Jumat, November 30, 2012

Gaya Intelijen di Dunia Bisnis

 PENTINGNYA INTELIJEN BISNIS


Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, seorang pengusaha harus pandai membaca situasi pasar terkini. Data informasi intelijen ekonomi (economic intelligence / EI) dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi, Arah dan kebijakan Perusahaan.


Sejatinya EI bukan terminologi asing di kalangan pebisnis dan ekonom.Menurut A Farid Aulia dan Alfani Gomatua dalam karya tulisnya bertajuk Perlunya Economic Intelligence dalam Pengelolaan Moneter dan Perbankan Nasional, EI merupakan metodologi untuk mencermati dan mengolah berbagai informasi maupun gejolak serta perubahan eksternal yang berdampak strategis pada organisasi dan berguna dalam pengambilan keputusan strategis oleh pimpinan.
Menurut Dan Garth Hancock dari Center of Trade and Commercial Diplomacy the Monterrey Institute for International Studies, EI adalah kebijakan atau informasi ekonomi relevan yang mencakup data teknis, keuangan, komersial, dan informasi mengenai pemerintah, serta penanaman modal asing (baik langsung dan tidak langsung) yang dapat membantu secara relatif produktivitas atau kompetitivitas dari perekonomian sekelompok organisasi dalam suatu negara.


Karena itu, EI turut memengaruhi kebijakan perdagangan, cadangan devisa negara, ketersediaan sumber daya alam,komoditas pertanian,dan aspek lain. EI dinilai penting dalam perkembangan perusahaan karena analisis yang dilakukan dapat dijadikan alat peringatan dini. Analisa EI tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi krisis yang akan terjadi dengan menyediakan informasi rentang waktu kondisi keuangan.

Analisis EI pun dapat dijadikan dasar keputusan dalam menentukan waktu untuk berinvestasi demi menghindari kegagalan investasi. Selain itu, EI juga membantu memahami situasi pasar dan kebijakan ekonomi luar negeri. Analisis EI tidak terbatas pada identifikasi sektor ekonomi untuk memunculkan kekuatan ekonomi, tetapi juga mengaitkannya dengan politik dan faktor sosial.

Hal ini untuk mendukung pembuatan kebijakan dan kinerja ekonomi secara menyeluruh. Termasuk analisis tentang hambatan yang dialami negara dalam mereformasi ekonomi berbasis pasar. Dengan demikian, EI dapat mengupayakan peningkatan daya saing suatu negara. Analisis EI turut berperan dalam memberlakukan aturan bagi semua negara sehingga memiliki level aturan yang tiap negara sama.

Meski EI tidak terlibat dalam penegakan aturan, laporan EI dapat dijadikan referensi dalam pembuatan kebijakan lembaga pemerintah. Banyak yang mengira kegiatan EI mirip dengan spionase,padahal kedua hal ini berbeda sama sekali. EI menggunakan data resmi dan valid bersumber dari lembaga berwenang, sedangkan spionase mengambil data secara tidak resmi melalui agen rahasia.

Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menekankan bahwa EI berbeda dengan spionase. Data yang didapat EI diperoleh dari lembaga resmi pemerintah dan lembaga terkait berupa data mentah atau primer. Di sini peran EI dibutuhkan untuk menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi informasi yang dapat dibaca masyarakat. Data mentah kemudian diolah menggunakan teknikteknik ilmiah sehingga hasil yang didapat bersifat ilmiah.

Selain sebagai alat peringatan dini, EI juga menyediakan informasi terkait kepentingan bisnis seperti tren perkembangan bisnis,pemasaran produk, pembuka jaringan, dan kondisi keuangan pasar. Langkah EI berfokus pada penyediaan data, informasi, dan analisis yang terkini terhadap situasi ekonomi global dan domestik, khususnya dunia usaha. Hasil riset EI dapat digunakan sebagai prediksi prospek perekonomian satu tahun mendatang.

EI dapat diimplementasikan di berbagai sektor seperti industri minyak dan gas,manufaktur, dan perbankan. Dalam perbankan informasi data EI biasanya dimanfaatkan untuk menentukan strategi suku bunga. ”Seperti kami (IEI) bertujuan untuk membangun sense of business dan sense of crisis agar pelaku usaha dapat menggunakan strategi dan kebijakan secara tepat,” katanya

Pengamat ekonomi dan pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa EI turut berperan dalam memasarkan suatu produk perusahaan. ”EI mengumpulkan data tentang konsumen, pesaing, dan situasi pasar yang kemudian diolah dan hasilnya digunakan sebagai dasar penetapan harga, promosi, dan jenis produk,” ungkapnya kepada harian Seputar Indonesia (SINDO), Minggu, 25/11. Hal ini karena setiap produk yang dihasilkan berbasis keinginan pasar dan harus didukung oleh promosi yang tepat.

Dia menambahkan,saat ini kinerja analisis EI bisa diarahkan pada social customer relationship management (SCRM) yaitu mengolah data konsumen melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook ke dalam database untuk mengetahui perilaku konsumen. Jika SCRM ini terjadi, setiap keputusan brand seperti promosi akan didasari SCRM, sedangkan selama ini keputusan dilandasi riset

 Spionase Industri Makin Gencar

Dalam dunia bisnis dikenal juga istilah spionase industri (industrial espionage). Matamata industri mempunyai peranan penting dalam menentukan strategi perusahaan ke depan.
Spionase ekonomi atau industri mempunyai tujuan untuk mengumpulkan pengetahuan tentang organisasi. Ini mungkin termasuk akuisisi kekayaan intelektual, informasi tentang industri manufaktur, ide, teknik, proses, resep,dan formula perusahaan. Kegiatan spionase industri juga meliputi bagaimana penyerapan informasi kepemilikan atau operasional seperti pada data pelanggan,harga,penjualan, pemasaran, penelitian, pengembangan, kebijakan, penawaran, strategi perencanaan atau pemasaran, hingga komposisi perubahan dan lokasi produksi.

Spionase industri ini bukan hanya melibatkan perusahaan, melainkan antarnegara.Pada awal-awal sejarahnya spionase ini bahkan dimulai ketika terjadi persaingan usaha antarnegara. Saat itu ada sejumlah pekerja di Inggris yakni di Sheffield dan Newcastle yang berminat bekerja ke luar negeri. Inggris kemudian membuat undangundang yang bertujuan mencegah metode spionase ekonomi dan industri.
 

Beberapa persaingan spionase industri yang dilakukan antarperusahaan misalnya terjadi antara Opel dan Volkswagen pada era 1990-an, ketika terjadi perpindahan eksekutif Opel yang dicurigai sebagai salah satu bentuk spionase.Pada 1993, General Motors (GM) menuduh Volkswagen melakukan spionase industri setelah Jose Ignacio Lopez, kepala produksi untuk divisi Opel, bergabung dengan Volkswagen (VW). Perpindahan Lopez dicurigai membawa dokumen yang berisi rahasia perusahaan. Perseteruan ini berujung pada gugatan di pengadilan.Akhirnya VW harus membayar jutaan dolar Amerika Serikat ke GM. Kisah persaingan pernah terlihat pada Microsoft dan Oracle.

Pada Juni 2000,Chief Executive Larry Ellison mengatakan bahwa dia melakukan ”tugas warga negara” dengan mempekerjakan agen detektif untuk menyelidiki kelompok yang didukung Microsoft.Mereka melakukan investigasi pada dua lembaga riset yaitu The Independent Institute dan The National Taxpayers Union yang merilis studi mendukung Microsoft.

Persaingan dan pencurian informasi juga pernah melibatkan kelompok hotel ternama yaitu Starwood dan Hilton. Pada April 2009, Starwood menggugat Hilton atas rahasia dagang. Starwood mengklaim dua mantan eksekutif mereka yaitu Ross Klein dan Amar Lalvani disewa Hilton untuk mencuri informasi tentang merek Hotel W Starwood.

Klein dan Lalvani terlibat dalam mengembangkan brand tentang ”gaya hidup mewah” Hotel Starwood dan brand Luxury Collection.Starwood menuduh Hilton mengunduh informasi rahasia tersebut. Kasus ini cukup menyita perhatian media dan berakhir satu tahun setelahnya. Pencurian informasi rahasia untuk kepentingan bisnis juga pernah diungkapkan situs pencarian Google.

Pada Januari 2010,Google mengungkapkan telah mendeteksi sebuah serangan cyber yang sangat canggih dan berasal dari China.Serangan tersebut mengakibatkan pencurian kekayaan intelektual. Perusahaan itu mengatakan, bukti menunjukkan bahwa tujuan utama dari para penyerang adalah mengakses account Gmail dari aktivis HAM China. Google mengatakan, berbagai perusahaan juga menjadi sasaran, termasuk di sektor keuangan, teknologi, media, dan kimia. ”Ini program spionase besar yang bertujuan mendapatkan teknologi tinggi informasi dan informasi sensitif secara politis,” ungkap James A Lewis,pakar keamanan cyber Center for Strategic & International Studies, sebagaimana dirilis Washington Post. Tuduhan spionase juga pernah meramaikan industri pengeboran minyak lepas pantai.

Hacker mencuri informasi rahasia dari enam perusahaan energi Amerika Serikat dan dan Eropa, termasuk Exxon Mobil, Royal Dutch Shell,dan BP. Menurut analisa McAfee,serangan mengakibatkan hilangnya informasi proyek keuangan yang berkaitan dengan tawaran ladang dan operasi minyak dan gas.Serangan yang terjadi pada November 2009 tersebut dikenal dengan Night Dragon dan diyakini berasal dari China. Hacker menargetkan peta topografi komputerisasi senilai jutaan dolar yang mencari cadangan minyak potensial. Saling intip antar perusahaan saat ini terus berlangsung.Semua perusahaan mencari keunggulan dan kelemahan para pesaingnya sehingga mereka pun dituntut untuk menjaga rahasia mereka dari mata-mata industri.

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog