Jumat, November 27, 2009
Angkatan Laut Kerajaan Malaysia
Kerajaan Malaysia dalam Prespektif Strategi dan Pertahanan Laut adalah Prioritas geopolitik utama dan kepentingan strategis Malaysia terletak di laut. Physically, Malaysia is surrounded by two globally significant water bodies – the Strait of Malacca and the South China Sea, which in turn borders other strategic seas such as the Indian Ocean, the Andaman Sea, the Sulu Sea and the Sulawesi Sea. Secara fisik, Malaysia adalah dikelilingi oleh dua badan air yang signifikan secara global - Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, yang pada gilirannya berbatasan dengan laut strategis lainnya seperti Samudera Hindia, Laut Andaman, Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Malaysia also derives part of its economic wealth from the sea from its exploitation of petroleum and fisheries resources. Malaysia juga memperoleh bagian dari kekayaan ekonomi dari laut dari eksploitasi sumber daya minyak bumi dan perikanan. The significance of the sea to Malaysia is also manifested in the unresolved conflicts it has with its neighbors over maritime boundaries and marine resources. Makna dari laut ke Malaysia juga diwujudkan dalam konflik yang belum diselesaikan itu dengan tetangga-tetangganya lebih dari batas-batas maritim dan sumber daya laut.
The Royal Malaysian Navy has its genesis in the Straits States Royal Naval Volunteer Reserve established a mere one year after the formation ofthe Royal Malay Regiment in 1933. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia mempunyai asal-usul di Straits Serikat Royal Naval Volunteer Reserve didirikan hanya satu tahun setelah pembentukan ofthe Royal Malay Regiment pada tahun 1933. This small band of sailors proved their mettle during the Second World War and the 'Konfrantasi' with Indonesia in the 1960s. Band kecil pelaut membuktikan keberanian mereka selama Perang Dunia Kedua dan 'Konfrantasi' dengan Indonesia pada 1960-an.
In the mid-1990s Malaysia entered a joint venture project with Australia to build 39 Off-shore Patrol Vessels for the Malaysian Navy, thus opening an opportunity for an export-oriented ship-building industry. Pada pertengahan 1990-an malaysia memasuki sebuah proyek patungan dengan Australia untuk membangun 39 Off-pantai Kapal Patroli untuk Angkatan Laut Malaysia, sehingga membuka kesempatan untuk berorientasi ekspor industri pembangunan kapal. This vessel would have been of sufficient size and capability to fulfil patrolling duties. Kapal ini akan menjadi yang cukup besar dan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas patroli. Importantly, the OPV was designed to carry a helicopter, essential for the conduct of boarding operations in extremely rough weather conditions. Penting, OPV dirancang untuk membawa helikopter, penting untuk melakukan operasi asrama dalam kondisi cuaca yang sangat kasar. The 'failed' Offshore Patrol Vessel (OPV) project was cancelled in the mid-1990's after Malaysia pulled out of negotiations for a joint project. The 'gagal' Offshore Patrol Vessel (OPV) proyek ini dibatalkan pada pertengahan 1990-an setelah Malaysia menarik diri dari perundingan untuk sebuah proyek bersama.
The New Generation Patrol Vessel (NGPV) program, which originally envisioned a total of 27 ships, was delayed for almost three years caused by mismanagement of the local shipyard and system integration issues. Generasi Baru Patrol Vessel (NGPV) program, yang awalnya direncanakan total 27 kapal, sudah tertunda selama hampir tiga tahun yang disebabkan oleh kesalahan manajemen galangan kapal lokal dan isu-isu integrasi sistem. The first two ships of the Kedah-class had been delivered to the Royal Malaysian Navy and were based in East Malaysia. Dua kapal pertama dari kelas Kedah telah diserahkan kepada Angkatan Laut Kerajaan Malaysia dan berbasis di Malaysia Timur. In 2008 Malaysia announced that the next four ships in the NGPV program were going forward. Pada tahun 2008 Malaysia mengumumkan bahwa empat kapal di program NGPV akan maju. Malaysia could be looking for enhanced ASW capabilities in the second batch of NGPVs. Malaysia mungkin mencari untuk meningkatkan kemampuan ASW di batch kedua NGPVs.
Malaysia has announced its intention to buy at least two frigates with an option for two more from BAE Systems. Malaysia telah mengumumkan niatnya untuk membeli setidaknya dua frigat dengan opsi dua lagi dari BAE Systems. However, because of uncertainty over the budget, by early 2009 the future of this deal, known as the Frigate Batch 2 program, was cloudy. Namun, karena ketidakpastian atas anggaran, dengan awal 2009 masa depan kesepakatan ini, dikenal sebagai Frigate Batch 2 program, adalah berawan. Malaysia was presumed to also be looking at other sources to supplement their fleet. Malaysia itu diduga juga akan melihat pada sumber-sumber lain untuk melengkapi armada mereka. Malaysia was also looking to acquire one or more multi role amphibious ships to supplement its ageing amphibious support ships, to support peacekeeping and humanitarian missions. Malaysia juga mencari untuk memperoleh satu atau lebih multi peran kapal-kapal amfibi untuk melengkapi dukungan para amfibi penuaan kapal, untuk mendukung misi penjaga perdamaian dan kemanusiaan. Among the potential sources were Spain's Navantia, Dutch Royal Schelde and Merwede, France's DCNS, China and the Republic of Korea. Di antara sumber-sumber potensial Navantia Spanyol, Belanda Royal Schelde dan Merwede, DCNS Perancis, Cina dan Republik Korea. However, budget for the program remained a problem. Namun, anggaran untuk program ini tetap menjadi masalah.
The Government of Brunei has decided to sell off the three OPVs, KDB Nakhoda Ragam, KDB Bendahara Sakam and KDB Jerambak, built at BAE Systems shipyard in Glasgow for the Royal Brunei Navy after a long-running legal dispute was resolved. Pemerintah Brunei telah memutuskan untuk menjual tiga OPVs, Nakhoda Ragam KDB, KDB Bendahara Sakam dan KDB Jerambak, BAE Systems dibangun di galangan kapal di Glasgow untuk Royal Brunei Angkatan Laut setelah lama berjalan sengketa hukum itu diselesaikan. The ships were built under a deal costing £600 million, between BAE Systems and Brunei, and were completed in 2004. Kapal-kapal itu dibangun di bawah kesepakatan biaya £ 600 juta, antara BAE Systems dan Brunei, dan selesai pada tahun 2004. However the Brunei claimed the ships were not as they had ordered, and they remained berthed in Scotstoun until the arbitration dispute ended in May 2007, allowing the ships to be sold. Namun di Brunei menyatakan bahwa kapal-kapal itu tidak seperti mereka telah memerintahkan, dan mereka tetap berlabuh di Scotstoun sampai sengketa arbitrase berakhir pada Mei 2007, yang memungkinkan kapal-kapal untuk dijual. Malaysia is the likeliest buyer for the three ships, provided they could get it at a reasonable price. Malaysia adalah pembeli yang paling mungkin untuk tiga kapal, asalkan mereka bisa mendapatkannya dengan harga yang pantas.
Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BN Shipyard) achieved another milestone when the fifth locally made patrol vessel (PV5) was successfully named, KD (Kapal Diraja) KELANTAN by her highness Raja Perempuan Kelantan Tengku Anis Binti Almarhum Tengku Abdul Hamid. Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd (BN Shipyard) mencapai tonggak lain ketika kelima kapal patroli buatan lokal (PV5) telah berhasil bernama, KD (Kapal Diraja) Kelantan oleh Yang Mulia Raja Perempuan Kelantan Tengku Anis Binti Almarhum Tengku Abdul Hamid. Also witnessed by the Sultan of Kelantan, his highness, Tuanku Ismail Petra Sultan Yahya Petra, the ceremony was held on 24 November 2008 at the Royal Malaysian Navy (RMN) Naval Base in Lumut. Juga disaksikan oleh Sultan Kelantan, kebesaran-Nya, Tuanku Ismail Petra Sultan Yahya Petra, upacara diadakan pada tanggal 24 November 2008 di Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) Naval Base di Lumut. Also present was YBhg Laksamana Madya Dato' Seri Ahmad Ramli Haji Mohd Nor (Retired), the Managing Director of BN Shipyard which in his speech said that, 'The naming event is significant as it represents yet another milestone of BN Shipyard's ability to deliver the patrol vessel despite the hurdles faced.' Juga hadir adalah Laksamana Madya YBhg Dato 'Seri Ahmad Ramli Haji Mohd Nor (Purn), Managing Direktur BN Shipyard yang dalam sambutannya mengatakan bahwa, "Penamaan event ini penting karena merupakan tonggak lain dari BN Shipyard kemampuan untuk memberikan kapal patroli meski rintangan yang dihadapi. "
In line with BN Shipyard's vendor development program for maritime related industries, more than 1,000 local companies had participated in the patrol vessel project. Sejalan dengan vendor BN Shipyard program pengembangan industri maritim terkait, lebih dari 1.000 perusahaan lokal telah berpartisipasi dalam proyek kapal patroli. The vessel would subsequently undergo its final outfitting, Setting-To-Work (STW) of equipment and systems, Harbor and Sea Acceptance Trials (HAT and SAT) and Life Firing Trials (LFT) prior to its delivery to RMN for commissioning. Kapal kemudian akan menjalani perlengkapan yang terakhir, Pengaturan-Untuk-Work (Stw) peralatan dan sistem, Harbor dan Ujian Penerimaan Laut (HAT dan SAT) dan Life Memecat Ujian (lft) sebelum ke RMN untuk pengiriman ke commissioning.
The government is planning to go ahead with the construction of the second batch of the new generation patrol boats for the Royal Malaysian Navy (RMN) once the first batch of six boats (which includes KD KELANTAN) has been delivered to the RMN by early 2010. Pemerintah berencana untuk terus maju dengan pembangunan batch kedua generasi baru untuk kapal patroli Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) setelah batch pertama dari enam kapal (yang termasuk KD Kelantan) telah diserahkan kepada RMN dengan awal 2010 . KD KELANTAN was designed as a versatile vessel capable of performing a myriad of tasks ranging from search and rescue, crisis management to offshore patrol duties. KD Kelantan dirancang sebagai wadah serbaguna mampu melakukan berbagai tugas mulai dari pencarian dan penyelamatan, manajemen krisis untuk tugas-tugas patroli lepas pantai. The vessel was also built on an advanced modular warship design that allows flexible installation of weapons, electronics and major service systems. Kapal juga dibangun di atas kapal perang yang maju desain modular yang memungkinkan instalasi fleksibel senjata, elektronik dan sistem layanan utama. Due to modularisation with standardised dimensions and interfaces, large components of KD KELANTAN can be quickly installed, removed, exchanged or replaced. Karena dimensi modularisation dengan standar dan interface, komponen besar KD Kelantan dapat dengan cepat diinstal, dihapus, ditukar atau diganti. This allows dimension flexibility for upgrading or modernisation, time and cost saving, maintenance and repair within a significantly shorter period. Hal ini memungkinkan dimensi fleksibilitas untuk upgrade atau modernisasi, menghemat waktu dan biaya, pemeliharaan dan perbaikan signifikan dalam periode pendek. The modularity concept technique enables BN Shipyard to undertake parallel construction of the ship platform and the modular payload concurrently. Konsep modularitas teknik yang memungkinkan BN Shipyard untuk melakukan pembangunan paralel kapal modular platform dan payload secara bersamaan. In the final outfitting phase of a ship, the already tested modules are forwarded to the shipyard, installed on board and connected to the vessel's respective service systems within just a few days. Pada akhir tahap perlengkapan kapal, yang sudah diuji modul akan diteruskan ke galangan kapal, yang terpasang pada papan dan terhubung ke kapal sistem pelayanan masing-masing hanya dalam beberapa hari.
Plans called for 2 Scorpene submarines & 1 Agosta 70B from Armaris of France to be delivered in 2008 The Malaysian Scorpene submarine program reached a milestone in March 2007 when a joining ceremony was held in Cherbourg, France to commemorate the joining of the fore and aft sections of the first Scorpene submarine built for the Malaysian Navy. Rencana memanggil untuk 2 Scorpene kapal selam & 1 Agosta 70B dari Armaris dari Perancis dan akan dikirim pada 2008 program kapal selam Scorpene Malaysia mencapai suatu tonggak Maret 2007 ketika bergabung dengan upacara diadakan di Cherbourg, Prancis untuk memperingati bergabung dari bagian depan dan belakang dari kapal selam Scorpene pertama dibangun untuk Angkatan Laut Malaysia. According to plan, DCNS in Cherbourg will be in charge of building two fore sections while Navantia will be in charge building the two aft sections in Cartagena, Spain. Menurut rencana, dalam Cherbourg DCNS akan bertanggung jawab membangun dua bagian sementara Navantia kedepan akan bertanggung jawab membangun dua bagian buritan di Cartagena, Spanyol. The two submarines were expected to arrive in Malaysia by 2009. Kedua kapal selam itu diperkirakan tiba di Malaysia pada tahun 2009. The submarines, upon commissioning, were known as KD Tunku Abdul Rahman and KD Tun Abdul Razak. Kapal-kapal selam, setelah commissioning, yang dikenal sebagai KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak.
The country's second Scorpene submarine was named and launched by the Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah on 09 October 2008 at a ceremony witnessed by Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin at the Navantia Naval shipyard. Kedua negara itu dinamai kapal selam Scorpene dan diluncurkan oleh Raja Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah on 09 Oktober 2008 di suatu upacara yang disaksikan oleh Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin di galangan kapal Naval Navantia. Deputy Defence Minister Datuk Wira Abu Seman Yusop, armed forces chief Gen Tan Sri Abdul Aziz Zainal, navy officials and shipyard workers were among those who gathered to celebrate the launching of the 67.5-metre diesel-powered submarine, KD Tun Razak. Wakil Menteri Pertahanan Datuk Wira Abu Seman Yusop, kepala angkatan bersenjata Jenderal Tan Sri Abdul Aziz Zainal, para pejabat angkatan laut dan pekerja galangan kapal di antara orang-orang yang berkumpul untuk merayakan peluncuran 67,5 meter kapal selam bertenaga diesel, KD Tun Razak.
The KD Tun Razak, like the country's first submarine, KD Tunku Abdul Rahman, was built by DCNS of France and Navantia of Spain. The KD Tun Razak, seperti kapal selam pertama negara itu, KD Tunku Abdul Rahman, dibangun oleh DCNS dari Perancis dan Navantia dari Spanyol. KD Tun Razak will enter service in March, 2010. KD Tun Razak akan memasuki layanan pada bulan Maret 2010. The submarine was named after the country's second prime minister, Tun Abdul Razak Hussein, in recognition of his contribution to the country. Kapal selam diberi nama setelah kedua negara perdana menteri, Tun Abdul Razak Hussein, sebagai pengakuan atas kontribusi kepada negara. The first submarine, KD Tunku Abdul Rahman, is named after Malaysia's first prime minister. Kapal selam pertama, KD Tunku Abdul Rahman, diberi nama setelah Malaysia perdana menteri pertama. Both submarines can undertake a wide range of missions, including naval blockades, information-gathering and landing or retrieval of commandos. Kedua kapal selam dapat melakukan berbagai misi, termasuk blokade laut, pengumpulan-informasi dan pendaratan atau perolehan kembali komando.
They can operate alone or in combination with air and sea forces. Mereka dapat beroperasi sendiri atau dalam kombinasi dengan kekuatan udara dan laut. The new generation diesel-powered Scorpene has been hailed as a benchmark in the world conventional submarine market. Generasi baru mesin diesel Scorpene telah dikatakan sebagai patokan dalam dunia pasar kapal selam konvensional. It is capable of operating in coastal waters and the high seas. Hal ini mampu beroperasi di perairan pesisir dan laut yang tinggi. It is armed with wire-guided torpedoes and Exocet SM39 sub-launched, anti-surface-ship missiles. Ini dipersenjatai dengan torpedo berpemandu kawat dan sub-SM39 Exocet diluncurkan, anti-kapal permukaan rudal. Malaysia is the second customer for the vessel after Chile, while India is acquiring it under a slightly different deal since it is building it in its own dockyard under licence. Malaysia adalah untuk pelanggan kedua kapal setelah Chile, sementara India adalah memperoleh di bawah kesepakatan yang sedikit berbeda karena merupakan bangunan di galangan sendiri di bawah lisensi. Both submarines will be based at the naval base in Kota Kinabalu, Sabah. The Scorpenes can operate at depths of 350m for 40 days, making them suitable for deployment in the South China Sea and the Straits of Malacca. The Scorpenes dapat beroperasi pada kedalaman 350m selama 40 hari, membuat mereka cocok untuk ditempatkan di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. They are manned by a crew of 31. Mereka diawaki oleh awak 31.
In his speech, Deputy Defence Minister Datuk Wira Abu Seman Yusop said the Scorpene submarines would strengthen the RMN's capability in undertaking the many challenging tasks facing it. Dalam sambutannya, Wakil Menteri Pertahanan Datuk Wira Abu Seman Yusop mengatakan, kapal selam Scorpene akan memperkuat kemampuan RMN dalam melaksanakan banyak tugas-tugas menantang menghadapinya. He said it would not only protect the country's shores but also the underwater assets. Dia mengatakan tidak hanya akan melindungi negara pantai, tetapi juga aset di bawah air. "Malaysia is essentially a maritime nation. Given its geographical setting, it is inevitable that Malaysia's national interest and security concerns are closely related and associated with the sea." "Malaysia pada dasarnya adalah bangsa maritim. Mengingat latar geografisnya, itu tidak dapat dihindarkan bahwa Malaysia kepentingan nasional dan keamanan sangat erat terkait dan berhubungan dengan laut." He said the country's maritime area was about twice its land mass area. Dia mengatakan negara wilayah maritim sekitar dua kali luas daratan. "Within this span of water lies rich maritime resources and minerals that increasingly contribute to the country's economy." "Dalam rentang ini terletak air maritim yang kaya sumber daya dan mineral yang semakin berkontribusi terhadap perekonomian negara." He pointed out that more than 90 per cent of the country's domestic and international trade was dependent on sea transportation. Dia menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen dari dalam negeri dan perdagangan internasional tergantung pada transportasi laut. "On the seabed lies underwater piping that transport our oil and gas ashore, as well as cables that link major international communication networks," he said. "Di dasar laut terletak di bawah air pipa yang mengangkut minyak dan gas kita ke pantai, serta kabel yang menghubungkan jaringan komunikasi internasional," katanya.
On 27 January 2009 DCNS delivered the Royal Malaysian Navy's first-ever submarine. Pada tanggal 27 Januari 2009 DCNS menyampaikan Angkatan Laut Kerajaan Malaysia pernah pertama-kapal selam. This on-time delivery follows Malaysia's decision to set up a submarine force comprising two Scorpene-type conventional-propulsion boats. Ini pengiriman tepat waktu mengikuti keputusan Malaysia untuk mendirikan sebuah kekuatan kapal selam Scorpene yang terdiri dari dua jenis konvensional-propulsi kapal. The Royal Malaysian Navy took formal delivery of Scorpene submarine KD Tunku Abdul Rahman at the official handover in Toulon. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia mengambil pengiriman resmi kapal selam Scorpene KD Tunku Abdul Rahman pada penyerahan resmi di Toulon. The guests of honour included RMN Chief of Staff Admiral Dato'Sri Aziz Hj Jaafar. Para tamu kehormatan termasuk Kepala Staf RMN Laksamana Dato'Sri Aziz Jaafar Hj. KD Tunku Abdul Rahman is the first of two Scorpene submarines ordered by Malaysia in June 2002 and developed jointly by DCNS and Spanish naval shipbuilder Navantia. KD Tunku Abdul Rahman adalah yang pertama dari dua kapal selam Scorpene diperintahkan oleh Malaysia pada Juni 2002 dan dikembangkan bersama oleh DCNS dan pembuat kapal angkatan laut Spanyol Navantia. In addition to the submarines proper, the contract calls for associated logistics and training. Di samping kapal selam yang tepat, kontrak yang terkait panggilan untuk logistik dan pelatihan. This major milestone for the RMN followed the completion, in late December 2008, of KD Tunku Abdul Rahman's final sea trials demonstrating remarkable operational and combat system capabilities. Ini tonggak utama untuk mengikuti RMN selesai, pada akhir Desember 2008, dari KD Tunku Abdul Rahman laut akhir persidangan menunjukkan luar biasa sistem operasional dan kemampuan tempur. These trials included successful firings of Black Shark heavyweight torpedoes and missiles. Persidangan ini termasuk sukses pemecatan dari kelas berat Black Shark torpedo dan rudal. KD Tunku Abdul Rahman was scheduled to arrive in Malaysia early in the second half of 2009. KD Tunku Abdul Rahman dijadwalkan tiba di Malaysia pada awal semester kedua tahun 2009. The second of the series, KD Tun Razak, was scheduled for delivery in late 2009. Kedua dari seri, KD Tun Razak, dijadwalkan untuk pengiriman pada akhir tahun 2009.
The Royal Malaysian Navy (RMN) wants an organic maritime patrol and reconnaissance capability. Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) menginginkan organik patroli maritim dan pengintaian kemampuan. This role is currently provided by four Raytheon Beechcraft Super King Air B200Ts acquired in 1994. Peran ini saat ini disediakan oleh empat Raytheon Beechcraft Super King Air B200Ts diperoleh pada tahun 1994. Given the requirement to better patrol the Malacca Straits against piracy and smuggling, the RMN has examined offers from Lockheed Martin, Northrop Grumman, Saab/Embraer and EADS. Mengingat persyaratan untuk lebih berpatroli di Selat Malaka melawan pembajakan dan penyelundupan, yang telah memeriksa RMN penawaran dari Lockheed Martin, Northrop Grumman, Saab / Embraer dan EADS. Malaysia has identified a requirement for three to four platforms. Malaysia telah mengidentifikasi kebutuhan selama tiga hingga empat platform.
The Navy had plans to buy 12 Eurocopter EC-725 worth RM1.607 billion, to replace the ageing fleet of Sikorsky S61-A4 Nuri. Angkatan Laut berencana membeli 12 Eurocopter EC-725 senilai RM1.607 miliar, untuk menggantikan armada penuaan Sikorsky S61-A4 Nuri. However, the purchase was postponed on 28 October 2008 because the government had to focus on projects that were more beneficial to the people. Namun, pembelian itu ditunda pada tanggal 28 Oktober 2008 karena pemerintah harus fokus pada proyek-proyek yang lebih bermanfaat bagi rakyat. The EC-725 aircraft was chosen because the model was an upgrade from the AS532 Cougar helicopter and had made its first flight in 2000 to fulfil French Air Force Combat Search and Rescue (CSAR) requirements. EC-725 pesawat ini dipilih karena model itu upgrade dari AS532 Cougar helikopter dan telah melakukan penerbangan pertama pada tahun 2000 untuk memenuhi Angkatan Udara Perancis Combat Search and Rescue (CSAR) persyaratan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ???????