Minggu, September 05, 2010
TNI Wajib mencontoh Keberhasilan Industri Militer Iran,
Michael Mullen, Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Jum'at hari ini (03/9) menyatakan bahwa musuh utama yang dihadapi AS saat ini bukan Iran tapi beban ekonomi Amerika membiayai $ 700 milyard US untuk Anggaran Milter Amerika yang membuat ekonomi Amerika terpuruk sekedar berkelit Malu karena Iran telah berhasil cemerlang melawan sanksi dan embargo militer Barat karena secara mandiri industri militer Iran berhasil membuat Dunia berdecak kagum. Pernyataan Resmi yang Jujur justru datang dari Badan Intelejen AS (CIA) mengakui bahwa opsi menyerang Iran berarti bencana bagi AS. Karena kepentingan AS secara langsung akan terancam, jika Israel dan Iran berperang.
TNI Wajib mencontoh Keberhasilan Industri Militer Iran, Hasil Sanks Militer Amerika Serikat dan Kroni kroni nya ini dibuktikan dalam beberapa hari terakhir ini, Iran juga mengejutkan kembali dunia dengan memamerkan kesuksesannya di bidang industri pertahanan militer. Jet pembom tanpa awak produksi dalam negeri Iran bernama Karrar, dipamerkan di Universitas Industri Malek Ashtar, bertepatan dengan peringatan Hari Industri Pertahanan. Pameran jet pembom itu disaksikan oleh Presiden, Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Karrar adalah pesawat tanpa awak jarak jauh pertama milik Iran yang mampu mencapai target jarak jauh dengan membawa bahan peledak yang cukup berat. Ini adalah kesuksesan teknologi Iran yang menakjubkan karena selama ini, hanya dua negara yang mampu membuat jet tanpa awak dengan teknologi tinggi. Kedua negara itu adalah AS dan Perancis. Selain itu, Rezim Zionis Israel juga memproduksi pesawat tanpa awak dengan bantuan AS.
Iran juga sudah memulai pembuatan pesawat tanpa awak sejak militer Rezim Saddam Husein menyerang Iran pada dekade 80-an. Hingga kini, Iran sudah membuat berbagai jenis pesawat tanpa awak.
Jet tanpa awak Karrar mempunyai spesifikasi luar biasa. Motor turbojet Karrar dapat mencapai kecepatan hingga 1000 km perjam dengan ketinggian yang luar biasa. Jet tanpa awak Karrar ini mempunyai panjang empat meter yang juga dapat membawa berbagai jenis bom dan roket. Empat jenis roket yang diangkut Karrar dapat menghancurkan target dari jarak 1000 km dan bomnya juga dapat meratakan posisi musuh dengan daya destruktif yang luar biasa.
Dalam acara yang yang memamerkan jet Karrar tersebut, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan pesan perdamaian dan menyatakan bahwa jet tanpa awak ini dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan musuh. Ia menegaskan, "Republik Islam Iran tidak dapat diam dalam menyikapi kezaliman dan ketidakadilan. Untuk itu, Iran harus mencapai tingkat kemajuan dan ketangguhan yang membuat para musuh pesimis." Dengan demikian, Ahmadinejad menegaskan bahwa Karrar itu berfungsi sebagai senjata defensif yang menahan serangan musuh.
Keberhasilan jet tempur tanpa awak yang dibuat Iran, spontan mendapat reaksi dari berbagai media asing. Koran Perancis, Le Parisien, menyinggung acara yang memamerkan jet tempur Karrar menulis, "Iran menunjukkan kemampuannya menghadapi kemungkinan segala serangan atas situs-situs nuklirnya." Koran itu juga menambahkan, Iran akhir-akhir ini menunjukkan berbagai keberhasilannya di bidang industri militer, khususnya di bidang sistem rudal, pesawat tanpa awak, kapal cepat dan kapal selam."
Koran Al-Quds Al-Arabi juga menulis, "Awal tahun ini, AS menyatakan kekhawatirannya atas program dalam pembuatan pesawat tanpa awak Republik Islam Iran. Menurut laporan koran itu, Iran dengan membuat jet tanpa awak Karrar, bergabung dengan negara-negara pembuat pesawat tanpa awak di dunia.
Rudal dan Kapal Perang
Keberhasilan lainnya yang membuat dunia tercengang adalah rudal baru Qiam dari darat ke darat. Rudal ini menjadi koleksi terbaru rudal Iran. Rudal baru Qiam itu diumumkan dua hari sebelum dipamerkannya jet tanpa awak Karrar. Spesifikasi unggul Qiam ini adalah tidak memiliki sayap sirip yang dapat meningkatkan kecepatan dan membidik target dengan jitu. Ketua Badan Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Sayid Mehdi Farahi menyatakan, "Rudal balistik Qiam dapat diluncurkan dengan menggunakan berbagai launcher khusus."
Rudal Qiam juga dapat menghantam berbagai macam target di berbagai jarak sesuai dengan misi yang ditentukan. Bahkan menurut Brigjen Farahi, "Dapat dikatakan bahwa pengalaman 25 tahun industri pertahanan dan penerbangan Iran, telah teringkas dalam rudal Qiyam." Lebih dari itu, rudal Qiam juga berfungsi sebagai anti-radar.
Bersamaan dengan uji coba rudal Qiam, Iran juga menguji rudal generasi ketiga Fateh 110. Rudal balistik ini diproduksi untuk pertama kali pada tahun 2002. Kini, rudal ini dengan kejituan luar biasa dapat membidik target. Selain itu, rudal Fateh 110 menggunakan bahan bakar padat.
Dalam beberapa hari terakhir ini, dua kapal terbaru Iran, Dzulfiqar dan Seraj diproduksi massal. Dua kapal cepat itu berfungsi sebagai penangkal serangan musuh. Dalam manuver militer beberapa bulan lalu, kedua kapal itu mampu menampilkan manuver dengan sempurna. Kedua kapal itu mempunyai kecepatan tinggi dan memiliki daya bidik yang luar biasa.
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Ahmad Vahidi dalam acara peresmian pabrik yang memproduksi kapal-kapal cepat Seraj 1 dan generasi baru kapal Dzulfiqar, hari Senin (23/8), mengatakan, "Kapal Seraj 1 didesain sebagai kapal cepat destroyer yang dilengkapi rudal untuk wilayah panas." Ia juga menjelaskan, "Organ kapal Seraj 1 adalah fiberglass yang juga dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan radar pendeteksi." Vahidi menambahkan, "Kapal Seraj 1 didesain sedemikian rupa sehingga suara akibat kecepatan tinggi kapal ini tidak masuk dalam kabin kapal."
Adapun mengenai kapal Dzulfiqar, Ahmad Vahidi menjelaskan, "Kapal ini didesain sebagai kapal operasi yang dapat menyerang kapal-kapal musuh dengan cepat. Kapal itu juga dilengkapi roket dan senjata lainnya." Ia menambahkan, "Kecepatan tinggi dan manuver cepat adalah spesifikasi khusus yang dimiliki kapal Dzulfiqar."
Panglima Angkatan Laut Pasdaran Republik Islam Iran, Ali Fadavi, setelah peresmian pabrik kapal Seraj dan Dzulfiqar, menyatakan, "Di bidang kapal cepat pelempar roket, tidak ada negara di dunia yang mempunyai kekuatan seperti ini." Ia juga menegaskan, "Rata-rata kecepatan kapal cepat Iran lebih cepat dua kali lipat dibanding kapal-kapal cepat AS."
Iran tidak hanya berhasil membuat kapal-kapal kelas menengah, tapi juga mampu membuat kapal selam dengan kecanggihan yang menakjubkan. Empat kapal selam modern Ghadir produksi Perindustrian Maritim Kementerian Pertahanan Iran, Ahad siang (8/8) secara resmi bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran. Kapal selam Ghadir sepenuhnya produk dalam negeri dan termasuk tipe kapal selam ringan yang memiliki kemampuan manuver khusus. Ghadir didesain khusus untuk laut dangkal di Teluk Persia sehingga membuat kapal selam ini gesit bermanuver.
Terkait hal ini, Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Habibullah Sayyari, kepada televisi Iran, menjelaskan teknologi pembuatan kapal selam yang hanya dimiliki oleh beberapa negara. Dikatakannya, seluruh fase pembuatan kapal selam itu sepenuhnya dilakukan di Iran dan kemampuan itu dicapai berkat usaha dan kreatifitas ilmuan lokal.
Industri Militer Iran Bukan Ancaman
Dengan berbagai keberhasilan di bidang militer, Republik Islam Iran menekankan bahwa semua pembuatan senjata militer itu bertujuan untuk kepentingan membela diri dari segala kemungkinan serangan musuh. Para musuh dalam tiga dekade terakhir ini, mengggunakan berbagai cara untuk menekan Republik Islam Iran. Sementara itu, Iran selalu menekankan persahabatan dengan negara-negara tetangga. Iran pun menunjukkan iktikad baik itu melalui berbagai kerjasama politik, ekonomi dan militer.
Pada awal bulan Agustus lalu, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran berkunjung ke Oman guna menandatangani kerjasama pertahanan. Berdasarkan kerjasama tersebut, kedua pihak siap melakukan transaksi, bahkan siap menggelar manuver militer bersama. Sebelum itu, Iran juga menandatangani kerjasama militer dengan Qatar. Kerjasama yang sama juga ditandatangani oleh Iran dan Tajikistan. Kedua pihak sepakat mengembangkan kerjasama pertahanan, pendidikan dan teknis.
Salah satu aspek penting dari inovasi-inovasi baru di bidang militer adalah hasil karya lokal. Semua senjata militer itu dibuat atas hasil karya para pakar lokal. Hal yang menarik, inovasi baru itu muncul di tengah sanksi dan embargo terhadap Republik Islam Iran. Untuk itu, sanksi sama sekali tidak berpengaruh pada Iran, bahkan membuat negara ini kian independen. Terkait sanksi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Para pejabat Iran telah mengambil keputusan yang tepat dalam menyikapi sanksi sepihak AS dan Eropa. Insya-Allah, dengan kekuatan persatuan dan solidaritas, sanksi berubah menjadi peluang."
Michael Mullen, Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Jum'at hari ini (03/9) melakukan kunjungan ke Turki. Lawatan ini diberitakan oleh CNN Turki dan menyebutkan bahwa Michael Mullen dalam lawatan tersebut melakukan pertemuan dengan para pejabat Turki guna melakukan perundingan. Kedua pihak akan membicarakan soal pemindahan pasukan dan persenjataan militer Amerika dari Irak melewati teritorial Turki.
Sementara itu, baru-baru ini pemerintah Turki menyatakan bahwa perundingan soal pemindahan pasukan Amerika dan perlengkapan militer mereka dari Irak melewati Turki terus berlanjut.
Kunjungan Mullen ini dilakukan saat hubungan Ankara-Washington mengalami ketegangan. Semuanya bermula ketika Dewan Keamanan PBB menggelar voting terkait sanksi terhadap Iran. Dalam voting itu Turki menyatakan menolak diberlakukannya sanksi terhadap Iran. Amerika kontan menyatakan akan meninjau kembali hubungannya dengan Turki.
Sekaitan dengan hal ini, surat kabar Israel Yediot Ahoronoth menulis, para senator dari kubu Republik mengritik hubungan Amerika dengan Turki pasca dukungan negara itu terhadap program nuklir sipil Iran. Ketidaksukaan ini semakin memuncak pasca munculnya friksi yang lebar antara Turki dan Israel akibat serangan brutal militer Zionis Israel terhadap konvoi kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Akhir bulan lalu, surat kabar Financial Times menulis, Barack Obama telah mengeluarkan peringatan kepada Turki agar sedikit mengendorkan sikapnya terhadap Israel. Bila hal itu tidak dilakukan, Washington akan mengakhiri kerjasama militer dengan negara ini.
Sesuai dengan berita yang dilansir Kantor Berita Turki Anatoli menyebutkan, sebuah delegasi Turki yang dipimpin oleh Deputi Menteri Luar Negeri Turki baru-baru ini melawat AS. Dalam kunjungan itu delegasi Turki berusaha meyakinkan Washington bahwa ketegangan yang terjadi dengan Israel tidak akan mempengaruhi hubungan persahabatan Turki-AS. Koran Zaman juga menyebut lawatan itu untuk menepis kesalahpahaman yang muncul dalam hubungan dengan Zionis Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Namun demikian, televisi Perancis secara transparan menyatakan, Amerika tidak akan membiarkan Turki tersiksa. Karena bagaimanapun juga Turki memiliki peran penting di Timur Tengah. Tapi tampaknya Amerika sendiri membutuhkan Turki di Irak, termasuk soal penarikan mundur pasukannya dari negeri itu yang harus melewati Turki. Masalah ini tentu saja menjadi kendala tersendiri bagi AS dan Washington harus serius memikirkan peninjauan kembali hubungannya dengan Turki. (IRIB/SL/MF)
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Michael Mullen menyatakan bahwa masalah utama yang dihadapi AS saat ini bukan Iran, tapi lonjakan utang negara dan carut-marut ekonomi dalam negeri.
Situs Antiwar melaporkan, Mullen dalam statemennya yang disampaikan di Detroit menyebut ancaman terbesar bagi keamanan nasional AS adalah utang. Ditegaskannya, kebutuhan militer berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Mereaksi statemen Presiden AS, Barack Obama yang mengklaim pajak sebesar 600 milyar dolar akan menutupi utang tahun 2012, Mullen mengatakan, dana ini hanya cukup untuk menutupi anggaran setahun Pentagon.
Selama perang tujuh tahun di Irak, Washington telah mengucurkan dana lebih dari satu triliun dolar. Baru-baru ini koran Financial Times dalam laporannya menulis, warga AS mengkhawatirkan terulangnya kembali krisis ekonomi, dan mereka lebih memilih mendepositokan uangnya di bank dari pada untuk konsumsi. Federal Reserve memprediksi memburuknya kondisi ekonomi di Negeri Paman Sam itu.
Di saat Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS menegaskan Iran bukan ancaman utama negara ini, situs rezim Zionis Israel, Debkafile menulis, Obama tahu kekuatan militer Iran tidak bisa dianggap remeh dan kini tidak ada cara lain untuk menghalangi kemajuan program nuklir sipil Tehran.
Bross Riddle, orang terdekat Obama di Badan Intelejen AS (CIA) mengakui bahwa opsi menyerang Iran berarti bencana bagi AS. Karena kepentingan AS secara langsung akan terancam, jika Israel dan Iran berperang.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan, para petinggi Amerika Serikat (AS) tidak memiliki kesiapan untuk berdialog langsung membicarakan masalah dunia dengan Iran.
Seperti dilaporkan Kantor berita ISNA, Mehmanparast Sabtu (28/8) di kota suci Qom menandaskan, "Apa yang kita saksikan saat ini menujukkan bahwa para petinggi AS tidak siap untuk berdialog membicarakan problematika dunia.
"Jika Iran diberi kesempatan untuk berdialog secara langsung dan tanpa sensor dengan AS maka dapat dipastikan masyarakat dunia akan berpihak kepada Iran," demikian ungkap Mehmanparast.
Menyinggung usulan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad untuk berdialog langsung dengan Presiden AS, Barack Obama, Mehmanparast mengatakan, Ahmadinejad meyatakan kesiapannya untuk berdialog langsung dengan Obama membicarakan masalah internasional saat ini dan memberikan pandangan Iran dalam mengatasi hal tersebut. Dan pernyataan Ahmadinejad ini menuai reaksi beragam dari petinggi AS.
Mehmanparast menambahkan, perang lunak adalah opsi utama musuh Iran saat ini. Menurutnya, dalam perang ini media memainkan peran utama dan mendapat suntikan dana yang besar khususnya dari Rezim Zionis Israel.
Seraya mengingatkan peran penting media dan dampaknya, Mehmanparast menyatakan, media harus berhati-hati sehingga tidak jatuh ke pihak lain dan terperosok ke dalam tindakan tak manusiawi dengan melakukan aksi serangan dan propaganda sehingga mereka dipertanyakan oleh berbagai pihak. (ISNA/MF/RM)
Langganan:
Postingan (Atom)