Sabtu, Juni 30, 2012

Reaktor Nuklir Kini Lebih Maju - The Future Of Nuclear Power

Teknologi PLTN terus berkembang. Tak seperti di Chernobyl, PLTN kini makin tangguh terkena gempa besar dan mampu mengantisipasi keteledoran manusia sebagai operatornya. Namun, kasus Fukushima menunjukkan, masih ada kelemahan pada desain sistem pengaman atau keselamatannya. PLTN di Pulau Honshu telah teruji menghadapi guncangan gempa tektonik berkekuatan 8,9 skala Richter. Semua reaktor (46 buah), yang beroperasi umumnya bertipe Boiling Water Reactor (BWR) dan Pressurized Water Reactor (PWR), mampu merespons gempa kuat dengan mematikan secara otomatis reaksi fisi nuklir di dalamnya. "Yang BWR meliputi Mark I dan Mark III, masing-masing 30 persen. Selebihnya ABWR (Advanced BWR)," kata Mohammad Dhandhang Purwadi, Kepala Bidang Pengembangan Reaktor Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Semua sistem pendingin di reaktor-reaktor itu juga mampu menjalankan unit cadangan pendingin reaktor pascagempa, kecuali tiga unit PLTN di Fukushima Daiichi.
Argumen yang muncul atas kegagalan itu, Fukushima Daiichi menggunakan BWR generasi pertama (Mark I) yang mulai beroperasi tahun 1970-an. PLTN itu sudah tergolong usang.Generasi awal PLTN umumnya memiliki umur operasi sekitar 30 tahun. Generasi yang lebih baru dirancang untuk bisa dioperasikan selama 40-60 tahun. Setelah habis masa operasinya, PLTN harus dimatikan reaktornya secara permanen.
Dalam perkembangan, muncul sekitar tujuh tipe PLTN, yaitu Reaktor Air Mendidih (BWR), Reaktor Air Bertekanan (PWR), Reaktor Air Berat Bertekanan (Pressurized Heavy Water Reactor/PHWR), Reaktor Grafit Berpendingin Air (Light Water Graphite Reactor/LWGR), Reaktor Pembiak Cepat (Fast Breeder Reactor/FBR), dan Pebble Bed Reactor (PBR).Di antara 7 reaktor itu, tipe PBR terbanyak digunakan, mencapai 70 persen jumlah yang ada di dunia. BWR yang kedua terbanyak. Dua tipe reaktor itu terus mengalami pengembangan, terutama pada peningkatan sistem keamanannya. Kini, reaktor BWR telah lahir tiga sampai empat generasi baru.
BWR Mark I masih menggunakan sistem pompa pendingin yang bergantung pada pasokan listrik. Di generasi kedua, BWR Mark II dan ABWR, tak diperlukan listrik untuk memompa air pendingin karena menggunakan termosifon, yaitu sistem pertukaran panas secara pasif berdasarkan sirkulasi alamiah.BWR yang digunakan di Jepang adalah tipe Mark I, III, IV, dan ABWR. ABWR berukuran lebih besar dan memiliki sistem pembungkus bahan bakar yang dapat menahan tekanan alami lebih baik dari generasi awal.
Dibandingkan dengan PWR dan PHWR, tipe BWR tidak lebih baik dari segi desain sistem pengaman. Keunggulannya lebih pada harga yang relatif lebih murah dan ukuran lebih kecil.Pada BWR, reaksi fisi inti atom menggunakan uranium alam yang diperkaya dari 0,7 persen menjadi 3-5 persen. Adapun PWR dan PHWR menggunakan uranium alam.
PWR menggunakan dua siklus pendinginan reaktor. Siklus pertama diberi tekanan tinggi untuk menghindari pendidihan air pendingin dalam reaktor dan saluran siklus pertama. Prinsip kerja PWR sama dengan PHWR. Bedanya, PHWR tidak menggunakan air biasa (H0), tapi air berat (oksida deuterium/DO).
Pada teknologi PLTN yang baru, semua sistem sudah bekerja pasif, tidak bergantung pada pasokan listrik. Sistem ini menggunakan cerobong tinggi untuk pengaturan udara ke atas membentuk sirkulasi alami.Pada ABWR, ruang pengungkung yang besar (50 kali lebih besar) memungkinkan pendinginan lebih baik
Titik lemah
Semua sistem yang diciptakan manusia, termasuk PLTN, memang tidak sempurna, selalu ada sisi lemah, apalagi bila berhadapan dengan kekuatan alam yang tak terduga.

PLTN  Fissi Thorium Paling Aman - Thorium Reactor .
PLTN berbasis thorium adalah satu-satunya energi alternatif untuk menggantikan sumber fosil. Jumlah cadangan Thorium di bumi 10x lebih banyak dibanding uranium. Cukup banyak thorium untuk 1000 tahun dengan pemakaian energi 10x lebih banyak dibanding sekarang.
Liquid Fluoride Thorium Reactor (LFTR) adalah reaktor generasi ke-4 yang sangat aman secara intrinsik dan dapat diproduksi dengan murah dan cepat.  Reaktor Modular kecil berkapasitas 100MW dapat dipasang di mana saja, dan tidak memerlukan banyak lahan (konsep pembangkit listrik tersebar). Cukup dengan diameter 2m, tinggi 3 m, dan tahan gempa.
Praktis tidak menghasilkan limbah nuklir. Tidak menghasilkan Plutonium, tidak dapat dipakai untuk membuat senjata nuklir. Thorium tidak meledak seperti uranium. PLTN dengan bahan bakar (BB) berbasis thorium makin menarik perhatian dunia apalagi bila dikaitkan dengan kecelakaan nuklir di Fukushima akhir-akhir ini. Tanggal 25 Januari 2011, beberapa minggu sebelum gempa dan tsunami yang merusak PLTN Fukushima di Jepang, China mengumumkan ambisinya untuk membangun PLTN thorium dalam jangka waktu 20 tahun. China berambisi meningkatkan sumber energinya via PLTN, dan pilihannya jatuh kepada PLTN berbasis thorium, dengan jenis reaktor yang disebut oleh China dengan istilah TMSR (Thorium Molten-Salt Reactor), Reaktor Garam Cair Thorium. Seperti diketahui, Reaktor Thorium Fluorida Cair (LFTR = the Liquid Fluoride Thorium Reactor, yang disebut 'Lifter') adalah reaktor generasi IV yang menggunakan garam cair sebagai BB sekaligus sebagai pendingin reaktor. BB berbasis thorium dalam bentuk garam cair tidak memerlukan fabrikasi BB, sehingga struktur reaktor menjadi sederhana, derajad bakar (burn-up) merata, BB cair dapat diganti dengan BB segar dan diproses-ulang secara online sekaligus racun netron Xe-135 dan Kr-83 dapat dibuang secara ajeg/kontinyu. Sementara, produk fissi lainnya, misalnya molebdinum dan iodine (setelah melalui proses ekstraksi) dapat digunakan untuk keperluan medis. Akibatnya, reaktor thorium dapat terus menerus menyala sampai tua dengan derajad bakar tak terbatas.
PLTN berbasis thorium lebih aman, karena Th-232 harus dibombardir oleh sumber netron lambat dari luar secara kontinyu (bisa via akselerator / sinar foton / inti plutonium seperti yang dikembangkan di India) untuk mengubahnya menjadi U-233 agar dapat melakukan reaksi fissi, karena tidak mempunyai reaksi rantai, dan tidak cukup netron untuk melanjutkan reaksi fissi. Bila sumber netron disingkirkan, reaktor akan mati. Bila reaktor mengalami kelebihan panas (seperti di Fukushima), sumbat kecil di bawah bejana pengungkung reaktor akan meleleh dan larutan garam thorium mengucur ke bawah akibat gaya berat ke tangki bawah tanah yang telah disediakan, dan hal itu tidak memerlukan komputer atau pompa listrik yang bisa saja lumpuh oleh tsunami. Reaktor berbasis thorium mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Reaktor beroperasi pada tekanan atmosferik, tidak ada gas hidrogen yang dapat meledak, lebih bersih, lebih murah dengan limbah nuklir yang dihasilkan lebih sedikit.

Thorium crystal


Aspek menarik lain dari thorium pemancar alpha ini adalah tidak memerlukan proses pemisahan isotop (uranium memerlukan proses ini untuk memperoleh bahan fissil U-235 dari 0,7 % menjadi 3-5 % yang menelan biaya cukup besar), dan U-233 yang diperoleh tidak dengan mudah dapat dibuat senjata nuklir karena adanya kontaminan U-232. Oleh karena itu, PLTN berbasis thorium dengan BB jenis garam cair cocok untuk negara berkembang seperti Indonesia, sekaligus menghapus kecurigaan negara maju, karena pengguna PLTN berbasis thorium sulit membuat senjata nuklir. Sebaliknya, PLTN uranium di dunia memproduksi isotop plutonium yang bila diproses-ulang, Pu-239 dapat digunakan sebagai senjata nuklir.
Di sisi lain, thorium tersedia cukup melimpah di Indonesia (di dunia, thorium 3-4 kali lebih melimpah dibanding uranium) dan murah, karena monasit (yang mengandung thorium sekitar 0,26-14,9%) sudah ada sebagai produk samping tambang timah di Babel. Indonesia tidak perlu lagi berhubungan dengan kartel uranium yang dapat memainkan harga uranium sesuka hati. Lagi pula, limbah monasit membawa pula produk samping yang berupa logam tanah jarang (di antaranya adalah Y, La, Ce, Pr, Nd) yang harganya cukup mahal.
Energi yang dilepaskan oleh thorium ketika melakukan reaksi fissi cukup mengesankan. Dr. Rubbia, pemenang nobel Fisika 1984 mengatakan bahwa satu ton logam thorium menghasilkan energi setara dengan 200 ton uranium (alam) atau 3.500.000 ton batu bara. Reaktor thorium dapat mengkonsumsi limbahnya sendiri dan menggunakan Plutonium sebagai sumber netron sekaligus mengurangi jumlah plutonium yang diproduksi oleh PLTN uranium, sehingga reaktor thorium dianggap pula berfungsi sebagai pembersih lingkungan. 
Sesungguhnya AS sudah tahu potensi thorium yang menarik itu sejak tahun 1940an, tetapi kebutuhan senjata nuklir uranium dan plutonium pada saat itu menyebabkan teknologi uranium dan plutonium diprioritaskan lebih dulu, dan teknologi thorium yang dimilikinya disimpan dulu. Dana yang dikeluarkan oleh Amerika dan Eropa untuk mengembangkan teknologi BB nuklir uranium dan plutonium begitu besar, sehingga mereka tidak ingin melepaskan begitu saja teknologi itu untuk beralih ke thorium. Purwarupa pembiak garam molten pertama pernah dibangun di Oak Ridge (7,4 MW), AS pada tahun 1950 yang beroperasi th 1965 hingga 1969. Perusahaan Amerika, Thorium Power (sekarang Ltbridge) yang melakukan riset intensif dan bekerja pada desain nuklir berbasis thorium membuktikan bahwa BB berbasis thorium dapat digunakan di reaktor LWR dan jenis reaktor lainnya tanpa perubahan desain reaktor yang berarti.
India sekarang memimpin dunia dalam perancangan reaktor nuklir berbasis thorium. Sebuah reaktor mini 30 kW dengan BB berbasis thorium telah sukses dioperasikan di reaktor Kamini di Kalpakkam, India. Kesuksesan itu mendorong India untuk memasang BB berbasis thorium pada PLTN-nya. PLTN Kakrapar-1, di kota Surat, Gujarat, adalah reaktor yang pertama kali menggunakan BB berbasis thorium di dunia, dan menggunakan akselerator plutonium dalam teras reaktor. Percobaan menggunakan 500 kg thorium pada Kakrapar-1 dan Kakrapar-2 dilakukan pada tahun 1995. Kakrapar-1 mencapai operasi daya penuh selama 300 hari, dan Kakrapar-2 mencapai operasi daya penuh selama 100 hari.
PLTN berbasis thorium 300 MW Kakrapar-1 menggunakan reaktor maju air berat bertekanan (AHWR) beroperasi tahun 2011. Dalam desain itu, bahan bakar di bagian tengah teras berupa 30 batang oksida Th-233/U-233 yang dikelilingi oleh 24 batang oksida Th-233/Pu-239. Konfigurasi itu cukup menyediakan U-233 yang mandiri dengan menghasilkan keluaran tenaga nuklir sebesar 60%, yang diharapkan beroperasi selama 100 tahun. India menggunakan thorium pula pada 5 reaktor lainnya, yaitu di Kakrapar-2, Kaiga-1, Kaiga-2, Rajasthan-3 (Rawatbhata-3), dan Rajasthan-4. 
Di sisi lain, reaktor garam cair thorium, LFTR menggunakan campuran garam ThF4-U233F4 yang disirkulasikan melalui teras reaktor dan penukar panas yang memanasi gas Helium sebagai media hingga 930C dan gas He tersebut diumpankan ke turbin gas dan balik ke penukar panas dalam siklus tertutup. Turbin akan menggerakkan generator listrik.
Hasil-hasil penelitian India mendorong Amerika, Rusia (Institut Kurchatov Moskow), dan baru-baru ini Norwegia dan Polandia untuk melakukan penelitian lebih dalam. Penelitian yang melibatkan thorium di Julich (Jerman), Winfrith (UK), dan Peach Bottom (AS) dihidupkan kembali yang sebelumnya sudah pernah mereka lakukan.
India berencana 30% kebutuhan listriknya berasal dari PLTN berbasis thorium pada tahun 2050 nanti. Hal itu memungkinkan, karena India memiliki sekitar 25% cadangan thorium dunia, yaitu 300.000-650.000 ton.
Perusahaan swasta ThEMS (Thorium Energy & Molten-Salt Technology Inc) bertujuan pula untuk memproduksi listrik menggunakan reaktor thorium kecil (10 kW) dalam 5 tahun ke depan. ThEMS bertujuan menjual listriknya sekitar 11 UScent per kWh (6,8 p/kWh) jauh lebih murah ketimbang feed-in tariff Inggris yang berkisar antara 34,5 p/kWh untuk turbin angin kecil hingga 41,3 p/kWh untuk instalasi surya. 
Bila Indonesia memilih untuk memiliki PLTN berbasis thorium, misalnya dengan BB jenis garam cair thorium seperti yang diadopsi China, sudah saatnya para staf/operator di reaktor riset/PLTN terlibat pula dalam penelitian bersama-sama (termasuk diklat) dengan bangsa lain untuk menguasai teknologi BB thorium. Mereka juga sedang berlomba-lomba mencari angka-angka yang diperlukan dalam pengoperasian reaktor mini/riset dan PLTN dengan BB berbasis thorium Deposit thorium yang ditemukan di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diperkirakan mampu memasok kebutuhan bahan bakar bagi 10 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berdaya masing-masing 1.000 MW selama lebih dari 100 tahun. "Karena itu kami sedang meneliti lebih detil deposit unsur radioaktif ini," kata Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional Dr Muhamad Subekti M.Eng seusai "Dialog "PLTN: Solusi di Balik Kontroversi" di Fakultas MIPA Universitas Indonesia di Depok,


Jumat, Juni 22, 2012

Indonesia Negara dalam Bahaya

JAKARTA - Kondisi bangsa akhir-akhir ini membuat rakyat makin apatis menjalani kehidupan sehari-hari. Berbagai rupa masalah bangsa dan kerakyatan menjadi potret kegagalan pemimpin negara membawa negara menuju cita-cita sebagai negara yang berdaulat adil dan makmur. Namun Menurut Penilaian Lembaga The Fund for Peace (FFP) Bahwa Indonesia Negara Gagal , yang benar Indonesia adalah Negara Auto Pilot Hal tersebut disampaikan oleh politikus PDI Perjuangan Dewi Aryani kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/6/2012). Mnurut dia, headline salah satu media swasta hari ini menjadi puncak berita derita utama bahwa Indonesia memang benar menuju negara gagal. Media tersebut menyebutkan bahwa dalam Indeks Negara Gagal (Failed States Index/FSI) 2012 yang dipublikasikan di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (18/6) kemarin, Indonesia menduduki peringkat ke-63 dari 178 negara. Dalam posisi tersebut, Indonesia masuk kategori negara-negara yang dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal."Kita sudah dalam posisi terjerat oleh ketergantungan. Kedaulatan di berbagai bidang tergerus oleh kebijakan yang tidak berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara. Indikasinya antara lain Pemerintah "tidak hadir" alias auto pilot, Hukum belum jadi panglima dan harga keadilan mahal, Pendidikan dan kesehatan tidak terjangkau mayoritas rakyat, Intoleransi menguat termasuk politisasi terhadap intoleransi. Kita tidak punya intelligence minded sehingga national interest tergadai, social distrust dan social disobey terjadi dimana mana," ungkap anggota Komisi VII DPR RI itu .Ketergantungan paling nyata kata dia, sudah terjadi diberbagai sektor. Seperti ketergantungan dalam sektor kebutuhan pangan, energi, bahkan dalam pemanfaatan APBN juga tidak dirasakan oleh masyarakat. "Ketergantungan dan jeratan yang sangat nyata diantaranya berbagai impor bahan primer Food and Energy, minyak dan gas, hingga penggunaan dan pemanfaatan APBN tidak efektif dan efisien. Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar modal tidak nampak dilihat dari kondisi dimana saham-saham BUMN yang go publik rakyat Indonesia tidak merasakan memiliki manfaatnya," jelasnya. Oleh sebab itu dia mendesak pemerintah agar segera melangkah-langkah untuk mengatasi ketertekanan dalam berbagai sektor tersebut. Sebab jika tidak Republik Indonesia sebagai negara kaya raya nantinya hanya tinggal sejarahnya saja."Peran pemerintah memberikan kebutuhan dasar untuk rakyat sangat memprihatinkan. Berbagai tekanan psikologis terus berlangsung mulai dari soal kenaikan harga bbm,kenaikan harga listrik, ketakutan PHK buruh di berbagai sektor, dan sebagainya. Hendaknya pemimpin menyadari hal ini, kita sudah berada di ujung tanduk. Jangan sampai NKRI tinggal sejarah saja nantinya", tandas Dewi. Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PKS Indra mengaku, tidak kaget dengan rilis yang dikeluarkan The Fund for Peace (FFP) yang menempatkan Indonesia pada urutan ke-63 dari 178 negara dan memasukkan Indonesia dalam kelompok negara-negara gagal di dunia."Apabila kita lihat dan telaah secara seksama, memang dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah gagal menjalankan peran dan kewajibanya," ungkap Indra melalui pesan telefon genggam kepada wartawan, Kamis (21/6/2012).Menurutnya, Indonesia diliputi berbagai masalah yang tidak terselesaikan dengan baik dan terjadi hampir di berbagai bidang. Indra mencontohkan, di bidang penegakan hukum dan HAM saja rasa keadilan masyarakat dan kepastian hukum masih jauh dari harapan sebagai akibat prilaku menyingpang para penegak hukum. "Law enforcement atas peraturan perundang-undangan yang ada begitu lemah dan tebang pilih. Hukum hanya tajam ke bawah. Selain itu perilaku korup dan kasus korupsi terus marak merambah diseluruh lini," jelasnya.Pemerintah kerapkali diakui Indra gagal memberikan perlindungan dan pembelaan atas hak masyarakat, terutama masyarakat kecil dari tindakan perampasan hak dan kesewenang-wenangan para pemodal atau kapitalis, yang akhirnya membuat masyarakat frustasi dan berujung pada tindakan anarkisme dan konflik berkepanjangan.Lebih lanjut, Indra mengatakan, di bidang lainnya pun pemerintah tidak mampu berbuat banyak. Sehingga, sangat wajar dan tepat apabila FFP memasukkan Indonesia dalam kelompok negara-negara gagal di dunia. "Tentunya rilis FFP harus jadi cambuk bagi pemerintah dan seluruh elemen bangsa untuk bisa berbuat dan berkontribusi lebih optimal lagi. Sehingga tujuan negara bisa benar-benar tercapai dan Indonesia tidak lagi disebut sebagai negara gagal," simpulnya. Salah satu penyebab Indonesia dalam keadaan bahaya memeng diprediksi Indonesia akan terpecah belah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global , ada grand strategy global untuk menghancurkankeutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Ketergantungan pada PihakAsing paling nyata sudah terjadi diberbagai sektor. Seperti ketergantungan dalam sektor kebutuhan pangan, energi, bahkan dalam pemanfaatan APBN sebagai stimulator ekonomi juga tidak dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. "Ketergantungan pada impor dan jeratan yang sangat nyata diantaranya berbagai bahan primer Food / impor kedelai dan gandum di bidang Energy, Impor Miyak dan system Distribusi yang Amburadul Bahan bakar minyak dan gas, hingga penggunaan dan pemanfaatan APBN tidak efektif dan efisien. Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar modal tidak nampak dilihat dari kondisi dimana saham-saham BUMN yang go publik rakyat Indonesia tidak merasakan memiliki manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung ini adalah sebagian hasil kerja sistematis dari Konspirasi global , mereka terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi ekonomi , budaya, baik penyesatan opini rakyat melalui media , arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, semakin banyaknya aset penting dan berharga yang dikuasai invetor asing di bawah kendali organisasi keuangan internasional. Sementara di bidang kebudayaan, ditandai dengan begitu derasnya kebudayaan global memengaruhi gaya hidup kalangan muda. sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda agar Pemuda pemudi Indonesia menjadi pasif dam pudarnya nya semangat Nasionalisme

Namun, menurut mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Indonesia sama sekali tidak dalam situasi menuju negara gagal.Justru, menurutnya, skor indeks Indonesia terus membaik sejak 2005 lalu. "Tidak fair menyatakan kita menuju negara gagal, tanpa melihat bahwa skor indeks negara gagal kita justru terus membaik, sehingga di tahun 2012 ada pada skor 80,6 yang merupakan skor terbaik Indonesia sejak indeks negara gagal dirilis di tahun 2005," kata Denny dalam keterangan tertulis yang diterima Wartawan, Kamis (21/6/2012). Kata dia, untuk menyimpulkan kemana arah Indonesia, berdasarkan hasil survei Fund for Peace harus dilakukan dengan analisis yang lebih menyeluruh. Menurutnya, tidak fair menilai Indonesia menuju negara gagal dengan hanya mendasarkan pada peringkat kita yang turun hanya satu di tahun 2012, tanpa melihat bagaimana peringkat Indonesia cenderung terus membaik di tahun sebelumnya sejak tahun 2005."Melihat keseluruhan survei sejak 2005, akan terlihat jelas bahwa skor kita terus membaik, dari tahun ke tahun, setelah sempat memburuk pada skor 89,2 di tahun 2006, skor Indonesia terus naik menjadi 84,4 tahun 2007, 83,3 tahun 2008, 84,1 2009, 83,1 tahun 2010, 81,6 tahun 2011 dan terakhir 80,6 tahun 2012," ujarnya.Diakuinya, peringkat ke-63 di 2012 memang penurunan dibandingkan peringkat 64 di 2011. Namun, tambah dia, tetap jauh lebih baik dari peringkat terburuk ke-32 di 2006, 55 di 2007, 60 di 2008, 62 di 2009, dan 61 di 2010.Melihat kecenderungan peringkat sejak 2005, dan skor yang terus membaik, sehingga indeks negara gagal kita di 2012 berada pada angka 80,6, kata Denny, merupakan nilai indeks tertinggi sejak survei diadakan oleh Fund for Peace."Maka dengan tetap harus waspada dan bekerja lebih keras, Alhamdulillah, kesimpulannya kita bukan mendekat, tetapi makin jauh dari negara gagal berdasarkan hasil survei Fund for Peace tersebut,"Ujar Denny Indrayana

Para Bocah mengemis di Nusa Tenggara Timur
Terkait hal tersebut, Menkopolhukam Djoko Suyanto angkat bicara. Ia membantah jika Indonesia dianggap sebagai negara yang gagal.“Indikator gagal itu seperti apa?, negara yang pemerintahannya berjalan dengan baik, (mulai dari presiden, gubernur, bupati dan walikota),” kata Djoko dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (20/6/2012). Orang tidak melihat itu semua, lanjut Djoko, dan yang justru malah mengeluh dan sinikal itu mestinya bersyukur dengan keadaan real yang ada dan bersama sama memperbaiki apa yang kurang.“Karena melupakan nikmat yang telah mereka rasakan,” tukasnya. Sebelumnya Djoko mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,5 %. Saat ini Indonesia juga memiliki cadangan devisa lebih dari $115 miyard. Demokrasi yang mekar, kebebasan media dan check and ballances dilakukan dengan baik. APBN 1400 Triliun dan ada program yang dilaksanakan semua lembaga. ” tegas Menkopolhukam Djoko Suyanto Ketua DPR Marzuki Alie mengakui masih adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Namun, menurutnya, hal ini tidak bisa jadi patokan hingga Indonesia masuk dalam kategori negara gagal. "Memang ada kesenjangan, ini tugas kita semua bahwa ada orang miskin bagaimana kita bersama-sama mengatasi kemiskinan. Tapi jangan seolah seperti yang sudah dilakukan selama reformasi ini seolah-olah tidak ada sama sekali dan lebih percaya orang luar negeri," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/6/2012). pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat baik dan mendapat apresiasi oleh negara eropa dan negara yang tergabung dalam G-20. Dari segi keamanan juga relatif lebih aman. Jika dulu Indonesia kerap mendapat teror bom, namun menurutnya saat ini relatif tidak ada. "Ekonomi kita tumbuh, hak rakyat dipenuhi, hak rakyat berupa pendidikan sudah meningkat sampai menengah ke atas, kita juga sudah sesuaikan BPJS tentang jaminan sosial di mana pada 2013 masyarakat Indonesia akan dilayani kesehatan tidak terbatas wilayah tapi seluruh Indonesia. Jadi banyak sekali kemajuan yang kita apresiasi," ungkapnya Dia berharap, masyarakat bangga karena Indonesia sebagai bangsa bisa mandiri meski diakuinya belum sempurna. Kata dia, membangun negara besar yang wilayahnya terpencar-pencar tidak semudah membalikkan telapak tangan."Kita ini harus mengerti ada yang enggak senang Indonesia maju. Ini namanya dunia," ungkap Ketua DPR Marzuki Alie Seperti yang diberitakan DPR mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara lugas dan terbuka menyikapi posisi Indonesia yang kembali memburuk dalam Daftar Indeks Negara Gagal 2012. Indonesia masuk kategori negara-negara yang dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal. "Pemerintah perlu bersikap apa adanya sehingga rakyat akan memberikan dukungan dan partisipasinya untuk bersama-sama memperbaiki keadaan. Dukungan dan partisipasi publik ini penting sekali mengingat tiga indikator untuk menyusun FSI (Failed States Index) 2012 itu sangat terkait dengan perilaku sosial budaya masyarakat, yaitu tekanan demografis, protes kelompok-kelompok minoritas di masyarakat, dan penegakan hak asasi manusia," kata Wakil Ketua MPR Hadjriyanto Y Thohari kepada wartawan Rabu (20/6/2012).Seharusnya kata dia, pemerintah membeberkan semua permasalahan yang menyangkut ketiga indikator tersebut, dan ke depan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan apa yang harus dilakukan masyarakat. Di era keterbukaan seperti sekarang ini seyogyanya semua permasalahan juga harus dibuka saja agar masyarakat sadar sehingga permasalahan dapat dipecahkan bersama secara partisipatif."Tekanan demografi dalam bentuk ledakan demografis misalnya, kan sangat menuntut kesadaran rakyat untuk sama-sama mengendalikan ledakan jumlah penduduk yang implikasinya memang sangat besar dan berat bagi perekonomian nasional itu. Tidak lah mungkin program pengendalian penduduk dapat dilakukan seperti program KB di masa lalu yang sarat dengan pemaksaan. Semuanya harus tumbuh dari kesadaran bersama," papar Wakil Ketua MPR Hadjriyanto Y Thohari .

 Namun Pengamat politik, Fadjroel Rahman, menilai, berkembangnya iklim demokrasi di Tanah Air sangat dipengaruhi program yang diusung, bukan oleh sosok pemimpinnya. "Masyarakat harus medidik dirinya melalui program yang ada, bukan hanya sekadar melihat sosoknya. Sudah terbukti bahwa Indonesia dinilai menjadi negara urutan ke-63 sebagai negara gagal," katanya dalam sebuah diskusi di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (21/6/2012). Hal ini, kata mantan aktivis 1998 ini, karena masyarakat Indonesia masih gemar melihat figur dan simbol dalam memilih seorang pemimpin ketimbang melihat program.“Jangan melihat ganteng, santun atau berkumis, lihatlah program dan lihat


Bangkitlah Garudaku
track record-nya," ujar peneliti Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) ini. Jika publik memaksakan memilih pemimpin berdasarkan penilaian figur, kata Fadjroel, dampaknya akan banyak program yang sejatinya dibuat oleh orang lain dan dijalankan oleh sosok yang tidak kompeten dalam menjalankan program tersebut. “Dan masyarakat kecewanya sampai 600 persen,” ujarnya.Karena itu, dia kembali mengingatkan agar masyarakat terus mendidik diri dalam memilih calon pemimpin harus melihat dari programnya, tidak lagi melihat sosoknya. “Karena tidak semua sosok yang populis itu membuat program-program yang original," tutupnya. .

Minggu, Juni 10, 2012

JFK, Indonesia, CIA and Freeport.

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah JFK, Indonesia, CIA and Freeport. Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959. Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan. Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya. Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata. Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut. Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat. Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat. Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut. Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan! Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika. Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport. Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini. Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA. Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial. Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend. Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya. Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport? Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka. Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!. Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia. Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978. Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik â€Å“Jim Bob†Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun. Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul â€Å“Grasberg†setelab 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia. Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!! Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!! Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu. Freeport merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.              
1936 Ekspedisi Colijn, termasuk Jean-Jacques Dozy, merupakan kelompok luar pertama yang mencapai gunung gletser Jayawijaya dan menemukan Ertsberg
1960 Ekspedisi Freeport dipimpin Forbes Wilson & Del Flint menjelajah Ertsberg
1963 Serah terima Nederlands Nieuw-Guinea dari pihak Belanda ke PBB, yang pada akhirnya mengalihkannya ke Indonesia
1966 Peralihan kekuasaan penuh dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto menyusul usaha kudeta oleh pihak komunis pada September 1965.  Pembentukan pemerintahan baru yang mendorong investasi sector swasta serta langkah-langka reformasi ekonomi lainnya.
Freeport diundang ke Jakarta untuk pembicaraan awal mengenai kontrak tambang Ertsberg
1967   Penandatanganan Kontrak Karya untuk masa 30 Tahun, yang menjadikan PTFI sebagai kontraktor eksklusif tambang Ertsberg diatas wilayah 10 km persegi.
Pengeboran untuk eksplorasi dimulai dari Ertsberg

1969 Negosiasi kontrak penjualan jangka panjang dan perjanjian proyek pendanaan. Studi kelayakan selesai dan disetujui.
1970 Pembangunan proyek berskala penuh dimulai
1972 Ujicoba pengapalan pertama ekspor konsentrat tembaga dari Ertsberg
1973 Peresmian proyek, dan lokasi kota dinamakan Tembagapura. Proyek Ertsberg mulai beroperasi
1975 Kegiatan eksplorasi cadangan bawah tanah tembaga pada gunung bijih timur (GBT)
1976 Pemerintah Indonesia membeli 8,5% saham PTFI dari Freeport Minerals Company dan investor lain
1978 Studi kelayakan proyek tambang bawah tanah GBT disetujui
1981 Tambang bawah tanah GBT mulai beroperasi
1985 Tambahan cadangan tembaga bawah tanah ditemukan dibawah tambang bawah tanah GBT
1987 Setelah mengalami beberapa kali pengembangan produksi rata-rata meningkat menjadi 16.400 ton per hari (t/h), dua kali lipat dari rencaa awal pada tahun 1967. Cadangan total menjadi 100 juta ton metric
1988   Cadangan Grasberg ditemukan, melipatgandakan cadangan total menjadi 200 juta ton metrik
1989 Perluasan hingga 32.000 t/h disetujui, dan kajian untuk perluasan hingga 52.000 t/h selesai. Pemerintah Indonesia mengeluarkan ijin untuk melakukan eksplorasi tambahan diatas 2.470 hektar
1990 Pekerjaan konstruksi berlanjut atas perluasan hingga 52.000 t/h                                                           

Selasa, Juni 05, 2012

Konferensi Keamanan Asia Pasifik Digelar Singapura

Konferensi keamanan Asia Pasifik  yang digagas  IISS Institut Internasional untuk Kajian Strategis  berlangsung pada tanggal 1-3 Juni 2012 di Singapura. Pertemuan yang rutin digelar sejak tahun 2011 ini ditujukan untuk membahas masalah pertahanan, mempromosikan rasa saling percaya antar pihak militer dan mendukung kerjasama di bidang pertahanan di Asia Pasifik.  Tahun ini, perwakilan dari 26 negara ambil bagian dalam konferensi, termasuk antara lain Cina dan India, serta negara-negara Asia Tenggara dan Timur. Mulai dari masalah keamanan jalur laut, bentuk-bentuk perang baru yang memanfaatkan teknologi internet, hingga kasus penyelundupan obat bius dan terorisme – turut dibahas dalam pertemuan kali ini. Selain digelar sesi pleno – sebagaimana pertemuan di tahun-tahun sebelumnya – diadakan pula pertemuan bilateral dan multilateral, yang diikuti para menteri pertahanan, pakar keamanan dan perwakilan perusahaan-perusahaan perlengkapan pertahanan.

Kerjasama Politik Geografis 

Presiden Susilo Bambang Yudoyhono berkesempatan menyampaikan pidato pembukaan. Presiden SBY menyerukan diagendakannya kerjasama politik geografis. Langkahnya dengan membangun jaringan bersama untuk menguatkan rasa kebersamaan di kawasan dan nasionalisme, seperti misalnya Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara ASEAN. Menurut SBY, hal ini merupakan satu-satunya cara untuk mencapai keseimbangan dinamis, yang memungkinkan kemajuan bangsa tanpa adanya konfrontasi. Lebih lanjut dikatakannya, budaya strategis baru diperlukan, yang bertujuan untuk mencapai skenario yang saling menguntungkan satu sama lain,“Kerjasama politik geografis mempromosikan kompetisi negara –negara akan tercapainya perdamaian dan kemajuan. Ini rumusan yang saling menguntungkan.“

Pada hari kedua pertemuan, dalam pidatonya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta : mengemukakan AS akan terus melanjutkan kerjasama militernya di Asia Pasifik, meskipun situasi anggaran tengah mengalami kesulitan. Prinsip yang diterapkan AS: penegakan hukum internasional, kerjasama regional dan kemitraan militer. Ia pun menegaskan bahwa kerjasama militer AS dengan Jepang, Korea Selatan dan Filipina, bukan merupakan ancaman bagi Cina. Ia menutup pidatonya dengan perhitungan kekuatan militer dan modernisasi pasukan keamanan Asia Pasifik, „Kami telah berada di sini, kini kami di sini dan juga pada masa mendatang.“  Panetta menegaskan strategi AS itu di hadapan puluhan para pejabat sipil dan militer dalam konferensi keamanan tahunan yang digelar di AS membangun pangkalan militer d Singapura, Minggu. Turut hadir dalam konferensi tersebut sekitar 30 pemimpin sipil maupun militer Negara-negara di kawasan Asia Pasifik.Amerika Serikat membangun pangkalan militer di Australia hanya untuk menjaga kepentingan Ekonomi AS di Papua Indonesia Menurut dia, pembangunan pangkalan militer ini tak lepas dari kepentingan AS untuk mengimbangi dominasi Republik Rakyat China (RRC) di Asia Pasifik.Dalam kesempatan yang sama Panetta juga menekankan bahwa kehadiran pasukan AS di kawasan Asia Pasifik justru akan menguntungkan bagi China.Tidak hanya itu, Menhan AS turut menekankan bahwa China memiliki peran penting dalam memajukan keamanan dan kemakmuran di kawasan Asia selama 6 dekade terakhir. 

AS akan mereposisi Angkatan Lautnya, 60 persen kapal perang akan ditempatkan di wilayah Asia Pasifik pada 2020 mendatang. Saat ini hanya terdapat sekitar 50 persen armada kami di wilayah ini. Saya menolak anggapan bahwa ini dilakukan sebagai upaya membendung pengaruh China," ujar Panetta seperti diberitakan Russian Today, Minggu, (3/6)




Ke Lima Anggota tetap DK PBB merupakan eksportir senjata terbesar di Dunia

Data dari Institut Penelitian Perdamaian SIPRI yang berkedudukan di Stockholm mencatat Amerika Serikat sebagai eksportir senjata terbesar, disusul Rusia, Jerman dan Perancis, yang diikuti dengan Inggris. Konsultan perusahaan pertahanan Frost & Sullivan mencatat pertumbuhan pembelian senjata di kawasan Asia Pasifik, rata-rata mencapai 4,2 persen per tahun. pada Kantor Berita Bloomberg, 
Direktur IISS untuk kawasan Asia, Tim Huxley 
mengungkapkan,”Peningkatan anggaran pemerintahan kerap diikuti semakin membengkaknya anggaran pertahanan. Banyak kawasan di Asia atau pemerintahan yang beralasan, merasa tidak aman.” Moral Ganda Negara Barat Secara verbal memang Eropa dan Amerika Serikat mendukung gerakan demokrasi, menyadari sepenuhnya bahwa “kritik terhadap penindasan negara dan kondisi ekonomi yang buruk dibenarkan“, demikian tertulis dalam laporan tahun 2011 yang dikeluarkan Amnesty International, Kamis (24/05). “Namun mereka tidak ingin memutus ‘hubungan khusus' dengan pemerintah represif yang menjanjikan stabilitas di wilayah strategis penting dengan cadangan minyak dan gas yang besar.“ menunjukkan satu contoh konkret di Bahrain, “Di mana AS memiliki kepentingan geo-strategis dan militer. Di sana, Arab Saudi dizinkan untuk menghancurkan gerakan protes. Gerakan pro demokrasi tidak didukung sepenuhnya. Di beberapa negara lain tidak bertindak sama sekali atau bahkan memberikan dukungan persenjataan pada pihak penindas.“ Jerman merupakan salah satu negara yang disebutkan sebagai pemasok senjata. Menurut laporan media - yang tidak disangkal – pertengahan tahun 2011, lewat pemungutan suara rahasia Dewan Keamanan Federal Jerman menyetujui pengiriman lebih dari 200 tank tempur modern Leopard 2 ke Arab Saudi. Menurut laporan pemerintah tentang ekspor senjata, dengan pengeluaran bagi persenjataan sebesar 152 juta Euro, Arab Saudi merupakan negara ke sepuluh terbesar dalam daftar penerima pasokan senjata. Keputusan ini mendapat kritikan tajam baik dari pihak oposisi maupun dari gereja-gereja di Eropa

Kecemasan Atas Sponsor 

Sementara itu, politisi sekaligus jurnalis Afrika Selatan, Andrew Feinstein menuding,“IISS disokong oleh produsen senjata besar.“ Sponsor pertemuan tahun ini adalah Boeing, Mitsubishi, EADS dan Singapore Technologies Engineering, yang juga bergerak di bidang senjata. Feinstein mengingatkan,“Ada solusi lain untuk mencapai keamanan dan stabilitas kemananan, yakni demokrasi, tanggungjawab dan kejujuran.“Ke lima anggota tetap DK PBB merupakan eksportir senjata terbesar. Bisakah mereka diharapkan bekerja bagi perdamaian dan keamanan? Demikian hal yang juga seekarang dipertanyakan Institut Penelitian Perdamaian SIPRI  bersama  lembaga Amnesty International.Atas digelarnya Konferensi Keamanan Asia Pasifik di Singapura .

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog