Kamis, September 01, 2011

MENTERI - MENTERI S.B.Y. TITIPAN AMERIKA

Wikileaks kembali membuka 'rahasia' Indonesia. Kali ini bukan tentang penyalahgunaan wewenang oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tapi mengenai beberapa menteri dalam kabinet Indonesia Bersatu II.

Situs kontroversial itu merilis beberapa dokumen rahasia dari kedutaan Amerika di Jakarta tentang menteri-menteri RI yang berpotensi menjadi sekutu Amerika. Menteri-menteri itu diharapkan dapat memuluskan tujuan AS di berbagai bidang, di antaranya ekonomi, kesehatan dan politik luar negeri.

Demikian inti bocoran terbaru dari kawat diplomatik yang dikirim Duta Besar AS untuk Jakarta kala itu, Cameron Hume, ke Gedung Putih, yang termuat di laman WikiLeaks, Kamis (24 Agustus 2011) kemarin. "Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru menjanjikan dalam hal kerjasama AS-Indonesia di sejumlah isu penting seperti: ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan keamanan pertahanan," demikian pernyataan dalam dokumen tersebut.

Dokumen berkode 09JAKARTA1773 itu dibuat pada 23 Oktober 2009, dua hari setelah Presiden SBY mengumumkan kabinet barunya. Dalam dokumen itu, Cameron Hume memaparkan beberapa nama menteri yang potensial menjadi sekutu Amerika.

Di bidang ekonomi, ada Sri Mulyani Indrawati yang menjadi Menteri Keuangan. Ani --demikian panggilan Sri Mulyani-- pernah menjadi pejabat di Bank Dunia (World Bank). Sedangkan duet Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Perindustrian MS Hidayat disebut sebagai personal yang diterima dengan baik oleh kalangan pebisnis.

Sementara Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa dinilai bisa ‘bermanfaat' secara politik karena memiliki kedekatan dengan SBY. Meski Hatta dianggap kurang berperan dalam reformasi, tetapi "Bisa dimanfaatkan kekuatan politiknya untuk mendorong sejumlah kebijakan," tulis dokumen yang dipaparkan WikiLeaks itu.

Dalam bidang kesehatan, AS menyebutkan nama Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai calon sekutu AS. pemilihan Endang, dokter lulusan Harvard yang pernah bekerja di USAID dan berpengalaman menyelesaikan kasus flu burung, disebut AS sebagai "pertanda baik." Sementara Menteri Lingkungan Hidup Gusti M. Hatta disebut sebagai akademisi terhormat dan akan memfokuskan isu perubahan iklim dalam masa kerjanya.

Bocoran kawat diplomatik Kedubes AS itu juga menyebutkan mitra kunci dalam isu keamanan dan pertahanan, yakni Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI itu, di mata AS, menjadi tokoh penting dalam reformasi militer Indonesia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa nama Djoko Suyanto tidak asing bagi militer AS, karena dia pernah dilatih di pangkalan udara Nellis di negara bagian Nevada.

Terkait menteri pertahanan, pihak AS menilai bahwa sosok Purnomo Yusgiantoro sangat pas mengisi pis tersebut. "Purnomo telah bekerjasama dalam isu keamanan, kontraterorisme dan energi dengan kita," kata dokumen tersebut.

Selain itu, Dubes AS juga menganggap perlunya dilakukan tindakan nyata untuk menarik Menteri Marty Natalegawa sebagai partner kunci hubungan diplomatik AS-RI. Tindakan pertama yang diminta oleh Kedubes AS, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton segera memberikan selamat kepada Marty karena ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri RI yang baru. Saat itu, Marty menggantikan posisi menlu sebelumnya yang dijabat oleh Hassan Wirajuda.

Dokumen tersebut juga membuat rekomendasi agar Menlu AS, Hillary Clinton, tidak hanya mengucapkan selamat, tetapi juga meminta diadakannya pertemuan di sela-sela pertemuan APEC pada November di Jakarta 2008. Dokumen itu merekomendasikan agar Washington merangkul Menlu Natalegawa untuk menjadi rekan dan penyokong kebijakan AS.

Berbeda dengan dokumen di Wikileaks dalam kasus 'penyalahgunaan wewenang' oleh presiden SBY yang mendapat reaksi keras dari pemerintah RI, kali ini belum ada respon dari pejabat RI.

Bagi Amerika, semakin banyak tokoh yang bisa dimanfaatkan untuk memuluskan kebijakannya di Indonesia, maka semakin dalam pula cengkeraman ‘invasi terselubung' yang dilakukan AS di negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim ini. Dan Amerika, tampaknya, telah memainkan perannya lewat tangan orang-orang dekatnya di kabinet. (Gatra)

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog