Amerika Serikat berkeinginan menjadikan pulau Sabang sebagai pangkalan militernya di Aceh untuk Mengimbangi Kekuatan China yang besar Di Asia Pasifik , namun telah ditolak oleh DPR RI dan Rakyat beserta Pemerintah Nanggaro Aceh Darussalam .
Dengan Sumer Daya Miberal yang beragam Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS.
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. jelang 8 tahun Tsunami Aceh yelah terbongkar bencana yang menimpa NAD dan
sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya
Pembuktian Tsunami Di Aceh 26 Desember 2004, bahwa bencana yang menimpa NAD dan
sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan
tetapi sebuah Uji Coba senjata gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah
laut Secara teoritis, W-53 hulu-ledak termonuklir , adalah senjata berkekuatan
9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir bisa dengan mudah dikemas
dalam sebuah tempat kecil ‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan
atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci
persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi
baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan
kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih
dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan ?
Tidak perlu dikatakan lagi ternyata Australia adalah termasuk kelompok awal yang mempersiapkan diri, yang segera bergabung dengan anehnya karena sudah mempersiapkan diri dengan baik dan diperlengkapi dengan peralatan Militer Amerika Serikat, meskipun diragukan bahwa setiap perwira dan personelnya yang terlibat benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi. Hanya sedikit dari mereka yang berpikir untuk mempertanyakan mengapa mereka melakukan latihan selama setahun penuh hanya untuk sebuahtugas “Misi Kemanusiaan”, ketika semua menunjuk kepada Angkatan Laut Amerika Serikat dan Korps Marinir ada apakah ?
Berarti Bencana Uji coba Senjata
elektromagnetik terbukti bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi.
Tentu saja kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir karena uji coba
Bom termonuklir yang sengaja
diledakkan di bawah laut. yang menimbulkan Gempa dan Tsunami
Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya.Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan.
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu.
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang dahsyat yang diledakan didasar laut untuk dampak elektromagnetik
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu.
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu,
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
“Melalui pendapat dan analisa yang
dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya
sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu
di antaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,”
katanya.
|
Foto Satelit pada detik-detik terjadinya gelombang Tsunami di
Aceh… Satelit yang ada di atas Aceh pada saat itu adalah suatu
kebetulan?
|
Jika Tsunami, Aceh 2004 Bencna Alam maka ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga
orang anak nelayan Aceh yang terbakar kulit ditemukan karbon Radioaktif. seperti korban nuklir Di Hirosima”
Disinggung rencana besar apa di balik itu,
Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box”
bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang
diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik
Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini,
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration,
beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta
kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan
India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh .
2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit
berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah
warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya
mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan
di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun
juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia
yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Penjelasan
Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead
Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah
ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam
dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini
sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai
anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut
SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi
kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali
dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana
gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian.
Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang
mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan
gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu
mengalahkan kekuatan Nuklir.
Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai
elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang
tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program
HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan
Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun
lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit
negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang
berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh
Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di
luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project)
adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti
gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan
sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project
teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency)
untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan
lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa
spt di Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.
Simbol triple-six 666, One-Eye & Laut Terbelah ada di Museum Tsunami Aceh.
*Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, …
Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah
laporannya tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk
Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini
yang berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis
mereka antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan
sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal
melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard.
Salinan agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di
Sabang adalah sebagai berikut:“…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina
menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin
meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia,
pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa
negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di
Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang
sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego
Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi,
karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital
pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”.
Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa
pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh
resiko. “CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang
titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan
kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi
alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya
membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin
milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk
Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera
Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa.
Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai
jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini
menyudahi penelusurannya.
Mungkin ini berita lama tapi saya tertarik untuk mengulasnya lagi
mengingat banyaknya kerusuhan yang melanda negera2 islam di dunia.
Misteri rahasia tsunami di Aceh.
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di
Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir
independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi
kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS
Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.
“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan.
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu.
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan.
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu.
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu,
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS.
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,”
jelasnya
Flashback : Konspirasi Jahat Dalang Tsunami Aceh 2004
Afghanistan dan Iraq sudah binasa, para bankir Wall Street semuanya
putus asa mencari-cari cara untuk mengendalikan dunia kita ini, secara
tiba-tiba dengan mudahnya Parit Sumatra meledak. Trick or Treat? “Bahkan
yang lainnya terlibat menyerang dalam bentuk eco-type of terrorism,
mereka dapat merubah iklim, membuat gempa bumi atau meledakkan gunung
berapi dari jarak jauh, dengan menggunakan senjata gelombang
elektomagnetik” Menteri Pertahanan Amerika, William S. Cohen, April
1997 Big surprise! Kemungkinan Cohen sudah mengetahui terlebih
dahulu bahwa sebuah senjata nuklir dapat mendorong terjadinya apa yang
dia sebutnya sebagai “gelombang elektromagnetik”.
|
|
|
|
Real Blast Epicenter in Sumatran Trench |
|
|
Walaupun kecenderungan alami manusia dikejutkan kedalam kesunyian
karena banyaknya orang yang mati dan luka-luka di Asia pada tanggal 26
Desember 2004, meskipun juga sedikit merasa takut karena kehilangan
kepercayaan pribadi karena besarnya tingkat kejahatan yang baru saja
terjadi, terdapat banyak bukti-bukti kejanggalan yang dapat dibuktikan
mengenai ceritera resmi Tsunami yang dibuat Amerika, sekarang harus
dicatat walaupun secara sederhana, atau untuk selamanya akan hilang
ditelan waktu, |
|
Adalah tidak diragukan lagi bahwa sebuah gelombang raksasa (Tsunami)
telah menerjang sepanjang Asia Selatan dan Asia Tenggara serta
kekuatannya masih cukup untuk meneruskan bergerak ke sepanjang Lautan
India ke Afrika, membunuh dan melukai ratusan orang lainnya lagi. Jadi
hanya sebuah pertanyaan yang harus kita ajukan,”apakah Tsunami ini
terjadi secara alami atau bencana yang dibuat manusia?”. Sebuah kejadian
alam yang cukup mengerikan, akan tetapi jika Tsunami merupakan
perbuatan tangan-tangan jahil manusia, maka kita tidak perlu bertanya
lagi hanya menunjuk kepada satu-satunya penjahat perang terbesar dalam
sejarah dunia. |
|
Untuk membuat semua ketidak beresan menjadi masuk akal, kita harus
memulainya dari permulaan sekali, dan kemudian mengikuti arah
kejadian-kejadiannya sebagaimana yang mereka ungkapkan, terutama sekali
kejadian-kejadian disekitar daerah sekeliling pusat gempa bumi Tsunami
yang sebenarnya, karena episenter yang disampaikan dengan tanpa belas
kasihan oleh the New York Times dan CNN, sangat berbeda dari lokasi
sebenarnya.Pada tengah hari waktu Asutralia Saya mencatat dengan sebenarnya
yang terjadi mengenai magnitude dan posisi yang dicatat oleh Kantor
Pencatatan Gempa Jakarta, Indonesia. Sebuah gempa bumi berukuran 6.4
skala Richter telah menghantam wilayah utara Indonesia, yaitu Pulau
Sumatera. Kantor Pencatatan Gempa Jakarta dengan teliti mencatat pusat
gempa bumi yang terjadi pada waktu itu yang lokasinya pada 155 mil di
selatan barat daya Provinsi Aceh.
Posisinya kira-kira berada 250 mil selatan pada posisi yang kemudian
dipilih oleh the American NOAA, yang memetakan pusat gempa di barat
laut Aceh, dan yang pada mulanya diklaim terbaca sebesar 8.0. Richter.
Cilakanya, walaupun kekuatan gempa tersebut tidak cukup untuk menutupi
kerusakan yang diakibatkan kejadian yang luar biasa, jadi NOAA secara
terus-menerus memperbaharui membacanya menjadi 8.5, kemudian menjadi
8.9, dan akhirnya 9.0 – setidaknya untuk waktu itu.Jadi, kejanggalan pertama yang disuguhkan oleh pejabat-pejabat
Amerika di NOAA, tiba-tiba ditemukan sesuatu yang baru yang ‘fleksibel’
titik tertinggi gempa bumi untuk kejadian tersebut, yang lebih besar
daripada Jakarta, ketika kantor di Jakarta menentukan lokasi yang lebih
dekat pada hampir point-blank range. Percayalah ketika Saya
menceriterakan kepada Anda bahwa tidak ada sesuatu seperti ‘fleksibel’
yang baru ‘titik tertinggi yang diklaim NOAA. Titik pertama tertinggi
gempa bumi yang dicatat adalah hanya titik tertinggi yang sebenarnya,
kecuali tentu saja Anda sendiri kemudian menambahkan menggambar beberapa
titik tertinggi lainnya, untuk menyesuaikan dengan agenda yang
diusahakan. Tentu saja hanya terdapat satu titik pusat gempa yang telah
dicatat secara dengan benar oleh lusinan seismograph, baik di Indonesia
maupun di India.
Untuk menyederhanakan masalah bagi pembaca non-teknis, sebuah gempa
bumi selalu dipicu oleh sebuah getaran frekuensi elektromagnetik
berkisar antara 0.5 sampai 12 Hertz , tetapi bukan kejadian yang
mendadak, karena getaran frekuensi harus tepat. Dengan demikian getaran
yang sebenarnya mendekat, garis patah mulai bergetar seperti seutas tali
yang tegang, kemudian mengirimkan peringatan kepada seismograph dalam
bentuk peningkatan yang mantap berupa garis lintang gelombang yang
menyapu.Jika semua yang Anda dapat adalah sebuah cluster dari “P” tekanan
gelombang, kemudian Anda hampir pasti melihat ledakan di bawah tanah
atau di bawah permukaan laut. Bahkan ini sebenarnya hanya merupakan
sinyal yang banyak dari seismik yang didapat oleh Indonesia dan India,
dan mereka memperhatikannya dengan rasa keingin tahuannya karena serupa
dengan yang dihasilkan oleh ledakan besar senjata nuklir bawah tanah di
Nevada beberapa tahun lalu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemerintah India mengetahui sepenuhnya dengan baik bahwa itu bukan
sebuah gempa bumi “normal”. Pada tanggal 27 Desember, India menolak
untuk bergabung dengan rencana eksklusif ‘club of four’ George Bush,
yang akan secara efektif menarik kekuatan nuklir Asia ini keluar dari
koalisi barunya dengan Russia, China dan Brazil. Pada tanggal 28
Desember Pemerintah India dengan sopannya memperingatkan militer Amerika
untuk tetap tidak memasuki wilayah kedaulatannya, dan pada tanggal 29
Desember 2004 Editorial India Daily secara umum mempertanyakan sifat dasar
kejadian tersebut :
“Apakah ini sebuah pameran kekuatan oleh sebuah negara untuk
memperlihatkan malapetaka apa yang biasa diciptakan di wilayah ini? “Dengan tingkat kerusakan yang ada dan sebagai fakta bahwa India
merupakan kekuatan regional di Asia Tenggara, Angkatan Laut India
bertanggungjawab untuk melakukan penyelidikan dan memberitahukan
hasilnya ke seluruh dunia, apa yang telah mereka temukan .” |
|
|
|
Pada pagi hari tanggal 27 Desember, media Australia (yang dimiliki
New York) memberitakan dengan sangatjelas bahwa negara yang paling buruk
terkena Tsunami adalah Sri Lanka, sebuah negara pulau di ujung
selatanIndia, seperti Australia, Sri Lanka juga negara anggota
Persemakmuran Inggris. Karena itu, Tim Costello,kepala salah satu
lembaga derma paling besar di Australia, segera membuat rencana untuk
terbang ke wilayah yangterkena musibah dan mengkaji mengenai bantuan apa
yang dibutuhkan. Tetapi pada pagi yang sama, Little Johnnymenari
mengikuti irama musik yang berbeda, yang berdasarkan kepada
kepatuhannya, harus mengurangi sambungantelepon yang aman dari Wall
Street. |
|
Dengan cara yang benar-benar tertutup, Little Johnny dengan
diam-diam memberangkatkan dua buah RAAFHercules pesawat pengangkut
lengkap dengan suplainya ke Malaysia on “Stand By”, dan memerintahkan
duabuah pesawat lainnya diterbangkan ke Darwin di utara Australia.
Tolong dicatat jika Little Johnny mempunyaiperhatian terhadap
kemanusiaan, keempat pesawat Hercules bisa saja diterbangkan secara
langsung ke mitranyasesama anggota Commonwealth, Sri Lanka, dimana
setiap orang Australia telah didiberitahu oleh media bahwabantuan
diperlukan. Tetapi tidak ada, tidak diperuntukkan untuk itu, dan Little
Johnny menunggu dengan sabarnyaperintah dari New York. |
|
Masa tunggu yang singkat, dan setelah sebuah jet pengintai terbang
tinggi menetapkan bahwa landasan terbangbersih di Medan di Sumatra
bagian timur, keempat Hercules Australia lengkap dengan pasukan, senjata
dan lainnya,menyerbu Sumatra tepat di selatan provinsi Aceh yang
hancur. Pada gilirannya, dengan 90% penduduknya terbunuholeh Tsunami,
Aceh barangkali suatu hari segera menjadi Guantanamo Bay Indonesia,
dipenuhi oleh ratusan orangAustralia dan Amerika yang diperlengkapi
dengan senjata berat. Ingat secara hati-hati, meskipun pada waktu itu
ke-empat Hercules ini mendarat di Medan, publik Australia biasa masih
tidak mempunyai ide dimana Sumatra yangdiserang Tsunami dengan sangat
buruk itu. Hanya Little Johnny mengetahui, dan tentu kepada
kepercayaannyacrystal ball di New York. |
|
To hell with Sri Lanka,boss menginginkan sebuah dasar yang
utama untuk kontrak rekonstruksi yang sangat besar diAsia, yang
dirancang untuk menggantikan pencurian minyak dan rekonstruksi yang
gagal di Irak, dan tetap membuatmiskin Zion tua yang berjalan
terhuyung-huyung di atas kaki New York untuk beberapa minggu atau bulan
lagi. |
|
Pada akhirnya, apakah gerangan itu, berarti berapa banyak Muslim yang
harus meninggal? Dan dalam daftar merekatelah membunuh lebih dari
100,000 orang-orang Muslim di Sumatra dengan sebuah gelombang pasang
surut, yangmerupakan sebagian pembayaran atas kekalahan mereka di
Afghanistan dan Irak. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Meskipun terdapat sejumlah besar korban Tsunami di negara
bagian Tamil Nadu, India merubah secara keseluruhan kapal penelitian INS
Nirupak menjadi sebuah rumah sakit terapung berkapasitas 50-tempat
tidur kurang dari 72 jam, kemudian mengirimkan kapal tak bersenjata itu
untuk membantu orang Aceh di Indonesia yang putus asa.
Dengan membandingan secara langsung, dimana Amerika mengirimkan kapal
perang serta Marinir bersenjata. Padahal Angkatan laut Amerika Serikat
mempunyai dua buah kapal rumah sakit berkapasitas 1000 tempat tidur,
yaitu the ‘Comfort’ dan the ‘Mercy’, namun tidak satu pun dikirim untuk
membantu korban di Aceh. Tapi pada kejadian September 2001 USNS Comfort dikirim ke New York untuk menolong 3,000 orang Amerika yang meninggal,kurangnya tindakan Amerika terhadap kejadian Tsunami di Aceh ini memberikan sinyal yang kuat bahwa tidakadanya perhatian apapun dari power brokers di New York,
walaupun 150,000 orang meninggal (sebagian besar Muslim) di Kawasan Asia
Tenggara dan setengah juta orang lainnya luka-luka.
|
|
|
|
|
Secara teoritis, W-53 hulu-ledak termonuklir , adalah senjata berkekuatan 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir bisa dengan mudah dikemas
dalam sebuah tempat kecil ‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan
atas), supaya terlindung dari tekanan 10,000 pound dari setiap inci
persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan di buritan
kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri terdapat lebih
dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan?
|
Nuklir Tsunami, Senjata Konspirasi Pemusnah Massal
Nuklir Tsunami, Akhirnya Terungkap, Sebagai Senjata Pemusnah Massal
Sebelum ditemukannya senjata nuklir, Tsunami terakhir terjadi pada tahun
1883. Tsunami yang terjadi disebabkan oleh sebuah LETUSAN VULKANIS di
pulau KRAKATAU, Indonesia!!
Bisa saja KEBETULAN tetapi tsunami berikutnya terjadi di lepas pantai Alaska pada tahun 1946.
Pentagon memiliki lebih dari 10,000 buah Nuklir yang mematikan di
dalam gudang persenjataannya Pentagon memiliki lebih dari 10,000 buah
Nuklir di dalam gudang persenjataannya yang mematikan. Setiap bom
hydrogen
adalah 50 kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di
Hiroshima, Jepamg pada tahun 1945. Sebuah bom hidrogen bila ditempatkan
secara strategis dapat menghancurkan sebuah negara sebesar Inggris.
Hitler memiliki
Bom-H pada tahun dan Pentagon membawa bom=-H Hitler ke Amerika Serikat dan diuji coba di Alaska pada bulan April 1946.
|
|
Secara teoritis, Pentagon 9 megaton W-53 hulu-ledak termonuklir
(kiri atas), bisa dengan mudah dikemas dalam sebuah tempat kecil
‘menyerupai’ saturasi untuk menyelam (kanan atas), supaya terlindung
dari tekanan 10,000 pound dari
setiap inci persegi di dasar laut Sumatra Trench. Keseluruhan
kemas yang dilapisi baja beratnya kurang dari lima ton, bisa diselipkan
di buritan kapal penyuplai anjungan minyak, yang di Asia sendiri
terdapat lebih dari 300 buah. Siapa yang akan memperhatikan?
|
|
Bom hidrogen yang mematikan adalah nuklir di dalam nuklir.! |
|
Hidrogen atau bom thermonuklir adalah nuklir di dalam nuklir. Dengan
kata lain, ia menggunakan fisi (pembelahan sel) dan milyaran derajat
dalam sebuah bom atom konvensional (primary) untuk memicu sebuah reaksi
berantai (fusion) dalam bom lain (secondary) dalam rangka menciptakan
ledakan nuklir. Tahap ketiga atau tertiary dapat ditambahkan hingga
hasilnya mencapai 20 juta ton TNT!! |
|
Dr. Edward Teller mengatakan bahwa limit monster ini adalah 100 juta ton TNT!! |
|
Bom-H pertama diproduksi oleh Nazi Jerman dengan bentuk yang sangat
besar dan memerlukan pendingin khusus (cryogenics) untuk menjaga agar
cairan deuterium tetap berada di bawah 400 derajat Fahrenheit |
|
Pada waktu itu kapal selam merupakan cara yang ideal untuk mengantarkannya, namun akan meletus juga sewaktu terjadi ledakan. |
|
Uji coba Bom Atom pertama bertempat di Port Chicagopada tanggal 17 Juli 1944!! |
|
Ledakan atom pertama di dunia terjadi di Port Chicago di sebelah
utara San Francisco pada tanggal 17 Juli, 1944. Ledakan atom ini
merupakan uji coba senjata yang dirakit dengan bom uranium yang kemudian
dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tanggal 6 Juli, 1945. |
|
Uji coba atom dilakukan dengan pura-pura menggunakan bahan peledak
konvensional. Ratusan pelaut memuat perlengkapan senjata ke atas kapal
di pelabuhan untuk persiapan Perang Pasifik. Ledakan terjadi dan
menghancurkan segalanya dalam jarak 1/2 mil dan menyebabkan gelombang
air laut besar. Pentagon mengatakan bahwa perlengkapan senjata di atas
kapal terbakar api yang menyebabkan ledakan. Ini merupakan kebohongan
murni karena tidak ada api sebelum terjadinya ledakan. |
|
Prinsip-prinsip bom Hidrogen sudah diketahui pada tahun 1944!! |
|
Prinsip-prinsip bom hidrogen sudah diketahui sejak tahun 1944 ….
Kekuatan penghancur sebuah bom hidrogen dibandingkan dengan sebuah bom
atom biasa adalah seperti sebuah MAINAN …. Hitler tidak main-main dan
para ilmuwannya memfokuskan dalam membuat dan mengirim Bom-H. |
|
Menurut Dr. James B. Conant, Presiden Universitas Harvard dan
penasehat ilmiah untuk Jenderal Groves, Super Bom Amerika Serikat dengan
seksama dikembangan pada tahun 1944. |
|
|
Dr. James B. Conant (1893-1978). President of Harvard University and scientific adviser to General Groves.
|
|
“Dengan menggunakan berbagai macam metoda, nampak sangat mungkin
untuk mengembangkannya dalam jangka waktu enam bulan setelah bom pertama
disempurnakan, dan harus memungkinkan untuk dapat ditingkatkan
efisiensinya … dalam kasus ini sejumlah materi yang sama akan
menghasilkan sama dengan kira-kira 24,000 ton TNT. Pengembangan lebih
lanjut sepanjang alur kebijakan ini memungkinan untuk diproduksinya
sebuah bom tunggal dengan jumlah materi dan efisiensinya untuk mengejar
jumlah yang sama dengan beberapa ratus ribu ton TNT, atau bahkan
sebanding dengan satu juta ton TNT… Semua kemungkinan-kemungkinan ini
hanya terdapat dalam menyempurnakan efisiensi penggunaan unsur-unsur
“25″[U235] dan “49″[Pu239]. Dengan demikian Anda akan melihat bahwa
sebuah bom “super” yang patut dipertimbangkan adalah dalam penggunaannya
di tengah-tengah laut tidak lagi terlepas dari reaksi nuklir lain.”( Bush-Conant Letter on the Super Bomb, National Archives).Surat ini ditulis oleh Dr. Conant kepada Vannevar Bush pada tanggal 20 Oktober 1944!! |
|
“Gempa bumi” pertama dan Tsunami dalam abad ke-20 terjadi di Alaska pada tanggal 1 April 1946!! |
|
Pada tanggal 1 April 1946, sebuah “gempa bumi” yang sangat besar dan Tsunami menerjang kepulauan Aleutian tepi pantai Alaska: |
|
“Salah satu Tsunami luas yang paling desktruktif di Pasifik adalah
yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 7.8 di dekat kepulauan
Unimak di Alaska, di rangkaian kepulauan Aleutian. Sebuah gelombang
sangat besar 35 meter menghancurkan seluruh bangunan mercusuar U.S.
Coast Guard’s Scotch Cap di Unimak dan membunuh semua orang petugasnya
yang berjumlah lima orang. Bahan struktur mercusuar terbuat dari
baja-yang diperkuat beton, berdiri tegak sekitar 30 meter di atas
permukaan laut. Tanpa peringatan, gelombang Tsunami yang menghancurkan
mencapai kepulauan Hawai , lima jam kemudian, menyebabkan kerusakan
parah dan merengut nyawa manusia. Gelombang Tsunami menghancurkan
pelabuhan Hilo di pulau Hawaii, membunuh 159 orang. Jumlah korban
semuanya 165 orang, termasuk anak-anak yang sedang belajar di sekolah
Hawaii Laupahoehoe Point, dimana gelombang laut mencapai 8 m, juga
menghancurkan sebuah rumah sakit. Kerusakan diperkirakan sebesar US $26
juta (nilai dolar tahun 1946). Pada tahun 1948, dan sebagai akibat
Tsunami ini, kemudian Amerika Serikat mendirikan sebuah “Pacific Tsunami
Warning Center di Hawaii.”( Intl. Tsunami Info. Center) . |
|
Uji Coba Pertama bom hidrogen bertempat di Alaska pada tanggal 1 April 1946!! |
|
Setelah Perang Dunia II, Alaska dipilih sebagai sebuah tempat
favorit oleh Pentagon untuk melakukan uji coba senjata-senjata nuklir.
Wilayah tersebut berdekatan dengan wilayah Rusia, dengan demikian
jatuhan radio aktif akan mengkontaminasi Siberia dan cukup jauh dari
wilayah daratan Amerika Serikat untuk menyembunyikan efek dari
“tembakan” atau uji-coba. Koordinator uji-coba nuklir di Alaska adalah
Dr. Edward Teller—disebut juga “bapak dari Bom-H:” |
|
|
Dr. Edward Teller, tengah (1908-2003), dijuluki sebagai “bapak
bom-H” sering melakukan kunjungan ke Alaska . Dengan kedok penggunaan
nuklir untuk tujuan damai ia melakukan uji-coba beberapa bom-H di Alaska
dengan nama sandi Project Chariot .
|
|
Teller melakukan uji-coba sebuah bom hidrogen di Alaska pada tanggal
1 April 1946. Media massa dunia yang dikendalikan Pentagon melaporkan
kejadian tersebut sebagai sebuah kejadian “gempa bumi” dan Tsunami. |
|
Ledakan bom hidrogen ini dipicu oleh sebuah alat berupa senjata
rakitan mirip dengan yang digunakan pada “Little Boy”— bom Hiroshima. |
|
Hitler telah menyempurnakan pembuatan bom-H yang akan digunakan
untuk melawan Inggris atau menghancurkan pelabuhan – pelabuhan Amerika
Serikat. |
|
Peralatannnya apakah merupakan tiruan dari bom Jerman atau penemuan Teller di Los Alamos.? |
|
Kekuatan penghancur bom-H tidak dapat dibayangkan sebagaimanan diperlihatkan oleh akibat-akibat dari “gempa bumi” dan Tsunami. |
|
Bom hidrogen juga disebut SUPER. Di bawah ini sebuah kutipan
pejabat berwenang dari the U.S. Nuclear Weapons: The Secret History,
sbb: |
|
“Sebuah pertemuan awal penting setelah masa berakhirnya perang
mengulas status bom-H Super telah diadakan di Los Alamos dari tanggal 17
April s/d 23 April 1946. Mengkaji ulang hasil pekerjaan yang telah
dicapai sampai saat ini dalam memproses thermonuklir, juga
dipresentasikan sebuah model yang khas dari sebuah bom thermonuklir.
Konferensi memusatkan perhatian terhadap kelayakan model, yang telah
dipilih untuk amenability dalam kaitan teoritis ketimbang
praktek-praktek rekayasa maupun efisiensi dengan digunakannya bahan
fissile dan tritium. Tujuan daripada konferensi adalah untuk mempelajari
kelayakan bom thermonuklir dalam prinsip, namun tidak bermaksud untuk
mengusulkan rancangan senjata yang sebenarnya. Serangkaian perhitungan
yang ekstensif ENIAC mengenai salah satu pembakaran tritium dan
deuterium telah selesai. Tujuan tambahan dari pertemuan adalah untuk
membicarakan hasil-hasil perhitungan dan untuk memberikan penilaian ke
depan dalam merealisasikannya secara pisik dari sebuah peralatan
thermonuklir. Meskipun disederhanakan namun sebenarnya relatif ambisius
dalam model, kesepakatan umum dicapai bahwa hasil-hasil awal untuk di
dorong (disampaikan apa yang telah diketahui pada waktu itu mengenai
faktor-faktor yang menyangkut radiasi pendingin serta dispersi bahan
bakar) Beberapa dokumen komprehensif dibuatkan konsepnya sebagai tahapan
awal dari pengembangan program thermonuklir yang akan berakhir.
(Hansen, U.S. Nuclear Weapons: The Secret History , p. 45). ..”( Intl. Tsunami Info. Center) |
|
Ledakan Kedua Bom Hidrogen Bertempat di Lepas Pantai Rusia pada tahun 1952 |
|
Menurut “para ahli” Rusia tidak meledakkan bom hidrogen sampai
dengan tahun 1955. Oleh karena itu, “gempa bumi” dan Tsunami mestinya
merupakan kerja Pentagon. Pada waktu itu, situasi Perang Korea sedang
memburuk untuk Jenderal McArthur. Di bawah ini kutipan lain dari the
International Tsunami Info Center: |
|
“Pada tanggal 4 Nopember 1952, sebuah gempa kuat (berkekuatan 8.2)
di lepas pantai Semenanjung Kamchatka mendorong terjadinya kerusakan
Tsunami Pasifik yang luas. Gelombang Tsunami menerjang Semenanjung
Kamchatka, Kepulauan Kuril dan wilayah Timur Jauh Rusia lainnya,
menyebabkan kerusakan yang parah dan kematian. Tsunami secara luas
diobservasu dan dicatat di Jepang, tetapi tidak terjadi kerusakan maupun
kematian. Terdapat kerusakan yang cukup berarti di Kepulauan Hawai dan
beberapa kerusakan di Peru dan Chili. Tsunami juga dicatat atau
diobservasi di seluruh kepulauan Pasifik. Di Selandia Baru gelombang
laut naik setinggi 1 meter. Di Alaska, di Kepulauan Aleutian dan di
California gelombang air laut mencapai 1,4 meter yang juga di catat atau
diobservasi. Sejauh ini, gelombang air laut terbesar diluar daerah asal
Tsunami diobservasi di Kepulauan Hawaii. Beruntung tidak ada manusia
yang menjadi korban di Hawai dari terjangan Tsunami, namun kerusakannya
parah, diperkirakan kerugian materi berkisar antara US$ 800.000 – US$
1.000.000 (nilai dolar tahun 1952). Tsunami juga menyebabkan kerusakan
di Pulau Midway. Dibeberapa tempat di rangkaian kepulauan Hawai,
gelombang pasang air laut merusakkan perahu dan dermaga, memutuskan
hubungan telepon, dan menyebabkan erosi pantai yang parah. Di beberapa
lokasi, gelombang Tsunami merusak di beberapa lokasi tertentu namun
hampir tidak ada catatan. Di pantai sebelah utara Oahu gelombang pasang
yang tergadi mencapai ketinggian sampai dengan 4.5 meter. Di pantai
sebelah selatan di pulau tersebut, Tsunami cukup kuat menghanyutkan
kapal barang bermuatan semen di Pelabuhan Honolulu..”(Intl. Tsunami Info. Center) |
Ledakan Ketiga Bom Hidrogen Terjadi di Alaska pada tanggal 9 Maret 1957. |
|
Pentagon telah meledakkan sebuah thermonuklir a BIG ONE pada tanggal 9
Maret 1957 di Alaska. Mungkin peledakkan ini berkaitan dengan Operation
Dropshot—rencana invasi ke Rusia yang ditetapkan tahun 1958: |
|
“Pada tanggal 9 Maret 1957, sebuah gempa berkekuatan 8.3 di selatan
Kepulauan Andreanof, di Kepulauan Aleutean, Alaska – di wilayah yang
umumnya sama dengan yang terjadi pada tanggal 1 April 1946 – mendorong
sebuah Tsunami Pasifik yang luas. Meskipun tidak ada manusia yang
menjadi korban, Tsunami menghancurkan harta benda di Kepulauan Hawaii
yang kerusakannya ditaksir berjumlah kira-kira US$ 5 Juta (nilai dolar
tahun 1957). Gelombang air laut terutama tinggi di pantai sebelah utara
di pulau Kauai yang mencapai ketinggian 16 meter, membanjiri jalan raya
dan menghancurkan rumah-rumah dan menghanyutkan jembatan. Tsunami ini
merupakan dua kali lipat daripada Tsunami yang terjadi pada tahun 1946.
Di Hilo, Hawaii, Tsunami menerjang dengan ketinggian 3.9 meter dan
merusakkan beberapa bangunan di sepanjang pantai. Di dalam Teluk Hilo,
Pulau Coconut tertutup air setebal 1 meter termasuk jembatan yang
menghubungkan ke pantai, sebagaimana pada tahun 1952, saat ini pun
hancur lagi. (Intl. Tsunami Info. Center) . |
|
Ledakan Keempat Bom Hidrogen Terjadi di Pantai Chili Tahun 1960. |
|
Pada tanggal 22 Mei 1960, sebuah “gempa bumi” yang besar dan Tsunami
terjadi di pesisir Chili. Pada waktu itu Pentagon tidak sedang resmi
berperang dengan Chili, namun pemerintah Chili mungkin mengancam akan
mengusir orangnya Rockefeller yang mengontrol perusahaan-perusahaan
minyak. Di bawah ini kutipan dari the International Tsunami Info.
Center: |
|
“Gempa bumi terbesar” (berkekuatan 9.5) abad ke-20 terjadi pada
tanggal 22 Mei 1960 di pantai Chili dan di sepanjang Laut Pasifik.
Tsunami diperkirakan membunuh 2.300 orang di Chili. Terjadi kematian
yang luar biasa dan kehilangan harta benda di Kepulauan Hawaii, di
Jepang dan disekitar wilayah Pasifik. Gelombang menghancurkan Hilo,
Hawaii, menghancurkan pantai dan membunuh 61 orang. Kerugian diakibatkan
kerusakan diperkirakan seluruhnya berjumlah lebih dari US$ 500 juta
(nilai dolar tahun 1960).” Intl. Tsunami Info. Center) |
Ledakan Keenam Bom Hidrogen Terjadi Di Indonesia pada Tanggal 26 Desember 2004. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Norsk Hydro di Norwegia menyuplai Nazi Jerman dengan air berat untuk bom Hidrogen sampai di bom Inggris tahun 1943. |
|
Hitler
memperoleh uranium murni (U-235) dari agen-agen rahasianya di Oak
Ridge, Tennessee, dan isotop air berat deuterium dari Congo Belgia. |
|
Tambang
uranium Congo Belgia diserang Inggris tetapi sebuah dam hidroelektrik
di Sungai Congo digunakan oleh Nazi untuk memproduksi air berat untuk
bom hidrogen. |
|
Dalam
bulan Januari tahun 1945, Hitler telah siap untuk menghantam Inggris
dengan Bom-H menggunakan kapal selam ke pelabuhan Liverpool, Inggris. |
|
Sebuah bom-H dapat meluluh-lantakkan hampir seluruh wilayah Inggris. |
|
Air Berat Tidak Diperlukan Untuk Membuat Bom Atom … Tetapi Benar-benar Penting Untuk Membuat Bom Hidrogen. |
|
Beberapa reaktor dewasa ini menggunakan air berat sebagai moderator
untuk melambatkan reaksi berantai, tetapi di Amerika Serikat, Enrico
Fermi menggunakan graphite pile – baterai grafit … bukan air berat …
untuk memperlambat reaksi. |
|
Reaktor nuklir ini secara umum dikenal sebagai reaktor graphite pile
-baterai grafit. Selama penelitian Fermi membombardir nukles atom
dengan netron. Selama masa bombardir ini, nukles atom terbelah dan
terjadi reaksi fisi nuklir. Fermi menggunakan grafit dalam reaktor untuk
memperlambat netron cukup untuk bereaksi dengan reaksi nukles. Di bawah
ini sebuah kutipan dari Critical Assembly: |
|
“Teller menunjukkan bahwa deuterium akan jauh lebih murah dibanding
dengan U-235 atau Pu-239 dan daya ledaknya dapat dibuat besar dengan
meningkatkan jumlah deutrium yang ditempatkan di dekat fisi bom. Dari
maksud tersebut, meskipun Oppenheimer mencoba untuk membawa kembali
diskusi kepada fisi bom, Bethe dan yang lainnya banyak menghabiskan
waktunya dalam pertemuan berargumentasi dengan Teller mengenai ide
SUPER. Bethe menyebut Teller terlalu asyik dengan SUPER dalam satu
titik, dalam sebuah diskusi mengenai Jerman yang menghendaki air berat
(sebagai seorang moderator dalam reaktor nuklir), Teller seperti
biasanya melompat jauh 30 tahun ke masa depan dengan mengatakan, ‘Tentu
saja mereka menginginkan air berat untuk membuat SUPER..” (Hoddeson ,
Critical Assembly , p. 45). |
Dimana Pentagon Akan Menyerang Lagi Dengan “Gempa Bumi” dan Tsunami? |
|
Kami tidak mengetahui berapa banyak bom yang telah diledakkan
Pentagon di bawah permukaan air laut, namun pasti mereka telah banyak
melakukannya. Dimana berikutnya Pentagon akan menyerang dengan senjata
penghancur massalnya? Tidak seorangpun akan selamat dari senjata-senjata
mematikan Fatima Crusaders. |
|
|
|
|
Dr. Edward Teller belajar di Jerman di bawah seorang ahli fisika
Jerman, Dr. Werner Heisenberg—bapak Bom-H yang sebenarnya” Teller datang
ke Amerika Serikat pada tahun 1935 di bawah sponsor scholarship Yayasan
Rockefeller:“Masih didukung oleh bantuan Rockefeller Foundation, Teller ke
Inggris selama satu tahun di University of London, mempelajari dan
bekerja di bawah Dr. F. G. Donnan, seorang ahli biokimia terkenal.
Kemudian menjadi terkenal dalam lingkungan ilmiah melalui karyanya dalam
Rockefeller Foundation, Teller menarik perhatian dua buah universitas.
Princeton menawarkan kepada Teller beasiswa; George Washington (di
Washington D.C.) menawarkan juga kepadanya jabatan guru besar. Teller
menerima tawaran yang terakhir, dan dalam tahun 1935, pindah ke Amerika
Serikat, dimana dia tinggal sampai akhir hayatnya. (Shepley, The
Hydrogen Bomb , pp. 43-44).
The Rockefeller Foundation juga mendirikan the Kaiser Wilhelm
Institute for Physics di Berlin dalam bulan Januari 1938. Dimana disana
penelitian Bom-H Jerman dilakukan … Dalam hal Hitler kalah dalam Perang
Dunia II, Rockefeller telah mendapatkan dukungan Pentagon terhadap
rencananya sebagai seorang Fatima Crusade yang fanatik untuk menyerang
RusiaDalam bulan Desember 1938, dua orang ahli ilmu fisika Hahn dan
Strassman mengumumkan penemuannya dalam fisi uranium. Dalam bulan Maret
1939, Jerman menyerbu Cekoslovakia dalam ranga mengendalikan tambang
uranium di negara tersebut. Dalam bulan September 1939, Perang Dunia II
secara resmi dimulai dengan diserangnya Polandia. |
|
|
|
|
|
“Gempa bumi terbesar pada abad ke -20 terjadi di belahan bumi bagian
utara, dengan kekuatan 8,4 dan wilayah yang terkena di Alaska hampir
sepanjang 1600 km dan lebih dari 300 km luasnya – memanjang dari Valdez
sampai ke Kepulauan Trinity, sebelah barat daya Pulau Kodiak di Teluk
Alaska. Gempa bumi ini menyebabkan tanah di wilayah tertentu terangkat
setinggi 15 meter (50 kaki), sementara banyak di wilayah lain tanah
permukaannya amblas sangat dalam. Sebagai tambahan pendorong tsunami
lokal di daerah Prince William Sound, kerak bergeser secara vertikal
rata-rata 18 meter (6 kaki) di atas wilayah yang luasnya kira-kira
300.000 km persegi (115.000 mil persegi) memanjang dari Teluk Alaska
celah kontinental, mendorong sebuah Tsunami Pasifik yang melebar.
Gelombangnya sangat merusak di wilayah tenggara Alaska, di Pulau
Vancouver (British Columbia), dan di negara bagian Washington,
California dan Hawaii, Amerika Serikat. Tsunami membunuh lebih dari 120
orang dan menyebabkan kerusakan yang
“Gempa bumi” terbesar di wilayah sebelah utara terjadi pada tanggal
28 Maret 1964 di Alaska. Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir sudah
ditandatangani oleh Presiden Kennedy dan berlaku mulai tanggal 11
Oktober 1963. Uci coba ini merupakan pelanggaran terang-terangan
terhadap perjanjian tersebut. … Di bawah ini kutipan yang lain dari the
International Tsunami Info. Center: |
|
kerugiannya ditaksir sejumlah US$
106 juta, membuatnya termahal yang pernah terjadi yang menghantam
wilayah Barat Amerila Serikat dan Kanada. Lima dari tujuh komunitas
Alaska terbesar rusak binasa sebagai akibat kombinasi gempa bumi dan
gelombang Tsunami. Industri perikanan Alaska dan sebagian besar
fasilitas pelabuhannya rusak berat. Gelombang Tsunami di Pulau Koduak
menghanyutkan sejumlah 156 rumah dan bangunan lainnya dua blok ke tepi
pantai. Perahu-perahu penangkap ikan terseret ratusan meter dari
daratan. Gelombang Tsunami tahun 1964 juga menyebabkan kerusakan besar
di Pulau Vancouver (British Columbia), dan di negara bagian Washington,
California dan Hawaii, Amerika Serikat. Gelombang merusak keseluruhan
pantai California, tetapi menerjang lebih tinggi di kota Crescent sampai
ke Monterey berkisar antara 21-63 meter (7-21 kaki). Yang paling keras
dihantam adalah kota Crescent, California, dimana gelombang mencapai
setinggi 6 meter (20-21 kaki) menghancurkan setengah dari distrik bisnis
pantai. Sebelas orang meninggal di sana. Di Santa Cruz Harbor,
gelombang Tsunami mencapai setinggi 33 meter (11 kaki) menyebabkan
beberapa keruskan. Terdapat kerusakan yang besar di Teluk San Francisco,
pelabuhan wisata di Marin County dan Noyo, pelabuhan-pelabuhan di Los
Angeles dan Long Beach. Kerugian di California diperkirakan mencapai
jumlah US$ 7.414.000.” (Intl. Tsunami Info. Center). |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TSUNAMI, BENCANA ATAU REKAYASA ??????
Tragedi tsunami telah 8 tahun berlalu, bencana alam terbesar ini
telah menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi
Aceh seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang
berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana.
Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.
Sebagian besar orang menganggap musibah ini adalah bencana alam.
Sebabnya adalah lempeng bumi di belahan Sumatra mengalami pergeseran dan
menimbulkan patahan sehingga terjadilah gelombang tsunami yang diawali
dengan gempa bumi yang berkekuatan 6,87 skala richter menurut catatan
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Berbeda dengan catatan yang
diberikan oleh NOAA Amerika yang mencatat bahwa kekuatan gempa mula-mula
sebesar 8.0 SR kemudian dirubah menjadi 8.5 SR lalu 8.9 SR sampai
akhirnya NOAA menetapkan bahwa kekuatan gempa yang menimpa Aceh saat
terjadinya tsunami adalah sebesar 9.0 SR.
Perbedaan mengenai kekuatan gempa ini bagi sebagian kecil orang
menjadi sebuah kecurigaan. Mereka menganggap ada skenario dibalik
tsunami yang melanda Serambi Mekah tersebut. Seorang dosen Fakultas
Tekhnik Unisba, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang
yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu adalah
skenario dari negara adidaya, Amerika Serikat.
Selain adanya perbedaan mengenai catatan kekuatan gempa, faktor
lain yang menguatkan bahwa tsunami Aceh merupakan tsunami buatan adalah
perbedaan mengenai letak epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi).
Australia merekam magnitudo dan posisi epicentrum sesuai dengan yang
ditentukan oleh kantor Geofisika Jakarta yaitu gempa berukuran 6,4 pada
skala Richter menimpa utara pulau Sumatra. Titik gempa berada di 155 mil
selatan-tenggara provinsi Aceh. Lokasi ini berbeda 250 mil dari posisi
yang ditentukan oleh NOAA Amerika, yang menyatakan bahwa epicentrum
berada di barat daya Aceh.
Selain itu Indonesia dan India juga merasakan keanehan akan tidak
adanya gempa ‘peringatan’ pada seismograf mereka. Hal ini berarti bahwa
gelombang kejut normal yang selalu mendahului gempa tidak ada. NOAA
menyatakan menerima ‘peringatan’ mengenai adanya gempa susulan, tetapi
sama sekali tidak terjadi. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan
proses yang terjadi mendadak.
Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa
akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada
semua seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika
gelombang yang diterima oleh seismograf adalah gelombang P, maka yang
dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut.
Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India.
Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang
dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar di bawah
tanah di Nevada.
Menyadari keanehan yang terjadi, pada tanggal 27 Desember India
menolak untuk bergabung dalam rencana ekslusif Bush yang akan menarik
semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru dengan Rusia, Cina, dan
Brazil.
Selain itu juga keanehan yang dapat kita saksikan secara langsung
dengan mata kepala adalah mayat-mayat korban tsunami tersebut mati
dengan keadaan yang gosong. Mungkinkah gelombang air laut dapat membuat
tubuh manusia menjadi gosong, rasanya sungguh tak masuk akal.
Satu hal yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa sesungguhnya
gelombang tsunami hanya merupakan gelombang pelabuhan sesuai dengan
namanya yang berasal dari Jepang yaitu Tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang
berarti gelombang. Jadi sedahsyat-dahsyatnya gelombang tsunami hanya
akan melanda daerah sekitar pelabuhan. Tidak mungkin gelombang tersebut
sampai masuk ke daerah perkotaan seperti yang terjadi di Aceh.
Tentunya kita bertanya dengan alat secanggih apa yang bisa membuat
bencana sedahsyat tsunami yang melanda Serambi Mekah kita tersebut.
Hanya ada satu jawaban yang mungkin, yaitu dengan menggunakan bom
nuklir. Bom yang pernah meluluhlantakkan Hirosima dan Nagasaki.
Termonuklir itu tak lain adalah nuklir yang dapat mengakibatkan ledakan
dan menimbulkan gelombang yang maha dahsyat di Aceh. Dapat dipastikan
bahwa dalang dari semua ini adalah negara adidaya, Amerika Serikat.
3 bulan pasca tsunami Aceh dikepung oleh kapal induk milik Amerika
dengan tujuan agar para peneliti tidak mendekati Aceh dan mereka bisa
membersihkan puing-puing sisa bom nuklir tersebut. Akan tetapi 2 bulan
pasca tsunami yang melanda Aceh ditemukan sampah nukir berserakan di
Somalia, seperti yang diungkapkan oleh UNEP.
Tapi VOA Amerika mengklaim bahwa itu adalah sampah nuklir dari
Eropa. Padahal pada tahun 1972 PBB telah mengeluarkan peraturan untuk
tidak membuang sampah nuklir ke laut.
Dzikron mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya tsunami buatan
ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang menjadi faktor utamanya
adalah berkaitan dengan motif ekonomi. Aceh merupakan daerah yang
menyimpan kandungan gas yang sangat banyak. Terbukti setelah tsunami
perusahaan gas yang terdapat di Aceh dikuasai oleh Amerika. Selain kaya
akan kandungan gas, Aceh juga menyimpan cadangan emas. Kawasan ini
memang terkenal sangat kaya dengan sumber kekayaan alam. AS, melalui
ExxonMobil, tentunya ingin mempertahankan dan memperluas
kekuasaannya.Salah satu jalan yang ditempuh dengan melenyapkan warga
Aceh, yang selama ini dianggap mengancam keberadaan perusahaan minyak
itu. Aceh terus mengajukan tuntutan agar diberi hak yang lebih besar
terkait kekayaan alamnya.Tujuan lainnya, AS ingin mendapatkan ladang
minyak baru dengan memunculkan “gempa buatan”.
Demikian kompleksnya tanda-tanda yang muncul sehingga kita sulit
untuk membedakan tsunami yang terjadi di Aceh adalah tsunami yang
disebabkan oleha alam ataukah sebuah bencana yan memang diciptakan oleh
tangan-tangan yang mempunyai kepentingan khusus. Tapi mari kita sejenak
mengingat janji Allah dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa Allah
telah berfirman “telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar
mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”. Sudah sangat jelas bahwa
semua kerusakan yang terjadi di alam ini adalah ulah-ulah tangan manusia
yang tidak mensyukuri rahmat Sang Pencipta. Allah telah mengatur
sedemikian rupa perputaran bumi dan segala apa yang yang ada di
dalamnya. Tak ada satu orang pun yang bisa mengubah kehendak Sang
Penguasa. Dari mulai angin yang bergerak menuju langit yang kemudian
menjadi awan dan awan berubah menjadi hujan, sungguh semua telah diatur
dalam Alquran. Allah tidak akan mengingkari janjinya. Dengan begitu
jelas semua kerusakan alam ini karena manusia sendiri dan kemungkinan
besar bencana tsunami juga adalah rekayasa tangan manusia.
Banyak orang tak percaya Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan
Sumatra Utara itu akibat rekayasa negara adidaya. Mereka tidak percaya
Amerika Serikat mampu merekayasa bencana alam sedahsyat itu. Ada juga
yang skeptis penggunaan energi nuklir pasti menimbulkan efek lain, yaitu
radiasi yang membawa banyak efek negatif bagi lingkungan maupun manusia
di lokasi bencana. Siapa yang kenal nuklir dan efeknya sebelum
hiroshima dan nagasaki? Maka teori Tsunami akibat nuklir pun dapat
disikapi secara sama. Secara teoritis, Warhead Thermonuklir W-53 Amerika
dengan kekuatan 9 megaton (hiroshima & nagasaki 1000 ton) dapat
dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat
selam dalam) yang biasa yang digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah
ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000pon per inchi
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total berikut wadahnya kurang
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai
anjungan pengeborang minyak lepas pantai Di Asia terdapat lebih dari 300 anjungan. Siapa yang tahu jika
salah satu dari anjungan itu dipilih menjadi tempat titik episentrum
gempa? Kedua, yang lebih masuk akal, senjata yang digunakan bukan nuklir
melinkan senjata SCALAR. Teknologi senjata baru ini memang berpotensi
memanipulasi fenomena alam untuk menghancurkan musuh. Dari gempa bumi
hingga angin topan dapat ditimbulkan dengan tembakan gelombang
elektromagnetik berkekuatan sangat tinggi. Lebih logis jika senjata
SCALAR yang digunakan untuk menimbulkan gempa besar yang memicu Tsunami
Asia. Orang yang mencermati rentetan bencana alam di Asia dan Indonesia
akan menjumpai pola yang unik. Mengapa gempa yang menjadi lokasi gempa
beberapa daerah yang secara sosial politik bergejolak? Perlu diingat,
didaerah tersebut pasti ada perusahaan besar milik Amerika Serikat yang
mengeksploitasi kekayaan alam. Nabire terletak di papua, daerah yang
menjadi basis gerakan separatis OPM sekaligus daerah operasi Freeport.
Aceh jelas basis gerakan separatis GAM dan daerah operasi Mobil Oil dan
Caltex.
Menggunakan operasi pisau analisis teori konspirasi, tidak ada
peristiwa yang terjadi kebetulan. Mengapa “kebetulan” kapal induk USS
Abraham Lincoln berada di perairan Hongkong dan segera saja menuju Aceh?
Mengapa “kebetulan” pula pelabuhan milik Mobil Oil di Arun bisa
dilabuhi kapal induk?
Terlampau banyak ”kebetulan” yang muncul dalam rangkaian bencana alam di Indonesia.
Tapi yang jelas,skenario menggunakan senjata yang mampu melakukan
modifikasi lingkungan dan manipulasi fenomena alam, memang sangat
canggih. Dengan menggunakan SCALAR, taktik “lempar batu sembunyi tangan”
dapat diubah lebih efektif menjadi “lempar batu, datang dan jadi tuan”.Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali
dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla (bagi yang pernah maen game
C&C Red Alert 2 pasti tidak asing dengan nama “Tesla”). Saintis ini
menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel
penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan
alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu
badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat
itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah
massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.
Dalam bukunya “The Latest Weapon of War” (2000), Dr Rosalie
Bertell, menyatakan bumi bisa digunakan sebagai alat baru untuk
memenangkan “peperangan”. Bumi bisa digoncangkan dengan alat
berteknologi tinggi. Secara tegas Bertell berkata, dalam persenjataan
tentara AS senjata terkininya adalah bumi dan cuaca. “keduanya akan
menjadi senjata pemusnah terburuk menjelang 2025” katanya. Senjata
elektromagnetik bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi.
Tentu saja kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir yang
dikenal sebagai
Cara kerja HAARP secara umum adalah
memancarkan frekuensi sangat rendah / very low frekuensi (VLF) berdaya
tinggi (jutaan watt) ke atmosfir. Namun lama-kelamaan ilmu dibidang
frekuensi mulai dicoba untuk frekuensi-frekuensi lainnya,
termasukfrekuensi tinggi atau High Frequency (HF).
Perlu diingat bahwa frekuensi tinggi
(keatas) sangatlah lebar, masih banyak frekuensi-frekuensi selanjutnya.
Setelah dicoba, maka hasilnya mencengangkan dan sangat menakutkan!
Semenjak penemuan frekuensi rendah dan
kemudian digunakan juga untuk frekuensi tinggi dengan “menembak”
atmosfir, maka HAARP otomatis dapat juga untuk kepentingan lainnya.
Dengan teknologi mutakhir sebagai senjata masa depan, HAARP dapat pula digunakan sebagai:
- Mengubah keadaan atmosfir,
membuat efek iklim dan cuaca suatu wilayah menjadi : kekekeringan,
hujan, banjir, bersalju, angin kencang, tornado bahkan badai dan topan.
- Pembuat Gempa Bumi juga membuat Tsunami, membuat efek suatu wilayah menjadi diguncang gempa bumi. Dan efek gempa bisa .
Ini sekaligus menjadi jawaban mengapa
presiden George Bush tidak mau menandatangani protokol Kyoto. Sebuah
perjanjian antar bangsa mengenai kaidah pencegahan pemanasan global dan
pemulihan alam.
Salah seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam
proyek HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan
perangkat-perangkat pemicu bencana alam. Untuk mendukung kemampuan
SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat
rendah (Extremely Low Frequency atau ELF ) yang mampu menembus lapisan
tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui
modifikasi khusus, Gelombang itu mampu menggerakan lempeng tektonik
bumi. Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak
heran jika gempa bumi Tang Shan di China pada 28 Juli 1976, terjadi
setelah muncul kilatan cahaya di langit China. Fenomena itu muncul
akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan Amerika Serikat, telah
memanaskan ionosfir.
Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, Nias, Jogja,
dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Times pada Maret 1992
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa
negara antara tahun 1986-1989. Gempa-gempa itu terjadi di California,
Amerika, dan Jepang.Gempa bumi yang menggoyang Los Angeles pada 17
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan
hipersonik.
Menyikapi fenomena kilatan cahaya yang selalu mendahului terjadinya
gempa, pada tahun 1997 Pentagon mengeluarkan sinyalemen, telah terjadi
ancaman bagi keamanan dunia menggunakan senjata pemanipulasi cuaca,
pencetus gempa bumi dan peletusan gunung api dari jarak jauh dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelumnya, pada pertengahan Juli
1996, sejumlah negara diguncang gempa. Yakni wilayah pegunungan Alpens
Prancis, Austria, selatan Italia, timur laut India, Jepang, Indonesia,
semenanjung Kamchatka dan selatan Mexico. Bahkan di New Zealand sebuah
gunung berapi meletus.
Menurut sebuah sumber, AS pernah menghantam Korea Utara dan Kuba
dengan senjata pengacau cuaca. Tujuannya, kemusnahan ekonomi, ekosistem
serta pertanian. Upaya ini berhasil. Korea Utara dan Kuba pernah
mengalami krisis akibat kacaunya cuaca.
Bagaimana yang terjadi terhadap Indonesia? Situs Conspiracy News,
menurunkan satu liris yang mengejutkan terkait bencana Aceh.Di situs itu
disebutkan, bencana Aceh terjadi setelah sembilan hari George Bush
mengeluarkan instruksi AS harus menguasai seluruh lautan dunia, untuk
tujuan keselamatan dan pembangunan Aceh. Sebuah fakta disodorkan.
Sebelum gempa menggoyang Aceh, Australia dan pangkalan AS di Diego
Garcia sudah mendapat informasi soal akan terjadinya gempa dan tsunami.
walhasil, ketika tsunami menyapu, pangkalan militer tempat bersandarnya
super tanker KC-135 itu sama sekali tidak terusik. Padahal jelas-jelas
pangkalan yang dihuni dua ribu lebih personil militer itu berada di
Samudera Hindia. Diego Garcia (pulau yang disewa AS dari pemerintah
Inggris) yang jaraknya tidak jauh dari pusat gempa bumi dilaporkan hanya
mengalami gelombang ombak setinggi 6 kaki.
Berkaitan dengan perbuatan Amerika tersebut Allah juga telah berkata dalam Alquran bahwa “Dan
apabila dikatakan kepada mereka,”janganlah berbuat kerusakan di bumi!”
mereka menjawab, “sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan
perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan,
tetapi mereka tidak menyadari”. (QS Al-Baqarah 11-12).Bila kita melihat lebih jauh bahwa daerah yang menjadi sasaran
tsunami 26 Desember lalu, adalah daerah yang mayoritas muslim. Memang
telah tertulis di dalam Alquran bahwa Islam adalah musuh terbesar kaum
Yahudi, ini juga tertuang dalam QS Al-Baqarah: 217, “mereka
bertanya kepadamu (Muhammad)tentang berperang pada bulan haram.
Katakanlah, “berperang dalam bulan haram itu adalah (dosa) besar. Tetapi
menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi
orang masuk) masjidil haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya,
lebih besar dosanya dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam
daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai
kamu murtad (keluar) dari agamamu,jika mereka sanggup. Barang siapa
murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.
Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam
murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami
adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan.
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa
kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta
kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan
India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut
frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan
sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.2.
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna
hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit
sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga
nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan
di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun
juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke
sana.4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia
yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera
Hindia.PenjelasanJenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut
Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat
dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat
selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini
sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi
persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang
dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai
anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut
SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi
kekuatan alam.Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik
pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini
menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel
penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan
alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu
badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat
itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah
massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan
Tesla ini kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul
kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan
kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun
lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit
negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang
berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh
Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di
luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research
Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam
seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk
dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti
dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low
Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian
menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh
dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta
menciptakan ‘hurricane‘.
Namun dalam Hadits nabi menjelaskan bahwa Menjelang
kiamat, bahkan batu dan pohon akan membongkar borok-borok dan keberadaan
Yahudi sehingga mereka dapat dihancurkan oleh umat Islam.
Sekarang bisa disimpulkan sendiri apakah bencana tsunami yang
terjadi di Aceh adalah sebuah bencana alam murni ataukah rekayasa
belaka???
Gempa Haiti dan Tsunami Aceh Bencana Buatan?
Tim penyelamat mencari korban runtuhan bangunan usai gempa di Haiti
Saat ini di sejumlah mailing list beredar informasi dugaan bahwa
gempa dahsyat yang mengguncang Haiti bahkan tsunami Aceh 2004 bukan
murni bencana alam. Benarkah?
23 Januari 2010, informasi dari pangkalan Angkatan Laut Rusia
mengatakan gempa Haiti tidak murni bencana alam, melainkan hasil dari
uji coba senjata ‘pemicu gempa’ yang disiapkan Amerika untuk Iran.Tujuannya, diduga untuk menggulingkan pemerintahan di negara Islam tersebut.Armada Rusia mengklaim mengetahui hal itu, berdasarkan pantauan
terhadap gerakan marinir Amerika Serikat di Karibia sejak 2008, ketika
AS mengumumkan ingin membangun kembali armada keempatnya.Reaksi militer AS yang cepat datang ke Haiti juga dijadikan penguat tudingan Rusia.“AS sedang menguji salah satu senjata pemicu gempa yang akan
digunakan untuk menghajar Iran, justru berakibat fatal dan mengakibatkan
bencana dahsyat di Karibia,” seperti dimuat laman ViVe TV Venezuela, mengutip laporan Rusia.senjata pemusnahan massal. Menurut Bertell, As sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun
lalu. Negeri Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan
bahan kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara
asia. Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika
antara periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika utara sering muncul
cahaya berpendar.Uji coba itu menyebabkan gangguan luar biasa pada cuaca di seluruh
dunia. “antara 1960-an hingga 1990-an, kadar bencana alam yang besar
meningkat 10 kali lipat,” Kata Bertell. Fenomena El Nino antara 1997
hingga 1998 yang disebut-sebut banyak ahli sebagai penyebab kekacauan
cuaca diseluruh dunia, sejatinya, didahului gangguan besar dan
ketidakstabilan iklim di satu tahun sebelumnya. Pada 1996, terjadi
banjir besar di Asia Selatan, Nepal, India dan Bangladesh. Demikian juga
di Cina. Bencana terbesar terjadi di Kanada. Negara itu dihajar badai
Tornado dan banjir.Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai
analis persenjataan global. Bahkan secara terang-terangan Chossudovsky
menuduh Pentagon sudah lama berkecimpung dalam memanipulasi cuaca. April
1997, menurut Menhan William Cohen, As terpaksa menghadapi serangan
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa. “ Washington kini
menerapkan orde baru persenjataanya yang mempunyai kemampuan untuk
merubah cuaca.” Kata Chossudovsky.
Bahkan, juga diberitakan awal Januari, uji coba yang sama
mengakibatkan gempa sebesar 6,5 skala Richter di area dekat kota Eureka,
Kalifornia. Tak ada yang tewas, namun sejumlah bangunan dilaporkan
rusak.Setelah berita itu dirilis, Presiden Venezuela, yang juga di
barisan penentang AS, Hugo Chavez buru-buru berkomentar. Dia mengklaim
hal yang sama, bahwa AS bertanggungjawab atas bencana gempa yang
mengguncang Karibia.Chavez menuding AS menggunakan gempa Haiti sebagai dalih untuk
menduduki negara itu. Caranya, dengan mengirimkan tentara dengan dalih
membantu korban gempa.Beberapa sumber juga berspekulasi gempa 7,8 SR yang mengguncang
Provinsi Sichuan, China pada 12 Mei 2008 juga diakibatkan hal yang sama.Teori konspirasi yang beredar mengatakan gempa-gempa tersebut
adalah bagian dari uji coba HAARP (High Frequency Active Auroral
Reasearch Program).Selain dituding bisa menyebabkan gempa, HAARP juga
dihubung-hubungkan dengan anomali cuaca yang dapat mengakibatkan banjir,
kekeringan, dan badai.
Apa sebenarnya HAARP itu?
Seperti dimuat laman haarp.alaska.edu, HAARP adalah usaha ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer (lapisan teratas atmosfer).
Terutama, untuk meningkatkan sistem komunikasi dan sistem pengawasan, baik untuk kepentingan sipil maupun pertahanan.
Sebaliknya, ilmuwan, Rosalie Bertell, dalam laman Baltimore Chronicle,
mengatakan HAARP seperti “raksasa pemanas’ yang dapat menyebabkan
gangguan besar dalam ionosfer, menciptakan tidak hanya lubang, tapi
sayatan panjang di lapisan pelindung yang mencegah radiasi mematikan.
Masih dari teori konspirasi yang beredar, tak hanya AS, Rusia dan
juga Uni Eropa juga punya proyek serupa, yang punya kemampuan sama, bisa
mengakibatkan efek merusak.
Bagaimana dengan tsunami 2004?
Lagi, lagi teori konspirasi mengatakan bahwa bencana tsunami yang
meluluhlantakkan Aceh dan beberapa negara di Samudera Hindia – yang
menyebabkan lebih dari 230 ribu orang tewas – juga bukan murini bencana
alam.
Diduga tsunami berkekuatan 23.000 bom atom itu sengaja diciptakan
AS. Para penganut teori konspirasi mengatakan AS melakukan itu untuk
mengalihkan perhatian orang dari topik Perang Irak.Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di
Solo, beberapa waktu silam.mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD (Nagroe
Aceh Darussalam) dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami
yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang
sengaja diledakkan di bawah laut. “Melalui pendapat dan analisa yang
dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya
sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu
di antaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,”
katanya.Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya.
Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan.
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu.
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan.
“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu.
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu,
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”
Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS.
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,”
jelasnya.
Biadab, Kedok Amerika Dibalik Tragedi Tsunami Aceh Terbongkar
Mungkin ini berita lama tapi saya tertarik untuk mengulasnya lagi
mengingat banyaknya kerusuhan yang melanda negera2 islam di dunia.
Misteri rahasia tsunami di Aceh.
Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi
Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan
sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan
tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut
Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di
Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir
independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi
kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS
Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.
“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan.
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu.
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan.“Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu.
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu,
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”Disinggung rencana besar apa di balik itu, AS
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS.
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,”
jelasnya.Nah gimana menurut teman2 apa tsunami aceh itu mutlak bencana alam atau memang ada Negara adikuasa yang merancang semuannya.Seperti keadaan sekarang, beberapa negara Islam di timur tengah
bisa mendadak kacau secara bersamaan. apakah mungkin rakyat ingin
demokrasi ataukah ada Negara adi kuasa yang mengatur semuanya.
merupakan informasi biasa meski belum
terbiasa melihatnya. Anggap saja informsi berikut hanyalah bulan
saja,…tetapi patut kita renungkan kemungkinan lain yang dapat terjadi.Selama ini ada anggapan kuat bahwa bencana gempa, tsunami merupakan
sebab alami seperti tumbukan lempeng, dan induksi. Anggapan mainstream
selama ini disebabkan besarnya/dahsyatnya akibat yang ditimbulkan.
Padahal jika terjadi perang nuklir…..kerusakan yang ditimbulkan jauh
lebih dahsyat, tetuama jika seluruh arsenal nuklir dilepaskan. Oleh
karena itu adanya selentingan informasi tentang teknologi gempa yang
dapat direkayasa, mestinya
Gempa bumi 7.3 skala richter di Haiti disebut-sebut tidak alami dan
merupakan bagian dari ujicoba senjata ekologi Amerika Serikat dari program penelitian HAARP (High Frequency Active Auroral Reasearch Program).HAARP mengembangkan senjata ekologi yang digunakan dengan cara
mengirimkan energi luar biasa ke lapisan ionospher, memancing reaksi
energi yang sangat dari seluruh molekul lapisan bagian lapisan atmospher
tersebut. Fenomena ini akan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan
cuaca seperti kekeringan, hujan salju, hujan lebat, cuaca dingin,
tsunami, badai, gempa, dan lain-lain.Menurut sumber-sumber Rusia, sejak akhir tahun 1970 Amerika Serikat
menggapai kemajuan pesat di bidang penelitian senjata ekologi khususnya
gempa. Saat ini Amerika Serikat tengah mengembangkan penelitian soal
cara kerja mesin-mesin pulse, plasma, elektromagnetik, teknologi sonic
yang digabung dengan bom gelombang kejutan.
Masih dari sumber tersebut, terdapat bukti-bukti bahwa gempa yang
terjadi di Sichuan, Cina pada tahun 2008 dengan kekuatan 7.8 skala
richter diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik yang dikirim dari
HAARP. Pasca gempa Haiti, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat
(Pentagon) menyatakan telah mengirimkan rumah sakit kapal USNS Comfort
yang berlabuh di Baltimore ke lokasi gempa. Padahal, USNS Comfort ini
baru beberapa hari dipulangkan dari perairan Karibia.
Lantas apakah benar manusia dapat mengontrol cuaca atau menciptakan
bencana buatan seperti gempa, topan, kekeringan, dan lain-lain? Berikut ini adalah kutipan analisa yang ditulis oleh M.Dzikron A.M, dosen Fakultas Teknik Unisba Bandung.
Pernahkan Anda mendengar teknologi SCALAR? Teknologi ini mampu
memanipulasi cuaca dan fenomena alam. Teknologi berbasis gelombang
elektromagnetik ini dikenalkan untuk pertama kali oleh ilmuwan Rusia
Nikola Tesla. Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara
pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan
penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang
frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah
melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan
Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai
elektromangnetik SCALAR.
Dr Rosalie Bertell, dalam bukunya berjudul The Latest Weapon of
War” (2000) menyatakan bahwa bumi dapat dijadikan sebagai senjata ampuh
untuk memusnahkan musuh. Bertell menegaskan bahwa dalam kamus senjata
militer AS, senjata paling kuat adalah senjata ekologi.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun
lalu. Negeri Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan
bahan kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara
asia. Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke
lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika
antara periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika Utara sering muncul
cahaya berpendar.
seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam proyek
HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan
perangkat-perangkat pemicu bencana alam. Untuk mendukung kemampuan
SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat
rendah (Extremely Low Frequency atau ELF ) yang mampu menembus lapisan
tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui
modifikasi khusus, Gelombang itu mampu menggerakan lempeng tektonik
bumi.
Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak
heran jika gempa bumi Tang Shan di China pada 28 Juli 1976, terjadi
setelah muncul kilatan cahaya di langit China. Fenomena itu muncul
akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan Amerika Serikat, setelah
memanaskan ionosfir.
Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, Nias, Jogja,
dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Post pada Maret 1992
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa
negara antara tahun 1986-1989. Gempa-gempa itu terjadi di California,
Amerika, dan Jepang. Gempa bumi yang menggoyang Los Angeles pada 17
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan
hipersonik.
Apakah Anda mempercayai analisa ini?
Tsunami Aceh: Thermonuklir atau Bencana Alam ?
Tragedi tsunami di Aceh telah 9 tahun berlalu, bencana alam terbesar ini telah
menewaskan ratusan ribu jiwa, jutaan rumah rata dengan tanah, bumi Aceh
seperti ladang yang hanya berisi sampah reruntuhan dan mayat yang
berserakan. Gulungan ombak itu seolah melenyapkan kehidupan di sana.
Seluruh dunia turut berduka dalam tragedi tersebut.
Sebagian besar orang menganggap musibah ini adalah bencana alam. Sebabnya
adalah lempeng bumi di belahan Sumatera yang mengala mi pergeseran dan
menimbulkan patahan sehingga terjadilah gelombang tsunami yang
diawali dengan gempa bumi yang berkekuatan 6,8 skala richter menurut
catatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Berbeda dengan catatan
yang diberikan oleh NOAA Amerika Serikat yang mencatat bahwa kekuatan
gempa mula- mula sebesar 8.0 SR kemudian diralat menjadi 8.5 SR lalu
diralat lagi menjadi 8.9 SR sampai akhirnya NOAA menetapkan bahwa
kekuatan gempa yang menimpa Aceh saat terjadinya tsunami adalah sebesar
9.0 SR.
Perbedaan mengenai kekuatan gempa Aceh ini bagi sebagian kecil orang menjadi
sebuah kecurigaan. Mereka menganggap ada skenario dibalik tsunami
yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam.
Seorang dosen Fakultas Tekhnik
Unisba Bandung, M.Dzikron A.M termasuk ke dalam sebagian kecil orang
yang mencurigai musibah yang melanda Aceh. Tak lain musibah itu diduga
adalah skenario dari negara adidaya. Selain adanya perbedaan mengenai catatan kekuatan gempa, faktor
lain yang menguatkan bahwa tsunami Aceh merupakan tsunami buatan manusia
adalah perbedaan mengenai letak Epicentrum (pusat gempa pada permukaan
bumi).
Australia merekam Magnitudo dan posisi Epicentrum sesuai dengan
yang ditentukan oleh kantor Geofisika Jakarta yaitu gempa berukuran 6,4
pada Skala Richter menimpa utara pulau Sumatera. Titik gempa berada di
155 mil selatan-tenggara Provinsi Aceh. Lokasi ini berbeda 250 mil dari
posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa
Epicentrum berada di barat daya Provinsi Aceh. Selain itu Indonesia dan India juga merasakan keanehan tentang
tidak adanya gempa peringatan pada Seismograf mereka. Hal ini berarti
bahwa gelombang kejut normal yang selalu mendahului sebelum gempa
terjadi itu tidak ada. Namun NOAA menyatakan menerima peringatan
mengenai adanya gempa susulan, tetapi sama sekali tidak terjadi. Secara
sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi
elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan
sebuah 2 proses yang terjadi secara mendadak.
Maka ketika resonansi karena frekuensi ini terjadi, pusat gempa
akan mulai bergetar, dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada
semua Seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika
gelombang yang diterima oleh Seismograf adalah gelombang P, maka yang
dihadapi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut.
Nyatanya gelombang inilah yang diterima oleh Indonesia dan India.
Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang
dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar di bawah
tana h di Nevada.
Menyadari keanehan yang terjadi itu, pada tanggal 27 Desember 2004,
India menolak untuk bergabung dalam rencana ekslusif Presiden George
Bush yang akan menarik semua kekuatan Nuklir Asia dari koalisi baru
dengan Rusia, C ina, dan Brazil.
Selain itu juga keanehan yang dapat kita saksikan secara langsung dengan mata
kepala adalah kondisi mayat- mayat korban tsunami Aceh tersebut mati dengan
keadaan yang hangus/hitam sejak hari pertama tsunami. Mungkinkah
gelombang air laut dapat membuat tubuh manusia menjadi hitam dalam
seketika, rasanya sungguh tidak masuk akal, hanya Allah maha tau segala-
galanya.Satu hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa sesungguhnya
gelombang tsunami hanya merupakan gelombang pelabuhan, sesuai dengan
namanya yang berasal dari Jepang yaitu TSU yang berarti pelabuhan dan
NAMI yang berarti
gelombang. Jadi sedahsyat-dahsyatnya gelombang tsunami mestinya hanya akan
melanda daerah sekitar pelabuhan atau pantai saja. Rasanya tidak mungkin gelombang laut tersebut sampai masuk ke daerah perkotaan seperti
yang terjadi di kota Banda Aceh hingga radius 7-9 Km dari bibir pantai
Ulhee Lhee sampai ke Mesjid Raya Baiturrahman yang berada di pusat kota.Tentunya kita bertanya dengan alat secanggih apa yang bisa membuat bencana
sedahsyat tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam tersebut.
Hanya ada satu jawaban yang paling mungkin, yaitu dengan menggunakan Bom
Nuklir. Bom yang pernah meluluhlantakkan kota Hirosima dan kota
Nagasaki rata dengan tanah.
Bom itu diduga The rmonuklir, tak lain adalah nuklir yang dapat
mengakibatkan ledakan dan menimbulkan gelombang laut yang maha
dahsyat tersebut. Tiga bulan pasca tsunami, Provinsi Aceh dikepung oleh
kapal induk milik AS yang diduga me miliki tujuan agar para peneliti
tidak mendekati perairan Aceh dan me reka bisa membersihkan puing-puing sisa bom
nuklir tersebut. Akan tetapi 2 bulan pasca tsunami yang melanda Aceh
ditemukan sampah nuklir berserakan di Somalia, seperti yang diungkapkan
oleh UNEP.
3 Namun Radio Voice Of America (VO A) mengklaim bahwa sampah
nuklir itu berasaldari Eropa. Padahal pada tahun 1972 PBB telah
mengeluarkan peraturan yang melarang membuang sampah nuklir ke laut,
tetapi mengapa justru ditemukan adanya sampah nuklir di perairan Somalia
saat itu.M. Dzikron A.M mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya tsunami
buatan ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang menjadi faktor
utamanya diduga berkaitan dengan motif ekonomi. Seperti kita ketahui
bahwa Provinsi Aceh merupakan daerah yang menyimpan kandungan gas alam
yang sa ngat banyak, untuk mengelabui warga Aceh sejak dahulu para
peng-eksplore gas selalu menyebutkan bahwa cadangan gas Aceh hanya
tersisa sedikit.
Aceh selain kaya akan kandungan gas, juga menyimpan cadangan minyak dan emas. Kawasan ini memang terkenal sangat kaya dengan sumber kekayaan alam.
Ada Negara- negara besar yang tentunya ingin mempertahankan dan memperluas
kekuasaannya di kawasan ini. Bisa jadi salah satu jalan yang
ditempuh dengan melenyapkan sebahagian warga Aceh, yang selama ini
dianggap mengancam keberadaan perusahaan minyak dan gas lantaran
Provinsi Aceh terus mendesak tuntutannya agar diberi hak yang lebih besar terkait kekayaan alam di wilayahnya.Karena demikian kompleksnya tanda-tanda yang muncul sehingga sulit untukmembedakan tsunami yang terjadi di Aceh adalah Tsunami yang disebabkan oleh alam ataukah sebuah bencana yang me mang diciptakan oleh tangan-tangan yang mempunyai kepentingan.Tapi mari kita sejenak mengingat janji
Allah dalam Alquran Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa Allah telah berfirman
â€Ĺ“telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah mengehendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)
Banyak orang tak percaya Tsunami yang meluluhlantakan Aceh dan Nias di
Sumatera Utara itu akibat rekayasa manusia. Mereka tidak percaya
ada Negara besar yang mampu merekayasa bencana alam sedahsyat itu. Ada
juga yang skeptis penggunaan energi Nuklir pasti menimbulkan efek lain,
yaitu radiasi yang membawa banyak efek negatif bagi lingkungan maupun
manusia di lokasi bencana. Siapa yang kenal nuklir dan efeknya sebelum
terjadi di Hiroshima dan Nagasaki? Maka teori Tsunami akibat N uklir pun
dapat disikapi secara sama.
Secara teoritis, Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9
megaton dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving
chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi
minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di
dasar palung laut dalam. Bobot total berikut wadahnya kurang dari lima
ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan
pengeboran minyak lepas pantai.
Di Asia terdapat lebih dari 300 anjungan. Siapa yang tahu jika salah satu dari anjungan itu dipilih menjadi tempat titik Episentrum gempa buatan
itu? Kedua, yang lebih masuk akal, senjata yang digunakan bukan nuklir
melainkan senjata SCALAR. Teknologi senjata baru ini memang berpotensi
memanipulasi fenomena alam untuk menghancurkan musuh. Dari gempa bumi
hingga angin topan dapat ditimbulkandengan tembakan gelombang elektromagnetik berkekuatan sangat
tinggi. Lebih logis jika senjata SC ALAR ini yang mungkin digunakan
untuk menimbulkan gempa besar yang memicu Tsunami Asia.Tapi yang jelas,skenario menggunakan senjata yang mampu melakukan
modifikasi lingkungan dan manipulasi fenomena alam, memang sangat
canggih. Dengan menggunakan SCALAR, taktik melempar batu sembunyi tangan
dapat diubah lebih efektif menjadi mlempar batu, datang, kasih bantuan
dan jadi tuan
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan
saintis Rusia Nikola Tesla. Saintis ini menjadikan bencana gempa
di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya,
Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu
memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa
tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu
mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu
dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.
Dalam bukunya The Latest Weapon of War (2000), Dr Rosalie
Bertell, menyatakan bumi bisa digunakan sebagai alat baru untuk
memenangkan peperangan. Bumi bisa digoncangkan dengan alat berteknologi
tinggi. Secara tegas Bertell berkata, dalam persenjataan tentara AS
senjata terkininya adalah bumi dan cuaca. keduanya akan menjadi senjata
pemusnah terburuk menjelang 2025 kata Bertell. Senjata elektromagnetik
bisa memunculkan ledakan yang seperti halnya gempa bumi. Tentu saja
kekuatan ini jauh melebihi kedashyatan senjata nuklir yang dikenal
sebagai senjata pemusnahan massal.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri
Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan bahan
kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara asia.
Ketika itu AS menggunakan Barium dan Lithium yang dikirim ke lapisan
ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika antara
periode 1980 hingga 1990, dilangit Amerika Utara sering muncul cahaya
berpendar
Uji coba itu menyebabkan gangguan luar biasa pada cuaca di seluruh dunia. antara
1960-an hingga 1990-an, kadar bencana alam yang besar meningkat 10 kali lipat,
Kata Bertell. Fenomena El N ino antara 1997 hingga 1998 yang
disebut-sebut banyak ahli sebagai penyebab kekacauan cuaca diseluruh
dunia, sejatinya, didahului gangguan besar dan ketidakstabilan iklim di
satu tahun sebelumnya. Pada 1996, terjadi banjir besar di Asia Selatan,
Nepal, India dan Bangladesh. Demikian juga di Cina. Bencana terbesar
terjadi di Kanada. Negara itu dihajar badai Tornado dan banjir.
Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis
persenjataan global. Bahkan secara terang-terangan Chossudovsky menuduh
Pentagon sudah lama berkecimpung dalam memanipulasi cuaca. April
1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan
senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan
penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa. Washington kini
menerapkan orde baru persenjataanya yang mempunyai kemampuan untuk
merubah cuaca. Kata
Chossudovsky. Ini sekaligus menjadi jawaban mengapa presiden George
Bush tidak mau menandatangani protokol Kyoto. Sebuah perjanjian antar
bangsa mengenai kaidah pencegahan pemanasan global dan pemulihan alam.
Salah seorang pakar dari Phillips Geophysis yang bekerja dalam proyek
HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah
mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan perangkat - perangkat pemicu bencana alam.Untuk mendukung kemampuan SCALAR-nya, AS menggunakan gelombang
elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah (Extremely Low Frequency
atau ELF ) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan
kilometer di dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, Gelombang itu
mampu menggerakan lempeng tektonik bumi.
Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan non
konvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan
ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak
heran jika gempa bumi Tang Shan di China , pada 28 Juli 1976, terjadi setelah muncul kilatan cahaya di langit
China. Fenomena itu muncul akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan
Amerika Serikat, setelah memanaskan ionosfir. Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, N ias, Jogja, dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika
gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California
tanggal 12 September 1989. Harian Washington Post pada Maret 1992
meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh
sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa
negara antara tahun 1986-1989. Gempa- gempa itu terjadi di California,
Amerika, dan Jepang. Gempa bumi yang menggoya ng Los Angeles pada 17
Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan
hipersonik. Menyikapi fenomena kilatan cahaya yang selalu mendahului terjadinya
gempa, pada tahun 1997 Pentagon mengeluarkan sinyalemen, telah terjadi
ancaman bagi keamanan dunia menggunakan senjata pemanipulasi cuaca, pencetus
gempa bumi dan peletusan gunung api dari jarak jauh dengan menggunakan
gelombang elektromagnetik. Sebelumnya, pada pertengahan Juli 1996, sejumlah negara diguncang
gempa. Yakni wilayah pegunungan Alpens Prancis, Austria, selatan Italia,
timur laut India, Jepang, Indonesia, semenanjung Kamchatka dan selatan
Mexico. Bahkan di New Zealand sebuah gunung berapi meletus. Menurut
sebuah sumber, AS pernah menghantam Korea Utara dan Kuba dengan senjata
pengacau cuaca. Tujuannya, kemusnahan ekonomi, ekosistem serta
pertanian. Upaya ini berhasil. Korea Utara dan K uba pernah mengalami
krisis akibat kacaunya cuaca di negaranya.
Bagaimana yang terjadi terhadap Indonesia? Situs Conspiracy News,
menurunkan satu liris yang mengejutkan terkait bencana di Aceh. Di situs
itu disebutkan, setelah 97 hari bencana Aceh terjadi George Bush
mengeluarkan instruksi AS harus menguasai seluruh lautan dunia, untuk
tujuan keselamatan dan pembangunan Aceh.
Sebuah fakta disodorkan. Sebelum gempa menggoyang Aceh, Australia dan
tsunami. walhasil, ketika tsunami menyapu,
pangkalan militer tempatpangkalan AS di Diego Garcia sudah mendapat informasi soal akan
terjadinya gempa dan
bersandarnya super tanker KC-135 itu sama sekali tidak terusik.
Padahal jelas-jelas pangkalan yang dihuni dua ribu lebih personil
militer itu berada di Samudera Hindia.
Diego Garcia (pulau yang disewa AS dari pemerintah Inggris) yang jaraknya tidak
jauh dari pusat gempa bumi dilaporkan hanya mengalami gelombang ombak setinggi 6 kaki saja.
Kita boleh percaya ataupun tidak terhadap analisis M.Dzikron A.M,
dosen Fakultas Teknik Unisba Bandung ini, namun yang pasti marilah kita
selalu berserah diri kepada Allah SWT yang menguasai atas alam dan
seluruh isinya, mudah- mudahan Tsunami yang terjadi Aceh pada 26
Desember 2004 lalu adalah benar-benar sebuah peristiwa bencana alam,
bukan bencana karena rekayasa tangan manusia
Dewan Pakar PPP sekaligus Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim
Indonesia (PPMI) DR Eggi Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang
menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang
sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja
diledakkan di bawah laut. Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di
Solo, Selasa kemarin. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan
pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa
ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya
bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah
mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke
Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang
pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain,
Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.“Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa
pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi
sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala
richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan
kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di
sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata
pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya. Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS
Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan.
Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya
sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara
India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu.
Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah
akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan. “Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu.
Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana
gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu,
merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu.”
Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang
diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara
jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti
yang terjadi di Aceh. “Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak
berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga
orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli.”Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS
ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan
ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di
sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS.
“Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI,”
jelasnya. Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi
Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan
sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan
tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah
laut.Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog
menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di
Solo. “Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir
independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi
kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS
Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
(Dikutip dari
http://www.scribd.com/doc/28375756/Tsunami-Aceh-Thermonuklir-Atau-Bencana-Alam