Jumat, Januari 30, 2009

PAHLAWAN NASIONAL ETNIK TIONGHOA - INDONESIA

JHON LIE


Posted by Iman Brotoseno .

Majalah life Awal September 1949. Kapal boat Republik Indonesia panjang 110 kaki dan berukuran 60 ton “ The Outlaw “ baru saja berlabuh di pelabuhan Bhuket, semenanjung Malaya. Para awak kelelahan, setelah kesekian kali lolos dari sergapan kapal perang Belanda. Semalam tepat selepas Penang, di laut bebas mereka bertemu dengan kapal patroli Belanda yang mengejarnya sambil melepaskan tembakan boffors dan miltraliurnya.
Kelihaian kapten ‘The Outlaw”, Mayor John Lie kembali teruji, untuk bisa membawa barang barang komoditi seperti karet, gula, teh untuk di jual dan ditukarkan ban, senjata, mobil dan kebutuhan perang kemerdekaan.

The ‘ Outlaw ‘ adalah legenda saat itu. Radio BBC selalu menyiarkan keberhasilan kapal itu dalam menembus blokade Belanda. Ini membuat Belanda semakin geram dan terus berusaha menjegat kapal kebanggaan Republik.
Saat saat beristirahat sambil membongkar muatan. John Lie kedatangan seorang wartawan LIFE Magazine – Roy Rowan – yang mewancara dan kelak dimuat dalam majalah tersebut Edisi 26 September 1949. Artikel itu berjudul “ GUNS –AND BIBELS – ARE SMUGGLED TO INDONESIA “

John Lie seorang keturunan Tionghoa, telah menjadi pelaut di pelayaran KPM Belanda sebelum perang kemerdekaan. Ia kemudian bergabung menjadi ABK di armada laut sekutu ketika Perang Dunia II.
Revolusi Kemerdekaan telah menggerakannya untuk bergabung dengan pejuang pejuang Republik. Padahal banyak golongan Tionghoa yang memilih tak perduli atau bahkan memihak Belanda.

John Lie seorang nasrani yang religius. Ia selalu membawa dua alkitab – satu berbahasa Inggris dan satu berbahasa Belanda - ditengah tengah pertempuran lautnya. Roy tercengang melihat sebuah kata kata yang ditulis didinding kabin.
‘ Kemudikan kapal ini, demi Tuhan, negeriku dan kebaikan umat manusia ‘.
Selama dua tahun John Lie menjadi salah satu tokoh penting dalam organisasi penyelundupan senjata yang wilayahnya terbentang dari Malaya, Singapura, Filipina, Thailand bahkan sampai India. Ia bolak balik menembus laut, menangani jual beli senjata dari Malaysia, Thailand ke Aceh, Sumatera timur dan pulau pulau terpencil di Indonesia.

Dari lima kapal yang dibeli dari Inggris di Singapura, hanya kapal John Lie yang tak pernah tertangkap meski dikejar dan dihujani peluru serta bom. Ia cerdik mengelabui dan melarikan kapalnya di balik pulau pulau kecil di Sumatera.
Menutupi kapalnya dengan ranting dan dedaunan sambil menunggu kapal terbang Belanda dan kapal patroli menghentikan pencariannya.

john lieKelak ketika ia menjadi komandan Kapal perang KRI Rajawali, ia harus membawa berlayar Bung Karno dan Perdana Menteri Cina, Chou En Lai. Ketika saatnya makan siang, seperti kebiasan di kapalnya, John Lie selalu memimpin doa secara nasrani.
Maka ia berkata kepada Bung Karno, untuk tetap mengijinkan melakukan kebiasaan ini.
“ Kau seorang nasrani yang taat, silahkan melakukan apa yang telah menjadi kebiasaanmu di sini. “ demikian Bung Karno mengijinkan.
Jadilah John Lie memimpin doa dimeja makan, didepan ABK, Bung Karno dan perdana Menteri Cina yang komunis itu. Entah apa yang dipikirkan Chou En Lai saat itu.

Sejarah mencatat masalah banyak persoalan apriori yang menjadi penghambat hubungan etnis tionghoa dalam bangsa Indonesia.
Selama orde baru, etnis ini dikebiri dalam budaya dan dipaksa untuk melebur masuk kedalam sub etnik masyarakat Indonesia. Ini karena salah kaprah melibatkan etnis ini sebagai salah satu pendukung G 30 S PKI. Aksara dan prosesi barongsai dilarang. Ketika Slamet Mulyana mengeluarkan buku bahwa sebagian Wali Sanga adalah keturunan Tionghoa, langsung buku buku itu diberangus oleh Kejaksaan Agung.
Padahal jaman dulu sudah biasa melihat etnis Tionghoa menjabat sebagai Menteri. Bahkan menjelang kemerdekaan Indonesia, ada beberapa sosok dari etnis tionghoa yang juga duduk di BPUPKI.

Dalam Pemerintahan kolonial, etnis Tionghoa sudah terlibat dalam bentuk perlawanan terhadap penguasa. Sejak dari pemberontakan Pecinan jaman VOC.
Tahun 1912, berbarengan dengan tahun baru Imlek. Di Batavia, Pemerintah melarang etnis Tionghoa mengibarkan bendera Tiongkok sehubungan dengan diproklamirkan Republik Tiongkok oleh dr. Sun Yat Sen.
Sementara di Surabaya, polisi melarang etnis Tionghoa membunyikan petasan pada acara tahun baru itu. Ini mengakibatkan kerusuhan dan situasi yang memanas.

Dalam perjalanan sampai saat ini, masih ada kerikil dalam proses akulturasi etnis tionghoa menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Salah satunya adalah tidak adanya pahlawan dari suku bangsa ini.

Menarik, sejahrawan Taufik Abdulah mengibaratkan deretan pahlawan nasional sebagai album foto keluarga. Masing masing ingin melihat wajahnya sendiri dalam album itu. Kalau diperluas dalam ‘ album bangsa ‘ apakah ada sosok yang dekat atau menjadi representasi etnis atau daerah yang sama dengan kita.
Ternyata dalam daftar pahlawan nasional tak terdapat yang berasal dari etnis Tionghoa. Dengan memasukan sosok sosok dari etnis Tionghoa yang memang berjuang bersama etnis lain dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat ada perasaan senasib dan sepenanggungan dalam berbangsa Indonesia

gong xi John Lie adalah sosok yang terlupakan. Ia merupakan sosok yang dekat dengan laut. Air yang bergerak bergelora. Berani menembus lautan untuk mencapai tanah seberang sana. Ini mirip dengan legenda Tiongkok kuno ketika Sang Kaisar mengadakan perlombaan menyeberangi sungai untuk menentukan binatang mana yang cocok dengan waktu tertentu. Untuk menentukan kalender tahun Cina. Segala jenis binatang hadir disana.
John Lie mungkin sebagai sosok kerbau yang dengan baik hati mau membantu menyebrangkan tikus dan kucing yang tidak bisa berenang.

Wartawan Roy Rowan, takjub melihat kapten kapal ini. Seorang patriot dari etnis yang paling terpinggirkan di sebuah bangsa yang besar. Alkitab, bazooka, senjata menjadi property yang disimpan rapat di kapalnya.
Ditengah tengah hiruk pikuk kuli pelabuhan menurunkan muatan. John Lie menutup wawancaranya sambil memandang ke laut lepas.
“ Ini bukan bisnis mengerikan. Ini kehendak Tuhan, dan sebelum Belanda pulang ke negaranya, kapal ini akan tetap berlayar “

Kepentingan CIA & posisi Indonesia

Rahasia CIA dan Posisi Indonesia
Posted by Bhayu

Saya sempat terkejut saat diberitahu inner circle saya yang dekat dengan kalangan militer. Ia mengatakan ada sejumlah agen rahasia asing beroperasi di Indonesia. Dua yang ia sebut, katanya berasal dari CIA dan Mossad. Dan agen-agen ini katanya sudah lama ada di negeri kita, menyamar dengan aneka profesi. Salah satunya bahkan jadi pedagang kain selama puluhan tahun di Tanah Abang.
Tapi, itu katanya.
Tidak bisa dikonfirmasi sama sekali. Dan kebenarannya sebatas rumor.
Namun beda halnya dengan heboh buku Membongkar Kegagalan CIA (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Menurut penulisnya -Tim Weiner-, ia memiliki sejumlah bukti otentik berupa dokumen tertulis dari CIA sendiri. Selain itu juga ia melakukan riset mendalam dan mewawancarai sejumlah narasumber penting. Tentu saja, apa yang ditulis buku itu bukan sekedar rumor belaka seperti cerita teman saya tadi.
Sebenarnya buku terjemahan dari karya asli berjudul Legacy of Ashes: The History of CIA itu sudah cukup lama terbit dan nongkrong di toko buku begitu saja. Menjadi kehebohan saat resensi buku tersebut muncul di harian Kompas edisi Minggu, 23 November 2008 lalu. Dalam resensi yang ditulis Julius Pour -wartawan senior Kompas- itu, disebut-sebut peran Adam Malik yang katanya agen CIA.
Barulah setelah itu orang ramai-ramai memburunya. Komentar pro-kontra pun bermunculan. Terutama tentang keterlibatan Adam Malik dalam operasi CIA di Indonesia. Pemberitaan di media massa terutama televisi, makin memperbesar efek bola salju kepopuleran buku itu. Tentu saja, akibatnya buku yang dicetak 5.000 eksemplar itu laku keras hingga dicetak ulang.

Saya tidak ingin membahas konflik soal Adam Malik. LifeLearner bisa membaca soal ini di berbagai media.Saya justru hendak membicarakan mengenai rahasia CIA dan posisi Indonesia. Dalam soal ini, sudah banyak buku yang membahasnya. Baik dari analis luar maupun mantan agennya sendiri. Tentu saja, pembahasan tidak bisa terlalu mendalam karena namanya saja dinas rahasia, tentu saja banyak informasi yang tidak bisa diakses publik. Ini tentu terkait dengan kepentingan dan keamanan dalam negeri A.S. yang harus dilindungi.
Akan tetapi, ada sejumlah aturan yang mengharuskan pemerintah A.S. untuk membuka dokumennya yang terkait kebijakan publik yang bersifat rahasia. Aturan itu antara lain adalah the Freedom Of Information Act (FOIA) 1966 dan the Privacy Act 1974. Jadi, semua institusi pemerintah A.S. di semua sektor harus membuka dokumen termasuk arsip surat-menyuratnya, betapa pun rahasianya. Hanya saja, tetap ada pengecualian terhadap hal-hal yang terkategori “top secret” atau tidak terkait kebijakan publik. Intinya, tidak boleh menabrak National Security Act 1947 dan aturan khusus lain semisal the CIA Information Act.

Keterlibatan A.S. dan CIA sebenarnya memang benar-benar pernah terjadi. Untuk menggulingkan Soekarno, CIA pernah mendukung pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1955-1958. Guna mendukung pemberontakan ini, CIA mengirimkan logistik melalui udara. Sialnya, pesawat pembawa logistik berhasil ditembak oleh artileri pertahanan udara TNI AU. Pilotnya Allen Pope berhasil ditangkap. Ternyata dia seorang agen CIA. Pemerintah Soekarno lalu menggunakannya sebagai alat penekan dan memperkuat posisi tawarnya. CIA pun menarik dukungannya dari PRRI/Permesta. Pemberontakan pun berhasil ditumpas secara militer dengan Operasi 17 Agustus yang dipimpin Kolonel Achmad Jani (di kemudian hari menjadi Jenderal dan menjabat Men/Pangad. Dibunuh dalam peristiwa 30 September 1965). Operasi ini didukung Operasi Merdeka dan Operasi Tegas berupa penggelaran pesawat, pemboman dan lintas udara di daerah operasi oleh TNI AU.
Namun, justru keterlibatan CIA dalam operasi klandestin-lah yang banyak dipertanyakan. Termasuk yang paling heboh adalah revolusi anti Soekarno sebagai epilog peristiwa 30 September 1965. Dalam peristiwa berdarah tersebut, yang akhirnya menaikkan Soeharto sebagai presiden, disebut-sebut pula peran CIA. Buku lain yaitu Peran CIA Dalam Penggulingan Soekarno karya Peter Dale Scott juga pernah memuat soal sangkaan ini. Bagaimana kebenarannya? Tidak ada konfirmasi.
Hanya saja, dari semua keterlibatan CIA baik terbuktikan maupun tidak, semestinya kita sebagai bangsa sadar betapa strategisnya bangsa ini. Kalau Anda perhatikan, Amerika Serikat memiliki begitu banyak properti di Indonesia. Kedutaan Besarnya saja memiliki sejumlah lokasi di Jakarta saja. Belum lagi perusahaan-perusahaannya termasuk di bidang pertambangan dan perminyakan. Ini menunjukkan kepentingan mereka di sini besar.
Posisi Indonesia jelas dipandang penting oleh A.S., hanya saja dalam diplomasi internasional seolah dipandang remeh. Padahal, kita tidak bakalan jadi anggota G-20 dan APEC kalau tidak dipandang penting. Ingat lho, di bumi ini ada lebih dari 180 negara berdaulat. Dan kita bisa duduk sejajar dengan negara-negara maju itu dalam forum tersebut. Maka, jelas sekali posisi Indonesia amat penting.
Cuma pemimpin kita sayangnya sering kurang pe-de. Saya pernah menulis beberapa hari lalu saat menulis soal G-20. Posisi penting Indonesia ini kurang dimainkan agar dapat bermanfaat bagi negara. Padahal, ada rumor kalau siapa pun yang berminat jadi Presiden Indonesia mendatang biasanya akan ‘sowan’ ke Presiden A.S. dulu. Katanya sih untuk dapat restu. Tapi apa itu benar, lagi-lagi cuma rumor. Yang bukan rumor cuma posisi kita yang jelas penting bagi A.S. Ya tho?

Filed under: History / Sejarah, News/Berita | Tagged: Soekarno, buku, AS, militer, TNI, 1965, CIA, Amerika Serikat, Adam Malik, Tim Weiner, peran CIA, PRRI, Permesta, klandestin, intelijen, Membongkar Kegagalan CIA

Rabu, Januari 28, 2009

Direktur CIA Versi Obama

Mencermati Direktur CIA yang baru

In anggaran, e-goverment, eKsekutif, global, hAm, indonesia, kEpemimpinan, kEwarganegaraan, mAnajemen, militer, pEndidikan, pErtahanan, pOlitik on 29/01/2009 at 10:26 AM

Leon Panetta lahir tahun 1938 di Monterey, umur 70. Pendidikan: Graduated dari Monterey School; B.A. dari Santa Clara University; JD dari Santa Clara University Law School. Militer: U.S. Army, 1964-66 (wajib militer). Kongres: kongres AS mewakili wilayah Monterey, 1977-1993; ketua Panitia Anggaran DPR, 1989-93. Administrasi Pemerintahan Clinton: Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran, 1993-94, dan kepala staf, 1994-97. Saat ini: direktur Lembaga Kebijakan Publik, yang berbasis di California State University-Monterey Bay. Keluarga: Menikah dengan Sylvia Marie Varni; 3 anak laki-laki dewasa dan lima cucu. Panetta, mantan anggota kongres dan anak imigran Italia yang bekerja pada keluarga tani Carmel Valley, telah menjalankan Institut Kebijakan Publik sejak kembali ke kehidupan pribadi.

Leon Edward Panetta memiliki karir yang panjang dan terkemuka dalam pelayanan masyarakat, mulai dari tour of duty di US Army kepada layanan sebagai Chief of Staff Presiden Amerika Serikat. Lahir di Monterey pada tahun 1938 dari orangtua imigran Italia, Panetta seorang Katolik dan bersekolah di sekolah umum dan bekerja pada keluarga tani di Carmel Valley, di mana dia hidup hari ini dengan istrinya Sylvia. Dia seorang yang B.A. magna cum laude dari Santa Clara University dan JD dari Santa Clara University Law School, di mana dia adalah editor dari Law Review. Panetta menjabat sebagai Letnan Pertama di Army 1964-1966 dan menerima penghargaan Medal Army.ya Serius ?

Panetta pertama pergi ke Washington pada tahun 1966, ketika ia menjabat sebagai asisten legislatif pada Senator Thomas H. Kuchel California, Senat Minoritas Whip. Pada 1969, ia menjadi Asisten Khusus Sekretaris Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan, kemudian Direktur Dinas Hak Sipil, di mana dia bertanggung jawab untuk penegakan hukum dan pendidikan. Bukunya Bawalah Kami Bersama (diterbitkan tahun 1971) adalah bukti dari pengalaman itu. Dalam 1970, ia pergi ke New York City, di mana ia menjabat sebagai asisten eksekutif ke Walikota John Lindsay, mengawasi hubungan antara kota dengan negara dan pemerintah federal. Kemudian, pada 1971, ia kembali ke California, di mana ia beraktivitas di Thompson & Panetta sampai ia terpilih di Kongres tahun 1976.

Panetta ditunjuk sebagai Chief of Staff untuk Presiden Clinton pada 17 Juli 1994, dan bertugas di posisi yang sampai 20 Januari 1997. Dia adalah kepala perunding yang berhasil kompromikan anggaran 1996, dan telah banyak dipuji untuk membawa ketertiban dan fokus ke White House operasional dan pembuatan kebijakan. Panetta telah menjabat sebagai seorang pemimpin masyarakat dalam berbagai kebijakan publik dan organisasi nasional sepanjang karirnya. Pada Maret 2006, dia dipilih untuk melayani di Irak Study Group, komite bi-partisan yang didirikan di Kongres dan diselenggarakan oleh the US Institute of Peace, the Center for Strategic dan International Studies. Sejak 2005, ia menjabat sebagai anggota Gugus Tugas Independent pada Imigrasi dan Amerika Future. Pada bulan November 2004, Gubernur Schwarzenegger mengangkatnya pada Dewan di Base Dukungan dan Retensi. Panetta menjabat selama enam tahun pada Dewan Direksi dari New York Stock Exchange di awal tahun 1997. Dia adalah Ketua Komite untuk Tinjauan New York Stock Exchange dan di Corporate Governance serta Daftar Standarisasi Komite untuk Bursa Efek.

Ia menjabat pada Dewan Peninjau Nasional Amerika Serikat Konferensi uskup Katolik, dewan National Steinbeck Center, dan University of California Santa Cruz Foundation, dan sejak Juni 1998, ia menjabat pada board dari Santa Clara University. Dia juga menjabat sebagai anggota Dewan Wali Amanah untuk Santa Clara University, sebagai anggota dari Fleishman-Hillard International Advisory Board; sebagai wali bagi masyarakat, RS di Monterey Peninsula, dan sebagai direktur untuk Monterey Bay Aquarium. Dia adalah ketua Nasional Dewan Penasehat dari Pusat Nasional Kebijakan. Ia juga anggota Dewan Direksi untuk Blue Shield of California; IDT; Zenith; Connetics; National Marine Sanctuary Foundation; Dia memberi kuliah nasional dan internasional tentang keadaan perekonomian, dan anggaran federal dalam menghadapi masalah bangsa, dan penerima berbagai penghargaan. Ingin tahu lebih banyak soal Panetta? Lihat saja Panetta Sumber: berbagai media Amerika serikat.


Pelajaran yang perlu kita cermati dari kebijakan ini:

1. Betulkah kebijakan intelijen Presiden (terpilih) Obama ini akan menjadikan situasi dunia/internasional menjadi lebih baik ke depannya (soal HAM dan Demokrasi yang tidak ambivalen). Ujian pertama dia, soal Isreal-palestina, coba cermati.

2. Meski sipil, Panetta pernah dinas di militer sebagai wajib militer. Jadi, sekecil apapun dia sebenarnya sudah tahu dan punya modal tentang dunia intelijen.

3. Dalam konteks intelijen (apalagi internasional), berfikirlah lengkap dengan melihat semua kemungkinan yang bisa terjadi. Berharapan boleh, tunggu buktinya dulu, jangan pernah mengunyah informasi (termasuk janji Obama) secara mentah-mentah, lihat dan ikuti terus.

4. Orang dengan pengalaman intelijen yang minim dapatkah diterima sebagai pemimpin di organisasi intelijen? Bagaimanakah pembinaan sumber daya keintelijennya? Bagaimana produk dan kebijakan yang dihasilkan? Hati-hati itu lebih penting: pemilihan Panetta, bisa melegakan atau malah membahayakan komunitas internasional!

5. Camkan Dwi Warna Purwa, Cendekia Wusana, artinya bagi kita Bangsa dan Negara Indonesia-lah yang utama yang harus kita jaga dan kita bela. Untuk itu dalami dan patuhi konstitusi dan aturan hukum lainnya untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang lebih bermartabat dan berkualitas. by Mpu Nallar

MEMBANGUN AURA POSITIF

Menanam Aura Positif lebih efektif dimulai pada masa Anak - anak & Remaja walau begitu aura positif dapat dikebangkan optimal pada Orang dewasa
Terapi hipnosis makin banyak diterapkan pada anak untuk mengubah perilakunya menjadi positif. Kunci keberhasilan terletak pada orang tua.
MICHELLE Kezia sempat membuat orang tuanya gundah. Bocah delapan tahun itu sangat sulit makan. Sang ayah, Taufik Onggowidjaja, pernah memberinya obat penambah nafsu makan. Namun jurus ini tak mempan. Belakangan, Taufik melirik terapi hipnosis. Barulah terungkap, problem gadis kecilnya bukan sekadar urusan fisik, melainkan kejiwaan.
Bapak-ibunya pun disarankan mulai mengendurkan tekanan dan mengurangi kecerewetan mereka. Lalu sang anak diberi sugesti dengan pesan-pesan positif. Perlahan-lahan, siswi kelas III Sekolah Dasar Paulus, Bandung, itu mulai makan banyak.
Terapi hipnosis pada anak kian diminati. Karena berkaitan dengan pola asuh dan peran orang tua, hipnosis ini disebut hypnoparenting. Menurut Erwin Kusuma, spesialis kesehatan jiwa di Pro V Klinik, Cempaka Putih, Jakarta, menggunakan pengaruh hipnosis untuk menanamkan rekaman positif dan menetralkan rekaman negatif pada alam bawah sadar anak.”
Dalam kondisi aktif, otak—jika dihitung dengan EEG (electroencephalography), pengukur aktivitas listrik di otak—berada dalam gelombang beta. Jika rileks, otak ada di gelombang alfa. Lebih rileks lagi, otak dalam posisi teta. Ini kondisi saat seseorang sudah terpejam menjelang tidur tapi belum terlelap. Atau, saat baru bangun, mata sudah membuka tapi belum benar-benar sadar.
Nah, teta adalah waktu terbaik untuk memasukkan sugesti, juga pada anak. Pada bayi dan anak yang belum sekolah, sasaran terapi adalahorang tuanya. Sedangkan pada anak yang lebih besar, terutama yang sudah remaja, terapi bisa langsung pada sasaran.
Dudi dan Devy Permadi—pasangan pengelola ”D” House of Hypnotherapy, Kemang, Jakarta Selatan—menuturkan kebanyakan orang tua datang karena anak mereka tak mau sekolah atau malas belajar sehingga prestasi menurun. Ada juga yang anaknya tak bisa bangun pagi, gagap, penakut, bahkan agresif. Dudi dan Devy pernah mendapat pasien anak usia tujuh tahun yang suka melakukan kekerasan dan kerap mengejar orang dengan membawa pisau. Ada juga kasus anak nakal yang melawan orang tua atau terjerat narkotik dan obat-obatan terlarang.
Bagaimana hypnoparenting? Menurut Devy, arsitek yang pindah jalur menjadi terapis hipnosis—dan sudah lima tahun mendapat sertifikat terapis—pada pertemuan pertama, terapis akan berbincang dengan orang tua dan anak. Bagi anak yang masih kecil dan belum bisa mengemukakan perasaan atau pikiran dengan kata-kata, diberikan sejumlah ”tes”: warna, gambar, dan doodle test (uji corat-coret). Misalnya, anak yang tak mau sekolah diminta mewarnai gambar orang. Sosok orang tua diwarnai dengan baik, tapi sosok teman-temannya dicorat-coret dengan warna merah berantakan dan ditebalkan. Setelah digali lebih dalam, terungkap anak itu sering dinakali (bullying) teman-temannya. Itu sebabnya ia mogok sekolah.
Anak yang lebih besar bisa langsung diajak mengobrol. Adhi Susilo, insinyur elektro lulusan Institut Teknologi Bandung yang berguru pada Anthony Robbins, terapis hipnosis Amerika Serikat, pertama-tama harus membuat anak merasa nyaman dengan obrolan itu. Setelah suasana santai, ia akan melancarkan sugesti-sugesti. Misalnya, anak yang tak suka sayur diberi sugesti positif bahwa ia doyan sayur. Pesan dianggap sampai jika wajah si anak terlihat senang dan menyatakan bersedia menuruti perintah dengan senyum mengembang. Biasanya, kata Adhi, dalam beberapa hari, orang tua akan melaporkan perubahan perilaku anaknya.
Terapis akan mengajari orang tua menanamkan sugesti positif untuk mengubah perilaku anak. Orang tua harus lebih dulu berubah, terutama bila menghadapi anak di bawah lima tahun. Mereka adalah peniru ulung. Bagaimana mungkin ayah menyuruh anaknya tenang, sementara ia sendiri suka berteriak-teriak? Bagaimana bisa ibu memaksa anaknya menghabiskan makanan, sedangkan ia sering menyisakan santapan di piring?
Langkah berikutnya, menanamkan pesan-pesan positif kepada anak dengan metode hipnosis saat anak dalam kondisi teta. Dalam kondisi rileks bisikkan kata-kata yang diinginkan dengan lembut. Syaratnya, kalimat yang diucapkan harus positif (tak boleh mengandung kata ”jangan” atau ”tidak”), harus present tense atau saat ini (tidak boleh ”akan”)—lebih singkat pesan lebih baik—dan diulang-ulang setiap hari. Misalnya, ”Mulai hari ini, setiap pagi saya bangun jam enam dengan riang gembira.”
Berdasarkan pengalaman cepat atau lambatnya keberhasilan hipnosis tak bisa dipastikan sama. Ada yang dalam 10 hari perilaku anaknya berubah. Ada pula yang membutuhkan waktu lebih dari sebulan.
Pada prinsipnya, hipnosis pada anak tak berbeda dengan orang dewasa. Keduanya sama-sama upaya untuk menanamkan sugesti positif buat mengubah sesuatu di alam bawah sadar. Pada anak-anak usia lima tahun ke bawah hipnosis relatif lebih mudah. Pada masa itu, otak mereka bagai spons yang sangat mudah menyerap masukan dari luar. Tidak seperti orang dewasa, karena sudah mengalami banyak hal, otaknya dipenuhi penyaring informasi dan lebih sulit dipengaruhi.
Yang harus diingat, hypnotherapy is not magic. Jika anak diberi sugesti supaya lulus ujian, ia harus tetap belajar. Bukan lantaran sudah dihipnotis dengan kata-kata positif, akan lulus tanpa belajar.
Apakah hipnosis pada usia dini aman bagi perkembangan otak anak? Devy menyatakan, cepat atau lambat, si anak akan mendapat pengaruh—termasuk yang buruk—dari lingkungannya. Justru jika sejak dini anak sudah diberi sugesti positif tentang hal-hal yang baik, ia akan tumbuh dengan perilaku yang baik pula.
Jika sejak kecil sudah diberi sugesti dengan pesan-pesan dan perilaku baik dari orang tua dan lingkungan terdekat, tak ada dampak buruk hipnosis bagi otak si kecil. Yang ada justru dampak positifnya.
Erwin mengingatkan, yang terpenting sebetulnya bukan hypnoparenting, melainkan parenting itu sendiri. Ada sejumlah pantangan dalam mendidik anak. Pertama, hindari labeling atau pemberian cap buruk pada anak, misalnya anak nakal, pemalas, bodoh, atau pembohong. Ini akan terekam dalam memorinya dan justru menuntut si anak ”membuktikan” bahwa label itu benar. Kalaupun mau melarang, gunakan kalimat positif. Misalnya, bukan ”jangan malas”, melainkan ”rajin”, atau bukan ”jangan ribut”, melainkan ”tenang”.
Kedua, hindari membandingkan anak dengan saudaranya atau dengan anak lain. Setiap anak unik. Bahkan dua bersaudara yang dibesarkan dengan cara yang sama persis pun hasilnya pasti berbeda.
Terlepas dari segenap teori hypnoparenting, Erwin menyatakan sejatinya hipnosis yang sangat berbahaya adalah televisi. Saat menonton, anak sedang rileks—otaknya berada di gelombang alfa—dan berkonsentrasi penuh. Ia pun menyerap tanpa saringan apa saja yang ada di layar.
Erwin menceritakan sebuah penelitian pada sekelompok anak yang gemar menonton televisi. Mereka diminta menggambar bebas. Hasilnya, mayoritas anak melukis sesuatu yang berbau kekerasan. Termasuk, astaga, gambar kepala terpenggal. ”Ini membentuk rekaman kekerasan dalam otaknya dan bisa muncul di masa mendatang,” kata Erwin.
Andari Karina Anom, Anwar Siswadi (Bandung)
Menghitung Sinyal Otak Kita
Gelombang Alfa: otak mulai rileks. Terjadi pada saat kita berkonsentrasi penuh pada satu hal, apa saja, misalnya: berdoa dengan khusyuk dan menonton televisi dengan fokus. Saat ini, sugesti bisa mulai masuk—apalagi yang sifatnya mengagetkan dan tiba-tiba. ----------
Gelombang Beta: otak sedang aktif-aktifnya, yaitu di saat kita sedang bekerja atau beraktivitas. Pikiran dipenuhi dengan saringan atau prasangka-prasangka pada informasi apa pun yang masuk.
Gelombang Teta: otak rileks lebih dalam lagi. Ini di saat kita menjelang tidur tapi belum sepenuhnya terlelap atau di saat baru bangun tapi belum betul-betul terjaga. Bisa juga dengan latihan. Saat inilah alam bawah sadar kita mampu menyerap segala informasi tanpa saringan. Ini saat terbaik menanamkan sugesti positif pada setiap orang.Tidak hanya pada anak - anak atau Remaja. Mpu Nallar

Kamis, Januari 22, 2009

ehmmmmmmm.....!


Sedikit tentang : Intelijen

Pada umumnya badan intelijen memiliki Tiga Fungsi Dasar : PENGUMPULAN, ANALISIS dan, CIRI yang melekat pada seluruh proses intelijen adalah kontra intelijen. sedangkan Fungsi ke-Empat yang agak jarang dilakukan oleh badan intelijen adalah tindakan tertutup/rahasia yang semakin sering diperdebatkan apakah hal tersebut merupakan fungsi intelijen yang pantas dalam negara maju.

1. PENGUMPULAN
Pengumpulan merupakan prinsip dasar dari intelijen, yakni upaya untuk mendapatkan informasi tentang orang, tempat, kejadian dan kegiatan yang dibutuhkan oleh pemerintah namun tidak dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang terdapat secara luas dalam masyarakat, jalur diplomatik, maupun melalui kontak kontak lainnya. Tanpa pengumpulan, intelijen hanyalah merupakan perkiraan belaka.

Sistem pengelolaan pengumpulan digunakan untuk masing-masing dari ketiga metode utama pengumpulan:

-intelijen manusia yakni informasi yang dikumpulkan oleh manusia seperti mata-mata, agen, orang dalam, atau diambil dari pembelot, pengadu, informan, diplomat, pelaku bisnis, pelaku perjalanan dan media, dll.

-intelijen sinyal terdiri dari data dan informasi yang dikumpulkan melalui penyadapan radio, radar, atau pancaran elektronik lainnya termasuk laser, cahaya yang terlihat dan optik elektronik; dan,

-intelijen gambar yang merupakan data dan informasi yang dikumpulkan melalui foto, atau teknologi pengambilan gambar secara elektronik, inframerah, ultra-violet dari darat, angkasa, ataupun luar angkasa. Intelijen manusia dapat dipecah lagi menjadi pengumpulan terbuka dan rahasia.

Keterampilan dan teknik intelijen manusia secara rahasia sangat berbeda dengan yang dibutuhkan untuk pengumpulan intelijen manusia secara terbuka dan karena itu pengaturan dan tanggungjawabnya juga berbeda.

Demikianpun dalam pengaturan pelaporan dan penyebaran intelijen yang dikumpulkan melalui setiap metode yang berbeda. Karena kartografi dan pemetaan sekarang sudah sangat bergantung pada pengambilan gambar atau pencitraan, maka ada alasan yang cukup kuat untuk memasukkan pemetaan militer atau yang lainnya ke dalam metode ini.

Secara teoritis, semua kemampuan pengumpulan harus dilakukan terhadap target yang sama untuk memastikan konfirmasi fakta yang independen terhadap hasil yang diperoleh melalui penggunaan satu metode. Karena berbagai kerumitan dan kebutuhan yang berbeda, ini tidaklah selalu praktis untuk dilakukan dan terkadang sangatlah mahal.

Jadi sumber terbuka atau informasi yang tersedia secara publik dibutuhkan untuk mengenali kesenjangan pengetahuan, mengkonfirmasi bahwa informasi hanya bisa diperoleh dengan menggunakan metode intelijen tertentu, dan untuk memastikan bahwa kebutuhan yang ada memang membenarkan penggunaan kemampuan pengumpulan yang mahal atau beresiko, dan baru sesudah itu tugas diberikan kepada pengumpul intelijen.

Sistem pengumpulan intelijen tidak boleh digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tersedia secara luas dalam masyarakat. Walaupun mungkin akan terkumpul sebagai produk sampingan selama pengumpulan intelijen, informasi publik harusnya didapatkan dengan cara lain tanpa menggunakan cara-cara rahasia.

Kemampuan pengumpulan intelijen yang berbeda-beda seharusnya digunakan hanya untuk mengumpulkan informasi yang secara masuk akal dapat ditetapkan atau sebelumnya telah divalidasi sebagai sesuatu yang penting bagi pembuat kebijakan atau pengguna intelijen. Lebih jauh lagi, biaya politis yang mungkin ada harus betul-betul diperhitungkan dengan keuntungan potensialnya. Dengan demikian pejabat kebijakan senior haruslah terlibat dalam proses ini.

2. ANALISA
Analisa adalah istilah yang digunakan untuk proses pencocokan, penguraian, dan evaluasi informasi mentah dan dari berbagai sumber diolah menjadi produk intelijen : dalam bentuk peringatan dan laporan situasi, analisa, penilaian, perkiraan, dan kertas briefing.

Analisa dan produksi sebaiknya dilakukan dalam kedekatan dengan para pengguna produk intelijen. Dalam mengelola pengumpulan, analisa dapat bertumpu pada metode-metode pengumpulan untuk menyediakan informasi mentah maupun olahan untuk dievaluasi dan kemudian membentuk produk agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Produk ini harus mencakup: apa yang diketahui (fakta), bagaimana hal itu diketahui (sumber), dasar pertimbangan (asumsi kunci), dampak dari perubahan dasar pertimbangan (hasil-hasil alternatif), dan apa yang tetap tidak diketahui.

Tujuan utamanya adalah untuk meminimalisasi ketidakpastian yang harus dihadapi oleh para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan tentang keamanan nasional dan kebijakan .

Analisa juga harus membantu dalam memaknakan isu-isu yang rumit dan menggugah perhatian ke masalah-masalah atau ancaman-ancaman yang akan muncul terhadap kepentingan nasional. Jadi yang penting bukan hanya untuk menentukan apa yang akurat melainkan juga apa yang relevan untuk kebutuhan pembuat kebijakan.

Badan-badan Intelijen tidak boleh memenuhi permintaan analisa bila sebelumnya mereka mengetahui bahwa informasi yang didapatkan melalui intelijen hanya sedikit tingkat relevansinya terhadap analisa keseluruhan dari subyek tersebut. Mereka juga tidak boleh menerima permintaan analisa ketika hal itu dapat dicapai menggunakan sumber-sumber publik yang tersedia kecuali bila para analis atau badan intelijen tersebut dapat memberikan bobot tambahan yang signifikan terhadap analisa materi dari sumber-sumber terbuka.

Rabu, Januari 14, 2009

SONETA XV11- PABLO NERUDA

Memodifikasi Soneta XVII-nya Pablo Neruda

__BAHASA -_ASLINYA:
No te amo como si fueras rosa de sal, topacio o flecha de claveles que propagan el fuego: I do not love you as if you were salt-rose, or topaz, or the arrow of carnations the fire shoots off
Te amo como se aman ciertas cosas oscuras, secretamente, entre la sombra y el alma. I love you as certain dark things are to be loved, in secret, between the shadow and the soul.
Te amo como la planta que no florece y lleva dentro de sí, escondida, la luz de aquellas flores,… I love you as the plant that never blooms but carries in itself the light of hidden flowers
y gracias a tu amor vive oscuro en mi cuerpo el apretado aroma que ascendió de la tierra …. and thanks to your love a certain solid fragrance, risen from the earth, lives darkly in my body.
Te amo sin saber cómo, ni cuándo, ni de dónde,… I love you without knowing how, or when, or from where
Te amo directamente sin problemas ni orgullo: así te amo porque no sé amar de otra manera… I love you straightforwardly, without complexities or pride; so I love you because I know no other way…
Sino así de este modo en que no soy ni eres,…. Than this: where I does not exist, nor you,
tan cerca que tu mano sobre mi pecho es mía,…. so close that your hand in my chest is my hand
tan cerca que se cierran tus ojos con mi sueño … so close that your eyes close as I fall asleep
BY :Pablo Neruda: Soneto XVII




__________MODIFIKASInya :
Pernah kau kusanjung seindah mawar? Karena memang bukan gemulai kelopakmu yang membuat aku berlutut, atau kupicingkan mata menahan serbuan kemilau, seakan kau kurindu karena secemerlang batu berlian, atau kupasang perisai rasa membendung nyala api yang memercik dari panah anyelirmu yang runcing?
Ini cinta yang dulu kukira hanya ada di kitab-kitab kumal penyair, di surat -surat yang tak pernah terkirimkan. Aku menemukannya, dan kuundang kau bersama-sama menyerahkan diri pada sesuatu dalam kegelapan yang tak membutuhkan tatap, tegak di luar spektrum warna; rahasia di garis batas bayangan dan jiwa. Aku bukan petualang yang jumawa memasuki gua, untuk kemudian mati ditebas ketakutannya sendiri, tetapi karena merebut hatimu, adalah sebuah perang di mana kebinasaan pun kurayakan sebagai kemenangan..
Kau bungaku yang tak pernah mekar, rapat mengatup kuncup menunduk, tapi telah kutemukan dalam dirimu cahaya dari bunga-bunga tersembunyi, wangi yang tak menyisakan ruang untuk menghela napas…
Terima kasih, Cinta,. untuk udara hangat yang bermunculan dari lembabnya tanah, hidup, melata, secara gelap dalam tubuhku, menjalari ke nadiku yang gemetar dingin di udara pengap..
Inilah cinta yang kutunggu, yang membetahkan pungguk merindu bulan, yang membuat kesatria tabah mendekati tiang gantungan, yang tiba-tiba ada untukmu, tanpa kutahu mengapa, atau kapan, atau dari mana..
Aku mencintaimu penuh, memberat tanpa kupikul apa-apa, lurus dalam curam dan cadasnya, sederhana dalam kerumitan yang tak terterakan dengan seribu metafora, bertahta di hati tanpa macam-macam kbangaan, tanpa sorak sorai, kecuali pesta sunyi di halaman pikiranku..
Sambutlah, walau begini cara cintaku mendekatimu,
karena belum ditemukanya jalan lain, dan waktuku menyusut untuk kembali mengundi takdir
Aku mencintaimu karena kutahu tak ada jalan lain selain ini: di mana aku tiada, tiada juga kau, begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku, begitu akrab sehingga ketika matamu terpejam, akupun jatuh tertidur……..
*especialy for someone at andara street

BY MPU NALLAR

KHUSUS PEMINAT / PENGAMAT INTELEJEN

Siklus intelejen:tahapan kerjaan sang intelijen

Dua tindakan utama yang dilakukan intelijen, yakni pengumpulan dan analisa, harus dilihat dari sudut pandang yang lebih luas yakni yang menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut dengan kebutuhan pembuat keputusan dan penggunaan dari produk intelijen yang sudah rampung. Ini dilakukan melalui konsep siklus intelijen yakni suatu proses dimana informasi didapatkan, diubah menjadi produk intelijen dan dibuat disajikan kepada pembuat kebijakan.

Siklus intelijen umumnya terdiri dari lima langkah: (1) perencanaan dan pengarahan; (2) pengumpulan; (3) pengolahan; (4) produksi dan analisa: dan (5) penyebaran.
(1) Perencanaan dan pengarahan mencakup pengelolaan seluruh usaha intelijen, mulai dari identifikasi kebutuhan data yang disimpulkan dari penilaian tentang ancaman atau daftar prioritas dari isu strategis dan kebijakan yang sampai sekarang belum dipecahkan, memutuskan negara atau kelompok mana di dalam dan di luar negeri yang harus dpantau oleh intelijen, sampai dengan penyajian produk intelijen kepada pengguna. Keseluruhan proses ini diawali dari permintaan atau kebutuhan atas intelijen mengenai subyek tertentu berdasarkan kebutuhan dari pengguna apakah itu presiden, perdana menteri, dewan keamanan nasional, menteri atau badan pemerintahan lainnya. Dalam berbagai kasus, permintaan dan kebutuhan sudah terlembaga.
(2) Pengumpulan melibatkan pengumpulan data mentah yang diolah menjadi produk intelijen. Proses pengumpulan mencakup sumber terbuka, sumber rahasia, seperti agen dan pembelot yang memberikan informasi yang tidak dapat didapatkan dengan cara atau metode pengumpulan lainnya.
(3) Pengolahan berkenaan dengan pengubahan sejumlah besar informasi yang masuk ke dalam sistem menjadi produk intelijen akhir, seperti penerjemahan bahasa dan pemaknaan sandi. Informasi yang tidak langsung diserahkan kepada analist dipilah dan disimpan dalam komputer agar sewaktu-waktu dengan mudah dapat digunakan kembali. Dengan demikian pengolahan mengacu pada pemilahan berdasarkan subyek dan juga pengurangan data, serta penafsiran dari informasi yang disimpan dalam film dan pita melalui penggunaan proses fotografi dan elektronik lanjutan.
(4) Produksi dan analisa mengacu pada pengubahan informasi dasar menjadi intelijen akhir. Ini mencakup integrasi, evaluasi dan analisa semua data yang tersedia dan penyiapan beragam produk intelijen. Produk atau perkiraan semacam itu dapat disajikan sebagai briefing, laporan singkat atau uraian yang lebih panjang. Intelijen mentah, yang dikumpulkan sering kali terpisah-pisah dan terkadang saling bertentangan, sehingga membutuhkan ahli khusus untuk menentukan arti dan pengaruhnya. Jadi, analisa yang baik bergantung pada penggabungan berbagai pemikiran terbaik untuk mengevaluasi kejadian dan kondisi, menggunakan rangkaian pengetahuan publik maupun rahasia yang didapatkan dari musuh. Subyek-subyek yang terkait dapat mencakup kejadian, kemampuan atau perkembangan masa depan yang mungkin terjadi, atau berbagai wilayah dan masalah atau tokoh-tokoh dalam berbagai konteks, apakah itu politik, geografis, ekonomi, keilmuan, militer atau biografis.
(5) Penyebaran, langkah terakhir dari siklus ini, yang mencakup penanganan dan distribusi intelijen akhir kepada pengguna intelijen, yakni pembuat kebijakan yang sama yang kebutuhannnya telah memicu jalannya siklus pada awalnya. Ini merupakan tahap yang penuh dengan kemungkinan akan terjadinya kesalahan. Informasi yang tersaji harus memiliki lima karakter penting agar dapat berguna: relevansi, tepat waktu, akurat, cakupan, dan murni- artinya informasi tersebut bebas dari manipulasi politik (informasi yang salah, propaganda, penipuan, dll.).

Dua frasa yang seringkali diabaikan dalam proses ini: penggunaan dan umpan balik. Isu-ius penting termasuk bagaimana dan dalam bentuk apa, pembuat kebijakan menggunakan intelijen dan sampai sejauh mana intelijen tersebut digunakan. Hubungan dengan para pembuat kebijakan harusnya aktif dan bukannya pasif. Namun objektifitas membutuhkan jarak tertentu dan kemauan untuk menimbang semua variabel – bukan hanya yang dianggap penting oleh analist atau penggunanya pada masa lalu. Walaupun umpan balik tidak dilakukan sesering yang diinginkan oleh badan intelijen, suatu dialog antara pengguna dan produsen intelijen harus terjadi setelah intelijen tersebut diterima.

Jadi pembuat kebijakan harus memberikan penjelasan kepada pengguna apakah kebutuhan mereka telah dipenuhi dengan baik serta mendiskusikan penyesuaian yang mungkin dibutuhkan dalam bagian manapun dari proses tersebut. Sebagaimana model pada umumnya, gambaran siklus intelijen ini merupakan penyederhanaan dari apa yang terjadi di dunia nyata. Syarat-syarat tertentu dapat menjadi ketentuan. Pembuat kebijakan jarang mau untuk menspesifikasi rincian informasi. Melainkan, mereka akan mengindikasikan suatu keinginan akan laporan tentang situasi atau perkembangan tertentu, dan membiarkan tanggung jawab untuk menentukan bagaimana informasi yang dibutuhkan akan didapatkan guna menyiapkan laporan semacam itu kepada badan intelijen.

Lebih jauh lagi, badan intelijen pasti memiliki kebutuhan internal untuk mendapatkan informasi guna memastikan keberlangsungan operasi mereka: yaitu intelijen yang akan berguna dalam operasi potensial di masa depan atau yang terkait dengan kontra intelijen dan keamanan. Penyebaran adalah aspek sikus intelijen yang paling sulit untuk ditangani secara tepat.

Berbagi intelijen, bahkan dalam suatu pemerintahan, adalah sulit karena kebutuhan untuk merahasiakan metode dan sumber intelijen tersebut. Namun menyebarkan intelijen ke sebanyak mungkin pejabat yang bertanggung jawab adalah penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan yang efektif.

Jumat, Januari 09, 2009

INFORMASI PENTING DIBOCORKAN AGEN BINAAN

Informasi Rahasia dibocorkan
oleh Agen Binaan


Ditulis oleh hadiwibowo - 2008

Saya pernah membaca di koran, seorang pejabat pemerintah yang dituduh sebagai agen binaan intelijen asing. Pejabat itu dengan keras membantahnya dan mengatakan bahwa dirinya bukan seorang agen binaan (intelijen) asing.

Seseorang yang dijadikan target untuk “dibina” oleh agen intelijen, tentunya tanpa sepengetahuan dan tanpa menimbulkan kecurigaan yang bersangkutan. Dan memang pembinaan itu dibuat sedemikian rupa agar tidak terasakan oleh targetnya. Itulah salah satu kerja sukses seorang agen intelijen dalam membina agen lokal yang bukan atas kemauan sendiri untuk menjadi agen.

Yang terjadi adalah pertemanan atau persahabatan seperti layaknya kehidupan normal. Dalam masa pertemanan itulah terjadi obrolan-obrolan santai yang membahas keluarga, film, kedinasan, informasi rahasia, rahasia pribadi, kegiatan di tempat kerja, atau obrolan ringan tentang sepak bola misalnya.

Si agen (intelijen) itu lalu membuat catatan kesimpulan dan resume pembicaraan-pembicaraan diantaranya yang relevan untuk dilaporkan ke kantor pusatnya atau kepada agen intelijen lainnya. Yang seperti ini dalam bahasa teknologi disebut social-engineering.

Dalam masa pertemanan itu juga biasanya si agen memberikan benda-benda yang disenangi oleh si target, misal pulpen atau jam tangan bermerek terkenal, hiasan dinding atau benda seni yang ditaruh di ruang kerja, yang sebelum diserahkan benda-benda tersebut telah disisipi alat-alat sadap. Bahkan bisa jadi si agen itu menyusup hingga menjadi konsultan atau mitra bisnis atau bahkan menjadi orang kepercayaan dari si target.

Namun semua tuduhan bahwa seorang pejabat disadap atau dijadikan agen binaan akan dibantah kecuali terbukti nyata bahwa memang telah terjadi hal demikian, seperti berita tentang pembocoran informasi penting dan rahasia di Pentagon, Amerika Serikat berikut ini.

kutip

Jawa Pos : Internasional

[ Minggu, 13 Juli 2008 ]

Jual Rahasia Pentagon, Divonis 57 Bulan

WASHINGTON - Gregg William Bergersen harus menerima konsekuensi perbuatannya. Karena menjual rahasia militer negaranya kepada mata-mata pemerintah Tiongkok, staf Pentagon itu kemarin (12/7) diganjar hukuman penjara 57 bulan. Dokumen yang dibocorkan pria 51 tahun itu adalah penjualan senjata Amerika Serikat kepada Taiwan.

Hukum yang berlaku di Negeri Paman Sam, membocorkan rahasia pertahanan negara bisa dikenai hukuman hingga sepuluh tahun penjara. Untuk Bergersen, setelah bebas nanti, dia masih harus menjalani masa percobaan selama tiga tahun. Menurut pengacara Bergersen, Mark Cummings, hakim Leonie Brinkema yang mengadili skandal penjualan rahasia militer tersebut mengatakan bahwa hukuman itu cukup ringan.

Mata-mata Tiongkok yang menerima rahasia dari Bergersen juga tidak luput dari jerat hukum. Agen rahasia kelahiran Taiwan itu, Tai Shen Kuo, akan menerima vonis pada 8 Agustus mendatang. Menurut FBI, ancaman hukuman bagi dia jauh lebih berat. Yakni, hukuman penjara seumur hidup karena telah menjadi mata-mata.

Di Pentagon, Bergersen bekerja sebagai analis kebijakan sistem persenjataan di Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan. Badan tersebut melaksanakan program penjualan senjata dengan asing. Selain itu, mereka secara berkala menangani penggolongan penjualan senjata luar negeri. Termasuk Taiwan, yang juga menjadi ”klien” mereka.

”Selama konspirasi itu, Kuo berusaha menjaga hubungan pertemanan dengan Bergersen. Dia melimpahinya dengan berbagai macam hadiah, termasuk uang tunai, makan malam, serta uang untuk judi di Las Vegas,” bunyi pernyataan dari Departemen Kehakiman. ”Tanpa sepengetahuan Bergersen, Kuo menyampaikan informasi yang didapatnya dari Bergersen kepada pejabat pemerintah Republik Rakyat Tiongkok,” tambahnya.

Sebelumnya, Departemen Kehakiman menyatakan bahwa banyak dokumen rahasia yang diketahui para pegawainya. Salah satunya, penjualan senjata ke Taiwan. Hal itu tidak seharusnya dibocorkan kepada pihak luar.

”Spionase adalah tindak kriminal paling serius di Amerika,” kata Arthur Cummings, asisten direktur eksekutif FBI. (AFP/dia/ami)

unkutip -antz-

Selasa, Januari 06, 2009

à°ªాà°°్à°Ÿి à°•ేà°…à°¦ిలన్

PIDATO POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
Presiden PKS, Tifatul Sembiring

Bisakah Kita (Ummat) Bersatu?


Menyambut Tahun Baru 1430 Hijriyah
Oleh: TIFATUL SEMBIRING
PRESIDEN PKS

Tahun baru hijriyah diyakini banyak pemikir Islam sebagai tahun kebangkitan Islam, bahkan menjadi titik balik kemenangan perjuangan Rasulullah saw. dan para shahabat. Setiap tahun kita memperingati tahun baru Islam ini, namun sudahkah secara substansial ada pencerahan di tubuh ummat dengan berlalunya tahun baru demi tahun baru? Sudahkah semangat energizing berhasil kita serap dari momentum yang menjadi titik balik kemenangan tadi…?. Masih banyak permasalahan ummat yang belum tuntas kita upayakan solusinya, termasuk masalah persatuan ummat dan pemunculan sosok-sosok pemimpin yang berkualitas.

Perpecahan selalu membawa malapetaka dan kerusakan besar di tengah-tengah ummat. Kurang percayakah kita? Kurang yakinkah kita setelah demikian banyak bukti sejarah memberi pelajaran? Perpecahan, perselisihan di perang Uhud misalnya, mengakibatkan gagalnya kemenangan yang semula sudah diraih. Rasulullah saw. tembus di pipinya karena dilempari dengan pecahan besi, yang ketika dicabut menyebabkan dua gigi beliau patah. Bahkan ketika para sahabat memapah beliau ke tempat yang lebih tinggi, Rasulullah saw terperosok ke dalam lubang jebakan yang berisi senjata tajam, sehingga paha beliau sobek dan jatuh pingsan karena begitu banyaknya darah yang keluar.

Kurang yakinkah kita akan efek dari perpecahan? Tengoklah perang Shiffin yang disebabkan oleh konflik antara Ali dan Mu’awiyah. Perang yang menelan korban 80.000 muslimin. Sebuah tragedi kelam dalam sejarah Islam. Belum paham jugakah kita bagaimana pedihnya perpecahan? Di Iraq, ratusan orang menjadi korban ketika kaum Syi’ah menyerang kaum Sunniy. Selanjutnya kaum Sunniy menyerang kaum Syi’ah sehingga meninggal pula sejumlah orang, dan seterusnya tak berkesudahan. Padahal sunniy bukanlah musuh syi’ah dan syi’ah bukanlah musuh sunniy? Musuh mereka adalah sang penjajah Amerika.
Belum sadarkah kita tentang apa yang terjadi di Palestina? Ketika Presiden Palestina—Mahmud Abbas—berkunjung ke Indonesia dan mengundang untuk berdiskusi, dengan tegas saya sampaikan kepada beliau, bahwa bangsa Palestina tidak akan meraih kemenangan kecuali mereka bersatu melawan Israel.
Benarlah kata Imam Ali dalam pesannya, “Kebenaran yang tidak terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir”.

Sesungguhnya modal kita untuk bersatu sangat sederhana. Ialah ketika kita sepakat untuk mengucapkan “Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadurrasulullah”. Bagi kami, ketika seseorang menyatakan komitmennya untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya, cukuplah itu. Soal fiqh, furu’, cabang-cabang, pendapat, mari kita bicarakan, mari kita diskusikan, mari kita perdalam. Wong niatnya sama-sama mau masuk surga kok, kenapa harus cek-cok?


TANTANGAN & VISI KE DEPAN

Sebetulnya apakah persoalan pokok ummat? Agenda mendesak apa yang perlu kita selesaikan bersama? Hal terberat yang sedang dihadapi ummat kini adalah kemiskinan, yang nyaris mendekatkan mereka kepada kekufuran. Ada beberapa contoh kasus, di Bandung misalnya, seorang Ibu(berkerudung pula) sampai hati membunuh anaknya karena khawatir anak-anaknya miskin. Juga di Makassar, seorang Ibu yang sedang hamil meninggal karena kelaparan. Tiga hari dia tidak makan, demikian pula anak-anaknya.
Kelemahan ekonomi ummat adalah penyebabnya. Hingga saat ini kemampuan ummat untuk berekonomi belumlah memadai. Bagai menjadi budak di negeri sendiri. Baik dari sisi akses terhadap sumber daya maupun skill-nya. Ekonomi masih dikuasai oleh sistem, konvensional ribawi. Lalu datanglah krisis ekonomi, masalah semakin berat. Akibatnya langsung dapat dilihat. Untuk menyelamatkan keluarga, para gadis dan ibu-ibu berangkat menjadi TKW diluar negeri. Dimana ‘izzah ummat ?, martabat bangsa. Begitu kerap kita mendengar kasus-kasus yang menyayat hati: ada yang diperkosa, dihukum mati, ada yang terjun dari tingkat empat lantaran tidak tahan disiksa majikan. Dan kita tidak mampu melindungi mereka.
Masalah moral juga menorehkan catatan menyedihkan. Kita dapati tokoh-tokoh muslim yang namanya seperti nama Nabi, seperti gelar Nabi, seperti nama orang sholeh namun ditangkap KPK. Mereka menjadi harapan ummat, menyandang nama terpercaya, namun ternyata korupsi. Seberapa kuatkah komitmen moral kita? Moral Islam.

Agenda berikutnya adalah pendidikan. Soal penyiapan SDM unggul, yang dapat diandalkan menjalankan roda pembangunan ummat. Apalagi persiapan kepemimpinan nasional dimasa mendatang. Sekarang saja, bangsa besar ini seperti kebingungan mencari calon pemimpinnya. Kita masih saling bertanya satu sama lain, padahal kita berdoa “waj’alna lil muttaqiina imaman”. Kita mohon pada Allah swt. agar menjadikan anak-anak kita sebagai pemimpin orang-orang bertaqwa.
Memang kita memiliki banyak pesantren. Namun setelah kami riset, pesantren-pesantren tersebut dapat kita bagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah pesantren yang memiliki metode pengajaran dan kurikulum bagus, namun sarananya amat memprihatinkan. Di sebuah pesantren kami pernah menemukan sebuah ruang 3x4 m2 yang dihuni oleh 30 anak. Sanitasinya tidak terawat, bak penampung air mandi yang tak pernah diganti sehingga menyebabkan penyakit kulit. Bahkan ada sebuah pemeo, tidak sah menjadi santri kalau tidak kudisan.
Kelompok kedua adalah pesantren yang memiliki sarana bagus, namun kurikulumnya tidak memiliki keunggulan. Penyiapan kwalitas SDM ummat ini perlu pembenahan, dengan sinergi dan persatuan dan keuatan bersama tentunya.


SIAPA YANG HARUS BERBUAT?

Dalam konteks ummat Islam Indonesia setiap orang tentu merujuk kepada NU dan Muhammadiyyah dengan segenap elitenya. Pertanyaannya adalah, bisakah kita menurunkan tensi jurang pemisah. Saling adzillatin, menjalin tali asih. Saling merendah dan bukannya saling gengsi. Bisakah kita sesama ummat BERHENTI saling mencurigai(su’uzhan), saling mengintai(wa laa tajassasu), saling membelakangi dan saling menggunjing(ghibah). Kita membutuhkan persatuan dalam kesejukan ikatan kasih sayang persaudaraan. Bila bersatu, maka kita akan kuat dan insya Allah sanggup untuk menghadapi kekuatan kebathilan apapun bentuknya.

Sangat mungkin dan sangat layak ummat ini bersatu. Pak Din, Pak Hasyim dan Pak Hidayat—tokoh-tokoh harapan ummat--sama-sama alumni Gontor dan sama-sama menduduki posisi strategis. Dengan seringnya tokoh-tokoh yang dicintai ummat ini bersilaturahim, syak wasangka akan terhapus, keakraban akan kian kokoh dan berbagai pemikiran untuk kemajuan ummat dan bangsa akan mengalir deras. Terbayang betapa bahagia dan sejuknya hati ummat menyaksikan para pemimpinnya kokoh bersatu. Sesuatu yang sudah amat kita rindukan.

Tak ada ghill secuilpun dari kami terhadap NU dan Muhammadiyyah. Kami tidak memiliki rencana negatif apapun terhadap saudara-saudara kami NU dan Muhammadiyyah. Kami bergerak di ranah politik, sama dengan saudara-saudara kami parpol Islam lainnya. Membenahi eksekutif dan legislatif, mengadvokasi ummat di ranah pembuatan kebijakan publik. Bila perjuangan di ranah politik ini mendapat dukungan dari saudara-saudara kami yang lain, khususnya ormas-ormas, tentu kita akan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Demikianlah harapan kita, ummat ini menjadi kuat, karena kita saling merunduk, saling merangkul, bagaikan satu tubuh. Sehingga kita (ummat) ini bisa dan harus bersatu untuk maju. Selamat Tahun Baru 1430 Hijriyah !

Jumat, Januari 02, 2009

Obama bukan jaminan Israel tunduk

Thursday, 01 January 2009 05:03 WIB

JAKARTA - Obama boleh memiliki nama tengah Husein di tengahnya. terpilihnya dia sebagai Presiden AS bukan jaminan Israel akan tunduk pada dunia internasional.

Menurut anggota Komisi I Abdillah Toha menyatakan, Israel tidak akan pernah mau tunduk pada hukum internasional, selama pemerintahan di AS tidak mengalami perubahan. Sebab lobi Israel di negara Paman Sam sudah begitu kuat, sehingga tidak bisa ditandingi.

"Meski presiden terpilih AS nama tengahnya Husein (Barack Obama), tetap tidak akan memberikan harapan untuk mengubah AS," kata Abdillah ketika menerima rombongan HTI di DPR Senayan, Jakarta, tadi malam.

Aksi brutal yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina yang menewaskan hingga 350 lebih itu, menurut anggota Abdillahharus dilawan dengan kekerasan.

"Israel hanya dilawan dengan kekerasan," ucapnya

Alasan melawan Isrel dengan kekerasan, menurut Abdillah, salah satunya adalah seperti yang dilakukan di Libanon pada Juli 2006. Rakyat Israel yang bermukim di Libanon, terusir untuk yang kedua kali.

"Belum lagi korban jiwa banyak dari mereka (rakyat Israel yang ada di Libanon), meski mereka mencoba menutup-nutupi," ujarnya.

Kemudian lanjut Abdillah, Palestina akan merdeka jika AS pun merdeka. Artinya AS harus merdeka dari belenggu Israel.

Sedangkan yang terakhir, tambah Abdillah, Palestina akan merdeka jika didukung oleh Negara-negara Arab. Namun, beberapa negara Arab tersebut masih menerapkan sistem otoriter

"Beberapa negara Arab justru memusuhi Hamas. Padahal rakyatnya malah mendukung Hamas. Itu artinya negara-negara Arab tidak melihat aspirasi rakyatnya," ulasnya.

Rebut Kembali Kemerdekaan Indonesia ku

Sang waktu berjalan tiada henti lurus ke depan

Sejarah Nagari coba slalu setia menemani

Manusia2 Rakus memaksa & membujuk rayu, sejenak khilaf Pemimpin ku,

Terperdaya rakyat & bangsaku hingga tertinggal jauh,

Ketika terjaga segera berusaha memburu sang waktu,

Walau terkadang serasa hilang rasa kebangsaan ku

dan begitu enggan Persatuan beriringan dengan keadilan

Apalagi kesejahteraan bagi mayoritas rakyat bangsaku

Jauh hari hasil bumi Pertiwi telah dicuri,dipaksa & dilelang oleh Para Adi Kuasa

Inikah Realita dari Merdeka Rakyat Indonesiaku ?,

Ooooh Indonesia ku ternyata………

Belum betul – betul Merdeka Karena ,…………..

Para Pemimpin & tokohnya banyak Orang yang gila kuasa dan harta


Saatnya Sekarang Bangsaku bangun rebut kembali Ke Merdeka an Indonesia Raya


Medio January ,09. Empu Nalar

Sebuah karya atas kegelisahan mayoritas rakyat yang merasa belum merdeka yang beberapa kali menceritakan kepada saya keadaan-keadaan obyektif di tengah masyarakat yang terkungkung, bagaikan berjalan di atas rel kereta api, namun belum paham akan tujuan.

Terima kasih rekan2 elemen Bangsa yang Belum betul Merdeka....berpijak dari keyakinan belum merdeka Mohon sebarkanlah semangat untuk Rebut kembali kemerdekaan dari Sabang sampai Mauruke

Negara Indonesia yang sungguh-sungguh Merdeka., berdaulat dan ber Martabat ,

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog