Jumat, November 30, 2012

Gaya Intelijen di Dunia Bisnis

 PENTINGNYA INTELIJEN BISNIS


Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, seorang pengusaha harus pandai membaca situasi pasar terkini. Data informasi intelijen ekonomi (economic intelligence / EI) dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi, Arah dan kebijakan Perusahaan.


Sejatinya EI bukan terminologi asing di kalangan pebisnis dan ekonom.Menurut A Farid Aulia dan Alfani Gomatua dalam karya tulisnya bertajuk Perlunya Economic Intelligence dalam Pengelolaan Moneter dan Perbankan Nasional, EI merupakan metodologi untuk mencermati dan mengolah berbagai informasi maupun gejolak serta perubahan eksternal yang berdampak strategis pada organisasi dan berguna dalam pengambilan keputusan strategis oleh pimpinan.
Menurut Dan Garth Hancock dari Center of Trade and Commercial Diplomacy the Monterrey Institute for International Studies, EI adalah kebijakan atau informasi ekonomi relevan yang mencakup data teknis, keuangan, komersial, dan informasi mengenai pemerintah, serta penanaman modal asing (baik langsung dan tidak langsung) yang dapat membantu secara relatif produktivitas atau kompetitivitas dari perekonomian sekelompok organisasi dalam suatu negara.


Karena itu, EI turut memengaruhi kebijakan perdagangan, cadangan devisa negara, ketersediaan sumber daya alam,komoditas pertanian,dan aspek lain. EI dinilai penting dalam perkembangan perusahaan karena analisis yang dilakukan dapat dijadikan alat peringatan dini. Analisa EI tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi krisis yang akan terjadi dengan menyediakan informasi rentang waktu kondisi keuangan.

Analisis EI pun dapat dijadikan dasar keputusan dalam menentukan waktu untuk berinvestasi demi menghindari kegagalan investasi. Selain itu, EI juga membantu memahami situasi pasar dan kebijakan ekonomi luar negeri. Analisis EI tidak terbatas pada identifikasi sektor ekonomi untuk memunculkan kekuatan ekonomi, tetapi juga mengaitkannya dengan politik dan faktor sosial.

Hal ini untuk mendukung pembuatan kebijakan dan kinerja ekonomi secara menyeluruh. Termasuk analisis tentang hambatan yang dialami negara dalam mereformasi ekonomi berbasis pasar. Dengan demikian, EI dapat mengupayakan peningkatan daya saing suatu negara. Analisis EI turut berperan dalam memberlakukan aturan bagi semua negara sehingga memiliki level aturan yang tiap negara sama.

Meski EI tidak terlibat dalam penegakan aturan, laporan EI dapat dijadikan referensi dalam pembuatan kebijakan lembaga pemerintah. Banyak yang mengira kegiatan EI mirip dengan spionase,padahal kedua hal ini berbeda sama sekali. EI menggunakan data resmi dan valid bersumber dari lembaga berwenang, sedangkan spionase mengambil data secara tidak resmi melalui agen rahasia.

Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menekankan bahwa EI berbeda dengan spionase. Data yang didapat EI diperoleh dari lembaga resmi pemerintah dan lembaga terkait berupa data mentah atau primer. Di sini peran EI dibutuhkan untuk menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi informasi yang dapat dibaca masyarakat. Data mentah kemudian diolah menggunakan teknikteknik ilmiah sehingga hasil yang didapat bersifat ilmiah.

Selain sebagai alat peringatan dini, EI juga menyediakan informasi terkait kepentingan bisnis seperti tren perkembangan bisnis,pemasaran produk, pembuka jaringan, dan kondisi keuangan pasar. Langkah EI berfokus pada penyediaan data, informasi, dan analisis yang terkini terhadap situasi ekonomi global dan domestik, khususnya dunia usaha. Hasil riset EI dapat digunakan sebagai prediksi prospek perekonomian satu tahun mendatang.

EI dapat diimplementasikan di berbagai sektor seperti industri minyak dan gas,manufaktur, dan perbankan. Dalam perbankan informasi data EI biasanya dimanfaatkan untuk menentukan strategi suku bunga. ”Seperti kami (IEI) bertujuan untuk membangun sense of business dan sense of crisis agar pelaku usaha dapat menggunakan strategi dan kebijakan secara tepat,” katanya

Pengamat ekonomi dan pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa EI turut berperan dalam memasarkan suatu produk perusahaan. ”EI mengumpulkan data tentang konsumen, pesaing, dan situasi pasar yang kemudian diolah dan hasilnya digunakan sebagai dasar penetapan harga, promosi, dan jenis produk,” ungkapnya kepada harian Seputar Indonesia (SINDO), Minggu, 25/11. Hal ini karena setiap produk yang dihasilkan berbasis keinginan pasar dan harus didukung oleh promosi yang tepat.

Dia menambahkan,saat ini kinerja analisis EI bisa diarahkan pada social customer relationship management (SCRM) yaitu mengolah data konsumen melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook ke dalam database untuk mengetahui perilaku konsumen. Jika SCRM ini terjadi, setiap keputusan brand seperti promosi akan didasari SCRM, sedangkan selama ini keputusan dilandasi riset

 Spionase Industri Makin Gencar

Dalam dunia bisnis dikenal juga istilah spionase industri (industrial espionage). Matamata industri mempunyai peranan penting dalam menentukan strategi perusahaan ke depan.
Spionase ekonomi atau industri mempunyai tujuan untuk mengumpulkan pengetahuan tentang organisasi. Ini mungkin termasuk akuisisi kekayaan intelektual, informasi tentang industri manufaktur, ide, teknik, proses, resep,dan formula perusahaan. Kegiatan spionase industri juga meliputi bagaimana penyerapan informasi kepemilikan atau operasional seperti pada data pelanggan,harga,penjualan, pemasaran, penelitian, pengembangan, kebijakan, penawaran, strategi perencanaan atau pemasaran, hingga komposisi perubahan dan lokasi produksi.

Spionase industri ini bukan hanya melibatkan perusahaan, melainkan antarnegara.Pada awal-awal sejarahnya spionase ini bahkan dimulai ketika terjadi persaingan usaha antarnegara. Saat itu ada sejumlah pekerja di Inggris yakni di Sheffield dan Newcastle yang berminat bekerja ke luar negeri. Inggris kemudian membuat undangundang yang bertujuan mencegah metode spionase ekonomi dan industri.
 

Beberapa persaingan spionase industri yang dilakukan antarperusahaan misalnya terjadi antara Opel dan Volkswagen pada era 1990-an, ketika terjadi perpindahan eksekutif Opel yang dicurigai sebagai salah satu bentuk spionase.Pada 1993, General Motors (GM) menuduh Volkswagen melakukan spionase industri setelah Jose Ignacio Lopez, kepala produksi untuk divisi Opel, bergabung dengan Volkswagen (VW). Perpindahan Lopez dicurigai membawa dokumen yang berisi rahasia perusahaan. Perseteruan ini berujung pada gugatan di pengadilan.Akhirnya VW harus membayar jutaan dolar Amerika Serikat ke GM. Kisah persaingan pernah terlihat pada Microsoft dan Oracle.

Pada Juni 2000,Chief Executive Larry Ellison mengatakan bahwa dia melakukan ”tugas warga negara” dengan mempekerjakan agen detektif untuk menyelidiki kelompok yang didukung Microsoft.Mereka melakukan investigasi pada dua lembaga riset yaitu The Independent Institute dan The National Taxpayers Union yang merilis studi mendukung Microsoft.

Persaingan dan pencurian informasi juga pernah melibatkan kelompok hotel ternama yaitu Starwood dan Hilton. Pada April 2009, Starwood menggugat Hilton atas rahasia dagang. Starwood mengklaim dua mantan eksekutif mereka yaitu Ross Klein dan Amar Lalvani disewa Hilton untuk mencuri informasi tentang merek Hotel W Starwood.

Klein dan Lalvani terlibat dalam mengembangkan brand tentang ”gaya hidup mewah” Hotel Starwood dan brand Luxury Collection.Starwood menuduh Hilton mengunduh informasi rahasia tersebut. Kasus ini cukup menyita perhatian media dan berakhir satu tahun setelahnya. Pencurian informasi rahasia untuk kepentingan bisnis juga pernah diungkapkan situs pencarian Google.

Pada Januari 2010,Google mengungkapkan telah mendeteksi sebuah serangan cyber yang sangat canggih dan berasal dari China.Serangan tersebut mengakibatkan pencurian kekayaan intelektual. Perusahaan itu mengatakan, bukti menunjukkan bahwa tujuan utama dari para penyerang adalah mengakses account Gmail dari aktivis HAM China. Google mengatakan, berbagai perusahaan juga menjadi sasaran, termasuk di sektor keuangan, teknologi, media, dan kimia. ”Ini program spionase besar yang bertujuan mendapatkan teknologi tinggi informasi dan informasi sensitif secara politis,” ungkap James A Lewis,pakar keamanan cyber Center for Strategic & International Studies, sebagaimana dirilis Washington Post. Tuduhan spionase juga pernah meramaikan industri pengeboran minyak lepas pantai.

Hacker mencuri informasi rahasia dari enam perusahaan energi Amerika Serikat dan dan Eropa, termasuk Exxon Mobil, Royal Dutch Shell,dan BP. Menurut analisa McAfee,serangan mengakibatkan hilangnya informasi proyek keuangan yang berkaitan dengan tawaran ladang dan operasi minyak dan gas.Serangan yang terjadi pada November 2009 tersebut dikenal dengan Night Dragon dan diyakini berasal dari China. Hacker menargetkan peta topografi komputerisasi senilai jutaan dolar yang mencari cadangan minyak potensial. Saling intip antar perusahaan saat ini terus berlangsung.Semua perusahaan mencari keunggulan dan kelemahan para pesaingnya sehingga mereka pun dituntut untuk menjaga rahasia mereka dari mata-mata industri.

Kamis, November 29, 2012

Tahun 2013 Republik Indonesia butuhkan 7 (tujuh) kapal selam bertenaga nuklir dan 5 (lima) Kapal Perang destroyer bertenaga nuklir untuk TNI AL





T.N.I bagai Kancil  ditengah - tengah para Gajah. Dominasi Kekuatan raksasa2 Maritim seperti AS, China, India, Jepang Korea & Australia dihimpit mahalnya biaya energi Fosil seyogyanya Pemerintah Indonesia mencontoh India, Korsel dan Vietnam mengantisipasi kemajuan Angkatan Laut China + makin banyak kapal Induk militer Amerika bermanuver di AsiaPasifik, China sukses berinovasi membangun  ulang Kapal Induk SHi Lang  Militer China sukses uji operasi tempur.  

Bagaimana Armada kapal - kapal tempur  TNI Angkatan Laut melaksanakan kewajiban Tugas Operasi ? Makin  mahalnya biaya energi setiap tugas operasi teritorial rutin maupun tugas operasi tempur menjaga kedaulatan laut kiat apa saja yang sudah diterapkan dalam pengoprasian kapal- kapal TNI yang mayoritas sudah tua dan boros biaya energi  ? Lalu  apakah Kemenhan bersama Panglima TNI serta Jajaran Perwira Tinggi  TNI AL mampu  berinovasi   ?
 
Kapal Induk merupakan salah satu wahana militer yang mempunyai peran signifikan dalam penggelaran armada tempur, tak salah China membangun Kapal Induk ex Rusia  Varyag Yang direka bangun Ulang  dinamai SHi Lang. Hanya negara-negara kuat lah yang sanggup mengoperasikan Kapal Induk, mengingat biaya operasionalnya yang sangat amat besar.Kapal induk sangat penting perannya untuk melancarkan invasi militer dan pertempuran yang jauh dari pangkalan induk (home base). Kapal induk adalah wahana untuk memproyeksikan kekuatan udara multifungsi, yaitu untuk keunggulan di udara, antikapal atas air, dan antikapal selam dengan variasi pesawat terbang yang dibawanya. Keberadaan Kapal Induk bagi suatu negara juga memiliki penambah posisi tawar negara tersebut dan meningkatkan branding militernya.

Di dunia saat ini terdapat 22 unit kapal induk, milik sembilan negara. Separuh jumlah tersebut dimiliki AS, Italia punya dua, sedangkan Spanyol, Inggris, Brasil, Prancis, Rusia, India, dan Thailand masing-masing punya satu. Masuknya RRC ke dalam “klub kapal induk” seharusnya tidak terlalu mengejutkan karena di Asia ada India dan Thailand yang sudah lebih dulu punya. Walaupun kapal induk India sudah sangat tua dan kapal induk Thailand sangat kecil.Selain itu, Kapal Induk juga masih memiliki kelemahan vital, yakni rentan terhadap misil jarak jauh ICBM. China yang menyadari hal ini sudah memiliki banyak unit ICBM yang bisa ditempatkan di mana saja. Untuk itu, sebuah armada kapal induk yang tangguh musti dikawal dengan kapal-kapal pelindung dan kapal selam yang otomotasi membutuhkan anggaran yang luar biasa besar
 
Pemerintah China  berhasil menciptakan Kapal Induk pertama  Salah seorang pejabat senior militer Cina kepada Xinhua mengakui kesuksesan itu sebagai kemampuan Militer Cina saat ini telah berhasil menempatkan jet-jet tempur di atas kapal induk pertamanya.Fars News (25/11) melaporkan, Zhang Yunyi, wakil komandan pasukan pelopor Cina mengatakan, "Pilot-pilot Cina, (25/11) dengan kondisi yang berbeda, seperti jarak pandang yang rendah dan kondisi permukaan air serta cuaca yang buruk, mampu menunjukkan kemahirannya."
 
Kapal induk Cina dan seluruh komponennya, kata Yunyin, sudah diuji coba dan siap untukmenampung jet-jet tempur.Salah satu jet tempur produk Cina untuk pertama kalinya berhasil mendarat di atas kapal induk negara ini.Nampaknya, kesuksesan yang dicapai negara tirai bambu kali ini merupakan langkah penting dalam mengubah Cina menjadi kekuatan maritim pertama di Asia..Jepang dan sejumkah negara lain di kawasan mengaku khawatir dengan peningkatan kemampuan AL Cina tersebut

Di ikuti oleh peningkatan Kemampuan Milier India 
Menteri Pertahanan India AK Antony mengatakan, Rusia akan menyerahkan sebuah kapal induk bekas Uni Soviet yang sudah diperbaiki pada kuartal terakhir tahun 2013.
Antony dalam dengar pendapat dengan parlemen India pada hari Senin (26/11) menyatakan bahwa akhir tahun 2013 telah ditetapkan sebagai tanggal penyerahan kapal induk buatan Rusia, yang berganti nama menjadi "INS Vikramaditya" kepada India."Penyerahan INS Vikramaditya telah tertunda pada kuartal terakhir tahun 2013, yang sebelumnya direncanakan pada Desember 2012," jelas Anthony.
Seraya memaparkan bahwa Rusia rencananya akan menyerahkan kapal perang 44.570 ton itu ke India pada Agustus 2008, Anthony menambahkan harga kapal induk itu saat kesepakatan ditandatangani pada tahun 2004 sebesar 978,4 juta dolar, namun harga itu pada tahun 2012 menjadi 2,3 miliar dolar.Antony lebih lanjut menandaskan bahwa masalah teknis telah menjadi penyebab keterlambatan tersebut. Ditambahkannya, total harga kapal itu tetap 2,3 miliar dolar saat pengiriman di kuartal terakhir 2013. Kapal induk itu memerlukan banyak perbaikan seperti turbin baru, sistem kabel sepanjang 2.500 kilometer dan penguatan dek pendaratan pesawat terbang untuk bisa dioperasikan oleh militer India.

Pada Desember 2011, Rusia menyerahkan kapal selam bertenaga nuklir, Nerpa kepada pemerintah India setelah lebih dari dua tahun tertunda. Angkatan Laut India secara resmi memiliki sebuah kapal selam bertenaga nuklir yang dibeli dari Rusia dengan harga US$1 juta. Kapal selam yang diserahkan Rusia kepada India,  itu akan dicicil pembayaran nya selama 10 tahun ke depan.Dengan kapal selam nuklir ini, India kembali ke jajaran elite negara-negara yang memiliki persenjataan nuklir. Negara-negara yang memiliki kapal selam nuklir adalah Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, dan Prancis.
 
India nuke submarine
Kapal selam itu diserahkan ke Angkatan Laut oleh Menteri Pertahanan India AK Antony dalam sebuah upacara militer di Pangkalan AL di Vishakhapatnam, Bengal. Setelah bergabung dengan AL India,Awak kapal ini berjumlah  80 orang  dipimpin Kapten P.Ashokan. 
Keberadaan INS Chakra II diharapkan  dapat memberikan keuntungan dalam operasi-operasi Angkatan Laut India. terbukti sudah karena
Kapal selam bertenaga nuklir dalam melaksanakan tugasnya mampu menyelam selama tiga bulan tanpa harus khawatir kehabisan bahan bakar. 


Bagaimana kiat-kiat TNI Angkatan Laut agar tetap mampu menjaga kekayaan laut dan kedaulatan wilayah laut Indonesia ?  

*Indonesia adalah negara kepulauan Terbesar Didunia * 
Maka TNI AL wajib segera  merenovasi alusista agar hemat energi menjawab mahalnya biaya energi  saat ini ? TNI butuhkan paling sedikit  7 (tujuh) buah  kapal selam bertenaga nuklir untuk TNI  AL  dan 5 (buah) kapal Perusak stigma bertenaga nuklir . menjelang akhir Tahun 2012  Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam konvensional dan 18 buah Kapal Militer layak jalan ;KRI  buatan akhir dekade  90 an hingga 2011  padahal TNI Angkatan Laut Indonesia wajib menjaga sumber daya energi  & mineral yang ada diwilayah laut Indonesia dari segala bentuk pencurian sumber sumber energi dan mineral . Untuk itu TNI  butuh Armada kapal Tempur dan kapal selam bertenaga Nuklir  yang hemat energi untuk menjangkau seluruh wilayah laut Indonesia tercinta sebagai contoh;Kapal selam bertenaga nuklir ketika dapat melaksakan tugas operasinya mampu menyelam selama tiga bulan tanpa harus khawatir kehabisan bahan bakar Fosil untuk operasi  Teritorial ataupun tugas Operasi Tempur . Saatnya KeMenhan bersama TNI yang wajib disetujui DPR memprioritaskan Anggaran tambahan Alutssita untuk pembelian beberapa kapal laut tempur serta kapal selam bertenaga nuklir baik itu  membeli kapal laut tempur & kapal selam tenaga Nuklir bekas pakai yang telah direka bangun  tentunya juga kapal laut tempur baru beserta kapal selam yang bertenaga nuklir baru dari Rusia dan China sebelum RAPBN Tahun  2014.  
"Jalesveva Jayamahe" artinya "Di Lautan Kita Jaya" .           
  * Rakyat Maritim Indonesia memohon agar Pemerintah / Kemenhan  bersama Mabes TNI serta DPR melakukan renegoisasi ulang  dengan Rusia  atas pinjaman lunak Rusia 2009  untuk Militer indonesia sebesar  $ 1 Milyar Us yang belum terealisir .  Renegoisasi pinjaman lunak Rusia  untuk  pembelian beberapa kapal  militer  bertenaga nuklir dan kapal selam tenaga Nuklir baik pembelian kapal-kapal bekas pakai bertenaga nuklir ataupun pembelian beberapa kapal  militer  bertenaga nuklir &  kapal-kapal selam bertenaga nuklir yang baru dari Rusia, mengutamakan Transfer Of Technology agar Kita mandiri ketika ancaman embargo militer  diberlakukan oleh Negara - negara produsen Kapal Perang

* Rakyat Indonesia memahami bahwa  kecil kemungkinan TNI AL untuk memiliki Kapal Induk  tapi paling tidak TNI dapat  memiliki ICBM jadi solusi ‘murah’ untuk melawan kehebatan armada kapal induk. Saat ini TNI bersama PT PAL berencana untuk membangun Kapal Induk Helikopter yang dilengkapi  instalasi baterai Rudal jarak menegah adalah  lebih ‘realistis, hemat'  ketimbang Kapal Induk Pengangkut Udara yang lebih kompleks dan mahal .

Semoga  Para Pejabat Pengambil kebijakan Militer Lebih Professional  dan realistis dalam mengemban Amanah Rakyat Indonesia demi  menjaga keutuhan Wilayah Negara Indonesia Raya


Rabu, November 28, 2012

Bukti Indonesia Layak Kembangkan Teknologi Nukir


Fusi Nuklir Menghasilkan Radioisotop

PT Batan-Teknologi, di bawah direktur utama yang baru Dr.Ir.Yudi utomo Imardjoko, tidak hanya bangkit dari kubur, namun bisa langsung berlari kencang ke puluhan negara Asia. Padahal tahun 2010, BatanTek sudah dicabut nyawanya. Negara- negara nuklir, khususnya Amerika Serikat melarang pengayaan uranium tingkat tinggi. Mereka khawatir pengayaan uranium itu bisa disalahgunakan menjadi senjata nuklir. Sejak 2010 pula, PT BatanTek berhenti memproduksi radioisotop..Tim BatanTek sudah berusaha mengubah proses pengayaan uranium menjadi tingkat rendah, tapi tidak mampu.
 Bahkan BatanTek sudah mendatangkan ahli dari AS untuk transfer teknologi proses pengayaan uranium tingkat rendah, tapi gagal juga.

Scan tubuh dengan SInar Gamma
Akibatnya, rumah-rumah sakit yang selama ini menggunakan radioisotop dari BatanTek, membeli dari sumber lain. Semua pelanggan marah dan memutuskan hubungan. BatanTek praktis mati. Untunglah Dr Yudiutomo datang dan menjadi Dirut baru. Anak Maospati, Magetan, lulusan Fakultas Teknik Nuklir UGM ini, bukan sembarang orang. Dia meraih gelar doktor di bidang nuklir di Iowa State University USA. . Dr Yudiutomo mengajak ahli nuklir sealmamater di UGM, Dr.Ing Kusnanto, untuk menjadi direktur produksi. Dr Kusnanto meraih gelar doktor nuklir dari Aachen, Jerman. Karena PT BatanTek masih dalam keadaan sulit, sejak awal dua ahli nuklir ini, memilih menghemat. Mereka menyewa satu rumah untuk dihuni berdua. Keluarga ditinggal di Yogya.
Keduanya tidak henti-hentinya berpikir bagaimana agar BatanTek bisa melakukan pengayaan uranium tingkat rendah. Siang malam dua ahli ini terus berdiskusi. Keputusan untuk tinggal satu rumah membuat diskusi mereka berlanjut, setelah jam kantor sekalipun. Di rumah kontrakan itulah mereka bisa berdiskusi hingga dini hari.Hasilnya luar biasa. Mereka menemukan cara baru mengayakan uranium tingkat rendah. “Bukan cara yang sudah dikenal di dunia sekarang ini, tapi cara baru yang untuk mudahnya saya beri saja nama “Formula YK”, ujar Dr Yudiutomo Kusnanto.
Formula YK ini menggunakan prinsip “electro plating”. Menggantikan cara lama sistem foil target. Prinsipnya, sebelum dimasukkan reaktor nuklir uranium itu di-plating dengan rumus tertenu. “Cara ini meski kelak diketahui oleh ahli lain pun sulit ditiru. Rumus angka-angkanya tidak akan diungkap”, tambah Dr Yudiutomo
Masalahnya, dari mana perusahaan dapat tambahan modal? Reaktor nuklirnya memang bisa menggunakan reaktor milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Serpong. Namun banyak peralatan PT BatanTek yang harus diperbaharui atau diperbaiki.“Perlu berapa ?” tanya Menteri BUMN Dahlan Iskan saat rapat dengan dua ahli nuklir itu di Serpong- Tangerang, Banten. “Cukup besar Pak, Rp 85 miliar,” jawab Dr Yudiutomo. “Saya carikan!”, ujar Dahlan Iskan.“Saya pun menghubungi Bank Rakyat Indonesia. Saya memang sangat kagum dan terharu melihat kejeniusan dua ahli ini. Saya bisa merasakan getaran semangatnya yang meluap. Dan saya juga melihat kilatan matanya yang menyiratkan keinginan untuk maju. Inilah ilmuwan yang memiliki kemampuan manajerial yang handal. Intelektual sekaligus entrepreneur!” Ucap Dahlan Iskan.

Dengan penemuan baru Formula YK ini, Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu memproduksi radioisotop. Kini seluruh negara Asia datang ke BatanTek untuk membeli radioisotop. Radioisotop merupakan enerji yang dilepas oleh fisi dan fusi nuklir, melalui sebuah rekayasa.Radioisotop bahan yang sangat penting untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Radioisotop bahan yang tidak bisa dipisahkan dengan kedokteran nuklir. Dengan radioisotop organ-organ di dalam badan bisa dilihat secara berwarna dan tiga dimensi. Hal ini berbeda dengan radiologi yang hanya bisa melihat hitam putih dan dua dimensi.

Pemeriksaan melaui MRI, CT, Gamma Camera, serta operasi yang menggunakan pisau gamma, mutlak memerlukan radioisotop. Jepang pun tidak memproduksinya sehingga pasar radioisotop Indonesia sangat besar. Apalagi untuk China. “Waktu saya mendampingi Presiden SBY makan siang dengan Presiden Hu Jintao di Beijing , saya pun promosi radioisotopnya BatanTek. Kebetulan saya berada di sebelah Menteri Perdagangan Tiongkok. Selama makan siang itu, saya terus minta agar China membeli radioisotop kita” tambah Dahlan Iskan . Dengan kemampuan Dr Yudiutomo dan timnya menembus pasar Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya, masa depan PT Batan Teknologi amat cerah. Tahun ini omsetnya telah mencapai Rp 200 miliar. Tidak mustahil akan mencapai Rp 1 triliun dan kemudian Rp 3 triliun, beberapa tahun lagi.

Industri Nuklir BATAN
Amerika dan Australia, meski mampu membuat radioisotop, bukan pesaing Indonesia. Umur radioisotop hanya 60 jam. Setelah itu daya radiasinya habis. China, misalnya membutuhkan radioisotop 10 curie, maka mereka harus membeli 60 curie. Yang 50 curie akan hilang di jalan. Karena itu, pengirimannya harus dengan pesawat. Harus dihitung waktu pengiriman sejak dari Serpong ke bandara dan seterusnya. Kementerian BUMN akan mendorong kedua ahli tersebut tidak berhenti di radioisotop. Pengetahuan mereka akan sangat berguna untuk pertanian dan pengeboran minyak. “Tapi biarlah BatanTek maju dulu. Jadi raja Asia dulu. Dua tahun lagi kita bicara nuklir untuk mengamankan pangan kita” ujar Dahlan Iskan sambil berlalu.(detik.com)

Kapolsek dan 2 Polisi Tewas Diserang Kawanan Bersenjata di Papua




Jenazah Kapolsek Pirime dilayat Kapolda Papua







Kamis, November 22, 2012

Potret Nasionalisme Masa Kini



Bersatu untuk Kedaulatan Indonesia

Ketika negara yang bernama Indonesia akhirnya terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan penghuninya yang disebut bangsa Indonesia, persoalan ternyata belum selesai. Bangsa Indonesia masih harus berjuang dalam perang kemerdekaan antara tahun 1945-1949, tatkala penjajah menginginkan kembali jajahannya. Nasionalisme kita saat itu betul-betul diuji di tengah gejolak politik dan politik divide et impera Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan tahun 1949, nasionalisme adalah kecintaan alamiah terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan untuk membentuk negara berdasar kebangsaan yang disepakati dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi , nasionalisme bangsa Indonesia  masih terus diuji dengan munculnya gerakan separatis di berbagai wilayah tanah air hingga akhirnya pada masa Demokrasi Terpimpin,  masalah nasionalisme diambil alih oleh negara. Nasionalisme politik pun digeser kembali ke nasionalisme politik sekaligus kultural. Dan, berakhir pula situasi ini dengan terjadinya tragedi nasional 30 September 1965.

   
         Pada masa Orde Baru, wacana nasionalisme pun perlahan-lahan tergeser dengan persoalan-persoalan modernisasi dan industrialisasi (pembangunan). Maka "nasionalisme ekonomi" pun muncul ke permukaan. Sementara arus globalisasi, seakan memudarkan pula batas-batas "kebangsaan", kecuali dalam soal batas wilayah dan kedaulatan negara. Kita pun seakan menjadi warga dunia. Di samping itu, negara mengambil alih urusan nasionalisme, atas nama "kepentingan nasional" dan "demi stabilitas nasional" sehingga terjadilah apa yang disebut greedy state, negara betul-betul menguasai rakyat hingga memori kolektif masyarakat pun dicampuri negara. Maka inilah yang disebut "nasionalisme negara" 


         Tahun 1998 terjadi Reformasi yang memporakporandak-an stabilitas semu yang dibangun Orde Baru. Masa ini pun diikuti dengan masa krisis berkepanjangan hingga berganti empat orang presiden. Potret nasionalisme itu pun kemudian memudar. Banyak yang beranggapan bahwa nasionalisme sekarang ini semakin merosot, di tengah isu globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi yang semakin menggila.
 

         Kasus Ambalat, beberapa waktu lalu, secara tiba-tiba menyeruakkan rasa nasionalisme kita, dengan menyerukan slogan-slogan "Ganyang Malaysia!". Setahun terakhir ini, muncul lagi "nasionalisme" itu, ketika lagu "Rasa Sayang-sayange" dan "Reog Ponorogo" diklaim sebagai budaya negeri jiran itu. Semangat "nasionalisme kultural dan politik" seakan muncul. Seluruh elemen masyarakat bersatu menghadapi "ancaman" dari luar. Namun anehnya, perasaan atau paham itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa itu terjadi. Dalam kenyataannya kini, rasa "nasionalisme kultural dan politik" itu tidak ada dalam kehidupan keseharian kita. Fenomena yang membelit kita berkisar seputar: Rakyat susah mencari keadilan di negerinya sendiri, korupsi yang merajalela mulai dari hulu sampai hilir di segala bidang, dan pemberantasan-nya yang tebang pilih, pelanggaran HAM yang tidak bisa diselesaikan, kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, suap-menyuap, dan lain-lain. Realita ini seakan menafikan cita-cita kebangsaan yang digaungkan seabad yang lalu. Itulah potret nasionalisme bangsa kita hari ini.

         Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad yang lalu.  Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan di atas, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total

Walaupun persatuan Indonesia telah bertunas lama dalam sejarah bangsa Indonesia, akan tetapi semangat kebangsaan atau nasionalisme dalam arti yang sebenarnya seperti kita pahami sekarang ini, secara resminya baru  lahir pada permulaan abad ke-20. Ia lahir terutama sebagai reaksi atau perlawanan terhadap kolonialisme dan karenanya merupakan kelanjutan dari gerakan-gerakan perlawanan terhadap kolonial VOC dan Belanda, yang terutama digerakkan oleh raja-raja dan pemimpin-pemimpin agama Islam. Hubungan erat gerakan perlawanan kaum Muslimin dan nasionalisme ini telah diuraikan oleh banyak pakar, misalnya oleh G. H. Jansen dalam bukunya Militant Islam (1979). Namun sebelum menguraikan hubungan ini akan kita lihat dulu unsur-unsur kolonialisme yang menimbulkan semangat perlawanan terhadapnya.Kolonialisme modern, sebagaimana diterapkan VOC dan Belanda di Indonesia mengandung setidak-tidaknya tiga unsur penting:


Pertama. Politik dominasi oleh pemerintahan asing dan hegemoni pemerintahan asing tersebut terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu nasinalisme Indonesia di bidang politik bertujuan menghilangkan dominasi politik negara asing dengan membentuk pemerintahan berkedaulatan rakyat yang dipimpin badan permusyawaratan dan permufakatan dalam perwakilan.


Kedua. Eksploitasi ekonomi. Setiap pemerintahan kolonial berusaha mengeksplotasi sumber alam negeri yang dijajahnya untuk kemakmuran dirinya, bukan untuk kemakmuran negeri jajahan. Rakyat juga diperas dan dipaksa bekerja untuk kepentingan ekonomi kolonial, misalnya seperti terlihat system tanam paksa (culturstelsel) yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda di Jawa pada awal abad ke-19 dan menimbulkan perlawanan seperti Perang Diponegoro. Larena itu nasionalisme Indonesia hadir untuk menghentikan eksploitasi ekonomi asing dengan berdikari.


Ketiga. Penetrasi budaya.  Kolonialisme juga secara sistematis menghapuskan jatidiri suatu bangsa dengan menghancurkan kebudayaan dan budaya bangsa yang dijajahnya, termasuk agama yang dianutnya. Caranya dengan melakukan penetrasi budaya, terutama melalui system pendidikan. Karena itu di bidang kebudayaan nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman. Ia tidak menolak pengaruh kebudayaan luar, tetapi  menyesuaikannya dengan pandangan hidup, sistem nilai dan gambaran dunia (worldview, Weltanschauung) bangsa Indonesia.


Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dalam dari semangat yang mendadasi Pancasila. Dan dapat dirujuk kepada pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di Universitas Indonesia, yang intinya ialah:Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan (humanisme, internasionalisme); Kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menjadikan negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang berpijak pada sistem nilai dan pandangan hidup Rakyat bangsa Indonesia sendiri yang ‘bhinneka tunggal ika'

Harus ditambahkan di sini bahwa disebabkan oleh sejarahnya    itu maka komponen yang membentuk gerakan kebangsaan di Indonesia juga berbeda dengan komponen nasionalisme Eropa dan Amerika. Komponen yang membentuk masyarakat Indonesia ialah Islam, kemajemukan etnik dan budaya bangsa Indonesia dan faham-faham atau ideologi Barat yang mempengaruhi perkembangnya pada abad ke-20 seperti humanisme, sosialisme, dan marhaenisme.Ahli sejarah terkemuka Sartono Kartodirdjo mengemukakan bahwa yang disebut “nation” dalam konteks nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu suatu komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sistem kepercayaan, kebudayaan, bahasa dan lain-lain sebagainya. Kesemuanya terintegrasikan dalam perkembangan sejarah sebagao kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas yang ditopang oleh kemauan politik bersama” (dalam “Nasionalisme, Lampau dan Kini” Seminar Tentang Nasionalisme 1983 di Yogyakarta).Pengertian yang diberikan Sartono Kartodirdjo didasarkan pada perkembangan sejarah bangsa Indonesia dan realitas sosial budayanya, serta berdasarkan berbagai pernyataan politik pemimpin Indonesia sebelum kemerdekaan, seperti manifesto Perhimpunan Indonesia dan Sumpah Pemuda 1928.  Unsur-unsur nasionalisme Indonesia mencakup hal-hal seperti berikut:


1. Kesatuan (unity) yang mentransformasikan hal-hal yang bhinneka menjadi seragam sebagai konsekwensi dari proses integrasi. Tetapi persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman dan keseragaman.

2.      Kebebasan (liberty) yang merupakan keniscayaan bagi negeri-negeri

yang terjajah agar bebas dari dominasi asing secara politik dan eksploitasi ekonomi serta terbebas pula dari kebijakan yang menyebabkan hancurnya kebudayaan yang berkepribadian.

3.      Kesamaan (equality) yang merupakan bagian implisit dari masyarakat

demokratis dan merupakan sesuatu yang berlawanan dengan politik kolonial yang diskriminatif dan otoriter.

4.      Kepribadian (identity) yang lenyap disebabkan ditiadakan

dimarginalkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial Belanda.

5.      Pencapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan

kebanggaan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya untuk berjuang menegakkan kembali harga diri dan martabatnya di tengah bangsa

Konsepnya itu didasarkan atas pengamatannya terhadap sejarah Indonsia

khususnya sejak masa penjajahan. Ia jelas sekali menerima beberapa pandangan yang dikemukakan oleh Ernest Renan.

Notonagoro, seorang ahli falsafah dan hukum terkmuka dari Universitas Gajah Mada, mengemukakan bahwa nasionalisme dalam konteks Pancasila bersifat “majemuk tunggal” (bhinneka tunggal ika). Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:

1.      Kesatuan Sejarah, yaitu kesatuan yang dibentuk dalam perjalanan

sejasrahnya yang panjang sejak zaman Sriwijaya, Majapahit dan munculnya kerajaan-kerajaan Islam hingga akhirnya muncul penjajahan VOC dan Belanda. Secara terbuka nasionalisme mula pertama dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1945 dan mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.


2.      Kesatuan Nasib. Bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki

persamaan nasib, yaitu penderitaan selama masa penjajahan dan perjuangan merebut kemerdekaan secara terpisah dan bersama-sama, sehingga berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dapat memproklmasikan kemerdekaan menjelang berakhirnya masa pendudukan tentara Jepang.


3.      Kesatuan Kebudayaan. Walaupun bangsa Indonesia memiliki

keragaman kebudayaan dan menganut agama yang berbeda, namun keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yang serumpun dan mempunyai kaitan dengan agama-agama besar yang dianut bangsa Indonesia, khususnya Hindu dan Islam.


4.      Kesatuan Wilayah. Bangsa ini hidup dan mencari penghidupan diwilayah yang sama yaitu tumpah darah Indonesia.


5.      Kesatuan Asas Kerohanian. Bangsa ini memiliki kesamaan cia-cita, pandangan hidup dan falsafah kenegaraan yang berakar dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri di masa lalu maupun pada masa kini.

Guru Besar Emeritus Universitas Airlangga Surabaya Prof Soetandyo Wignjosoebroto MPA berpendapat nilai-nilai nasionalisme sekarang memiliki tiga budaya dalam satu kesatuan. "Ketiganya dipegang sekaligus, tetapi digunakan sesuai situasinya yakni budaya lokal, nasional, dan global," katanya saat berbicara dalam seminar ’Memperkokoh Rasa Nasionalisme dalam Bingkai NKRI’ di Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, Kamis.Seminar juga menampilkan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono SH M.Hum dan Ketua Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Unair Dr M Nafik SE selaku pembicara. Dalam seminar yang digelar Fakultas Hukum UHT Surabaya itu, peraih Yap Thiam Hien Award 2011 itu mencontohkan dirinya yang memegang budaya Jawa (lokal), budaya Indonesia (nasional), dan budaya global (Belanda/Jepang). "Bahasa Jawa adalah bahasa ibu dalam diri saya, meski pun saya pernah sekolah di Belanda dan bisa Bahasa Belanda, tapi saya nggak mungkin menggunakan bahasa itu bila bertemu keluarga. Sebaliknya, kalau saya diundang seminar di luar negeri, tentu saya akan mengikuti," katanya.Oleh karena itu, kata pengamat sosial dari Unair itu, pemakaian budaya lokal, nasional, dan global itu ada waktunya masing-masing. "Budaya Jawa di rumah, budaya Indonesia bila bertemu suku bangsa lain, dan bahasa asing bila di dunia," Namun, katanya, menyatukan tiga budaya itu bukan perkara yang mudah, karena menyatukan ratusan budaya yang ada di Indonesia dalam satu budaya Indonesia juga bukan mudah."Kalau tranplantasi jantung itu tinggal menempelkan, tapi transplantasi budaya dari ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia menjadi satu budaya Indonesia itu bukan asal tempel. Saya saja mengerti Bahasa Indonesia setelah berusia 10 tahun," katanya.Oleh karena itu, katanya, budaya Indonesia itu bukanlah menyatukan budaya menjadi sama, namun menyatukan budaya yang berbeda dalam kesatuan, karena itu nasionalisme sekarang adalah memegang tiga budaya berbeda dalam satu kesatuan."Persatuan itu menyamakan, tapi kesatuan itu bersatu dalam perbedaan, karena itu potensi separatisme itu sebuah keniscayaan dalam sebuah kesatuan yang perlu dialog terus menerus dan tidak bisa tergesa-gesa," katanya.Misalnya, pornografi tidak bisa disamakan dengan bahasa hukum melalui UU Anti-pornografi, sebab pornografi dalam setiap suku bangsa di Indonesia itu memiliki penafsiran yang berbeda-beda. "Jadi, nggak bisa dipaksakan. Itu hukum, politik juga begitu," katanya.Dalam konteks ekonomi, Ketua Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Unair Dr M Nafik SE menilai konsep pertumbuhan merupakan konsep ekonomi yang perlu dievaluasi, karena menyalahi dengan keanekaragaman di Indonesia.

"Konsep pertumbuhan justru mengancam Indonesia, karena konsep pertumbuhan itu berarti mengundang pihak asing untuk menguras sumber daya alam Indonesia dengan menghancurkan NKRI, karena potensi bangsa Indonesia dirusak secara sistematis,"Menurut dia, konsep pertumbuhan justru menghancurkan, karena terbukti perusahaan asing di Indonesia saat ini mencapai 64,2 persen, sedangkan perusahaan lokal hanya 35,88 persen. Di Jatim juga sama yakni 56,60 persen perusahaan asing dan 43,40 persen perusahaan lokal."Apakah tidak kalah namanya? Karena itu, konsep ekonomi yang sesuai untuk Indonesia adalah konsep sumber daya atau menggali potensi lokal untuk dikembangkan menjadi potensi nasional dan akhirnya potensi global," kata Prof Soetandyo Wignjosoebroto MPA

Merawat Keberagaman menuju Indonesia Raya yang Adil & Sejahtera 

Sejak lengsernya Soeharto, Indonesia sudah menentukan pilihannya, yaitu memilih jalur demokrasi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan bangsa. Akan tetapi, demokrasi yang berkembang ternyata diikuti dengan eskalasi konflik dan kekerasan, dan lebih parah lagi, diikuti dengan merosotnya kesadaran kebangsaan. Watak bangsa yang penuh paradoks gagal dikelola dengan baik sehingga Indonesia mengalami krisis kebangsaan. Negara yang diharapkan menjadi faktor penting untuk menjaga persatuan nasional juga gagal menjalankan fungsi dasarnya dan bahkan ada indikasi menjadi Negara gagal , karena aparat Negara korupsi ,suara rakyat jadi alat jual beli suara dan kepentingan kelompok politik/ekonomi diatas kepentingan rakyat dan Negara . Elemen-elemen demokrasi yang seharusnya berperan memperkuat institusi demokrasi dalam praktik justru melakukan langkah-langkah kontraproduktif yang kemudian menciptakan defisit demokrasi.Dalam  menelisik keragaman yang kembali terusik dengan munculnya berbagai konflik berbau SARA ternyata pada beberapa kasus konflik antar warga yang terjadi  dibeberapa tempat  kita menyaksikan fenomena yang sama. Sekelompok warga beretnik, berbahasa, dan beragama tertentu menolak kehadiran warga dengan latar belakang etnik, bahasa, dan agama yang berbeda dengan mereka.Secara sosiologis itu menjadi indikasi bahwa kerukunan penduduk pendatang dan penduduk asli yang dulu berhasil berintegrasi dengan damai sekarang mengalami disintegrasi yang berdarah-darah alias hancur lebur. Sebagai gambaran, Desa Gedong Tataan di Lampung merupakan basis pertama transmigrasi petani Jawa di daerah luar Jawa. Itu terjadi pada 1905 alias 107 tahun yang lalu.

Dalam perspektif hidup berbangsa dan bernegara konflik horizontal itu menjadi indikasi bahwa NKRI mengalami kemunduran yang dahsyat. Negara memang absen. Negara tidak hadir meredakan dan mengatasi konflik, apalagi dengan bijak mempersatukan kembali sesama anak bangsa yang tercerai-berai. Boleh dibilang negara bahkan melakukan pembiaran yang sistemis.Bila terus dibiarkan, fenomena pecahnya integrasi anak bangsa di tingkat warga itu akan menjadi salah satu rapor pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang sangat Jelak , merah yang dicatat sejarah


Jika model demokrasi Indonesia kebablasan ,

Apakah kita keliru memilih jalur demokrasi ? kerukunan bangsa justru terancam akibat sistem demokrasi yang dianut Indonesia. Menurutnya, demokrasi di Indonesia terlampau liberal sehingga berpotensi merusak tatanan kerukunan bangsa. "Selama sistem politik kita seperti ini, kita harus siap menghadapi ketidakrukunan itu dimana-mana , Namun saya tidak berpendapat demikian, pilihan demokrasi bagi Indonesia bukanlah pilihan yang keliru. Banyaknya masalah yang terjadi menyusul terjadinya demokratisasi tidak harus menjadi alasan untuk kembali kepada sistem otoriter seperti yang pernah diterapkan pada zaman Orde Baru karena ongkos sosial dari otoritarianisme sangatlah besar. Semua kekuatan politik harus mengupayakan terjadinya konsolidasi demokrasi. Demokrasi adalah sistem yang harus tetap dipertahankan at all cost. Indonesia menjadi salah satu contoh keberhasilan demokrasi. Namun, akibat salah urus, keragaman telah berubah menjadi pusat pertengkaran dan perkelahian yang melemahkan, bahkan mengancam sendi-sendi berbangsa dan bernegara Republik Indonesia Raya

Namun agar demokrasi tidak membawa Indonesia kepada kehancuran kita harus kembali kepada jati diri bangsa. Meminjam istilah Tukul Arwana, kita perlu kembali ke laptop, bukan bagi-bagi laptop. Maksud saya, selama ini kita kehilangan rasa kebersamaan sebagai sebuah bangsa seperti terlihat dari mengemukanya konflik komunal karena perbedaan agama, ras, suku, atau kelas sosial. Padahal keragaman kerap menjadi salah satu kekuatan yang kerap ditonjolkan dan dibanggakan bangsa ini. Dengan kekuatan keragaman suku, ras, agama, bahasa, dan budaya  Kita tidak mungkin mengatasi masalah masalah tersebut dengan menghilangkan perbedaan atau menghilangkan pluralitas masyarakat. Di beberapa daerah, konflik antar warga kerap terjadi. "Kondisi ini terjadi karena pemimpin negara ini tidak bisa bertindak tegas,"

Kita juga tidak mungkin membangun semacam tembok Berlin yang menyekat wilayah-wilayah berdasarkan pembagian suku atau agama dan membiarkan masing-masing mengembangkan eksklusivisme. Seperti yang dikatakan Clifford Geertz (1971:19): (A)rchipalegic in geography, eclectic in civilization, and heterogeneous in culture, (Indonesia) flourishes when it accept and capitalizes on its diversity and disintegrates when it denies and surpresses it.Jika yang dipilih adalah “menerima dan memanfaatkan perbedaan”, maka mau tidak mau kita harus kembali ke jati diri kita sebagai bangsa dengan melakukan revitalisasi terhadap visi kebangsaan yang digagas oleh para founding fathers kita, yang saya sebut di sini sebagai nasionalisme madani, suatu konsep kebangsaan yang dibangun berdasarkan pengakuan dan penghormatan secara timbal balik antar warga atau kelompok masyarakat yang berbeda agama, kepercayaan, ideologi, etnisitas, identitas gender, atau kelas ekonomi, dan kesediaan di antara mereka untuk hidup secara damai.

Agar tercipta kehidupan sosial yang aman, harmonis, adil, dan sejahtera, negara harus mempunyai kapasitas dan kemauan kuat untuk menciptakan situasi aman bagi seluruh warga. Negara tidak boleh dibiarkan berada dalam kondisi yang lemah dan tidak pula dapat dibiarkan menjadi negara gagal. Dengan begitu, penguatan Negara dalam kerangka demokrasi haruslah menjadi agenda pertama. Karena pengalaman yang panjang berada di bawah kekuasaan Orde Baru yang represif dan korup, serta karena euforia demokrasi, rakyat tidak mudah percaya kepada pemerintahnya sehingga apa pun kebijakan yang dibuat pemerintah selalu dianggap keliru oleh masyarakat. Akan tetapi, di lain sisi, elemen-elemen negara (politisi, birokrat, militer, atau aparat penegak hukum) bukannya berinvestasi untuk menanamkan kepercayaan kepada masyarakat dengan menonjolkan sikap dan perilaku terpuji, menjaga rasa keadilan masyarakat, tetapi justru terus-menerus memproduksi ketidakpercayaaan publik (publicdistrust).

Oleh karena itu, ke depan para stakeholder negara harus mampu mengembangkan kebijakan dan perilaku publik yang bertanggung jawab, serta mampu memproduksi public trust sehingga mempunyai kewibawaan dalam menangani berbagai masalah yang mendera masyarakat. Upaya memperkuat negara tidak dapat dilepaskan dari factor agama. Posisi agama dalam konstitusi negara cukup unik.  Republik Indonesia bukan negara sekuler, juga bukan negara agama. Karena bukan negara sekuler, agama tidak diprivatkan. Sebaliknya, karena bukan negara agama, kitab suci agama tertentu tidak menjadi konstitusi. Di negara yang bukan-bukan ini dualisme hukum menjadi tidak terhindarkan dan penegakan hukum menjadi sulit dilakukan karena adanya tarik-menarik yang sangat kuat antara kecenderungan memprivatkan agama dan mengagamakan negara. Jika konflik seperti ini dibiarkan, kesatuan dan persatuan bangsa menjadi taruhannya. Konflik wacana seperti ini saya kira perlu dikembalikan kepada citacita luhur para founding fathers ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menyusun konstitusi negara  

Dengan itu, saya tidak mau mengatakan agama perlu dipinggirkan. Sebaliknya, agama justru harus hadir di tempat yang terhormat, yaitu sebagai sumber inspirasi bangsa, sebagai kekuatan pendamai dan pemersatu, bukan sebagai faktor pemecah belah, seperti harapan Romo  Suharyatmoko  (2003:xii): Agama harus menjadi fondasi yang kuat untuk menghadapi dunia yang gelisah dan bukannya justru menjadi penyebab kegelisahan atau sumber pembenaran kekerasan.

Untuk menjadi demikian, agama sarat dengan ajaran yang menyejukkan. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman: Wamaa arsalnaaka illa rahmattallil ’alamin (tidaklah kami mengutus kamu [hai Muhammad] melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam). Sementara itu, Rosulullah Muhammad SAW yang membawa mandat Allah SWT sebagai Pemberi Rahmat bersabda, “Irkhamuu manfilardhi yarkhamkum manfissama” (sayangilah orang yang tinggal di bumi, maka yang di langit akan mengasihi kalian).

Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli dkk. Kewarganegaraan. 2005).Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses globalisasi.


Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Generasi Muda

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang.rasa berbangsa satu - Bangsa Indonesia

Peta Lokasi yang dieksploitasi Asing

Di era Reformasi sekarang ini, Barat melalui Bank Dunia dan IMF, berhasil menguliti Indonesia, dan bahkan Barat berhasil melakukan "take over" secara silence (diam-diam), di mana dengan menukangi partai politik dan anggota perlemen, kemudian lahirlah undang-undang yang sangat liberal, yang menjamin semua kepentingan asing masuk ke dalam kedaulatan Indonesia.

Liberalisasi alias penjajahan baru yang dilakukan Barat, berhasil dengan sangat efektif. Melalui legislatif bersamaan dengan lahirnya sejumlah undang-undang yang sangat liberal, yang memungkinkan fihak asing mengambil alih semua asset negara, tanpa ada lagi restriksi (hambatan), karena semua telah dijamin oleh undang-undang yang dibuat oleh lembaga legislatif.

Jadi, penjajahan Barat itu terhadap kedaulatan Indonesia, yang terjadi sekarang ini, diberikan kekuatan hukum oleh legislatif. Tengok saja undang-undnag minyak, undang sumber daya air,  undang-undang keuangan, dan sejumlah undang-undang lainnya, semuanya itu hanya memberikan jalan bagi pihak asing mencaplok asset negara, yang berarti bentuk penyerahan Republik kepada asing, yang dilindungi oleh undang-undang yang dibuat legislatif.

Orang berteriak adanya penguasaan asing terhadap sumber daya alam (SDA) Indonesia, tetapi fihak asing itu, sejatinya telah memiliki legitimasi adanya undang-undang yang disyahkan oleh wakil rakyat Indonesia. Jadi, apalagi masalahnya, yang sekarang diperdebatkan? Di era SBY, begitu pula asset SDA diserahkan kepada asing, seperti minyak di blok Cepu (Jawa Tengah), blok gas Mahakam, yang akan habis masa kontraknya tahun 2017, yang memiliki cadangan gas triliun kubik,  tetapi sekarang akan diperpanjang lagi, dan ini sangat menguntungkan kepada fihak asing.

Padahal, Pertamina sudah sangat mampu menelolanya, dan ini sangat menguntungkan bagi kepada kepentingna nasional Indonesia. Tetapi, mengapa blok Mahakam ini, kontraknya akan diperpanjang lagi dengan fihak asing?.Sekarang, barang-barang import masuk bagiakan air bah, tak ada lagi perlindungan terhadap industri dalam negeri. Apalagi, di zamannya Menteri Perdagangannya Mari Pangestu, mantan Direktur CSIS,  semuanya barang dari  Cina seperti air bah, dan tak ada lagi pembatasan, dan bahkan barang selundupan pun menjadi sangat marak. Benar-benar menjadi malapetaka. Terutama bagi industri dalam negeri.

Sekarang orang berbicara tentang nasionalisme dan identitas Indonesia, yang sekarang sudah habis tergerus oleh asing. Seperti diucapkan oleh anak Bung Karno, Megawati, di Mukernas di Surabaya, di mana cucunya, sudah ketagihan terhadap tokoh bintang film dan pemusik Barat, yaitu Justin Bieber ,Gangnam Style dan lain sebagainya

Kalangan nasionalis lebih galau lagi, karena ideologi negara Pancasila, sudah ditinggalkan dan tidak laku lagi dikalangan muda. Hasil survei di 5 perguruan tinggi negeri, 86 persen mahasiswa sudah tidak lagi mengenal Pancasila, dan menolak ideologi negara yang dibuat oleh Soekarno. Bukan hanya di Jakarta, sebuah media di Jakarta, menyebutkan sampai universitas di Lombk dan NTT pun, mahasiswa sudah kurang mengenal apalagi memahami Pancasila. ini jelas-jelas sudah jauh melenceng dari cita cita Para Pendiri Bangsa Indonesia


Bagaimana Rakyat Indonesia menjaga Persatuan Bangsa ?

Setiap jenjang generasi muda Indonesia harus bisa mengevaluasi konsep kerukunan. Menurut Romo Magnis, biasa Franz akrab disapa, kerukunan tidak akan pernah tercapai 100%. Meskipun begitu, seluruh elemen bangsa harus belajar bagaimana mengelola perbedaan, baik perbedaan agama dan etnik, maupun perbedaan pendapat dan kepentingan. "Kita harus belajar bahwa perbedaan itu wajar, "Generasi muda Indonesia tidak boleh diam, mengingat keberadaan pemuda pada masa lalu acapkali berjuang untuk menegakkan kehormatan bangsa, oleh karena itu perjuangan menegaskan kedaulatan nasional, akan selalu hadir untuk disongsong oleh kaum muda Indonesia  di zaman Gobalisasi ini .

Sebagai bahan renungan bagi kita semua dalam mengelola bangsa yang tengah berada dalam situasi carut-marut ini, Teringat kami akan sepenggal puisi pamphlet karya Almarhum WS Rendra :

Keadilan di dalam alam boleh dilihat, boleh ditunggu
Keadilan di masyarakat harus dijaga tanpa ragu
Keadilan di masyarakat tidak datang dari langit harus dibina dengan keringat, harus dicapai walaupun sulit mengayomi semua rakyat tanpa kecuali.

 

Selasa, November 13, 2012

Jelang krisis ekonomi & sosial di Negeri Paman Sam




 Oleh: Airlangga Pribadi*
Beberapa hari lalu Amerika Serikat baru saja menyelesaikan drama politik yang ditunggu-tunggu warga negeri Paman Sam dan seluruh warga sejagad, yaitu prosesi Pemilihan Presiden yang kembali memenangkan kandidat petahana yaitu Barrack Obama. Kemenangan Barrack Obama atas Mitt Romney bagi sebagian besar warga dunia disambut dengan gembira. Kebijakan-kebijakan luar negeri Obama yang mendukung musim semi kebebasan dalam "Arab Spring", komunikasi diplomatik yang hangat terhadap dunia Islam dan pendekatan yang mengedepankan perdamaian dalam menghadapi konflik-konflik global menjadi landasan kelegaan sebagian besar warga dunia atas hasil Pemilu AS 2012 ini. 
Namun demikian kemenangan Obama sebenarnya masih menyisakan krisis Besar  yang menghantui internal fondasi ekonomi-politik negara adikuasa ini yaitu krisis ketidakadilan sosial yang tersimbolkan pada gerakan perlawanan sosial Occupy Wall Street dalam tagline "We are 99%".
Manifesto "We are 99%" sebenarnya menunjukkan betapa aktualisasi sistem ekonomi-politik kapitalisme di Amerika Serikat masih memberikan keuntungan yang begitu besar terhadap 1% rakyat terkaya disana dan meninggalkan mayoritas 99% masyarakat lainnya. Gugatan ini bukanlah gugatan segelintir demonstran kiri yang biasanya mewakili penolakan terhadap sistem kapitalisme. Bahkan Professor peraih Nobel Ekonomi yaitu Joseph E Stiglitz (2012) dan konsultan ekonomi mantan Presiden Amerika Bill Clinton memberikan porsi yang begitu besar terhadap persoalan ketimpangan sosial akibat pembangunan yang melayani hanya 1% rakyat terkaya di Amerika Serikat dalam karya terbarunya The Price of Inequality : How Today's Divided Society Endangers our Future.
Menurut Stiglitz perlawanan gerakan akar rumput yang terkumandang dalam seruan "kita adalah 99%" merupakan seruan serius bagi elite ekonomi-politik Amerika Serikat. Protes ini sebagai pengingat agar  perjalanan sistem kapitalisme ala Amerika tidak hanya membuat mereka yang kaya menjadi lebih kaya dan mereka yang miskin tidak menjadi lebih baik hajat hidupnya. Namun protes itu merupakan seruan agar perjalanan sistem ekonomi-politik kembali kenilai-nilai moral utama yang membangun kemajuan mereka sebagai bangsa Amerika yaitu kemerdekaan, solidaritas dan keadilan sosial (freedom, solidarity and justice). Seruan Stiglitz ini beralasan kuat, data-data statistik mendemonstrasikan ketidakadilan sosial sebagai persoalan akut warga Amerika Serikat. Sampai dengan tahun 2011 jumlah keluarga di Amerika Serikat yang berada pada taraf hidup kemiskinan ekstrem dengan standar hidup US% 2 perhari naik dua kali lipat semenjak tahun 1996 sampai sebesar 1,5 juta jiwa. Selama tiga dekade terakhir pertumbuhan upah warga Amerika Serikat yang paling miskin hanya mentok sampai 15%, 1% orang terkaya disana menikmati 150% kenaikan pendapatan mereka, sementara 0,1 persen dari elite terkaya menikmati porsi 300% kenaikan pendapatan mereka. Sementara krisis Subprime Mortgage yang menjadikan jutaan warga AS menjadi tunawisma karena kredit angsuran rumah yang menjulang tinggi belum terselesaikan.  

Krisis ketimpangan sosialdan Ekonmi di Amerika Serikat ini memang terjadi akibat kegagalan pasar, namun demikian dijantung kegagalan pasar didalamnya terletak sumbangan negara yang membuat regulasi, memainkan peran redistribusi sosial dan menjadi institusi yang semestinya memiliki otonomi dihadapan aktor-aktor bisnis besar. Ekonomi pasar bukanlah semata-mata fenomena alamiah, namun perjalanannya dibentuk oleh interaksi sosial-politik negara dan warga untuk melindungi mereka yang paling miskin dan rentan, membatasi kekuasaan mereka yang menguasai modal dan menegakkan hukum yang setara. Diprediksi awal bulan Maret tahun 2013 Amerika serikat dilanda krisis Ekonomi yang terbesar sepanjang sejarah Negara Paman Sam we are 99 occupy wall street

Pada konteks interaksi antara negara, aktor bisnis dan masyarakat sipil inilah pemerintahan Obama Jilid I masih belum dapat memenangkan daulat rakyat (democracy) dihadapan pengaruh kekuatan korporasi dalam pemerintahan (Corporatocracy) yang bergerak melalui dukungan finansial kampanye sampai lobby politik. Besarnya pengaruh korporasi inilah yang mengikis kekuatan demokrasi di Amerika Serikat untuk memberikan keadilan sosial bagi rakyatnya, sehingga prinsip "satu orang satu suara" bermutasi menjadi "satu dollar satu suara". Sehingga meskipun pemerintahan Obama berjuang keras dengan agenda-agenda progresif seperti reformasi asuransi kesehatan, namun tekanan aktor bisnis untuk mengakumulasi keuntungan seperti pada kebijakan pemotongan pajak korporasi telah membatasi efek kebijakan progresif pemerintah untuk mendanai sector-sektor penting seperti pendidikan.  

Pelajaran bagi Indonesia
Setelah membahas sekilas tantangan ketimpangan sosial yang dihadapi pemerintahan Obama, pertanyaan selanjutnya adalah apa relevansi membahas problem domestik Amerika Serikat bagi negeri kita. Bukankah selama ini hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia semakin membaik sejak masa pemerintahan Presiden Obama. Jawabannya adalah kita dapat belajar dari krisis ekonomi-politik yang dihadapi oleh Amerika Serikat. Ditengah tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, Indonesia menghadapi hantu persoalan yang sama yaitu ketidaksetaraan sosial, tingkat pengangguran yang tinggi dan fenomena korupsi serta rent seeking antara bisnis dan politik.Krisis politik di Indonesia diperparah oleh praktik-praktik korupsi yang dilakukan oleh elite politik kita. Bekerjanya pemerintahan dalam mendorong laju pemasukan pendapatan negara dan penguatan daya saing industri,  kita terganjal praktik predatoris politik oleh para elite politik. Fenomena praktik koruptif para elite politik muncul ketika Menteri BUMN Dahlan Iskan membuka kasus maraknya pemerasan pendapatan BUMN oleh elite-elite partai politik. Partai politik yang seharusnya bekerja unttukmemperjuangkan dan memajukan kesejahteraan warga nyatanya menjadi mesin yang menghisap asset-asset republik melalui jalan-jalan yang tak mengindahkan moral hidup bersama. 
Apa yang dihadapi Indonesia Identik walau tidak sama persis dengan yang dihadapi oleh Amerika Serikat yang sudah diingatkan oleh Joseph E Stiglitz diawal tulisan ini , bahwa krisis sosial dan ekonomi di  Amerika Serikat dan Indonesia pada ujungnya terletak dijantung krisis moralitas. Nilai-nilai etis yang selama ini ditorehkan oleh para pendiri Republik yaitu keadaban publik, melayani rakyat dan menjunjung keadilan sosial dalam proses-proses politik berdemokrasi tengah dicerai-beraikan oleh kerakusan dan kepentingan kekuatan ekonomi maupun politik untuk mengambil keuntungan terlalu berlebih dari mayoritas Rakyat , mereka yang masih termiskinkan.

Sumber (jawapos/PH)

*) Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga
Kandidat Doktoral Asia Research Center Murdoch University


Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog