Sabtu, Februari 22, 2014

Pengakuan Seorang Ekonom Perusak Ekonomi Dunia Ketiga





Pada akhir tahun 1980-an, dengan kehancuran Uni Soviet dan gerakan komunis dunia, menjadi jelas bahwa menangkal komunisme bukanlah sasarannya; sama jelasnya bahwa kekuasaan global,yang berakar di dalam kapitalisme, akan berkuasa mutlak. Seperti diamati  oleh Jim Garrison, presiden forum State of the World: Diambil secara kumulatif, integrasi dunia sebagai suatu kesatuan,terutama dalam kaitan dengan globalisasi ekonomi dan kualitas mitos dari kapitalisme "pasar bebas", menggambarkan suatu "kerajaan" sejati itu  sendiri ... Tidak ada bangsa di atas bumi ini yang dapat bertahan terhadap daya tarik globalisasi yang memaksa. Hanya sedikit yang berhasil lolos dari "penyesuaian struktural" dan "kondisionalitas" Bank Dunia, International Monetary Fund, atau dari campur tangan World Trade Organization, pinstitusi keuangan itu yang, betapa pun tidak memadainya, masih menentukan apa arti globalisasi ekonomi, apa aturannya, dan siapa yang dihadiahi karena mematuhi dan dihukum karena melanggar. Demikianlah kekuatan globalisasi sehingga seumur hidup kita, kita mungkin melihat pengintegrasian, sekali pun tidak sama rata, semua ekonomi nasional didunia menjadi suatu sistem pasar bebas global yang tunggal {1 }
Ketika aku memikirkan mengenai isu-isu ini, aku memutuskan inilah
waktunya untuk menulis sebuah buku yang menceritakan semuanya,Consdence of an Economic Hit Man, tetapi aku tidak mencoba untuk bekerja secara diam-diam. Bahkan sekarang pun, aku bukanlah jenis penulis yang menulis di tempat yang terisolasi. Aku merasa perlu untuk mendiskusikan pekerjaan yang sedang kulakukan. Aku memperoleh inspirasi dari orang-orang lain, dan aku meminta mereka untuk membantuku mengingat dan kembali
memandang peristiwa- peristiwa masa lampau ku di dalam perspektif yang sebenarnya.Aku suka membacakan bagian-bagian material yang sedang kukerjakan kepada teman-temanku, sehingga aku dapat mendengar reaksi mereka. Aku memahami bahwa ini mungkin beresiko, namun aku tidak mengenal cara lain bagiku untuk menulis. Jadi Seperti seorang don Mafia memiliki seorang laki-laki yang perkawinan putrinya dan usaha kecilnya telah dibiayainya dan kemudian dibiayai nya berulang-ulang. Seperti layaknya Mafiosi yang baik, kami tidak tergesa-gesa. Kami dapat bersabar, mengetahui bahwa di bawah hutan hujan Ekuador terdapat lautan minyak, mengetahui bahwa hari baik itu akan datang.Hari itu telah tiba, ketika awal tahun 2003, aku menjalani jalanku yang berkelok-kelok dari Quito ke kota hutan Shell di dalam mobil Subaru Outback-ku.

 

 Chavez telah menegakkan dirinya kembali di Venezuela setelah menantang George W. Bush dan ia menang. Saddam sedang mencoba mempertahankan posisinya dan bersiap-siap untuk diinvasi. Pasokan minyak telah habis sampai pada tingkat yang paling rendah selama hampir tiga dekade, dan prospek untuk mengambil lebih banyak lagi dari sumber utama kami tampak suram- dan oleh karena itu, demikian juga kesehatan neraca corporatocracy. Kami memerlukan senjata pamungkas. Kini saatnya meminta bayaran penuh dari Ekuador,Ketika aku berkendara melalui bendungan raksasa di Sungai Pastaza, aku menyadari bahwa di sini di Ekuador pertempuran itu bukanlah hanya sekadar perjuangan klasik antara yang kaya dari dunia dan yang dimiskinkan, antara yang mengekploitasi dan yang dieksploitasi. Pertempuran ini akhirnya akan mendefinisikan siapa kita sebagai suatu peradaban. Kami bersiap untuk memaksa negara kecil ini untuk membuka hutan hujan Amazonnya bagi perusahaan minyak kami. Perusakan yang akan diakibatkannya tak terkira.

 


Jika kami mendesak untuk menagih utang, reaksinya akan jauh melebihi kemampuan kami untuk mengukurnya. Itu bukanlah hanya tentang pembinasaan budaya pribumi, kehidupan manusia, dan ratusan ribu spesies hewan, reptilia, ikan, serangga, dan tanaman, beberapa di antaranya mungkin mengandung obat yang belurn ditemukan bagi banyak penyakit. Itu bukanlah hanya bahwa hutan hujan menyerap gas rumah kaca yang mematikan yang dihasilkan oleh industri kita, mengeluarkan oksigen yang penting bagi
kehidupan kita, dan menabur benih awan yang akhirnya menciptakan sebagian besar air tawar dunia. Itu jauh melampaui semua argumen standar yang dibuat oleh ahli ekologi untuk menyelamatkan tempat seperti itu, dan merengkuh jauh ke dalam jiwa kita. Jika Perusahaan2 Multi Nasional Amerika Serikat bersama Pemerintah Negara kami melanjutkan strategi ini,Sama saja kami akan melanjutkan pola imperialis yang telah dimulai jauh sebelum kekaisaran Romawi .. Kami mengutuk perbudakan, tetapi kekuasaan global kami memperbudak lebih banyak orang daripada orang2 Romawi dengan semua kekuatan kolonial lainnya sebelum kami. Aku bertanya-tanya bagaimana kami dapat melaksanakan kebijakan yang berpandangan dangkal seperti itu di Ekuador dan masih hidup dengan suara hati kolektif kami. Mengamati melalui jendela Subaru lereng Andes yang gundul, area yang selama hari-hari Peace Corps-ku rimbun dengan tanaman tropis, aku tiba tiba dikejutkan oleh kenyataan lain. Kuduga bahwa pemandangan Ekuador ini sebagai suatu pertempuran yang penting adalah mumi pribadi ,bahwa sesungguhnya setiap negara tempat aku telah bekerja, setiap negara dengan sumber daya yang telah diinginkan oleh kekuasaan global, adalah sama pentingnya. Aku mempunyai ikatan kasih sayangku sendiri untuk negara yang satu ini, yang berasal dari hari-hari akhir tahun 1960-an iketika aku kehilangan keridak-berdosaanku di sini.Tetapi itu subjektif , prasangka pribadiku. Meskipun hutan hujan Ekuador bernilai tinggi, seperti juga penduduk pribuminya dan semua bentuk kehidupan lainnya yang menghuni hutan hujan itu, hutan hujan itu tdaklah lebih bernilai daripada gurun Iran dan orang Bedouin dari warisan Yamin. Tidak lebih bernilai daripada pegunungan Pulau Jawa,kekayaan emas Puncak Papua,laut lepas pantai Filipina, stepa Asia, sabana Afrika, hutan Amerika Utara, padang es Artaktika,atau ratusan tempat lainnya yang terancam. Masing-masing tempat itu mewakili suatu pertempuran, dan masing-masing temp at itu memaksa kita untuk mencari kedalaman jiwa per orangan dan kolektif kita.

Aku teringat tentang statistik yang menyimpulkan semuanya: Rasio
pendapatan dari seperlima penduduk dunia di negara-negara terkaya terhadap pendapatan dari seperlima penduduk di negara-negara termiskin meningkat dari 30 berbanding 1 pada tahun 1960 menjadi 74 berbanding 1 , pada tahun 1995.2 Dan Bank Dunia, USAID, IMF, dan bank-bank lainnya korporasi-korporasi dan pemerintah-pemerintah yang terlibat di dalam "bantuan" intemasional terus menceritakan kepada kita bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan mereka, bahwa kemajuan telah dicapai.Maka di sinilah aku berada di Ekuador lagi, di negara yang hanya merupakan satu dari banyak tempat pertempuran tetapi yang mempunyai tempat khusus di hatiku. ltulah tahun 2003, tiga puluh lima tahun setelah aku pertama kali tiba sebagai anggota sebuah organisasi Amerika Serikat yang menyandang kata peace di dalam namanya. Saat ini, aku datang dalam rangka untuk mencoba mencegah suatu perang yang se!ama tiga dekade telah aku bantu memprovokasinya.

Tampak bahwa peristiwa di Afganistan, Irak, Veneuzela cukup untuk menghalangi kami dari konflik lain; namun di Ekuador situasinya sangat berbeda. Perang ini .tidak akan memerlukan pasukan Amerika Serikat, karena akan dilancarkan oleh beberapa ribu pejuang pribumi yang dipersenjatai hanya dengan tombak, parang, dan senapan lantak. Mereka akan menghadapi pasukan Ekuador yang modem, segelintir penasihat pasukan khusus Amerika Serikat, dan tentara bayaran hasil pelatihan para serigala yang dipekerjakan oleh perusahaan minyak. Ini akan menjadi suatu perang, seperti konflik tahun 1995 antara Ekuador dan Peru yang kebanyakan orang yang tinggal di Amerika Serikat tidak pernah mendengarnya,dan peristiwa akhir-akhir ini telah meningkatkan kemungkinan perang seperti itu. Pada bulan Desember 2002, wakil perusahaan minyak menuduh suatu komunitas pribumi menyandera sebuah tim pekerjanya ; mereka memberi kesan bahwa para pejuang yang terlibat itu adalah anggota sebuah kelompok teroris, dengan implikasi kemungkinan berhubungan dengan Al-Qaeda. Itu adalah isu yang dibuat menjadi rumus rumit terutama karena perusahaan minyak itu belum memperoleh izin pemerintah untuk memulai pengeboran. Akan tetapi, perusahaan mengklaim para pekerja nya berhak untuk melakukan penyelidikan pendahuluan yang bukan pengeboran - suatu klaim yang ditentang keras oleh kelompok pribumi beberapa hari kemudian, ketika mereka membagi sisi cerita mereka. Para pekerja minyak itu, wakil suku menegaskan,
telah memasuki lahan yang terlarang bagi mereka; para pejuang tidak membawa senjata, dan juga tidak mengancam para pekerja minyak dengan kekerasan apa pun . .
Sesungguhnya, mereka malah telah mengawal para pekerja minyak itu ke desa mereka, di mana mereka menawarkan makanan dan chicha (bir lokal) kepada para pekerja. Selagi para pengunjung mereka berpesta, para pejuang membujuk pemandu pekerja untuk pergi. Akan tetapi, suku itu mengklaim para pekerja tidak pernah ditahan dengan melawan keinginan mereka bebas untuk pergi ke mana saja mereka senang.

Berkendara di jalan itu, aku teringat apa yang telah dikatakan oleh
warga suku Shuar kepadaku pada tahun 1990 ketika, setelah menjual IPS, aku kembali untuk menawarkan bantuan kepada mereka untuk menyelamatkan hutan mereka. "Dunia adalah seperti yang Anda mimpi kan," mereka berkata, dan kemudian mereka menunjukkan bahwa kami di Utara telah memimpikan industri besar, banyak mobil, dan pencakar langit . raksasa.
Sekarang kami telah menemukan bahwa visi kami sesungguhnya
adalah mimpi buruk yang akhirnya akan menghancurkan kita semua."Ubahlah mimpi itu," para warga Shuar itu menasihatiku. Namun dlsinilah, lebih dari satu dekade kemudian, dan terlepas dari kerja banyak orang dan organisasi nirlaba termasuk dengan siapa saya bekerja, mimpi buruk itu telah mencapai proporsi yang baru dan menakutkan.Ketika Outback-ku akhirnya memasuki kota hutan Shell, aku bergegas pergi ke pertemuan itu. Laki-laki dan perempuan yang hadir mewakili banyak suku: Kichwa, Shuar, Achuar, Shiwiar, dan Zaparo. Beberapa telah berjalan kaki selama berhari-hari menembus rimba, yang lain terbang di dalam pesawat kecil, dibiayai oleh organisasi nirlaba. Sedikit yang mengenakan pakaian tradisional, cat muka dan ikat kepala bulu mereka, meskipun kebanyakan mencoba meniru orang kota, mengenakan celana panjang, T-shirts, dan sepatu.

Wakil komunitas yang dituduh telah menyandera berbicara pertama.Mereka menceritakan kepada kami bahwa bahwa tidak lama setelah para pekerja kembali ke perusahaan minyak, lebih dari seratus prajurit Ekuador tiba di komunitas kecil mereka. Mereka mengingatkan kami bahwa ini adalah awal suatu musim khusus di hutan hujan, musim berbuah chonta.

Chonta adalah pohon yang dianggap suci bagi budaya pribumi, berbuah hanya sekali setahun dan menandai awal musim kawin berbagai burung di wilayah itu, termasuk spesies yang langka dan terancam punah. Ketika burung-burung itu berkumpul di sana, burung-burung itu sangat rentan.
Suku-suku itu menegakkan kebijakan ketat yang melarang berburu burung selama musim chonta.

"Waktunya prajurit itu datang tidak dapat lebih buruk lagi," seorang perempuan menjelaskan. Aku merasakan rasa sakitnya dan rasa sakit kawan-kawannya ketika mereka menceritakan kisah tragis mereka tentang bagaimana para prajurit itu mengabaikan larangan itu. Mereka menembak burung-burung itu sebagai olahraga dan untuk makanan. Selain itu, mereka menggerebek kebun keluarga, rumpun pisang, dan ladang ubi kayu seringkali merusak lapisan humus tipis yang tidak dapat dipulihkan kembali.
Mereka menggunakan bahan peledak di sungai untuk menangkap ikan~dan mereka menyantap hewan peliharaan keluarga. Mereka menyita senjata rakitan dan sumpitan para pemburu lokal, membuang air dengan sembrono, mencemari sungai dengan minyak bahan bakar dan pelarut,melecehkan perempuan secara seksu·al, dan lalai membuang sampah dengan baik, yang menarik serangga dan hama. "Kami punya dua pilihan," seorang laki-laki berkata. 

"Kami dapat berjuang, atau kami dapat menelan martabat kami dan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kerusakan itu. Kami memutuskan belum saatnya untuk berjuang." Ia menguraikan bagaimana mereka telah mencoba mengganti kerugian untuk penyalahgunaan militer dengan meminta rakyat mereka untuk bertahan tanpa makanan. Ia menamainya berpuasa, tetapi sesungguhnya terdengar lebih menyerupai kelaparan yang sukarela. Orang-orang tua dan anak-anak menderita malnutrisi dan jatuh sakit.Mereka berbicara tentang ancaman dan penyuapan. 
"Putraku," seorang perempuan berkata, "berbicara dalam bahasa lnggris dan juga Spanyol dan beberapa dialek pribumi Ia bekerja sebagai pemandu dan penerjemah untuk sebuah perusahaan eko wisata. Mereka membayar gajinya dengan pantas.

Perusahaan minyak Amerika Serikat di Ekuador menawarinya sepuluh kali lebih banyak. Apa yang dapat dilakukannya ? Sekarang ia menulis surat yang mengecam perusahaan nya yang lama dan semua orang lainnya yang telah datang membantu kami, dan di dalam suratnya ia menyebut perusahaan minyak itu ternan kami." Dia bergidik, seperti seekor anjing yang mengibaskan air dari badannya. "Ia bukan salah satu dari kami lagi. Anakku ..... "
Seorang laki-laki tua yang mengenakan hiasan kepala tradisional dari bulu toucan* seorang dukun berdiri. "Anda mengetahui tentang ketiga orang yang kami pilih untuk mewakili kami melawan perusahaan minyak, yang tewas di dalam kecelakaan pesawat terbang itu? Nah, saya tidak akan berdiri disini dan menceritakan kepada Anda apa yang dikatakan oleh begitu banyak orang, bahwa perusahaan minyak lah yang telah menyebabkan kecelakaan itu. Tetapi saya dapat mengatakan kepada Anda bahwa kematian ketiga orang itu menyebabkan terjadinya kekosongan besar didalam organisasi kami. Perusahaan minyak dengan seketika mengisi·kekosongan itu dengan orang-orang mereka."Seorang laki-laki yang lain mengeluarkan sebuah kontrak dan membacanya. Sebagai pertukaran dengan tiga ratus ribu dolar, kontrak itu menyerahkan suatu wilayah yang luas kepada sebuah perusahaan -kayu. Kontrak itu ditandatangani oleh tiga orang pejabat suku."Ini bukanlah tanda tangan mereka yang sebenarnya," ia berkata. "Saya benar-benar tahu; salah satunya saudara laki-laki saya. ltu jenis pembantaian yang lain. Untuk mendiskreditkan para pemimpin kami."Tampaknya ironis dan sangat tidak layak bahwa hal ini berlangsung di sebuah wilayah Ekuador di mana perusahaan minyak belum diberi izin untuk pengeboran.Mereka telah mengebor di ban yak daerah di sekeliling daerah yang satu ini, dan penduduk pribumi telah melihat akibatnya, telah menyaksikan perusakan daerah para tetangga mereka. Ketika aku duduk  mendengarkan di sana, aku bertanya kepada diriku bagaimana warganegara Amerika Serikat akan bereaksi jika pertemuan seperti ini ditayangkan di CNN atau berita sore.Pertemuan itu mempesona dan pengungkapan nya sangat menggelisahkan. Tetapi sesuatu yang lain juga terjadi, di luar sesi resmi itu. Selama rehat, makan siang, dan pada sore hari, ketika aku berbicara dengan orang-orang secara pribadi, aku seringkali ditanya, mengapa Amerika Serikat mengancam Irak. Perang yang segera terjadi dibahas di halaman depan surat kabar Ekuador yang menemukan jalannya ke kota hutan ini, dan ulasannya sangat berbeda dengan ulasan di Amerika Serikat.Ulasan itu mencantumkan acuan kepada kepemilikan keluarga Bush atas perusahaan-perusahaan minyak dan United Fruit, dan kepada peran Wakil Presiden Cheney sebagai mantan CEO Halliburton.Surat kabar ini dibacakan kepada laki-laki dan perempuan yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah itu. Setiap orang tampak berminat pada isu ini. Di sinilah aku sekarang, di hutan hujan Amazon, di antara penduduk buta aksara yang dianggap sebagai "terbelakang", bahkan "biadab" oleh banyak orang di Amerika Utara, dan namun mengajukan pertanyaan menyelidik yang menyerang langsung ke jantung kekuasaan global.Berkendara keluar dari Shell, kembali melalui bendungan pembangkit listrik tenaga air itu dan di daerah ketinggian Andes, aku tetap memikirkan perbedaan antara apa yang telah kulihat dan kudengar selama kunjungan ke Ekuador. ini dengan apa yang aku telah menjadi terbiasa di Amerika Serikat. Tampaknya suku-suku Amazon itu mempunyai banyak hal yang dapat diajarkan kepada kami, bahwa meskipun kami belajar di sekolah dan berjam-jam membaca majalah dan menonton berita di televisi, kami tidak mempunyai kesadaran yang mereka entah bagaimana telah menemukannya. Garis pemikiran ini membuat aku berpikir tentang"Ramalan tentang Condor dan Elang", yang telah kerapkali kudengar diseluruh Amerika Latin, dan tentang ramalan serupa yang telah kutemukan di seluruh dunia. Hampir di setiap budaya aku mengenal ramalan bahwa pada akhir tahun 1990-an kita akan memasuki suatu periode peralihan yang luar biasa. Di biara di Himalaya,di situs upacara di Indonesia, dan di suaka  pribumi di Amerika Utara,dari kedalaman Amazon hingga ke puncak Andes danke dalam kota suku Maya di Amerika Tengah.

Aku telah mendengar bahwa periode peralihan kita itu adalah suatu saat yang khusus di dalam sejarah manusia, dan bahwa setiap orang dari kita dilahirkan pada zaman ini karena kita mengemban misi khusus. Judul dan pesan ramalan itu berbeda sedikit satu sama lain. Ramalan itu menceritakan berbagai hal tentang Zaman Baru, Milenium Ketiga, Zaman Aquarius, Awal Matahari Kelima, atau akhir penanggalan penanggalan lama dan permulaan penanggalan-penanggalan baru.

Terlepas dari berbagai istilah, bagaimanapun, ramalan itu mempunyai banyak kesamaan, dan "Ramalan tentang Condor dan Elang"khas. Ramalan itu menyatakan bahwa dulu kala di dalam kabut sejarah, masyarakat manusia terbagi dan mengambil dua buah jalur yang berbeda: jalur condor (mewakilihati, bersifat intuitif dan mistis)dan jalur elang (mewakili otak, bersifat rasional dan materiil). Pada tahun 1490-an, ramalan itu mengatakan,kedua jalur itu akan menyatu dan sang elang akan mendorong sang condor keambang kepunahan.Lalu, lima ratus tahun kemudian, pada tahun 1990-an, suatu zaman baru akan dimulai, di mana sang condor dan sang elang akan mempunyai kesempatan untuk bersatu kembali dan terbang bersama-sama di langit yang sama, mengarungi jalur yang sama. Jika sang condor dan sang elang menerima kesempatan ini, mereka akan menciptakan keturunan yang paling luar biasa, berbeda dengan yang pemah dilihat sebelumnya."Ramalan tentang Condor dan Elang" dapat ditafsirkan pada berbagai tingkatan - interpretasi standar adalah bahwa ramalan itu meramalkan pembagian pengetahuan pribumi dengan teknologi ilmu pengetahuan,penyeimbangan yin dan yang, dan penghubungan budaya utara dan selatan. Akan tetapi, yang paling kuat adalah pesan yang ditawarkannya tentang kesadaran pesan itu mengatakan bahwa kita telah memasuki suatu zaman
ketika kita dapat menarik manfaat dari banyak cara yang beragam untuk melihat diri kita sendiri dan dunia, dan bahwa kita dapat menggunakan cara-cara ini sebagai papan loncatan ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi.Sebagai manusia, kita benar-benar dapat terjaga dan berkembang menjadi spesies yang lebih sadar. Orang-orang condor Amazon membuatnya tampak demikian jelas bahwa jika kami harus. menjawab pertanyaan tentang apakah artinya bersifat manusiawi di dalam milenium baru ini, dan tentang komitmen kami untuk mengevaluasi niat kami selama beberapa dekade berikutnya,maka kami perlu membuka mata kami dan melihat konsekuensi tindakan kami - tindakan sang elang- di tempat seperti : Iran, Irak,Ekuador dan sekarang di Afganistan ,  Mesir , Palestina dan Syria

Kami mesti mengguncangkan kesadaran diri kami. Kami yang hidup
di dalam sejarah bangsa yang paling berkuasa yang pernah dikenal mesti berhenti demikian berfokus pada hasil Rekayasa bak opera sabun, permainan football, neraca kuartalan, dan rata-rata harian Dow Jones, dan mesti sebagai gantinya mengevaluasi ulang siapa kami sebenarnya dan ke mana kami ingin anak-anak kami menuju Alternatif untuk berhenti menanyakan kepada diri kami pertanyaan yang penting ini benar-benar terlalu berbahaya .

by

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog