Rabu, Januari 14, 2009

KHUSUS PEMINAT / PENGAMAT INTELEJEN

Siklus intelejen:tahapan kerjaan sang intelijen

Dua tindakan utama yang dilakukan intelijen, yakni pengumpulan dan analisa, harus dilihat dari sudut pandang yang lebih luas yakni yang menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut dengan kebutuhan pembuat keputusan dan penggunaan dari produk intelijen yang sudah rampung. Ini dilakukan melalui konsep siklus intelijen yakni suatu proses dimana informasi didapatkan, diubah menjadi produk intelijen dan dibuat disajikan kepada pembuat kebijakan.

Siklus intelijen umumnya terdiri dari lima langkah: (1) perencanaan dan pengarahan; (2) pengumpulan; (3) pengolahan; (4) produksi dan analisa: dan (5) penyebaran.
(1) Perencanaan dan pengarahan mencakup pengelolaan seluruh usaha intelijen, mulai dari identifikasi kebutuhan data yang disimpulkan dari penilaian tentang ancaman atau daftar prioritas dari isu strategis dan kebijakan yang sampai sekarang belum dipecahkan, memutuskan negara atau kelompok mana di dalam dan di luar negeri yang harus dpantau oleh intelijen, sampai dengan penyajian produk intelijen kepada pengguna. Keseluruhan proses ini diawali dari permintaan atau kebutuhan atas intelijen mengenai subyek tertentu berdasarkan kebutuhan dari pengguna apakah itu presiden, perdana menteri, dewan keamanan nasional, menteri atau badan pemerintahan lainnya. Dalam berbagai kasus, permintaan dan kebutuhan sudah terlembaga.
(2) Pengumpulan melibatkan pengumpulan data mentah yang diolah menjadi produk intelijen. Proses pengumpulan mencakup sumber terbuka, sumber rahasia, seperti agen dan pembelot yang memberikan informasi yang tidak dapat didapatkan dengan cara atau metode pengumpulan lainnya.
(3) Pengolahan berkenaan dengan pengubahan sejumlah besar informasi yang masuk ke dalam sistem menjadi produk intelijen akhir, seperti penerjemahan bahasa dan pemaknaan sandi. Informasi yang tidak langsung diserahkan kepada analist dipilah dan disimpan dalam komputer agar sewaktu-waktu dengan mudah dapat digunakan kembali. Dengan demikian pengolahan mengacu pada pemilahan berdasarkan subyek dan juga pengurangan data, serta penafsiran dari informasi yang disimpan dalam film dan pita melalui penggunaan proses fotografi dan elektronik lanjutan.
(4) Produksi dan analisa mengacu pada pengubahan informasi dasar menjadi intelijen akhir. Ini mencakup integrasi, evaluasi dan analisa semua data yang tersedia dan penyiapan beragam produk intelijen. Produk atau perkiraan semacam itu dapat disajikan sebagai briefing, laporan singkat atau uraian yang lebih panjang. Intelijen mentah, yang dikumpulkan sering kali terpisah-pisah dan terkadang saling bertentangan, sehingga membutuhkan ahli khusus untuk menentukan arti dan pengaruhnya. Jadi, analisa yang baik bergantung pada penggabungan berbagai pemikiran terbaik untuk mengevaluasi kejadian dan kondisi, menggunakan rangkaian pengetahuan publik maupun rahasia yang didapatkan dari musuh. Subyek-subyek yang terkait dapat mencakup kejadian, kemampuan atau perkembangan masa depan yang mungkin terjadi, atau berbagai wilayah dan masalah atau tokoh-tokoh dalam berbagai konteks, apakah itu politik, geografis, ekonomi, keilmuan, militer atau biografis.
(5) Penyebaran, langkah terakhir dari siklus ini, yang mencakup penanganan dan distribusi intelijen akhir kepada pengguna intelijen, yakni pembuat kebijakan yang sama yang kebutuhannnya telah memicu jalannya siklus pada awalnya. Ini merupakan tahap yang penuh dengan kemungkinan akan terjadinya kesalahan. Informasi yang tersaji harus memiliki lima karakter penting agar dapat berguna: relevansi, tepat waktu, akurat, cakupan, dan murni- artinya informasi tersebut bebas dari manipulasi politik (informasi yang salah, propaganda, penipuan, dll.).

Dua frasa yang seringkali diabaikan dalam proses ini: penggunaan dan umpan balik. Isu-ius penting termasuk bagaimana dan dalam bentuk apa, pembuat kebijakan menggunakan intelijen dan sampai sejauh mana intelijen tersebut digunakan. Hubungan dengan para pembuat kebijakan harusnya aktif dan bukannya pasif. Namun objektifitas membutuhkan jarak tertentu dan kemauan untuk menimbang semua variabel – bukan hanya yang dianggap penting oleh analist atau penggunanya pada masa lalu. Walaupun umpan balik tidak dilakukan sesering yang diinginkan oleh badan intelijen, suatu dialog antara pengguna dan produsen intelijen harus terjadi setelah intelijen tersebut diterima.

Jadi pembuat kebijakan harus memberikan penjelasan kepada pengguna apakah kebutuhan mereka telah dipenuhi dengan baik serta mendiskusikan penyesuaian yang mungkin dibutuhkan dalam bagian manapun dari proses tersebut. Sebagaimana model pada umumnya, gambaran siklus intelijen ini merupakan penyederhanaan dari apa yang terjadi di dunia nyata. Syarat-syarat tertentu dapat menjadi ketentuan. Pembuat kebijakan jarang mau untuk menspesifikasi rincian informasi. Melainkan, mereka akan mengindikasikan suatu keinginan akan laporan tentang situasi atau perkembangan tertentu, dan membiarkan tanggung jawab untuk menentukan bagaimana informasi yang dibutuhkan akan didapatkan guna menyiapkan laporan semacam itu kepada badan intelijen.

Lebih jauh lagi, badan intelijen pasti memiliki kebutuhan internal untuk mendapatkan informasi guna memastikan keberlangsungan operasi mereka: yaitu intelijen yang akan berguna dalam operasi potensial di masa depan atau yang terkait dengan kontra intelijen dan keamanan. Penyebaran adalah aspek sikus intelijen yang paling sulit untuk ditangani secara tepat.

Berbagi intelijen, bahkan dalam suatu pemerintahan, adalah sulit karena kebutuhan untuk merahasiakan metode dan sumber intelijen tersebut. Namun menyebarkan intelijen ke sebanyak mungkin pejabat yang bertanggung jawab adalah penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan yang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ???????

Pengikut dari 5 benua

Arsip Blog