Kamis, September 30, 2010
Ooh Teror balas dendam
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat masalah terorisme yang juga mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas menyebut peledakan bom rakitan yang dibawa dengan sepeda di Kalimalang, Bekasi, merupakan modus baru.
"Peledakannya modus lama, hanya pelaku dengan menggunakan sepeda `onthel` saja yang modusnya baru," kata Nasir saat dihubungi melalui telepon selular di Jakarta, Kamis.
Nasir menuturkan, pelaku biasanya melakukan peledakan bom dengan membawanya dalam tas atau sebuah mobil.
Insiden peledakan bom dengan menggunakan tas dan mobil beberapa kali terjadi di Indonesia, lanjut Nasir.
Namun demikian, mantan pimpinan JI Asia Tenggara itu menyatakan peledakan pelaku tunggal kerap terjadi di wilayah Indonesia, khususnya di Poso, Sulawesi Tengah dan Ambon.
"Pelaku tunggal biasanya membawa bom rakitan yang mudah dan simpel," tuturnya.
Pernyataan Nasir itu terkait dengan peledakan yang diduga bom rakitan yang mengandung karbit, mesiu dan paku ukuran 5 sentimeter dan 7 sentimeter di Jalan Kalimalang, Pasar Sumber Artha, Kota Bekasi, Kamis (30/9) sekitar pukul 08.00 WIB.
Polri menduga korban sekaligus pelaku peledakan yang menggunakan sepeda "onthel" itu berinisial AH dengan target anggota kepolisian.
AH yang membawa bom rakitan diduga menjatuhkan diri dari sepedanya setelah bertemu salah satu polisi lalu lintas.
Nasir memperkirakan, AH kemungkinan berperan sebagai eksekutor dan bagian dari kelompok yang ingin meneror pihak kepolisian.Hasil pemeriksaan sementara Markas Besar Kepolisian menyimpulkan bom yang meledak di Pasar Sumber Artha, Kalimalang, Jakarta Timur, adalah bom rakitan. “Penyidik sedang mencari ciri khas dari bom rakitan itu,” kata Kepala Divisi Humas Markas Inspektur Jenderal Iskandar Hasan kepada wartawan, Kamis (30/9).
Menurut dia, ciri khas dari bom itu dapat menandakan asal bom itu dari mana. Dan siapa perakitnya. Setiap bom yang ditemukan Detasemen Khusus 88 Anti Teror, biasanya meninggalkan ciri khusus.
Dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian, Jatiwarna, Bekasi, bom tersebut terbuat dari campuran mesiu dan karbit. Selain itu polisi menemukan 50 buah paku berukuran 4 sentimeter, tali rafia, pipa paralon, kaleng bekas kemasan pembasmi nyamuk, korek api, dan botol air minuman mineral. Di saku pelaku ditemukan uang Rp 3 ribu.
“Ditemukan pula kertas berisi pesan jihad,” kata Iskandar. Namun tak disebutkan apa isi pesan itu. Masih diteliti juga apakah pelaku memang menargetkan ledakan di pospol yang dekat di lokasi kejadian. “Ini menandakan peringatan kepada polisi dan TNI,” ujarnya. Polisi belum memastikan motif bom Kalimalang, namun dua lembar surat yang ditemukan di kantong celana pelaku menunjukkan bahwa aksi tersebut sebagai serangan balik terhadap polisi.
Surat tersebut ditulis tangan pada kertas bergaris yang disobek. Lembar pertama isinya, "Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, menghukum mati, dan menahan mujahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini."
Kemudian isi surat lembaran kedua, "Bom sahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir, kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia."
Surat bernada aksi balas dendam terhadap Polri yang belakangan aktif memburu jaringan teroris di sejumlah daerah di Indoensia itu diamankan penyidik Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi. Surat tersebut disimpan bersama sejumlah barang bukti lainnya. Jumlah keseluruhan barang bukti yang diamankan dari lokasi ledakan ada sembilan item.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ???????