Rabu, Maret 03, 2010
Kepentingan AS di Papua dengan Program EAMP
Pemerintah AS meluncurkan program pendidikan bahasa Inggris, English Access Micro-scholarship Program (EAMP), kepada warga Papua. Program yang merupakan hasil kerja sama PT Freeport Indonesia, Kedubes AS, Learning Partnerships dan Universitas Cenderawasih ini, diresmikan oleh Wakil Dubes AS, Thed Osius, yang berkunjung ke Papua pada 20 Januari 2010 lalu.
Empat hari setelah kunjungan Osius (24/1), keamanan di Papua kembali memanas. Sekelompok orang tidak dikenal menyerang karyawan PT Freeport Indonesia. Serangan ini menyebabkan korban luka beberapa aparat anggota kepolisian dan karyawan perusahaan tambang emas swasta milik AS tersebut.
Pengamat Intelijen, AC Manullang, menyatakan kunjungan Osius sebagai bagian dari propaganda untuk lebih menancapkan eksistensi AS di Papua. Sekarang ini, kata Manullang, AS menerapkan politik dua kaki di Papua.
“Satu pihak mendukung kelompok OPM yang ingin lepas dari NKRI. Pada pihak lain mendukung Papua masuk wilayah NKRI”, ungkapnya.
Mantan salah satu direktur BAIS yang pernah bertugas di berbagai negara ini mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk bersikap hati-hati terhadap kebijakan AS di Papua. Ia pun menyoroti program pendidikan yang digulirkan AS dengan PT Freeport.
“Program pendidikan bahasa Inggris ini hanya lip servis yang bertujuan memberikan citra positif AS. Padahal berapa keuntungan yang diperoleh AS mengeruk Freeport”, sergah Manullang.
Manullang mengusulkan pemerintah Indonesia membuat program unggulan untuk menarik warga Papua. Tapi ia juga menyayangkan dana warga program yang dikucurkan banyak dikorupsi pejabat.
Soal memanasnya kembali keamanan di Freeport, manullang mencurigai pihak AS yang melakukan dengan memanfaatkan OPM. Ia justru menghubungkan kunjungan tersebut sebagai upaya daya tawar terhadap Indonesia. (Ars)
Langganan:
Postingan (Atom)