Selasa, Mei 15, 2012

PILKADA DKI 2012

Sejak Tahun 2004 penulis mengamati perkembangan politik di tanah air, dimana menurut data Kementerian Dalam Negeri, telah terjadi demikian banyak perpecahan (pecah kongsi) mulai dari gubernur-wakil gubernur, wali kota-wakil wali kota, hingga bupati-wakil bupati. Kecenderungan pecah kongsi yang sangat tinggi dari kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dari 244 pilkada pada 2010 dan 67 pilkada pada 2011, duet Pimpinan daerah yang berlanjut dari periode sebelumnya hanya 6,15 persen. Artinya, sekitar 94 persen pimpinan daerah berganti pasangan pada pilkada berikutnya. Sayangnya, Kementerian Dalam Neegri tak  cukup memiliki data tentang berapa banyak wakil kepala daerah yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir.
Pada umumnya pasangan pimpinan daerah berasal dari parpol berbeda, meski ada juga yang menggandeng birokrat, pengusaha, purnawirawan atau profesional. Parpol yang berkoalisi biasanya tak memiliki ikatan ideologis yang kuat, tetapi hanya ditautkan oleh kepentingan jangka pendek belaka.
Kita lihat Jakarta menjelang Pilkada 11 Juli 2012. DPRD DKI Jakarta memiliki jumlah kursi legislatif sebanyak 94 buah. Dengan perincian Partai Demokrat (32), PKS (18), PDIP (11), Partai Golkar 7), PPP (7), Gerindra (6), PAN (4), PDS (4), Hanura (4) dan PKB (1). Untuk persyaratan mengajukan pasangan Cagub-Cawagub, parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 15% dari total kursi, 14,1 kursi, dibulatkan 15 kursi. Berarti hanya Partai Demokrat dan PKS yang bisa mengajukan langsung tanpa berkoalisi.
Selain Parpol, pada pilkada 2012 ini calon independen dibenarkan untuk maju sebagai calon dengan menunjukkan bukti  4% kali jumlah penduduk DKI Jakarta (10.183.498), jumlahnya adalah 407.345 pendukung (KTP dan tanda tangan).
Setelah proses verifikasi awal, pasangan Independen Faisal Basri-Biem Benyamin, serta Mayjen TNI (Pur) Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria masih harus berjuang dukungan untuk  keduanya sebagai Pasangan calon Independen. kepentingan masing-masing yang sangat erat dengan urusan duniawi yang tidak pernah selesai
Yang paling awal  mendeklarasikan diri adalah koalisi Golkar, PPP dan PDS. Dengan jumlah 18 kursi, pasangan yang akan diusung adalah Alex Nurdin-Letjen Mar (Pur) Nono Sampono. walau mayoritas Pemilih DKI kurang mengenal sisi positif  Calon yang diusung Golkar , PPP + PDS . terlebih Alex Nurdin sedang tersandung Perkara Korupsi
PDIP, yang pada saat terakhir melakukan fit and propper test terhadap Jokowi dan Ahok sudah menyadari dengan kekuatannya yang hanya 11 kursi walau dengan menggandeng Gerindra 6 kursi untuk berkoalisi ,walau keberhasilan Jokowi menjabat Walikota Solo serta dukungan minoritas etnik pada Ahok Intinya PDIP dan Gerinda sedang mengukur seberapa besar kekuatan mesin partai mereka di Jakarta jelang PEMILU 2014 Pasangan ini kecil untuk berpeluang menang
Lantas, bagaimana dengan parpol lainnya?  Hanura dan PKB ?  PKB nampaknya akan bergabung ke Demokrat. Gerindra akan ke PDIP dan Hanura juga akan ke PDIP.
Dengan demikian, komposisi koalisi akan sangat tergantung Fauzy Bowo (Foke) berada Di PD  King maker Pilkada DKI 2012 berada di tangan Partai Demokrat. Jelas wajar karena PD memiliki 32 kursi, maka Pak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina lah yang mengatur dinamika proses Pilkada, Namun kali ini tekanan arus bawah Demokrat demikian kuat untuk mengajukan Nachrowi, tetapi Nachrowi dalam hitungan politik kalah jauh dibandingkan Foke sebagai incumbent. Baik dalam hal popularitas, komunikasi lintas parpol, dukungan logistik dengan  tetap memegang teguh demokratisasi , Majelis Tinggi Partai Demokrat akhirnya memutuskan Fauzie Bowo Cagub didampingi Nachrowi Romli terpilih sebagai Cawagub diusung Partai Demokrat

Bagaimana PKS ? Nampaknya PKS tidak mau mengulang Pengalaman pahit Pilkada 2007 banyak memberi pelajaran kepada PKS. Jago PKS (Adang Darajatun-Dani Anwar) meraih (42,13%), dikalahkan Pasangan Foke-Mayjen TNI Priyanto yang didukung seluruh parpol di DKI, yang meraih (57,87%) kekalahan tipis yang  pahit pada Pilkada  2007  besrsama  PAN  maka Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini pasangan calon Resmi dari PKS dan PAN . Dengan  mesin propaganda PKS  sebaik  tahun 2007 dengan Kader PKS yang solid dan merakyat  serta PAN mampu mengubah opini Pemilih kelas menegah di DKI  bila  Isu – isu kampanye nya menyentuh Rakyat DKI yang sudah muak dengan korupsi Pemda DKI . Jumlah pengangguran di DKI tertinggi di Indonesia , persoalan banjir dan kemacetan maka sangat besar kemungkinan pasangan Cagub dan Cawagub dari PKS dan PAN  masuk dalam Putaran kedua Pilkada DKI
Dengan demikian maka apabila perkiraan tersebut benar, maka dari 6 pasang yang akan maju, komposisi dari tiga(3) pasang terdiri dari kombinasi sipil dengan militer, sementara tiga (3 juga) pasang sipil-sipil.

Menurut Survey serta Analisa intelijen Pasangan Faisal Basri-Biem menjadi pasangan termuda dengan Pasangan Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini yang akan maju sampai putaran kedua Pilkada DKI 2012 bersama Nahrowi & Foke Cagub incumbent namun suasana hati nurani para Pemilih DKI tidak lagi mudah untuk di rekayasa apalagi dibodohi dengan money politic . Karena Mereka dimata mayoritas pemilih DKI relatif bersih dari korupsi maka Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini serta Faisal Basri-Biem kedua calon pasangan Cagub + cawagub ini akan berada selangkah lebih maju, karena diterjemahkan dengan mengadopsi keinginan rakyat DKI keduanyalah yang merupakan bagian dari rakyat. Disinilah mereka mempunyai peluang yang cukup besar untuk meraih dukungan dan simpati publik.sebab pada Pasangan lainnya adalah pejabat ataupun bekas pejabat yang hanya ramah pada rakyat ketika jelang Pemilihan namun setelah menjabat Arogan & terbukti hanya memperhatikan kepentingan Penguasa dan Pengusaha saja.
Berikut nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta:
1. Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli pasangan calon dari Partai Demokrat
2. Hendardji Supandji dan Ahmad Riza Patria pasangan calon dari jalur independen
3. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pasangan calon dari PDIP dan Gerindra
4. Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini pasangan calon dari PKS dan PAN
5. Faisal Basri dan Biem Benyamin pasangan calon dari jalur independen
6. Alex Noerdin dan Nono Sampono pasangan calon  dari  Golkar, PPP, dan PDS.
Dengan perkiraan kasar tersebut, kemungkinan Pilkada DKI 2012 yang akan diselenggarakan akan berlangsung dalam dua putaran. Foke jelas merupakan sebuah kekuatan dan mempunyai daya tarik tersendiri sebagai incumbent karena dikenal ‘power full.’ Kini ada gerakan ABK (Asal Bukan Foke). Yang jelas Foke akan dijadikan musuh bersama ketiga calon lainnya. Walaupun kuat, bukan tidak mungkin ada kelemahan atau kerawanan Foke yang belum diungkap ke media massa.
Dalam ilmu intelijen, dalam meramal sesuatu, kita harus melihat fakta-fakta masa lalu. Pelajaran Pilkada Jawa Barat pada tahun 2008, dimana pasangan anak muda Heryawan-Dede Yusuf yang diusung PKS dan PAN dengan suara gabungan 16,77%, berhasil menaklukkan jagoan berpangkat, pasangan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar- Numan Abdulhakim yang didukung PDIP, PKB, PPP dengan jumlah suara gabungan sebesar 34,34%. Pasangan Danny Setiawan (incumbent) -Mayjen TNI Iwan Sulandjana yang didukung Partai Golkar dan Demokrat dengan jumlah suara gabungan  35,67% suara.Dari fakta tersebut, yang menarik, pasangan kedua orang muda tersebut tampil sederhana, berpecipun tidak, dibandingkan para pejabat yang tampil hebat dengan segala atributnya. Ternyata kondisi rakyat Jawa Barat sudah bergeser, bosan dan anti kepada mereka yang berbau pejabat. Bertepatan pada saat itu ada kasus korupsi yang sedang ramai dibicarakan di Bandung. Akhirnya Heryawan yang tidak terkenal bersama Dede Yusuf, anggota PAN melenggang dan menjungkirkan para tokoh mantan pejabat tersebut dari panggung Pilkada Jabar.
Nah, kini nampaknya hal serupa bisa saja terjadi di DKI Jakarta, penulis justru melihat pasangan Faisal Basri-Biem yang independen dan sederhana, bukan tidak mungkin bisa menjungkirkan pesaingnya. Kondisi psikologis rakyat DKI dan Jawa Barat tidak jauh berbeda. Dari pengalaman mengumpulkan KTP beberapa waktu lalu, mayoritas pendukung adalah rakyat kalangan bawah.
Menurut catatan akhir di DKI, angka kemiskinan naik 3,75%, angka pengangguran 10,83 %. Menurut Ketua DPRD DKI, angka pengangguran mereka yang berumur 15-24 tahun adalah 25%, lebih besar dibandingkan pengangguran nasional yang 22,2%. Jadi hal yang berkait erat dengan konstituen DKI bukan hanya macet, banjir, keamanan, tetapi justru pengangguran. Inilah titik lemah incumbent, saat memimpin Jakarta rakyat yang tambah miskin semakin banyak.
Demikian sedikit informasi tentang peta pilkada DKI, semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Pasangan yang terbentuk pada parpol berasal dari parpol yang berbeda, semoga saja tidak pecah seperti yang dikatakan Kemendagri diatas.
Analisa penulis memperkirakan bahwa pasangan Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini pasangan calon dari PKS dan PAN beserta Calon Independen Faisal Basri dan Biem yang sederhana salah satu dari mereka berpeluang menang bisa menjadi kuda hitam yang tidak diperkirakan, apabila  Isu isu kampanye yang Progresif serta menyentuh hati mayoritas Pemilih DKI pada PILKADA 2012 ingatlah pada pepatah suara rakyat adalah suara Tuhan maka suara Data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4)menyebutkan jumlah 7,5 juta jiwa yang dapat memilih dalam Pilkada DKI Jakarta. . total pemilih DKI )
Akan ada kah Kemenangan Rakyat pada PILKADA DKI seperti kemenangan Heryawan-Dede pada PILKADA Jawa Barat Tetapi ini hanya sebuah perkiraan dengan hitungan manusia, tetap saja Tuhan Yang Maha Kuasa yang memutuskan.
Sumber : Prayitno Ramelan, Gustaf Alattas , Viva news

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog