Jumat, Oktober 22, 2010

Penyerahan tiga unit helikopter serbu buatan Rusia, MI-35P

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengelola dan merawat seluruh alat utama sistem senjata (alutsista) yang dibeli dari dalam negeri maupun luar negeri. Pembelian alusista menggunakan uang rakyat melalui alokasi anggaran pendapat dan belanja negara (APBN).

"Kami titipkan dari pemerintah kepada TNI agar alutsista dipelihara dengan baik selalu combat ready. Sebab, pembelian alutsista tersebut dilakukan melalui APBN, yang merupakan uang rakyat dan harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat," ujar Purnomo usai penyerahan tiga unit helikopter serbu buatan Rusia, MI-35P kepada Pusat Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad) di Tangerang Selatan, Rabu (20/10).

Tampak hadir, Kepala Staf Umum TNI (Kasum) Marsdya TNI Edy Harjoko, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo, dan Sekjen Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Harryanto.

MI-35/P dapat digunakan untuk operasi perang maupun nonperang untuk mempertahankan kedaulatan negara. Adanya penambahan alutsista Helikopter MI-35P ini, juga menjadi kebanggan Bangsa Indonesia sekaligus memberikan efek gentar bagi dunia militer.

Sebelumnya, menurut Menhan, enam unit helikopter jenis serbu 6 unit MI-17 sebagai Helikopter serbu atau angkut personel dan 2 MI35/P sudah berada dijajaran d Penerbad kemudian 3 unit MI35/P hari ini sudah diserahkan sehingga total menjadi 11 unit helikopter.

"Ke depan kita merencanakan membangun satu skuadnron serbu maupun serang. Kita sekarang membangun industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat membangun kekuatan alutsista TNI dari dalam negeri," ujarnya.

Spesifikasi Karakteristik umum MI35/P

• Kru: 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
• Kapasitas: 8 prajurit atau 4 tandu
• Panjang: 17,5 m (57 ft 4 in)
• Diameter baling-baling: 17,3 m (56 ft 7 in)
• Rentang Sayap: 6,5 m)
• Tinggi: 6,5 m (21 ft 3 in)
• Area piringan: 235 m² (2.529,52 ft²)
• Berat kosong: 8.500 kg (18.740 lb)
• Berat maksimum lepas landas: 12.000 kg (26.455 lb)
• Mesin: 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp)

Performa
• Kecepatan maksimum: 335 km/h (208 mph)
• Jarak jangkau: 450 km (280 miles)
• Atap servis: 4.500 m (14.750 ft)


Purnomo menambahkan, Kemenhan sendiri sudah merencanakan membangun kekuatan alustsista selama tiga renstra dalam kurun waktu 15 tahun.

Secara terpisah, Wakil Menteri Pertahan Letjen TNI Sjafrie Syamsuddin mengatakan, pemerintah memutuskan tetap mempertahankan konsep kerja sama (joint operation) dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutisita) dalam negeri). Sekarang ini, pengendalian kebijakan nasional industri pertahanan masih mengutamankan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista. "Yang sekarang jelas sudah dipastikan dengan Belanda dan PT PAL untuk pembuatan Kapal Perusak Kawal Rudal. Selesai Agustus 2014," ujar dia.

Sekarang ini, dijelaskan Sjafrie, kerjasama pembuatan alutsista dalam negeri melibatkan PT PAL, PT Pindad dan PT Dirgantara.

"PT Pindad dan Perancis serta Korea Selatan membuat Panser Cannon Kaliber 90 mm, atau dikenal Panser Tarantula, yang akan selesai dalam dua tahun. Kemudian PT DI, pembuatan helicopter bel 412. untuk mengutus 1 skuadron 18 helikopter. Itu antara PT DI dengan AS. Selesai dalam 2-3 tahun," ujarnya.

Penuhi MEF

Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto mendesak pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau minimum essensial force (MEF) sebesar Rp150 triliun dalam waktu 2011-2015.

"Fraksi Golkar mendesak pemerintah untuk me laksanakan Rp150 triliun itu bisa dipenuhi agar alutsitas bisa teratasi karena alutsista kita sangat lemah dan saya yakin Presiden SBY dengan sangat setuju untuk tambah alutsista," ujarnya. (Feber Sianturi)kabar gembira
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar :
Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhadap komparasi alutsista yang akan diperbaharui yaitu adanya diversifikasi terhadap jenis alutsista produksi dalam negeri , dari Rusia, China dan Amerika Serikat. Setidaknya itu yang mengemuka dalam statement yang dikemukakan Panglima TNI Jendral Djoko Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Jakarta kemarin.

Dalam rencana strategis itu diungkapkan bahwa TNI akan memenuhi kebutuhan armada kapal perang dengan memesan 35 Kapal Cepat Rudal Trimaran ukuran 60 meter, 40 Kapal Patroli Cepat Rudal ukuran 40 meter dan 15 Korvet semuanya produksi dalam negeri. Sementara 2 kapal selam kelas Kilo dari Rusia dipastikan hadir tahun 2013.

Untuk Kapal Cepat Rudal Trimaran dan Patroli Cepat adalah produksi swasta nasional, masing-masing akan dilengkapi sepasang rudal buatan China dan Rusia, sementara Korvet adalah produksi PT PAL Indonesia, demikian diungkapkan Jendral Djoko Santoso.

Angkatan Udara Indonesia akan diperkuat dengan pembelian 22 F16 CD dari Amerika Serikat dan 12 pesawat angkut Hercules. Order ini akan disign pada saat kedatangan Presiden Barrack Obama ke Jakarta pertengahan Maret mendatang bersamaan dengan penandatanganan 5 perjanjian kerjasama lainnya. Saat ini TNI AU memiliki 10 F16 AB dan 38 Hercules berbagai seri.

3 pesawat tempur SU27 dari Rusia tiba di PangkalanAU Makassar. Dengan kedatangan 3 penempur Sukhoi itu, TNI AU memiliki 10 Sukhoi dan merencanakan akan terus menambah pesawat empur jenis ini sampai mencapai 48 buah ( 4 skuadron).

Yang menarik dari renstra TNI ini adalah adanya pergelaran rudal produksi dalam negeri yang mampu menjangkau jarak tembak sampai 300 km dan sekaligus mengubah konsep hankam TNI dari defensif murni menjadi pre emptive strike. Menurut pengamat militer Jales Primowardhani perubahan konsep ini dipicu oleh keangkuhan Malaysia yang mengganggu teritori Indonesia terutama perairan Ambalat. Ini yang membuat petinggi TNI dan bahkan Presiden SBY merasa gerah dan kemudian mempersiapkan arsenal berbagai jenis untuk mengantisipasi kondisi terburuk, katanya.

TNI memang sedang mempersiapkan diri, memperbaharui alutsistanya. Lihat saja di kalimantan, Kodam dimekarkan menjadi 2 dengan menambah kekuatan pasukan secara besar-besaran sampai mencapai 30 ribu, pembentukan 8 batalyon infantri, 6 batalyon kavaleri, 4 batalyon artileri dan 4 batalyon rudal. Tarakan juga menjadi home base bagi 16 pesawat tempur Super Tucano disamping Pontianak yang sudah eksis sengan 16 pesawat tempur Hawk.

Seorang petinggi di Kementerian Pertahanan Indonesia yang enggan disebut namanya membenarkan bahwa TNI sedang mempersiapkan kekuatannya dengan memperbesar satuan-satuannya. Marinir akan ditambah menjadi 60ribu pasukan, Kostrad sedang membangun divisi 3, Kodam-kodam menambah batalyon infanri dan mekanis. Rudal berbagai jenis sudah dan sedang dalam pesanan seperti Qw3, C-802, Yakhont, AGM Maverick. Nantinya kekuatan TNI AL bertumpu pada kekuatan 3 armada tempur dengan kekuatan 276 KRI, 12 Kapal Selam , 60 ribu marinr. TNI AU dengan 4 Skuadron Sukhoi, 3 Skuadron F16, 2 Skuadron Hawk, 1 skuadron Stucano, 1 skuadron Yak 130. TNI AD dengan 3 divisi Kostrad, 21 Kodam dengan kekuatan pasukan mencapai 450 ribu tentara.

a. 3 Sukhoi SU17 Sept 2010
b. 16 Super Tucano September 2010
c. 8 Heli tempur MI35 Nopember 2010
d. 12 Heli tempur MI17 Oktober 2010
e. 6 Sukhoi SU30 Mei 2011
f. 6 Hercules Desember 2010
g. 8 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Nopember 2010
h. 6 Hercules Nopember 2011
i. 22 F16 CD Oktober 2011 - Juni 2012
j. 12 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Desember 2011
k. 4 Korvet PAL Juni - Okt 2011
l. 16 Yak 130 April 2013
m. 10 Sukhoi SU27/30 Nopember 2013
n. 2 Kapal Selam Kilo Desember 2013
o. 20 Kapal Patroli Cepat Rudal Jan - Des 2011
p. 80 Rudal Lapan Juni - Okt 2010
q. 12 Korvet PAL Jan 2012- Des 2013
r. 5 Batteray S300 Mei 2013
s. 2 Kapal Selam U214 Okt 2014
t. 10 Sukhoi SU35 Agustus 2014
u. 200 Rudal Lapan Feb - Sep 2011

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog