Jumat, November 27, 2009

Angkatan Laut Kerajaan Malaysia


Kerajaan Malaysia dalam Prespektif Strategi dan Pertahanan Laut adalah Prioritas geopolitik utama dan kepentingan strategis Malaysia terletak di laut. Physically, Malaysia is surrounded by two globally significant water bodies – the Strait of Malacca and the South China Sea, which in turn borders other strategic seas such as the Indian Ocean, the Andaman Sea, the Sulu Sea and the Sulawesi Sea. Secara fisik, Malaysia adalah dikelilingi oleh dua badan air yang signifikan secara global - Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, yang pada gilirannya berbatasan dengan laut strategis lainnya seperti Samudera Hindia, Laut Andaman, Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Malaysia also derives part of its economic wealth from the sea from its exploitation of petroleum and fisheries resources. Malaysia juga memperoleh bagian dari kekayaan ekonomi dari laut dari eksploitasi sumber daya minyak bumi dan perikanan. The significance of the sea to Malaysia is also manifested in the unresolved conflicts it has with its neighbors over maritime boundaries and marine resources. Makna dari laut ke Malaysia juga diwujudkan dalam konflik yang belum diselesaikan itu dengan tetangga-tetangganya lebih dari batas-batas maritim dan sumber daya laut.

The Royal Malaysian Navy has its genesis in the Straits States Royal Naval Volunteer Reserve established a mere one year after the formation ofthe Royal Malay Regiment in 1933. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia mempunyai asal-usul di Straits Serikat Royal Naval Volunteer Reserve didirikan hanya satu tahun setelah pembentukan ofthe Royal Malay Regiment pada tahun 1933. This small band of sailors proved their mettle during the Second World War and the 'Konfrantasi' with Indonesia in the 1960s. Band kecil pelaut membuktikan keberanian mereka selama Perang Dunia Kedua dan 'Konfrantasi' dengan Indonesia pada 1960-an.

In the mid-1990s Malaysia entered a joint venture project with Australia to build 39 Off-shore Patrol Vessels for the Malaysian Navy, thus opening an opportunity for an export-oriented ship-building industry. Pada pertengahan 1990-an malaysia memasuki sebuah proyek patungan dengan Australia untuk membangun 39 Off-pantai Kapal Patroli untuk Angkatan Laut Malaysia, sehingga membuka kesempatan untuk berorientasi ekspor industri pembangunan kapal. This vessel would have been of sufficient size and capability to fulfil patrolling duties. Kapal ini akan menjadi yang cukup besar dan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas patroli. Importantly, the OPV was designed to carry a helicopter, essential for the conduct of boarding operations in extremely rough weather conditions. Penting, OPV dirancang untuk membawa helikopter, penting untuk melakukan operasi asrama dalam kondisi cuaca yang sangat kasar. The 'failed' Offshore Patrol Vessel (OPV) project was cancelled in the mid-1990's after Malaysia pulled out of negotiations for a joint project. The 'gagal' Offshore Patrol Vessel (OPV) proyek ini dibatalkan pada pertengahan 1990-an setelah Malaysia menarik diri dari perundingan untuk sebuah proyek bersama.

The New Generation Patrol Vessel (NGPV) program, which originally envisioned a total of 27 ships, was delayed for almost three years caused by mismanagement of the local shipyard and system integration issues. Generasi Baru Patrol Vessel (NGPV) program, yang awalnya direncanakan total 27 kapal, sudah tertunda selama hampir tiga tahun yang disebabkan oleh kesalahan manajemen galangan kapal lokal dan isu-isu integrasi sistem. The first two ships of the Kedah-class had been delivered to the Royal Malaysian Navy and were based in East Malaysia. Dua kapal pertama dari kelas Kedah telah diserahkan kepada Angkatan Laut Kerajaan Malaysia dan berbasis di Malaysia Timur. In 2008 Malaysia announced that the next four ships in the NGPV program were going forward. Pada tahun 2008 Malaysia mengumumkan bahwa empat kapal di program NGPV akan maju. Malaysia could be looking for enhanced ASW capabilities in the second batch of NGPVs. Malaysia mungkin mencari untuk meningkatkan kemampuan ASW di batch kedua NGPVs.

Malaysia has announced its intention to buy at least two frigates with an option for two more from BAE Systems. Malaysia telah mengumumkan niatnya untuk membeli setidaknya dua frigat dengan opsi dua lagi dari BAE Systems. However, because of uncertainty over the budget, by early 2009 the future of this deal, known as the Frigate Batch 2 program, was cloudy. Namun, karena ketidakpastian atas anggaran, dengan awal 2009 masa depan kesepakatan ini, dikenal sebagai Frigate Batch 2 program, adalah berawan. Malaysia was presumed to also be looking at other sources to supplement their fleet. Malaysia itu diduga juga akan melihat pada sumber-sumber lain untuk melengkapi armada mereka. Malaysia was also looking to acquire one or more multi role amphibious ships to supplement its ageing amphibious support ships, to support peacekeeping and humanitarian missions. Malaysia juga mencari untuk memperoleh satu atau lebih multi peran kapal-kapal amfibi untuk melengkapi dukungan para amfibi penuaan kapal, untuk mendukung misi penjaga perdamaian dan kemanusiaan. Among the potential sources were Spain's Navantia, Dutch Royal Schelde and Merwede, France's DCNS, China and the Republic of Korea. Di antara sumber-sumber potensial Navantia Spanyol, Belanda Royal Schelde dan Merwede, DCNS Perancis, Cina dan Republik Korea. However, budget for the program remained a problem. Namun, anggaran untuk program ini tetap menjadi masalah.

The Government of Brunei has decided to sell off the three OPVs, KDB Nakhoda Ragam, KDB Bendahara Sakam and KDB Jerambak, built at BAE Systems shipyard in Glasgow for the Royal Brunei Navy after a long-running legal dispute was resolved. Pemerintah Brunei telah memutuskan untuk menjual tiga OPVs, Nakhoda Ragam KDB, KDB Bendahara Sakam dan KDB Jerambak, BAE Systems dibangun di galangan kapal di Glasgow untuk Royal Brunei Angkatan Laut setelah lama berjalan sengketa hukum itu diselesaikan. The ships were built under a deal costing £600 million, between BAE Systems and Brunei, and were completed in 2004. Kapal-kapal itu dibangun di bawah kesepakatan biaya £ 600 juta, antara BAE Systems dan Brunei, dan selesai pada tahun 2004. However the Brunei claimed the ships were not as they had ordered, and they remained berthed in Scotstoun until the arbitration dispute ended in May 2007, allowing the ships to be sold. Namun di Brunei menyatakan bahwa kapal-kapal itu tidak seperti mereka telah memerintahkan, dan mereka tetap berlabuh di Scotstoun sampai sengketa arbitrase berakhir pada Mei 2007, yang memungkinkan kapal-kapal untuk dijual. Malaysia is the likeliest buyer for the three ships, provided they could get it at a reasonable price. Malaysia adalah pembeli yang paling mungkin untuk tiga kapal, asalkan mereka bisa mendapatkannya dengan harga yang pantas.

Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BN Shipyard) achieved another milestone when the fifth locally made patrol vessel (PV5) was successfully named, KD (Kapal Diraja) KELANTAN by her highness Raja Perempuan Kelantan Tengku Anis Binti Almarhum Tengku Abdul Hamid. Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BN Shipyard) mencapai tonggak lain ketika kelima kapal patroli buatan lokal (PV5) telah berhasil bernama, KD (Kapal Diraja) Kelantan oleh Yang Mulia Raja Perempuan Kelantan Tengku Anis Binti Almarhum Tengku Abdul Hamid. Also witnessed by the Sultan of Kelantan, his highness, Tuanku Ismail Petra Sultan Yahya Petra, the ceremony was held on 24 November 2008 at the Royal Malaysian Navy (RMN) Naval Base in Lumut. Juga disaksikan oleh Sultan Kelantan, kebesaran-Nya, Tuanku Ismail Petra Sultan Yahya Petra, upacara diadakan pada tanggal 24 November 2008 di Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) Naval Base di Lumut. Also present was YBhg Laksamana Madya Dato' Seri Ahmad Ramli Haji Mohd Nor (Retired), the Managing Director of BN Shipyard which in his speech said that, 'The naming event is significant as it represents yet another milestone of BN Shipyard's ability to deliver the patrol vessel despite the hurdles faced.' Juga hadir adalah Laksamana Madya YBhg Dato 'Seri Ahmad Ramli Haji Mohd Nor (Purn), Managing Direktur BN Shipyard yang dalam sambutannya mengatakan bahwa, "Penamaan event ini penting karena merupakan tonggak lain dari BN Shipyard kemampuan untuk memberikan kapal patroli meski rintangan yang dihadapi. "

In line with BN Shipyard's vendor development program for maritime related industries, more than 1,000 local companies had participated in the patrol vessel project. Sejalan dengan vendor BN Shipyard program pengembangan industri maritim terkait, lebih dari 1.000 perusahaan lokal telah berpartisipasi dalam proyek kapal patroli. The vessel would subsequently undergo its final outfitting, Setting-To-Work (STW) of equipment and systems, Harbor and Sea Acceptance Trials (HAT and SAT) and Life Firing Trials (LFT) prior to its delivery to RMN for commissioning. Kapal kemudian akan menjalani perlengkapan yang terakhir, Pengaturan-Untuk-Work (Stw) peralatan dan sistem, Harbor dan Ujian Penerimaan Laut (HAT dan SAT) dan Life Memecat Ujian (lft) sebelum ke RMN untuk pengiriman ke commissioning.

The government is planning to go ahead with the construction of the second batch of the new generation patrol boats for the Royal Malaysian Navy (RMN) once the first batch of six boats (which includes KD KELANTAN) has been delivered to the RMN by early 2010. Pemerintah berencana untuk terus maju dengan pembangunan batch kedua generasi baru untuk kapal patroli Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) setelah batch pertama dari enam kapal (yang termasuk KD Kelantan) telah diserahkan kepada RMN dengan awal 2010 . KD KELANTAN was designed as a versatile vessel capable of performing a myriad of tasks ranging from search and rescue, crisis management to offshore patrol duties. KD Kelantan dirancang sebagai wadah serbaguna mampu melakukan berbagai tugas mulai dari pencarian dan penyelamatan, manajemen krisis untuk tugas-tugas patroli lepas pantai. The vessel was also built on an advanced modular warship design that allows flexible installation of weapons, electronics and major service systems. Kapal juga dibangun di atas kapal perang yang maju desain modular yang memungkinkan instalasi fleksibel senjata, elektronik dan sistem layanan utama. Due to modularisation with standardised dimensions and interfaces, large components of KD KELANTAN can be quickly installed, removed, exchanged or replaced. Karena dimensi modularisation dengan standar dan interface, komponen besar KD Kelantan dapat dengan cepat diinstal, dihapus, ditukar atau diganti. This allows dimension flexibility for upgrading or modernisation, time and cost saving, maintenance and repair within a significantly shorter period. Hal ini memungkinkan dimensi fleksibilitas untuk upgrade atau modernisasi, menghemat waktu dan biaya, pemeliharaan dan perbaikan signifikan dalam periode pendek. The modularity concept technique enables BN Shipyard to undertake parallel construction of the ship platform and the modular payload concurrently. Konsep modularitas teknik yang memungkinkan BN Shipyard untuk melakukan pembangunan paralel kapal modular platform dan payload secara bersamaan. In the final outfitting phase of a ship, the already tested modules are forwarded to the shipyard, installed on board and connected to the vessel's respective service systems within just a few days. Pada akhir tahap perlengkapan kapal, yang sudah diuji modul akan diteruskan ke galangan kapal, yang terpasang pada papan dan terhubung ke kapal sistem pelayanan masing-masing hanya dalam beberapa hari.

Plans called for 2 Scorpene submarines & 1 Agosta 70B from Armaris of France to be delivered in 2008 The Malaysian Scorpene submarine program reached a milestone in March 2007 when a joining ceremony was held in Cherbourg, France to commemorate the joining of the fore and aft sections of the first Scorpene submarine built for the Malaysian Navy. Rencana memanggil untuk 2 Scorpene kapal selam & 1 Agosta 70B dari Armaris dari Perancis dan akan dikirim pada 2008 program kapal selam Scorpene Malaysia mencapai suatu tonggak Maret 2007 ketika bergabung dengan upacara diadakan di Cherbourg, Prancis untuk memperingati bergabung dari bagian depan dan belakang dari kapal selam Scorpene pertama dibangun untuk Angkatan Laut Malaysia. According to plan, DCNS in Cherbourg will be in charge of building two fore sections while Navantia will be in charge building the two aft sections in Cartagena, Spain. Menurut rencana, dalam Cherbourg DCNS akan bertanggung jawab membangun dua bagian sementara Navantia kedepan akan bertanggung jawab membangun dua bagian buritan di Cartagena, Spanyol. The two submarines were expected to arrive in Malaysia by 2009. Kedua kapal selam itu diperkirakan tiba di Malaysia pada tahun 2009. The submarines, upon commissioning, were known as KD Tunku Abdul Rahman and KD Tun Abdul Razak. Kapal-kapal selam, setelah commissioning, yang dikenal sebagai KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak.

The country's second Scorpene submarine was named and launched by the Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah on 09 October 2008 at a ceremony witnessed by Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin at the Navantia Naval shipyard. Kedua negara itu dinamai kapal selam Scorpene dan diluncurkan oleh Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah on 09 Oktober 2008 di suatu upacara yang disaksikan oleh Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin di galangan kapal Naval Navantia. Deputy Defence Minister Datuk Wira Abu Seman Yusop, armed forces chief Gen Tan Sri Abdul Aziz Zainal, navy officials and shipyard workers were among those who gathered to celebrate the launching of the 67.5-metre diesel-powered submarine, KD Tun Razak. Wakil Menteri Pertahanan Datuk Wira Abu Seman Yusop, kepala angkatan bersenjata Jenderal Tan Sri Abdul Aziz Zainal, para pejabat angkatan laut dan pekerja galangan kapal di antara orang-orang yang berkumpul untuk merayakan peluncuran 67,5 meter kapal selam bertenaga diesel, KD Tun Razak.

The KD Tun Razak, like the country's first submarine, KD Tunku Abdul Rahman, was built by DCNS of France and Navantia of Spain. The KD Tun Razak, seperti kapal selam pertama negara itu, KD Tunku Abdul Rahman, dibangun oleh DCNS dari Perancis dan Navantia dari Spanyol. KD Tun Razak will enter service in March, 2010. KD Tun Razak akan memasuki layanan pada bulan Maret 2010. The submarine was named after the country's second prime minister, Tun Abdul Razak Hussein, in recognition of his contribution to the country. Kapal selam diberi nama setelah kedua negara perdana menteri, Tun Abdul Razak Hussein, sebagai pengakuan atas kontribusi kepada negara. The first submarine, KD Tunku Abdul Rahman, is named after Malaysia's first prime minister. Kapal selam pertama, KD Tunku Abdul Rahman, diberi nama setelah Malaysia perdana menteri pertama. Both submarines can undertake a wide range of missions, including naval blockades, information-gathering and landing or retrieval of commandos. Kedua kapal selam dapat melakukan berbagai misi, termasuk blokade laut, pengumpulan-informasi dan pendaratan atau perolehan kembali komando.

They can operate alone or in combination with air and sea forces. Mereka dapat beroperasi sendiri atau dalam kombinasi dengan kekuatan udara dan laut. The new generation diesel-powered Scorpene has been hailed as a benchmark in the world conventional submarine market. Generasi baru mesin diesel Scorpene telah dikatakan sebagai patokan dalam dunia pasar kapal selam konvensional. It is capable of operating in coastal waters and the high seas. Hal ini mampu beroperasi di perairan pesisir dan laut yang tinggi. It is armed with wire-guided torpedoes and Exocet SM39 sub-launched, anti-surface-ship missiles. Ini dipersenjatai dengan torpedo berpemandu kawat dan sub-SM39 Exocet diluncurkan, anti-kapal permukaan rudal. Malaysia is the second customer for the vessel after Chile, while India is acquiring it under a slightly different deal since it is building it in its own dockyard under licence. Malaysia adalah untuk pelanggan kedua kapal setelah Chile, sementara India adalah memperoleh di bawah kesepakatan yang sedikit berbeda karena merupakan bangunan di galangan sendiri di bawah lisensi. Both submarines will be based at the naval base in Kota Kinabalu, Sabah. The Scorpenes can operate at depths of 350m for 40 days, making them suitable for deployment in the South China Sea and the Straits of Malacca. The Scorpenes dapat beroperasi pada kedalaman 350m selama 40 hari, membuat mereka cocok untuk ditempatkan di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. They are manned by a crew of 31. Mereka diawaki oleh awak 31.

In his speech, Deputy Defence Minister Datuk Wira Abu Seman Yusop said the Scorpene submarines would strengthen the RMN's capability in undertaking the many challenging tasks facing it. Dalam sambutannya, Wakil Menteri Pertahanan Datuk Wira Abu Seman Yusop mengatakan, kapal selam Scorpene akan memperkuat kemampuan RMN dalam melaksanakan banyak tugas-tugas menantang menghadapinya. He said it would not only protect the country's shores but also the underwater assets. Dia mengatakan tidak hanya akan melindungi negara pantai, tetapi juga aset di bawah air. "Malaysia is essentially a maritime nation. Given its geographical setting, it is inevitable that Malaysia's national interest and security concerns are closely related and associated with the sea." "Malaysia pada dasarnya adalah bangsa maritim. Mengingat latar geografisnya, itu tidak dapat dihindarkan bahwa Malaysia kepentingan nasional dan keamanan sangat erat terkait dan berhubungan dengan laut." He said the country's maritime area was about twice its land mass area. Dia mengatakan negara wilayah maritim sekitar dua kali luas daratan. "Within this span of water lies rich maritime resources and minerals that increasingly contribute to the country's economy." "Dalam rentang ini terletak air maritim yang kaya sumber daya dan mineral yang semakin berkontribusi terhadap perekonomian negara." He pointed out that more than 90 per cent of the country's domestic and international trade was dependent on sea transportation. Dia menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen dari dalam negeri dan perdagangan internasional tergantung pada transportasi laut. "On the seabed lies underwater piping that transport our oil and gas ashore, as well as cables that link major international communication networks," he said. "Di dasar laut terletak di bawah air pipa yang mengangkut minyak dan gas kita ke pantai, serta kabel yang menghubungkan jaringan komunikasi internasional," katanya.

On 27 January 2009 DCNS delivered the Royal Malaysian Navy's first-ever submarine. Pada tanggal 27 Januari 2009 DCNS menyampaikan Angkatan Laut Kerajaan Malaysia pernah pertama-kapal selam. This on-time delivery follows Malaysia's decision to set up a submarine force comprising two Scorpene-type conventional-propulsion boats. Ini pengiriman tepat waktu mengikuti keputusan Malaysia untuk mendirikan sebuah kekuatan kapal selam Scorpene yang terdiri dari dua jenis konvensional-propulsi kapal. The Royal Malaysian Navy took formal delivery of Scorpene submarine KD Tunku Abdul Rahman at the official handover in Toulon. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia mengambil pengiriman resmi kapal selam Scorpene KD Tunku Abdul Rahman pada penyerahan resmi di Toulon. The guests of honour included RMN Chief of Staff Admiral Dato'Sri Aziz Hj Jaafar. Para tamu kehormatan termasuk Kepala Staf RMN Laksamana Dato'Sri Aziz Jaafar Hj. KD Tunku Abdul Rahman is the first of two Scorpene submarines ordered by Malaysia in June 2002 and developed jointly by DCNS and Spanish naval shipbuilder Navantia. KD Tunku Abdul Rahman adalah yang pertama dari dua kapal selam Scorpene diperintahkan oleh Malaysia pada Juni 2002 dan dikembangkan bersama oleh DCNS dan pembuat kapal angkatan laut Spanyol Navantia. In addition to the submarines proper, the contract calls for associated logistics and training. Di samping kapal selam yang tepat, kontrak yang terkait panggilan untuk logistik dan pelatihan. This major milestone for the RMN followed the completion, in late December 2008, of KD Tunku Abdul Rahman's final sea trials demonstrating remarkable operational and combat system capabilities. Ini tonggak utama untuk mengikuti RMN selesai, pada akhir Desember 2008, dari KD Tunku Abdul Rahman laut akhir persidangan menunjukkan luar biasa sistem operasional dan kemampuan tempur. These trials included successful firings of Black Shark heavyweight torpedoes and missiles. Persidangan ini termasuk sukses pemecatan dari kelas berat Black Shark torpedo dan rudal. KD Tunku Abdul Rahman was scheduled to arrive in Malaysia early in the second half of 2009. KD Tunku Abdul Rahman dijadwalkan tiba di Malaysia pada awal semester kedua tahun 2009. The second of the series, KD Tun Razak, was scheduled for delivery in late 2009. Kedua dari seri, KD Tun Razak, dijadwalkan untuk pengiriman pada akhir tahun 2009.

The Royal Malaysian Navy (RMN) wants an organic maritime patrol and reconnaissance capability. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) menginginkan organik patroli maritim dan pengintaian kemampuan. This role is currently provided by four Raytheon Beechcraft Super King Air B200Ts acquired in 1994. Peran ini saat ini disediakan oleh empat Raytheon Beechcraft Super King Air B200Ts diperoleh pada tahun 1994. Given the requirement to better patrol the Malacca Straits against piracy and smuggling, the RMN has examined offers from Lockheed Martin, Northrop Grumman, Saab/Embraer and EADS. Mengingat persyaratan untuk lebih berpatroli di Selat Malaka melawan pembajakan dan penyelundupan, yang telah memeriksa RMN penawaran dari Lockheed Martin, Northrop Grumman, Saab / Embraer dan EADS. Malaysia has identified a requirement for three to four platforms. Malaysia telah mengidentifikasi kebutuhan selama tiga hingga empat platform.

The Navy had plans to buy 12 Eurocopter EC-725 worth RM1.607 billion, to replace the ageing fleet of Sikorsky S61-A4 Nuri. Angkatan Laut berencana membeli 12 Eurocopter EC-725 senilai RM1.607 miliar, untuk menggantikan armada penuaan Sikorsky S61-A4 Nuri. However, the purchase was postponed on 28 October 2008 because the government had to focus on projects that were more beneficial to the people. Namun, pembelian itu ditunda pada tanggal 28 Oktober 2008 karena pemerintah harus fokus pada proyek-proyek yang lebih bermanfaat bagi rakyat. The EC-725 aircraft was chosen because the model was an upgrade from the AS532 Cougar helicopter and had made its first flight in 2000 to fulfil French Air Force Combat Search and Rescue (CSAR) requirements. EC-725 pesawat ini dipilih karena model itu upgrade dari AS532 Cougar helikopter dan telah melakukan penerbangan pertama pada tahun 2000 untuk memenuhi Angkatan Udara Perancis Combat Search and Rescue (CSAR) persyaratan.

Jumat, November 20, 2009

Terapi Termutakhir Jantung Koroner


Jumat, 20 November 2009 | 12:52 WIB
Setelah era penggunaan stent (semacam kerangka metal) untuk membuat pembuluh darah yang tersumbat terbuka dan stent berlapis obat untuk mencegah penyumbatan kembali, kini muncul terapi arteri koroner termutakhir, yakni balon salut obat (drug eluting balloon/DEB). Drug eluting balloon ini digunakan dengan cara yang sama seperti kateter koroner untuk pelebaran pembuluh darah yang menyempit. Perbedaannya adalah DEB ini mengeluarkan sejenis obat antiproliferatif yang disebut paclitaxel yang akan diserap oleh dinding sekitar pembuluh darah. Obat ini juga digunakan untuk stent salut obat (drug eluting stents/DES).Kemajuan terapi koroner ini disampaikan oleh Prof Dr dr Teguh Santoso, SpPD, SpJP, pakar kardiologi intervensi dan penyakit dalam dari FKUI-RSCM dan Martin Unverdorben, MD, PhD, ahli kardiologi dan pengembang serta peneliti terapi balon salut obat dari Jerman dalam acara media edukasi Sequent Please, Temuan Baru Salut Obat, di RS.Medistra, Jakarta, Kamis (19/11).

Pemasangan DES, atau awam menyebutnya cincin, saat ini merupakan prosedur yang lazim dan terbukti efektif untuk pasien dengan penyakit jantung koroner untuk memperlebar jalur arteri sehingga aliran darah kembali lancar tanpa operasi. Namun, terapi ini memiliki risiko terjadinya penyempitan kembali. "Celah-celah di antara stent bisa menimbulkan kerak baru atau neointimal," kata Teguh.
Dengan terapi balon salut obat, risiko penyempitan arteri bisa ditekan berkat obat yang mampu meresap ke dinding pembuluh darah. "Pelepasan obat tidak membutuhkan stent, selain itu materialnya mudah diserap tubuh," kata Martin.

Pada penelitian terhadap 52 pasien yang diujikan baik dengan menggunakan DEB maupun balon konvensional yang tak bersalut obat, diketahui dalam enam bulan hanya 5 persen pasien DEB yang memerlukan intervensi ulang karena terjadinya penyempitan.
Keunggulan lain dari balon salut obat ini adalah mampu mencapai daerah-daerah yang menyempit dan tidak bisa diakses oleh stent. "Terapi terbaru ini bisa untuk kasus penyempitan arteri kembali paska pemasangan stent atau pembuluh darahnya terlalu kecil. Dan kasus ini populasinya banyak di Asia," papar Teguh.
Selain itu, lama penggunaan obat pengencer darah pada pasien DEB juga lebih sebentar, hanya 3 bulan, bandingkan dengan pasien DES yang harus mengonsumsi obat pengencer darah selama 12 bulan. Biaya tindakan dan pengobatan pun jauh lebih rendah dibanding terapi konvensional.

Kendati demikian, Teguh mengingatkan bahwa DEB bukanlah satu-satunya terapi untuk penyakit jantung koroner. "Bila pembuluh darah menyempit kembali meski sudah dibalon maka terpaksa harus dipasang stent, namun stent-nya dipasang tanpa obat karena dinding pembuluh darahnya sudah diobati," jelasnya.
Penyakit jantung koroner ditandai dengan penyumbatan (penyempitan) pembuluh darah jantung oleh endapan lemak maupun penebalan dinding pembuluh yang terdiri atas sel otot polos dan produksi matriks ekstrasel yang berlebihan. Ini menyebabkan hambatan aliran darah. Penderita umumnya merasakan napas sesak dan sedikit perasaan tertekan di dada. Menurut Teguh, sebagian besar penderita penyakit jantung koroner yang berusia kurang dari 40 tahun adalah perokok.

Rabu, November 18, 2009

Rekomendasi Tim 8, ternyata ; 'Asal Atasan Senang' Masih Dominan di Kalangan Para Penyidik Perkara

Jakarta - Tim 8 menilai profesionalisme penyidik dan penuntut umum yang menangani kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah masih sangat kurang. Pasalnya, budaya 'Asal Bapak Pimpinan Senang' masih dominan terjadi.

"Fenomena mengikuti ‘apa yang diinginkan oleh atasan’ dikalangan penyidik & penuntut umum masih kuat," tulis Tim 8 dalam temuannya di halaman 29.

Temuan Tim tersebut didasarkan atas sangkaan dan dakwaan terhadap Bibit dan Chandra yang tidak didukung fakta dan bukti yang kuat. Sehingga apa yang dilakukan Para penyidik Polri dan penuntut umum cenderung dipaksakan.

"Sehingga penyidik dan penuntut umum tidak bebas mengembangkan temuannya secara obyektif dan adil. Sehingga terkesan adanya rekayasa," jelas Tim 8.

Tim 8 menerangkan, intervensi atasan sangat mempengaruhi kinerja penyidik dan penuntut umum. "Munculnya intruksi dari atasan tersebut, tidak terlepas dari adanya benturan kepentingan pada atasan yang bersangkutan," tandasnya.

Dalam rekomendasi setebal 31 halaman, Tim 8 meminta agar Polri menerbitkan SP3 dan kejaksaan menerbitkan SKPP untuk menghentikan kasus Bibit-Chandra. Jaksa Agung juga bisa menghentikan kasus ini dengan melakukan deponir dengan melihat kepentingan umum.

Tim 8 juga merekomendasikan agar pihak berwenang menjatuhkan sanksi kepada pejabat yang bertanggung jawab terhadap proses hukum yang dipaksakan, melakukan reformasi kepolisian dan kejaksaan, KPK, dan LPSK dengan tetap menghargai independensi lembaga tersebut, terutama KPK.


(ape/mpr)

Selasa, November 17, 2009

Rekomendasi Tim 8 Susno: Dua Kali Pengadilan Nyatakan Saya Tidak Bersalah


Jakarta - Salah satu rekomendasi Tim 8 yakni meminta agar kasus Susno Duadji dituntaskan. Atas rekomendasi tersebut, Susno pun membela diri.
Menurut jenderal polisi bintang tiga ini, pengadilan telah menyatakan dirinya tidak bersalah. Bahkan hasil pemeriksaan Irwasum Polri mengungkapkan bahwa dirinya tidak melanggar kode etik terkait penanganan kasus Bibit dan Chandra M Hamzah.
"Saya dua kali dituntut di PN Selatan dan menang. Yang saya sidik itu Bank Century, masyarakat tidak perlu mengaitkan dengan Bibit dan Chandra. Kapolri sudah jelaskan tidak ada balas dendam, tidak ada upaya menggembosi (KPK)," kata Susno.
Berikut petikan wawancara dengan Komjen Pol Susno Duadji yang hari ini sudah aktif kembali sebagai Kabareskrim di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (17/11/2009).

Bagaimana tanggapan Bapak soal hasil rekomendasi Tim 8?
Rekomendasi terutama no 5 itu sudah dijelaskan berkali-kali saya diperiksa Irwasum dua kali, satu terkait laporan MAKI satu terkait laporan pengacara(Bibit & Chandra).
Kesimpulan dari situ saya tidak terbukti melanggar disiplin kode etik dan pidana. Irwasum merupakan lembaga yang kami hormati. Bintang tiga sudah ada yang jadi korbannya, bintang satu juga ada. Irwasumnya sendiri juga pernah. Itu masih tidak dipercaya? Lantas apalagi?
Saya dua kali dituntut di PN Selatan dan menang. Yang saya sidik itu Bank Century, masyarakat tidak perlu mengaitkan dengan Bibit dan Chandra. Kapolri sudah jelaskan tidak ada balas dendam, tidak ada upaya menggembosi.
Kemarin sudah dijelaskan tuduhan itu dimulai dari laporan Antasari. Saya tidak dilibatkan dalam kasus pimpinan KPK nonaktif. Untuk menghindari tuduhan saya balas dendam, saya tidak dilibatkan dalam kasus pimpinan KPK nonaktif. Memang sebagian penyidiknya dari Bareskrim tapi itu ada dari Babinkam, ada yang dari Jatim itu langsung di bawah Pak Wakabareskrim (Irjen Dikdik), sejak (eks Wakabareskrim) Pak Hadiatmoko.
Makanya terkait KPK saya tidak pernah menampakkan diri. (Penyidik) Itu langsung bertanggungjawab ke Kapolri.

Kata Bapak ada aliran dana Century terkait Pilpres?
Saya tidak pernah sebut, itu pertanyaan. Kami tidak pernah mengaitkan dengan pemilu. Kami masih dalam tahap lidik.

Bapak sendiri ke Singapura untuk apa?
Kapolri sudah jelaskan, saya tidak masuk tim. Namun saya diminta bantuan karena untuk Anggoro Widjojo mau diperiksa kalo dia tidak ditangkap. Tidak cukup harus dengan telepon, saya harus menemui. Saya bilang saya tidak bawa borgol dan dia baru mau bicara. Selanjutnya penyidik yang melakukan (pemeriksaan).
Bapak jadi target hak angket Bank Century, tanggapannya?

Bisa saja, seluruh WNI akan memberi penjelasan kalo Century naik hak angket saya bisa beri penjelasan.

Terkait rekomendasi SP3?
Karena saya bukan penyidiknya saya tidak beri tanggapan itu, jangan saya mendahului Kapolri.
Pernyataan Bapak soal kontra-intelijen disebut sebagai strategi?
Itu kan hanya yang namanya disebut kontra intelijen.

(ape/gah)

Minggu, November 15, 2009

Sepak Terjang Ang Tju Nek dan Ang Tju Hong ; Kakak Beradik Anggodo , Anggoro dari Kalimati



Jakarta: Banyak kalangan hingga kini mempertanyakan belum ditahannya Anggodo Widjojo. Padahal, adik tersangka kasus korupsi di Departemen Kehutanan, Anggoro Widjojo itu diduga berperan besar dalam rekayasa untuk menjerat dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Siapa sebenarnya Anggodo Widjoyo?
Anggodo Widjojo beserta Anggoro Widjojo--kini masih buron, adalah arek Suroboyo asli. Kakak beradik ini berkarier dan menjadi pengusaha sukses di Kota Pahlawan itu. Di kalangan pengusaha Surabaya, nama Anggodo dan Anggoro Widjojo memang tidak terlalu dikenal. Tapi, bila disebutkan nama asli Tionghoa-nya, yakni Ang Tju Nek (Anggodo) dan Ang Tju Hong (Anggoro), hampir semua pengusaha senior mengenal mereka. Bahkan, mereka mengetahui dengan citra tertentu kepada adik kakak itu.
Di mata para pengusaha papan atas Surabaya, Ang Tju Nek dan Ang Tju Hong adalah pengusaha yang banyak berkecimpung di bisnis ilegal. Bahkan, seorang pengusaha yang cukup dekat dengan keduanya sejak kecil, mengatakan, mereka dikenal bengal sejak kecil dan remaja. "Mereka sukanya berkelahi, terutama yang gemuk itu (Anggodo--Red.)," ujar seorang pengusaha senior, seperti dikutip Jawa Pos.
Jika di kalangan teman remajanya Anggodo dikenal sebagai anak muda yang suka main pukul, penampilan Anggoro kebalikannya. Pria yang terakhir menjadi bos PT Masaro Radiokom, perusahaan rekanan departemen dalam proyek sistem komunikasi terpadu serta Motorola, perusahaan teknologi informasi terkemuka Amerika itu, dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan tangkas. "Anggoro lebih kalem. Tapi, dari gerak matanya dia sebetulnya cerdas dan tangkas dalam bisnis," imbuh sumber yang seorang pengusaha itu.
Boleh dibilang, bakat bisnis Anggodo dan Anggoro menurun dari ayah mereka, Ang Gai Hwa. Sebagai perantau dari Tionghoa, Gai Hwa di kalangan pengusaha-pengusaha perintis industri di Surabaya dikenal supel dan suka bergaul. Gai Hwa bekerja sebagai penjual dinamo di kawasan Kalimati (sekarang Kompleks Kembang Jepun, Red.), Surabaya. "Orangnya suka cerita, karena itu dia banyak teman dan relasi," jelasnya.
Selain meneruskan bisnis sang ayah, Anggodo dan Anggoro terus mengembangkan bisnis keluarga. Sayang, karena sifat bawaan keduanya, lahan bisnis baru yang dipilih sering menyerempet hal yang melanggar hukum. "Karena itu, mereka mulai dijauhi kolega-kolega. Padahal, kami menyayangkannya. Bagaimanapun, mereka saudara sekampung halaman di Tionghoa," ujar sumber itu.
Satu di antara bisnis yang sempat mendatangkan penghasilan melimpah bagi Anggoro dan Anggodo adalah menjadi agen Sumbangan Dana Sosial Berhadiah alias SDSB--judi yang dilegalkan pemerintah pada akhir era 80-an. "Apalagi mereka dekat dengan Roby Ketek (nama asli Rudy Sumampow, pengusaha terkaya Surabaya era 80-an)," ungkapnya. Kongsi bos SDSB yang dekat dengan banyak pejabat pusat di Jakarta itu, Anggodo dan Anggoro mendapat keuntungan melimpah hingga mampu membeli kompleks perkantoran dan hiburan Studio East di kawasan Simpang Dukuh, Surabaya.
Pada awal 90-an, bisnis dua bersaudara itu memasuki masa suram. Sejak itulah, kakak beradik ini tak terdengar kiprahnya di jagat bisnis Surabaya. Kabar keduanya baru muncul 10 tahun kemudian, saat mereka mendirikan PT Masaro Radiokom dan lebih mengejutkan lagi mereka sukses menjadi agen pemasaran Motorola, perusahaan telekomunikasi papan atas asal Amerika Serikat. Sejak itu mereka kembali sering muncul di pergaulan pengusaha Surabaya, meski sebatas gathering dan entertainment.
Namun, kelompok pengusaha senior Surabaya kembali kecewa saat mengetahui bahwa perilaku Anggodo dan Anggoro tidak berubah. "Ternyata, saat sukses lagi, muncul sombongnya," ujarnya. Bahkan, di kalangan penikmat dunia malam di Jakarta dan Surabaya, Anggoro dikenal sebagai pengusaha yang suka berfoya-foya.
Nah, perilaku foya-foya itu kembali membuat kolega pengusaha mulai menjauhi keduanya. "Para sesepuh pengusaha di sini prihatin, kenapa punya uang dihambur-hamburkan, kenapa tidak disumbang ke kampung halaman (di Negeri Tiongkok--Red.)," ujarnya. Karena itu, saat Anggodo dan Anggoro kini tersandung masalah hukum di Ibu Kota, banyak pengusaha yang memilih berpaling muka.
Adapun Anggodo sebenarnya adalah pengusaha kayu jati. Namun, Anggodo bukan pengusaha kayu jati biasa. "Dia rajanya jati. Kalau tak lewat dia, kayu jati sulit bisa keluar dari Perhutani," kata seorang bekas pengusaha kayu yang cukup ternama kepada Jawa Pos. Menurut dia, kayu Jawa adalah spesialisasi Anggodo. "Terutama kayu jati yang diolah untuk flooring (lantai)," ucapnya. Di bisnis itu Anggodo boleh dibilang "memonopoli", terutama di Jawa. "Kalau tak lewat dia (Anggodo), selalu saja ada masalah dengan Perhutani," tambahnya.
Besar lewat bisnis kayu jati, Anggodo lantas melebarkan sayap. Dia mulai bersentuhan dan menjalin kedekatan dengan aparat hukum. Setapak demi setapak, dia membangun "karier" sebagai makelar kasus kelas kakap di Surabaya. "Boleh dibilang, saat saya masih ingusan, Anggodo sudah menjadi raja di Surabaya. Sepanjang 1990-an, nama Anggodo bisa menjadi jaminan kasus selesai," tutur seorang perwira polisi yang mengaku cukup dekat dengannya.
Perwira tersebut mengatakan, kelebihan Anggodo adalah sifatnya yang royal, gampang berkomunikasi, dan bisa di-sambati. "Sering, meski hanya kongkow-kongkow, Anggodo memberikan uang tanpa ada pretensi apa pun," tuturnya. Selain itu, perhatian Anggodo kepada seseorang pun sampai ke keluarga. Misalnya, Anggodo tak jarang membantu pengobatan anak seorang temannya yang sakit. Tapi, pada gilirannya, ketika Anggodo sedang "butuh", teman-temannya tadi pun segan untuk tak membantunya.
Maka bukan pemandangan yang aneh, di setiap acara kongkow Anggodo di Surabaya, selalu terlihat aparat penegak hukum. Entah itu pejabat polisi, kejaksaan, dan sebagainya. Luasnya jaringan (yang siap membantunya) itulah yang membuat Anggodo menjadi makelar kasus yang paling andal di Surabaya. Kabarnya, saat menjadi Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya, Susno Duadji pun cukup dekat dengannya sewaktu di Surabaya.
Seiring dengan perkembangan waktu, teman-teman yang telah "dibina" Anggodo sejak masih menjadi perwira menengah atau bahkan pertama, pun telah menapak karier yang lebih tinggi. Itu pulalah yang membuat Anggodo menapaki status lebih tinggi. Konsekuensinya, sejak 2002, Anggodo lebih sering di Jakarta. Wilayah "permainan"-nya pun kini di Jakarta, bukan hanya lokal Surabaya. "Ke Surabaya bila ada kasus-kasus yang penting saja, atau ada kasus-kasus khusus," tambah perwira tersebut.
Di Ibu Kota, sumber-sumber di kepolisian mengatakan kelas Anggodo untuk "membereskan sebuah kasus di bawah tangan" sudah selevel dengan Artalyta Suryani, pengurus kasus Sjamsul Nursalim yang dibekuk KPK, beberapa waktu lalu. "Sangat kakap dan punya akses langsung ke pejabat-pejabat penentu keputusan," tuturnya.
Malah menurut sumber tersebut, Anggodo dulu pernah dimintai tolong Antasari Azhar untuk mengurus kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan dirinya. Namun, karena bukti-bukti sudah kuat, dan "terlalu berbahaya untuk dimainkan", Anggodo tak sanggup. Akhirnya kasus tersebut jalan terus. Lantaran itulah, Antasari kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membidik Anggoro. "Di mana kemudian, Anggoro dan Anggodo `menyerang balik` ke KPK," tuturnya. Meski kebenarannya harus dibuktikan terlebih dulu, yang jelas, runtutan kronologinya cukup masuk akal.
Selain itu, Anggodo dikenal sangat flamboyan. Dia gampang luluh terhadap wanita. Ong Yuliana adalah salah satu contohnya. Anggodo dan Ong Yuliana dikenal dekat sejak 2006. Itu ketika pria bernama Tionghoa Ang Tju Nek itu membantu kasus Ong Yuliana yang baru saja menjadi kontroversi di Surabaya karena dibantarkan oleh Polres Surabaya Selatan dalam kasus narkoba.
Terlebih, selain cantik, Ong Yuliana mempunyai kemampuan pijat totok yang cukup mumpuni untuk menyembuhkan penyakit saraf. Menurut penuturan salah seorang teman Yuliana, Anggodo pernah mengalami sedikit gangguan saraf yang membuat cara berjalannya sedikit agak menyeret. Nah, di tangan Yuliana kaki Anggodo bisa berjalan normal kembali. Inilah yang membuat Anggodo semakin lengket dengan wanita yang berkali-kali terjerat kasus narkoba ini. Kedekatannya dengan Anggodo membuat Ong Yuliana juga tertular "kesaktian". Dia sempat menjadi kontroversi karena dibantarkan, baik di kepolisian maupun di kejaksaan.
Pada 2007, Ong Yuliana ditangkap Satuan Narkoba Polwiltabes Surabaya. Namun, ketika ditangkap, Ong Yuliana tak mendapat keringanan. Beberapa sumber mengatakan, polisi "kapok bermain" dengan Ong Yuliana. Buktinya, Ong tetap ditahan. Namun, Kepala Unit Idik II Satnarkoba Polwiltabes Surabaya Ajun Komisaris Polisi Effendi mengatakan, penahanan yang dia lakukan waktu itu sudah prosedural. "Kami tak pernah mau bermain-main dengan kasus narkoba," tutur perwira yang kini menjabat Kanit Idik I Satnarkoba Polwiltabes Surabaya tersebut.
Hanya saja, dia membenarkan ketika menahan Ong Yuliana, Anggodo kerap menjenguknya. "Tapi, saya tak pernah menanyainya. Dia (Anggodo) mengaku sebagai temannya. Karena tak ada urusan dengan dia, saya tak pernah komunikasi," tutur Effendi. Tapi, Effendi mengelak ketika ditanya apakah Anggodo pernah mencoba "mengaturnya"? "Tidak, tidak pernah. Buktinya, Yuliana tetap kami tahan," ucap Effendi.
Adapun Surabaya Post menulis, nama Anggodo dan Anggoro memang tidak begitu asing di telinga perwira-perwira kepolisian yang berdinas di Polwiltabes Surabaya. Dikatakan salah satu perwira kepolisian yang berdinas di Polwiltabes Surabaya, Anggoro pernah datang ke Satuan Reserse Kriminal. Namun ia mengaku tidak tahu dan tidak mengerti kedatangan Anggoro.
Selain pernah bertemu di Satreskrim, Anggoro juga sering sekali mengajak rekan-rekannya dugem (dunia gemerlap). Dikatakannya, ia dulu pernah diajak di sebuah diskotek terkenal di Surabaya dan mentraktir segalanya. "Saya dulu tidak tahu siapa orang ini, kok ngajak orang-orang ke hiburan malam dan semua dibayarinya. Saya kan cuman diajak saja. Eh, tahunya saya ya baru-baru ini kalau dulu yang ngajak itu Anggoro," ungkapnya. "Itu pun nggak cuman sekali, seringlah pokoknya. Yang jelas dia itu suka foya-foya," tambah dia.
Anggodo juga pernah dipanggil DPRD Surabaya. Menurut Musyafak Rouf, mantan Ketua DPRD Surabaya periode 2004-2009, Anggodo pemilik Restoran Valencia di Kertajaya. Pada tahun 2005, restoran itu ramai dikunjungi pelanggan. Saking ramainya parkir mobil membludak ke jalan raya.
Kondisi itu menimbulkan banyak keluhan warga. Akhirnya dilaporkan ke DPRD. "Dewan sempat mengundang Anggodo untuk hearing (dengar pendapat). Hasilnya, Anggodo diminta menertibkan parkir kendaraan pengunjung restorannya," cerita Musyafak di kantornya, Rabu pagi silam, kepada Surabaya Post.
Sementara menurut salah satu bankir di Surabaya, Anggodo cukup terkenal di kalangan pengusaha keturunan Tionghoa. Sebab, pria itu dinilai cukup lihai membantu berbagai sengketa hukum para pengusaha. "Dia sih pengusaha abu-abu, maksudnya tidak jelas industrinya apa, tapi yang jelas dia memang makelar kasus," ujar bankir itu yang enggan disebut jati dirinya.
Tidak hanya di Surabaya, Anggodo juga memiliki jaringan hingga Jakarta dan luar Jawa. Meski demikian, menurut bankir tersebut, Anggodo sebenarnya hanya pembantu Anggoro. "Anggoro itu secara personel baik, juga sering ikut kegiatan sosial. Dia kan yang sebenarnya punya duit," jelasnya.
Terkait apakah Anggoro Widjojo mantan bos PT Masaro Radiokom pernah mencari kredit ke tempatnya. Ia mengakui, memang pernah, tapi pihaknya tidak menyetujui karena risikonya terlalu besar. "Saya sekadar kenal dan tahu dia salah seorang pengusaha Surabaya. Tapi karena katanya agak nakal, kami tidak berani risikonya bisa macet," jelasnya. Ia juga mendengar kalau Anggoro juga memiliki anak perusahaan di Gresik. "Cuma tak tahu bergerak di bidang apa," katanya.
Merujuk paparan rekaman di Mahkamah Konstitusi, Selasa silam, dia mengaku tidak terlalu terkejut. Soalnya, bukan rahasia lagi kalau Anggodo memang kerap membantu jika ada kasus terkait hukum. "Tapi saya terkejut dengan banyaknya nama yang muncul, bisa menghancurkan kredibilitas penegakan hukum di Indonesia itu," katanya.(ANS) disadur bebas Liputan6.com,

Rabu, November 11, 2009

Kuasa Hukum: Yang Dikatakan Wiliardi Hanya Sebagian Kecil

Rabu, 11 November 2009 | 16:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Apollo Djara Bonga, kuasa hukum terdakwa mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wiliardi Wizar, mengatakan, apa yang diungkapkan kliennya hanya sebagian kecil fakta mengenai penanganan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Kliennya akan membuka fakta-fakta lain dalam sidang selanjutnya.
"Itu bagian kecil yang diungkapkan Wiliardi. Masih ada hal-hal lain yang belum diungkap seperti soal intimidasi. Itu akan diungkap di persidangan berikutnya," ucap dia di Mabes Polri, Rabu (11/11).
Apollo mengatakan, pihaknya akan meminta pengadilan menghadirkan nama-nama anggota Polri yang disebutkan oleh kliennya saat persidangan kemarin untuk dimintai keterangan. Mereka yang disebutkan yaitu Staf Ahli Kapolri Irjen Hadiatmoko dan Wakil Direktur Keamanan dan Kejahatan Transnasional Bareskrim Kombes Mohammad Iriawan.
"Jadi, kalau mau melakukan penegakan hukum dan menginformasikan tidak ada tekanan, harus ada kesediaan dan kesiapan moral saudara-saudara yang disebutkan untuk jadi saksi," jelas dia.
Seperti diberitakan, Wiliardi memberikan pernyataan menghebohkan saat persidangan kemarin. Dalam sidang, Williardi mengaku berita acara pemeriksaan (BAP) dirinya dikondisikan. Keterangan dalam BAP-nya disamakan dengan keterangan dalam BAP tersangka Sigid Haryo Wibisono untuk menjerat Antasari. Dia juga mengaku perubahan BAP itu atas perintah atasannya, yaitu Kapolri.

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog