pembangunan infrastruktur bagi masyarakat setempat.
  • Kehidupan masyarakat setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya mencari hasil hutan di Sekitar PTFI.
  • Negara Indonesia dirugikan dengan adanya PTFI. Sebanyak jutaan Ton Bijih Emas, Perak, dan Tembaga ditambang dari Papua, negara Hanya mendapatkan paling banyak 10% dari keuntungan yang didapat oleh PTFI. Karena PTFI melakukan pemurnian di negara asalnya yaitu Amerika serikat.
  • PTFI tidak mengindahkan keselamatan pekerjanya yaitu masyarakat Papua sendiri. hal ini terbukti saat terjadi runtuhnya tambang pada akhir 2012 lalu, tidak ada penanganan serius dari PTFI bagi para korban (dan keluarga). Bahkan kunjungan menteri dan instansi terkait untuk melakukan penyelidikan kasus, dihambat oleh Pimpinan PT. Freeport Indonesia, sehingga penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan.
  • PTFI berusaha menyuap aparat dengan menambah uang lelah (gratifikasi) untuk penjagaan pabrik penambangan dari masyarakat setempat.
  • Perpanjangan Kontrak Kerja PT. Freeport Indonesia Hanya akan merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara selama puluhan tahun yang akan datang.
  • Perpanjangan kontrak PTFI merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah pada masyarakat Indonesia bagian timur selama puluhan tahun yang akan datang.
PIPA KONSENTRAT JEBOL. Sejumlah warga mendulang emas, perak dan tembaga di Kali Outomona, Mile 30 Area Freeport, Timika, Papua, Jumat (7/10). Warga beramai-ramai mendulang akibat jebolnya pipa yang mengalirkan konsentrat milik PT Freeport Indonesia dari Tembagapura ke Portsite untuk di kirim ke Gresik dan sejumlah Negara lain. 
FOTO ANTARA/Spedy Paereng/ 7-10-2011

Sumber: Merdeka.com /okezone.com/The Conquest of Copper Mountain, A Vivid, Personal Account of the Discovery and Development of Spectacular Outcrop of Ore in the Remote Peaks of Irian Jaya, Indonesia, New York: McClelland and Stewart Ltd./Grasberg, Mining the richest and most remote deposit of copper and gold in the world, in the mountains of Papua, Indonesia, Indonesia: Freeport McMoRan Copper & Gold Inc

Jumat, Januari 03, 2014

Siaran Pers GMP Bung Karno: Melawan Intoleransi Beragama

Tingginya intoleransi dan pembiaran negara  terhadap umat beragama seperti GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Jemaat Ahmadiyah dan paling bernas pengkafiran dan penyesatan sistematis terhadap Muslim Syiah yang semakin gencar di pelbagai kota melalui penyebaran buku dan tekanan massa kelompok-kelompok yang ingin merusak kerukunan umat beragama semakin merisaukan dan harus menjadi prioritas perjuangan gerakan masyarakat sipil di tahun 2014.

Untuk itu Gerakan Masyarakat Penerus (GMP) Bung Karno menginisiasi konsolidasi masyarakat sipil yang berketuhanan, nasionalis dan pro-persatuan dari sesama anak bangsa untuk melawan intoleransi, memajukan dialog antar/intra-agama dan mendorong pembatalan perda dan fatwa yang telah menimbulkan konflik dan perpecahan di tengah kehidupan bermasyarakat.

Fenomena intoleransi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, terutama intoleransi beragama. Tindak kekerasan atas nama agama bahkan telah menimbulkan hal yang amat membahayakan masa depan bangsa, antara lain mengerasnya gerakan-gerakan memaksakan keyakinan agama tertentu, bahkan dipersempit lagi dengan mazhab agama tertentu menggunakan kekerasan untuk menjadi pemegang dominasi dalam urusan kebenaran dan keberagamaan yang semestinya dijamin negara.

Amat sering kita jumpai pemuka agama dan pejabat pemerintah yang berpengaruh dalam masyarakat mengembangkan suatu perspektif yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang hanya boleh bercirikan mazhab agama tertentu dengan cara menindas dan memfitnah kelompok agama dan keyakinan berbeda. Hal ini sangat bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi. Benih-benih intoleransi semakin tumbuh subur dari pola beragama seperti ini.

Terbangunnya opini masyarakat untuk menghakimi agama dan keyakinan yang berbeda menimbulkan rasa saling curiga yang meruncing dalam masyarakat. Ketidakpercayaan terhadap pihak lain karena membesarnya rasa curiga dan benci di antara sesama anak bangsa telah semakin mengeras dan membangkrutkan harmoni dan persatuan di tubuh anak bangsa.

Terkoyaknya kehidupan sosial berbangsa dan bernegara yang semula damai dan menghormati keragaman semakin lama semakin mengarah pada benturan dan konflik sosial. Fenomena ini telah terjadi atas GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Muslim Syiah dan  kelompok keyakinan dan penghayat di berbagai tempat.


Indonesia ini, seperti dinyatakan Bung Karno, adalah sebuah wadah bersama, yang menampung beraneka agama, beraneka suku, adat-istiadat, dan beraneka aliran politik. Artinya, realitas keanekaragaman, termasuk agama dan aliran kepercayaan, merupakan realitas keindonesiaan yang harus diakui oleh setiap orang Indonesia.Bahkan, sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, konsensus nasional pertama yang kita sepakati adalah “Indonesia buat semua”. Tidak ada dikotomi pribumi dan non-pribumi. Juga tidak dibenarkan mempertentangkan agama yang satu dengan yang lain. “Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme agama,” ujar Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.

Gerakan intoleransi amat penting diwaspadai karena telah menjadi pola yang mirip dengan suatu operasi sistemik yang dapat meruntuhkan kekuatan berbangsa dan bernegara. Gerakan ini antara lain aktif menyebarkan kebencian terhadap golongan-golongan yang berbeda paham dengan mereka setiap pekan di berbagai kota dengan membagi-bagikan secara gratis berbagai barang cetakan (buku, buletin, media online, dan sebagainya), dan membangun opini berdasarkan fitnah dan manipulasi bahwa kelompok yang berbeda dengan mereka sudah pasti sesat sehingga layak diusir dan bahkan dihalalkan darahnya.

Kelompok ini juga melakukan berbagai pendekatan untuk mempengaruhi lembaga-lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas baik dengan lobi, dialog bahkan tekanan massa untuk turut mengeluarkan fatwa penyesatan atas kelompok yang berbeda dan mereka musuhi serta mencegah pembangunan tempat ibadah bahkan menghalangi peribadatan penganut agama tertentu. Kelompok intoleran ini pula melibatkan pemerintah setempat dalam setiap kegiatan propaganda mereka yang dimaksudkan untuk meminjam dan mendapatkan legitimasi negara.

Pelibatan unsur pemerintah dilakukan dengan berbagai cara antara lain mengundang para pejabat pemerintah sebagai narasumber seminar bertopik intoleransi, bahkan mendesakkan munculnya peraturan daerah untuk melarang keyakinan atau ekspresi keberagamaan tertentu.

Menyikapi fenomena tersebut, maka GMP Bung Karno menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemerintah perlu membangun komunikasi intensif antara unsur-unsur pemerintah dengan tokoh-tokoh masyarakat atau tokoh agama untuk menguatkan kehidupan masyarakat yang toleran dan menjunjung tinggi persatuan.
2. Menolak segala bentuk intoleransi beragama, ekstrimisme dan radikalisme yang memicu munculnya kebencian, saling curiga, bahkan tindak kekerasan dalam masyarakat.
3. Menyerukan dicabutnya peraturan daerah dan fatwa yang menyuburkan konflik di tengah masyarakat dan karenanya bertentangan dengan konstitusi dan Pancasila sebagai falsafah dasar berbangsa dan bernegara

Billahi Taufiq wal hidayah. Demikian dan terima kasih.
Jakarta, 3 Januari 2014
KETUA UMUM
GMP BUNG KARNO
Drs. Zulfan Lindan

Sumber Artikel: 
http://www.indonesian.irib.ir/fokus/siaran-pers-gmp-bung-karno-melawan-intoleransi-beragama
http://www.berdikarionline.com/editorial/20130322/negara-dan-intoleransi.html

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog